Anda di halaman 1dari 11

FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.

0
E-ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

PENERAPAN LITERASI DIGITAL PADA PEMBELAJARAN IPA


DALAM MENGHADAPI KESIAPAN PENDIDIKAN DI ERA SOCIETY
5.0

Devi Ariastika
Jurusan Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan
ariastikadevi@yahoo.com

ABSTRAK
Pada era Society 5.0, literasi merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
yang berpusat pada manusia yang berkolaborasi dengan system teknologi.Salah satu literasi yang penting di era ini
adalah literasi digital.Penerapan literasi digital bisa dilakukan melalui pembelajaran IPA dalam kesiapan era society
5.0.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan literasi digital pada pembelajaran IPA dalam menghadapi
kesiapan pendidikan di era society 5.0.Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan studi
kepustakaan(library study).Pengumpulan dan penelaahan referensimelalui berbagai literatur yang berkaitan dengan
literasi digital dan pembelajaran IPA. Hasil penelitian menyatakan bahwa literasi digital dapat dikembangkan
melalui pembelajaran IPA dengan berbagai cara misalnya mengarahkan siswa untuk mencari sumber informasi
dalam bentuk digital yang berkaitan IPA dan mengajarkan siswa untuk menggunakan aplikasi belajar IPA secara
daring. Dalam penerapan literasi digital guru berperan sebagai pengembang, pengguna sistem digital, pelatih dan
fasilitator.Penerapan literasi digital juga mendukung pengembangan nilai karakter peserta didik.Pada bidang
pendidikan di era society 5.0 bisa jadi siswa atau mahasiswa dalam proses pembelajarannya langsung berhadapan
dengan robot yang khusus dirancang untuk menggantikan pendidik atau dikendalikan oleh pendidik dari jarak
jauh.Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh dunia pendidikan di Indonesia untuk menghadapi society 5.0 yaitu
dengan melihat infrastruktur yang ada di Indonesia, pengembangan SDM, menyinkronkan pendidikan dan industri
dan penggunaan teknologi sebagai alat kegiatan belajar mengajar.

Kata Kunci: Literasi, Digital, Pembelajaran IPA, Society 5.0

ABSTRACT
In the era of Society 5.0, literacy is the main need for every human being to fulfill the needs of his human-centered
life in collaboration with technological systems.One of the important literacy in this era is digital literacy.The
application of digital literacy can be done through science learning in readiness for the era of society 5.0.This study
aims to determine the application of digital literacy in science learning in the face of educational readiness in the
era of society 5.0.The method used in this research is a library study.Collection and review of references through
various literatures related to digital literacy and science learning.The results of the study stated that digital literacy
can be developed through science learning in various ways, for example directing students to find sources of
information in digital form related to science and teaching students to use online science learning applications.In
the application of digital literacy, teachers act as developers, users of digital systems, trainers and facilitators.The
application of digital literacy also supports the development of student character values.In the field of education in
the era of society 5.0, it is possible for students or students in the learning process to directly deal with robots that
are specifically designed to replace educators or are controlled by educators remotely.There are several ways that
education in Indonesia can do to face society 5.0, namely by looking at the existing infrastructure in Indonesia,
developing human resources, synchronizing education and industry and using technology as a tool for teaching and
learning activities.

Keywords:Literacy, Digital, Science Learning, Society 5.0

132
FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0
E-ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

133
FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0 E-
ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

PENDAHULUAN dengan cepat terhadap perkembangantersebut agar


Saat ini dunia menghadapi masa era society bisa menjadi ‘pemenang”.
5.0 yang memiliki banyak tantangan dan Pada era Society 5.0, literasi merupakan
perubahan. Era ini didefinisikan sebagai era kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk
konsep teknologi masyarakat yang berpusat pada memenuhi kebutuhan hidupnya (Anggraeni, et al,
manusia yang berkolaborasi dengan system 2019, p.190).Salah satu literasi yang penting
teknologi (Artificial Intelligent dan Internet of dikembangkan di era Society 5.0 adalah literasi
Things) untuk menyelesaikan masalah sosial yang digital. Literasi digital merupakan ketertarikan,
terintegrasi dalam dunia maya dan dunia nyata sikap dan kemampuan individu dalam
(Rouf, 2019, p.910). Era super smart society menggunakan teknologi digital dan alat
(society 5.0) sendiri diperkenalkan oleh komunikasi untuk mengakses, mengelola,
Pemerintah Jepang pada tahun 2019 yang dibuat mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi
sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat informasi, membangun pengetahuan baru,
revolusi industry 4.0, yang menyebabkan membuat dan berkomunikasi dengan orang lain
ketidakpastian yang kompleks dan ambigu. agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam
Dikhawatirkan invansi tersebut dapat menggerus masyarakat (Setyaningsih, et al, 2019, p.1203).
nilai-nilai karakter kemanusiaan yang Terdapat dua alasan terkait pentingnya literasi
dipertahankan selama ini. Konsep Society 5.0 ini digital dikembangkan di era Society 5.0.Pertama,
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konsep di era Society 5.0 informasi dapat diperoleh dalam
yang dikembangkan di berbagai tempat, misalnya waktu yang cepat dan sudah terdigitalisasi dan
di Eropa disebut dengan revolusi industri 4.0, terkomputasi oleh kemajuan teknologi (Anggraeni
Asia menggunakan istilah smart cities dan et al., 2019, p.191).Kedua, tantangan di era ini
Amerika Utara menggunakan istilah industrial adalah penyalahgunaan big data dan tingginya
internet (Hendarsyah, 2019, p.176). Society 5.0 cyber crime yang dapat mengganggu kestabilan
akan berdampak pada semua aspek kehidupan sosial di masyarakat sehingga diperlukan
mulai dari kesehatan, tata kota, transportasi, kompetensi literasi digital untuk menjaga
pertanian, industri dan pendidikan (Undang- stabilitas sosial di masyarakat (Istiqomah, 2018,
Undang Republik Indonesia Tentang Sistem p.10).
Pendidikan Nasional). Pada era ini, penguasaan Saat ini pendidikan di Indonesia memasuki
sistem teknologi virtual dan nyata akan menjadi era 4.0.Trand pendidikan Indonesia saat ini yaitu
tolok ukur kemajuan seorang individu dan sebuah online learning (Ahmad, 2018) yang
bangsa. Perkembangan teknologi dan informasi menggunakan internet sebagai penghubung antara
sangat pesat dan tak terprediksi. Oleh karena itu, pengajar dan murid.Perkembangan teknologi
setiap individu diharapkan mampu beradaptasi rupanya menjadi peluang bisnis dibidang
pendidikan dengan mendirikan bimbel berbasis

134
FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0 E-
ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

online (Syarizka, 2019). Selain itu perkembangan Peran guru atau pengajar dalam era
teknologi juga mengubah tatanan pendidikan di Revolusi Industri 4.0 harus diwaspadai, para
Indonesia sebagai contohnya 1) sejak tahun 2013 pendidik tidak boleh hanya menitik beratkan
sistem ujian nasional berubah dari paper based tugasnya hanya dalam transfer ilmu, namun lebih
test menjadi online based test (Pakpahan, 2016), menekankan pendidikan karakter, moral dan
2) sistem penerimaan peserta didik baru dari keteladanan. Hal ini dikarenakan transfer ilmu
tingkat SD sampai dengan tingkat Universitas di dapat digantikan oleh teknologi namun, penerapan
Indonesia sudah dilakukan secara online baik dari softskill dan hardskill tidak bisa digantikan
pendaftaran sampai dengan pengumuman dengan alat dan teknologi secanggih apapun
penerimaan (Daulay, 2019). (Risdianto, 2019). Dengan lahirnya society 5.0
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada diharapkan dapat membuat teknologi dibidang
hakekatnya dipandang sebagai produk, proses dan pendidikan yang tidak merubah peran guru
prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ataupun pengajar dalam mengajarkan pendidikan
ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan moral dan keteladanan bagi para peserta didik.
tentang alam maupun untuk menemukan Tujuan penulisan ini yaitu untuk
pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan mengetahui penerapan literasi digital pada
sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang pembelajaran IPA dalam menghadapi kesiapan
diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah pendidikan di era society 5.0.
ataupun bahan bacaan untuk penyebaran
pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan METODE PENELITIAN
adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk Metode yang digunakan dalam penelitian
mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang ini adalah metode library Study (Studi
lazim disebut metode ilmiah (Trianto, 2010, Kepustakaan) dengan pendekatan kualitatif.Studi
p.110). Oleh karena itu, pembelajaran IPA kepustakaan merupakan studi yang dilakukan oleh
hendaknya mengakomodasi kegiatan ilmiah. penulis untuk mencari dasar pijakan serta
Dalam kegiatan ilmiah tersebut, tentunya memperoleh dan membangun landasan teori,
diperlukan proses eksplorasi informasi mengenai kerangka berpikir dan menentukan dugaan
perkembangan produk-produk IPA. Informasi sementara (Darmadi, 2011). Data yang
tentang perkembangan produk IPA saat ini dikumpulkan adalah data sekunder.Peneliti
tersedia dalam bentuk digital dan dapat diakses mengeksplorasi berbagai literatur seperti buku,
secara luas melalui internet. Dengan demikian, jurnal dan sumber lainnya yang berkaitan dengan
dapat dinyatakan bahwa kompetensi literasi literasi digital, pembelajaran IPA dan era society
digital sangat dibutuhkan untuk mensukseskan 5.0.Data tersebut kemudian dianalisis dengan
proses pembelajaran IPA. teknik analisis isi.Teknis analisis isi adalah

135
FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0 E-
ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

analisis ilmiah terhadap isi suatu pesan atau Pembelajaran IPA di Indonesia menurut
literatur (Supadmini, et al, 2020, p.79). Kurikulum 2013 dilangsungkan pada jenjang
sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama
HASIL DAN PEMBAHASAN (SMP) serta sekolah menengah atas dan kejuruan
Hakikat IPA (SMA/SMK). Di jenjang SD, pembelajaran IPA
Pada hakekatnya, IPA dipandang sebagai terintegrasi dengan pelajaran tematik pada kelas
proses, sebagai produk dan sebagai aplikasi. IV – VI. Pada jenjang SMP, pembelajaran IPA
Sebagai proses, IPA diartikan semua kegiatan mendapat alokasi waktu 5 jam pelajaran per
ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan minggunya sedangkan pada jenjang SMA
tentang alam maupun untuk menemukan pembelajaran IPA dilakukan secara terpisah yaitu
pengetahuan baru. Sebagai produk, IPA diartikan berupa pelajaran Biologi, Fisika dan Kimia
sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang (Wijaya, 2018, p.30). Jika direnungkan, maka
diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah pembelajaran IPA hendaknya mengakomodasi
ataupun bahan bacaan untuk penyebaran hakekat IPA yaitu sebagai produk, proses dan
pengetahuan. Sebagai aplikasi, teori-teori IPA sikap. Pembelajaran IPA hendaknya dilakukan
akan melahirkan teknologi yang dapat memberi dengan pendekatan konsep, pendekatan
kemudahan bagi kehidupan (Trianto, 2010, keterampilan proses sains dan pendekatan
p.110). lingkungan (Susiwi, 2007, p.6). Pendekatan
Ada tiga komponen yang menjadi batasan konsep bertujuan agar siswa memahami konsep
dalam sains yaitu : 1) kumpulan konsep, prinsip, IPA secara utuh dan bisa menerapkannya dalam
teori dan hukum ; 2) proses ilmiah dan 3) sikap kehidupan sehari-hari. Pendekatan keterampilan
kerja keras, jujur, keteguhan hati dan rasa ingin proses sains dilakukan untuk melatih aspek
tahu tentang fenomena alam. Ketiga komponen psikomotor siswa dalam bidang IPA misalnya
tersebut harus dimiliki oleh setiap individu agar mengamati, berhipotesis, merancang percobaan
bisa disebut sebagai saintis (Mariana & Praginda, memprediksi dan menyimpulkan. Pendekatan
2009, p.19). Seorang saintis dalam proses lingkungan adalah proses pembelajaran IPA yang
penemuan dan pembaharuan ilmu sains melalui menggunakan lingkungan sebagai sumber dan
sebuah metode yang dikenal dengan metode media belajar.Harapannya adalahsiswa memiliki
ilmiah. Dalam metode ilmiah, seorang saintis sikap positif terhadap lingkungan.
akan menemukan masalah, memprediksi Pembelajaran IPA hendaknya beradaptasi
penyelesaian masalah, melakukan eksplorasi dan dengan perkembangan teknologi
menghasilkan kesimpulan berupa produk sains. informasi.Terdapat beberapa alasan yang
Dalam melaksanakan metode ilmiah tersebut, mendasari perlunya mengintegrasi teknologi
tentunya harus disertai dengan karakter positif informasi ke dalam kegiatan pembelajaran IPA.
misalnya jujur, kerja keras, teliti dan tekun. Alasan tersebut, yaitu : (1) dengan hadirnya

136
FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0 E-
ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran, Terdapat delapan elemen esensial dalam
maka akan terjadi pergeseran paradigma mengembangkan kemampuan literasi digital yaitu
pembelajaran yang semula pembelajaran berpusat ; a) Kultural yaitu pemahaman atau budaya para
pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pengguna sistem komputasi digital ; b) kognitif
pada siswa, (2) model pembelajaran yang yaitu kemampuan berpikir terkait isi konten
terintegrasi dengan teknologi informasi digital ; c) Konstruktif yaitu kemampuan individu
merupakan model pembelajaran yang aktif dan dalam membangun atau merancang sesuatu yang
kolaboratif dan (3) pembelajaran yang berbasis kekinian ; d) Komunikatif, yaitu kemampuan
teknologi informasi dapat meningkatkan motivasi, dalam berkomunikasi dalam jejaring digital ; e)
keterampilan dan struktur berpikir (Sutrisno, Percaya diri ; f) Kreatif yaitu kemampuan dalam
2011, p.132). Kehadiran teknologi informasi membuat sesuatu yang inovatif ; g) Kritis, yaitu
dalam pembelajaran IPA memberikan peranan kemampuan menyikapi dan mempercayai isi dari
penting yaitu sebagai ; (1) pendukung kegiatan konten digital dan h) Bertanggung jawab dalam
inkuiri melalui simulasi kegiatan praktikum kimia menggunakan konten digital (Bawden, 2001,
di laboratorium dan (2) memberikan visualisasi p.22). Terdapat tujuh tingkatan berkaitan dengan
tentang konsep kimia yang abstrak atau literasi digital yaitu sebagai berikut :
mikroskopis (Kirna, 2010, p. 214). a. Literasi Informasi : kemampuan individu untuk
mencari, menggunakan dan mengelola
Literasi Digital informasi yang tersedia dalam sistem digital.
Organisasi UNESCO mengidentifikasi b. Digital Scholarship : kemampuan individu
bahwa terdapat 7 (tujuh) literasi yang dibutuhkan untuk menggunakan sistem digital dalam
dalam abad ke-21 yaitu literasi dasar, literasi berbagai kegiatan akademik seperti penelitian
visual, literasi media, literasi komputer, literasi dan kegiatan akademik lainnya.
kultural, literasi digital dan literasi jaringan. c. Learning Skills : kemampuan individu untuk
Literasi digital merupakan kemampuan individu menggunakan sistem digital sebagai sarana
dalam memahami dan memanfaatkan informasi belajar dengan tim.
yang bersumber dari berbagai sistem komputasi d. ICT Literacy : kemampuan individu untuk
digital (Anggraeni et al., 2019, p.194).Literasi mengelola perangkat lunak yang tersedia
digital dapat ditinjau dari tiga perspektif.Pertama, dalam sistem digital.
literasi digital merupakan akuisisi dari e. Manajemen privasi : kemampuan individu
keterampilan-keterampilan yang berkembang untuk mengelola dan menjaga data pribadi nya
pada abad ke-21. Kedua, literasi digital yang disimpan dalam sistem digital.
merupakan bagian dari keterampilan f. Communication dan Collaboration :
berpikir.Ketiga merupakan ikatan erat dalam kemampuan individu untuk berkomunikasi dan
praktek dan budaya digital (Mardina, 2017, p.7).

137
FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0 E-
ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

bekerjasama dengan individu lainnya melalui contoh dari blended learning yaitu penggunaan
sistem digital. sistem learning management system pada sebuah
g. Media Literacy : kemampuan individu untuk perguruan tinggi ataupun sekolah. Sistem learning
menyaring dan memilah berbagai informasi management sistem dapat mempermudah proses
yang tersedia pada media-media digital pembelajaran karena sitem ini berjalan secara
(Stefany, et al, 2017, p.15). online jadi siswa dan pengajar tidak perlu
melakukan tatap muka secara langsung. Mereka
Penerapan Literasi Digital Melalui dapat melakukan diskusi online, ujian online, dan
Pembelajaran IPA siswa dapat mengunduh materi secara online pada
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya sistem.Sistem ini dapat diakses dimana saja dan
bahwa literasi digital dapat diterapkan melalui kapan saja.
pembelajaran IPA.Hal itu dikarenakan pada Literasi digital menunjang perkembangan
pembelajaran IPA siswa mencari berbagai sumber keterampilan IPA.Misalnya dalam menemukan
informasi untuk menemukan dan membuktikan masalah dan mengeksplorasi sumber untuk
kebenaran produk-produk IPA.Hadirnya internet pemecahan masalah memerlukan keterampilan
dan kecepatan search engine melahirkan gerakan literasi informasi, learning skills, dan media
literasi digital.Pencarian teori, konsep, praktik, literacy.Demikian halnya ketika menyimpulkan
dan jenis keilmuan apapun via intenet menjadi sebuah permasalahan, siswa diharapkan memiliki
sangat mudah dan sangat cepat. Seiring dengan salah satu kemampuan dalam aspek literasi yaitu
kecepatan pengaksesan data dan internet, communication and collaborative.Selain itu,
pemerintah Indonesia mulai tahun 2017 aspek-aspek literasi digital juga turut menunjang
mencanangkan tiga jenis literasi (salah satunya pengembangan karakter sainstis yaitu tekun dan
literasi digital) dalam menghadapi revolusi kerja keras.
industry 4.0 (Risdianto, 2019). Konsep literasi Dalam melaksanakan pembelajaran IPA
digital tidak hanya bertumpu pada “membaca” untuk pengembangan literasi digital, maka
namun juga peningkatan kemampuan untuk diperlukan peran guru. Peran guru antara lain
menganalisis dan menggunakan informasi- sebagai :
informasi digital yang diperoleh (Aoun, 2017) a. Sebagai pengembang. Guru diharapkan
untuk keperluan yang benar, menghindari hoax, mampu merancang pembelajaran yang
dll.Dalam hal Pembelajaran di era revolusi melatih siswa untuk berinteraksi dengan
industri 4.0, para pendidik dapat menerapkan sistem digital sehingga bisa mengasah literasi
model hybrid/blended learning.Blended learning digital siswa.
adalah metode yang menggabungkan b. Sebagai pengguna sistem digital. Guru
pembelajaran tatap muka dikelas dengan sebelum mengajar menggunakan sistem
pembelajaran online (Wilson, 2015). Sebagai digital. Tentunya harus menggunakan dan

138
FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0 E-
ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

mempelajari terlebih dahulu sistem digital


yang akan digunakan. Society 5.0 dapat diartikan sebagai sebuah
c. Sebagai pelatih. Guru diharapkan mampu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia
melatih siswa menggunakan sistem digital yang dan berbasis teknologi.
bermanfaat untuk proses pembelajaran siswa.
d. Sebagai fasilitator. Guru harus mampu
memfasilitasi siswa mengalami kesulitan dalam
belajar menggunakan sistem digital .
Literasi digital dapat dikembangkan pula
nilai-nilai karakter bangsa. Saat ini pemerintah
telah mencetuskan sebanyak delapan belas nilai
karakter yang wajib ditanamkan kepada peserta Gambar. 2 Perubahan menuju society
didik yaitu religius, gemar membaca, peduli 5.0(Government, 2018)
lingkungan, jujur, kreatif, demokratis, mandiri,
disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, cinta tanah Dalam era society 5.0 masyarakat
air, semangat kebangsaan, bersahabat, cinta dihadapkan dengan teknologi yang
damai, peduli sosial, tanggung jawab, toleransi memungkinkan pengaksesan dalam ruang maya
dan menghargai prestasi. yang terasa seperti ruang fisik.Dalam teknologi
society 5.0 AI berbasis big data dan robot untuk
URGENSI SOCIETY 5.0 melakukan atau mendukung pekerjaan manusia.
Society 5.0 menjadi konsep tatanan Berbeda dengan revolusi industry 4.0 yang lebih
kehidupan yang baru bagi masyarakat. Melalui menekankan pada bisnis saja, namun dengan
konsep society 5.0 kehidupan masyarakat teknologi era society 5.0 tercipta sebuah nilai baru
diharapkan akan lebih nyaman dan berkelanjutan. yang akan menghilangkan kesenjangan sosial,
Orang–orang akan disediakan produk dan layanan usia, jenis kelamin, bahasa dan menyediakan
dalam jumlah dan pada waktu yang dibutuhkan. produk serta layanan yang dirancang khusus
untuk beragam kebutuhan individu dan kebutuhan
banyak orang.
Hal yang menjadi prinsip dasar dalam
society 5.0 adalah keseimbangan dalam
perkembangan bisnis dan ekonomi dengan
lingkungan sosial. Dengan teknologi pada era
society 5.0, masalah yang tercipta pada revolusi
Gambar. 1 Ilustrasi Society 5.0 industri 4.0 (berkurangnya sosialisasi antar
(Government, 2018) masyarakat, lapangan pekerjaan, dan dampak

139
FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0 E-
ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

instrialisasi lainnya) akan berkurang agar pembangunan dan perluasan koneksi internet ke
terintegrasi dengan baik (Faruqi, 2019). semua wilayah Indonesia, karena seperti yang kita
Pemanfaatan teknologi tidak hanya sebagai alat ketahui bahwa saat ini belum semua wilayah
untuk memasyurkan kehidupan pribadi dan bisnis, Indonesia dapat terhubung dengan koneksi
namun juga harus dapat memasyurkan kehidupan internet.
antar umat. Kedua, dari segi SDM yang bertindak
Pada bidang pendidikan di era society 5.0 bisa sebagai pengajar harus memiliki keterampilan
jadi siswa atau mahasiswa dalam proses dibidang digital dan berfikir kreatif. Menurut
pembelajarannya langsung berhadapan dengan Zulkifar Alimuddin, Director of Hafecs ( Highly
robot yang khusus dirancang untuk menggantikan Functioning Education Consulting Services )
pendidik atau dikendalikan oleh pendidik dari menilai di era masyarakat 5.0 (society 5.0) guru
jarak jauh. Bukan tidak mungkin proses belajar dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam
mengajar bisa terjadi dimana saja dan kapan saja mengajar di kelas (Alimuddin, 2019).
baik itu dengan adanya pengajar ataupun tidak. Ketiga, pemerintah harus bisa
menyinkronkan antara pendidikan dan industri
Upaya yang harus Dilakukan Indonesia dalam agar nantinya lulusan dari perguruan tinggi
Menghadapi Era Society 5.0 pada Dunia maupun sekolah dapat bekerja sesuai dengan
Pendidikan bidangnya dan sesuai dengan kriteria yang
Belum selesai dengan hiruk pikuknya era dibutuhkan oleh industri sehingga nantinya dapat
revolusi industri 4.0 Indonesia dikejutkan dengan menekan angka pengangguran di Indonesia.
konsep baru yaitu society 5.0.Fokus keahlian Keempat, menerapkan teknologi sebagai alat
bidang pendidikan abad 21 saat ini meliputi kegiatan belajar – mengajar.
cretivity, critical thingking, communication dan
collaboration atau yang dikenal dengan 4Cs SIMPULAN
(Risdianto, 2019). Penerapan literasi digital bisa dilakukan
Beberapa kemampuan yang harus dimiliki melalui pembelajaran IPA dalam kesiapan era
di abad 21 ini meliputi :leadership, digital society 5.0. Hal itu dikarenakan pada
literacy, communication, emotional intelligence, pembelajaran IPA siswa melakukan penelusuran
enterpreneurship, global citizenship, problem informasi secara digital untuk menemukan,
solving, team-working. Apakah pendidikan kita mendukung atau menyanggah produk IPA. Dalam
siap untuk menghadapi society 5.0?. Beberapa penerapan literasi digital guru berperan sebagai
cara yang bisa dilakukan oleh dunia pendidikan di pengembang, pengguna sistem digital, pelatih dan
Indonesia untuk menghadapi society 5.0 yaitu fasilitator. Penerapan literasi digital juga
yang pertama dilihat dari infrastruktur, pemerintah mendukung pengembangan nilai karakter peserta
harus berusaha untuk meningkatkan pemerataan didik. Pada bidang pendidikan di era society 5.0

140
FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0 E-
ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

bisa jadi siswa atau mahasiswa dalam proses Bawden, D. 2001. Information and digital
pembelajarannya langsung berhadapan dengan literacies: a review of concepts. Journal of
robot yang khusus dirancang untuk menggantikan Documentation, 57(2), 218–259.
pendidik atau dikendalikan oleh pendidik dari Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian
jarak jauh. Beberapa cara yang bisa dilakukan Pendidikan. Bandung: Alfabeta
oleh dunia pendidikan di Indonesia untuk Daulay, A.R.2019. Efektivitas Pelaksanaan Sistem
menghadapi society 5.0 yaitu dengan melihat Informasi Aplikasi Pendidikan Penerimaan
infrastruktur yang ada di Indonesia, Peserta Didik Baru (Siap Ppdb) Online
pengembangan SDM, menyinkronkan pendidikan Dalam rangka meningkatkan Mutu
dan industri dan penggunaan teknologi sebagai Layanan Pendidikan Di SMA Negeri 2
alat kegiatan belajar mengajar. Tanjung morawa.Repositori Universitas
Muhammadiah Sumatra Utara.
DAFTAR PUSTAKA Faruqi, U. A. 2019. Survey Paper : Future Service
In Industry 5.0. Jurnal Sistem Cerdas 02
Ahmad, I. 2018. Proses PembelajaranDigital (01) , 67–79.
Dalam Era Revolusi Industri 4.0.Direktur Government, C. O. 2018.Society 5.0. Japan.
Jenderal Pembelajaran Dan Hendarsyah, D. 2019. E-Commerce di Era
Kemahasiswaan. Kemenristek Dikti. Industri 4.0 dan Society
Alimuddin, Z. 2019. Era Masyarakat 5.0 Guru 5.0.IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah
Harus Lebih Inovatif Dalam Mengajar. Ekonomi Kita, 8(2), 171–184.
Retrieved Mei 18, 2019, Istiqomah.2018. Pembelajaran dan Penilaian
FromHttps://Www.Timesindonesia.Co.Id/ High Order Thinking Skills. Surabaya:
Read/214466/20190518/165259/Zulkifar- Pustaka Media Guru.
Alimuddin-Era Masyarakat 50 Guru Harus Kirna, I. M. 2010.Pengaruh Penggunaan
Lebih Inovatif Dalam Mengajar Hypermedia dalam Pembelajaran
Anggraeni, H., Fauziyah, Y., & Fahyuni, E. F. Menggunakan Strategi Siklus Belajar
2019. Penguatan Blended Learning terhadap Pemahaman dan Aplikasi Konsep
Berbasis Literasi Digital Dalam Kimia Siswa SMP yang Memiliki Dua
Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Al- Gaya Belajar Berbeda.Universitas Negeri
Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, 9(2). Malang.
Aoun, J. 2017. Robot-Proof: Higher Education In Mardina, R. 2017. Literasi Digital Bagi Generasi
The Age Of Artificial Intelligence. Us:Mit Digital Natives.Prosiding Seminar
Press. Nasional Perpustakaan & Pustakawan
Inovatif Kreatif Di Era Digital, 340–352.

141
FORDETAK: Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0 E-
ISSN: 2828-7312
Palangka Raya, 15 Maret 2022

Surabaya: Perpustakaan Universitas Model Pendidikan Lingkungan UNESCO


Airlangga. Di Sekolah Dasar.Cetta : Jurnal Ilmu
Mariana, I. M. A., & Praginda, W. 2009.Hakekat Pendidikan, 3(1), 77–83.
IPA dan Pendidikan IPA. Bandung: Susiwi.2007. Pendekatan Pembelajaran dalam
P4TKIPA. Pembelajaran Kimia. Bandung:
Pakpahan, R. 2016. Model Ujian Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.
Berbasis Komputer: Manfaat Dan Sutrisno.2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif
Tantangan. Jurnal Pendidikan Dan Berbasis Teknologi Informasi dan
Kebudayaan, 1(1) , 19-35. Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada Press.
Risdianto, E. 2019.Akademia. Retrieved 07 2019, Syarizka, D. 2019. .Bisnis.Com.Retrieved07
19, From Https://Www. 22,2019,FromTeknologi:Https://Teknolog
Academia.Edu/38353914/Analisis P e n d i i.Bisnis.Com/Read/20190711/266/1122855
d i k a n I n d o n e s i a Di E r a Revolusi /Ruangguru Startup Pendidikan Yang Siap
Industri 4.0.Pdf Jadi Unicorn Baru.
Rouf, A. 2019. Reaktualisasi dan Kontekstualisasi Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu.
Kearifan Lokal dengan Manhaj Global: Jakarta: PT Bumi Aksara.
Upaya menjawab problematika dan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang
tantangan pendidikan di era Society 5.0 Sistem Pendidikan Nasional, UU No.20
dan Revolusi Industri 4.0. Prosiding Tahun 2003.
Seminar Nasional Pascasarjana UNNES, Wijaya, I. K. W. B. 2018. Strategi Penanaman
910–914. Semarang: Program Pascasarjana Taksonomi Pembelajaran IPA Pada Siswa
Universitas Negeri Semarang. Sekolah Dasar (SD) Untuk Membentuk
Setyaningsih, R., Abdullah, Prihantoro, E., & Generasi Literasi Sains. Adi Widya, 3(1),
Hustinawaty. 2019. Model Penguatan 30–36.
Literasi Digital Melalui Pemanfaatan E- Wilson, C. 2015. Blended Learning Models
Learning. Jurnal ASPIKOM, 3(6), 1200– Platforms Electronic Version. Retrieved
1214. 7 30, 2019, From
Stefany, S., Nurbani, & Badarrudin. 2017. Literasi Http://Www.Teachthought.
Digital Dan Pembukaan Diri: Studi Com/Technology/Blended Learning
Korelasi Penggunaan Media Sosial Pada ModelsPlatforms
Pelajar Remaja di Kota Medan.
Sosioglobal Jurnal Pemikiran Dan
Penelitian Sosiologi, 2(1), 8–31.
Supadmini, N. K., Wijaya, I. K. W. B., &
Larashanti, I. A. D. 2020. Implementasi

142

Anda mungkin juga menyukai