Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 4.0: MENCIPTAKAN WARGA


NEGARA SMART DAN GOOD CITIZEN DI ERA DIGITAL

Artikel Ini Dibuat Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Mata Kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Tugas 1 Sesi 3

Disusun Oleh:
Alfonda Natanael Sadewa
NIM. 050174883

PRODI ILMU KOMUNIKASI S1

UNIVERSITAS TERBUKA (UT)

2023
I. PENDAHULUAN
Pengaruh teknologi yang begitu cepat berdampak pada setiap aspek
kehidupan manusia termasuk dalam pendidikan (Dwistia et al., 2022; Haniza,
2019; Pratama & Sari, 2020). Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang
tidak bisa kita hindari pada zaman modern seperti saat ini, karena semakin
majunya ilmu pengetahuan maka semakin maju pula perkembangan teknologi
(Akbar & Noviani, 2019; Dwistia et al., 2022). Macamnya sangat banyak dan
bervariasi serta banyak diminati adalah twitter, instagram, facebook, telegram,
youtube dan whatsapp (Pratama & Sari, 2020; Sa’diyah et al., 2022).
Kemajuan teknologi dalam pendidikan tentunya menghadirkan
dampak positif dan negatif. Dampak positif seperti pencarian sumber belajar,
informasi dan lainya yang dapat diakses dengan hitungan detik. Dibalik itu
dampak negatifnya juga besar dalam kehidupan jika tidak bisa membatasi diri
dalam penggunaan media sosial tersebut. Maka para peserta didik harus
dibekali dengan informasi mengenai latar belakang yang memberikan dampak
penggunaan media sosial pada pembelajaran mereka (Lestari, 2018).
Tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia dalam era 4.0 ini
meliputi leadership, digital literacy (pengetahuan serta keterampilan dalam
memanfaatkan media digital), communication, emotional intelligence
(kemampuan dalam menggunakan dan memahami emosi), entrepreneurship,
global citizenship, problem solving dan team work (Kirani & Najicha, 2022).
Perlunya tindakan untuk menghadapi tantang tersebut yaitu dengan
membentuk karakter smart and good citizen dalam menentukan kemajuan
suatu bangsa.
Pendidikan nasional yang memiliki peran penting dalam pembentukan
karakter bangsa adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan
Kewarganegaraan dapat menanamkan nilai-nilai positif sebagai pondasi bagi
kehidupan generasi milenial. Dengan adanya pendidikan kewarganegaraan,
Diharapkan mampu membentuk generasi yang smart and good citizen
(Wasiyem et al., 2022). Di era disrupsi ini, sangat penting untuk menjadi smart
and good citizen untuk menghindari berbagai ancaman kejahatan.
Melalui pendidikan dan pembinaan, karakter bangsa memiliki peran
yang penting dalam memajukan peradaban bangsa supaya menjadi bangsa
yang terdepan dengan SDM yang berilmu, berwawasan dan berkarakter
(Affandi et al., 2023; Prasetyo et al., 2023). Melihat tantangan zaman yang
semakin maju karena perkembangan teknologi, hal ini menjadikan Pendidikan
Kewarganegaraan mempunyai visi dan misi yaitu menumbuhkan kemampuan
warga negara yang baik (good citizen) agar dapat berperan aktif dan
bertanggung jawab bagi kelangsungan pemerintahan yang demokratis melalui
pengembangan pengetahuan, keterampilan dan karakter sipil (Prasetyo et al.,
2023).
Oleh karena itu, penulis tertarik bagaimana Pendidikan
Kewarganegaraan pada era Milenial (4.0) ini membentuk warga negara yang
cerdas (smart) dan berkarakter (good citizen), supaya dapat bersaing
menghadapi tantangan dan ancaman perkembangan zaman. Berbeda dengan
artikel sebelumnya, pada artikel ini memfokuskan peran Pendidikan
Kewarganegaraan secara keseluruhan dan dikhususkan dalam membentuk
warga negara yang cerdas (smart) dan berkarakter (good citizen) untuk masa
sekarang dan yang akan datang. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat
dijadikan pijakan bagi generasi muda untuk lebih menghargai urgensi
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
II. KAJIAN PUSTAKA
1. Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Samsuri Pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai
penyiapan generasi muda untuk menjadi warga negara yang memiliki
pengetahuan, kecakapan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
berpartisipasi aktif dalam masyarakat (M.I.Kom, 2020). Pendidikan
Kewarganegaraan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
profesional, bertanggungjawab dan produktif serta sehat jasmani dan
rohani (U. P. M.Si S. Sos, 2021). Jadi, pendidikan kewarganegaraan ada
untuk menyiapkan generasi muda yang memiliki
pengetahuan,kecakapan,berkepribadian luhur,mandiri,cerdas dalam
menggunakan teknologi,memahami dampak sosial maupun politik serta
produktif dalam menghadapi era digital masa kini.
2. Warga Negara Smart and Good Citizen
Orang-orang yang bergabung dalam bangsa atau negara disebut
warga negara (Mahmudah et al., 2023). “Smart young and good citizen”
jika diartikan secara singkat yakni warga negara yang cerdas dan baik.
Smart young and good citizen adalah harapan hasil akhir jika tiga
komponen utama dalam pendidikan kewarganegaraan dapat dilaksanakan
dengan baik. Tiga komponen tersebut yaitu pengetahuan kewarganegaraan
(civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills) dan sikap
kewarganegaraan (civic dispositions) (Aulia & Dewi, 2021). Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Warga Negara Smart and
Good Citizen adalah warga negara yang memiliki pengetahuan yang luas,
pemahaman mendalam tentang isu-isu penting, serta karakter dan
moralitas yang baik dalam tindakan mereka, karena karakter manusia
mencakup perilaku yang cerdas dan baik.
3. Era Digital
Era digital atau yang biasa disebut dengan istilah globalisasi.
Menurut Laurence E. Rothernberg, pengertian globalisasi adalah
percepatan dari intensitas interaksi dan integrasi antara orang-orang,
perusahaan dan pemerintah dari negara yang berbeda (I. H. R. U. S. M.Si
& M.Pd, 2021). Peter Drucker Mendefinisikan bahwa globalisasi sebagai
"zaman transformasi sosial". Menurut Drucker, globalisasi adalah sebuah
istilah menyeluruh untuk berbagai proses yang berada di jantung ekonomi
global, yaitu penyebaran komunikasi global secara instan, pertumbuhan
perdagangan internasional yang cepat dan pasar uang global (pasar
perusahaan global) (Mintawati, 2022). Jadi, era digital atau globalisasi
mengacu pada periode dimana teknologi informasi dan komunikasi
terutama internet telah mengubah cara kita berinteraksi.
III. PEMBAHASAN
1. Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Era Digital
Pendidikan berupaya secara bermakna dan berkesinambungan
menghasilkan SDM yang bermoral bagi semua konteks kehidupan dalam
suasana dan kondisi apapun. Saat ini sudah memasuki era 4.0 atau industri
4.0. Davis dalam (Syamsuar & Reflianto, 2019) mengartikan industri 4.0
ini sebagai cyberphysical systems yang berarti teknologi bukan lagi
menjadi ‘alat’ melainkan tertanam pada kehidupan masyarakat.
Perkembangan teknologi finansial, efisiensi dan produktivitas jangka
panjang bagi manufaktur, merupakan beberapa manfaat yang akan timbul
dari datangnya revolusi industri 4.0 ini. Manfaat lain dalam pendidikan
adalah seperti yang telah dirasakan bahwa dengan adanya teknologi
pembelajaran dapat dilakukan tidak hanya dengan tatap muka tetapi juga
dengan jarak jauh atau melalui jaringan. Penggunaan teknologi informasi
dalam pembelajaran darurat selama penyebaran Corona Virus Disease
(COVID-19).
Selain manfaat, tentunya juga akan datang beberapa tantangan
yang akan dihadapi masyarakat terkait dengan ini, sebagai contoh adalah
penggunaan teknologi dalam pendidikan, seperti pembelajaran jarak jauh,
dapat menghasilkan kurangnya pengawasan langsung terhadap siswa.
Tantangan dalam dunia pendidikan sampai saat ini sangat dinamis
terutama dalam dunia pendidikan di Indonesia. Era reformasi ini banyak
sekali permasalahan melalui gejolak yang timbul mengenai perubahan
demokrasi. Terutama pada masa sekarang,kecenderungan universal
mengenai Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) seringkali bersinggungan
dengan masyarakat secara cepat yang mengakibatkan kemerosotan moral
generasi 4.0.
Tantangan dalam era 4.0 ini dituntut untuk dapat mengikuti
perkembangan teknologi. Penggunaan teknologi seperti gadged sudah
umum digunakan dalam dunia pendidikan. Hal ini bertujuan agar
pembelajaran menjadi lebih interaktif, mengintegrasikan dan
mengenalkan siswa terhadap platform yang ada di internet,
mengembangkan keterampilan digital, memperluas informasi serta
sumber daya dari seluruh dunia dan juga guna mempersiapkan persaingan
di dalam dunia kerja. Tetapi faktanya penggunaan teknologi ini kurang
pada fungsi semestinya, siswa cenderung mengutamakan hiburan dari
pada pembelajaran. Hiburan yang berlebihan dapat mempengaruhi pola
pikir yang berimbas pada kemerosotan moral, karakter dan kognitif.
Tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah seperti:
a. Paparan Terhadap Konten Negatif
b. Kurangnya Interaksi Manusia Secara Langsung (Individualis)
c. Kecanduan Gadget
d. Perubahan Nilai-Nilai Sosial
e. Konten Berita Palsu dan Pengaruh Media Sosial (Triyanto, 2020)
Urgensi atau inti dari tantangan tersebut adalah perlunya
penanaman pendidikan karakter. Penanaman pendidikan karakter salah
satunya adalah melalui Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) memfokuskan pada pembentukan warga negara
yang mampu memahami dan melaksanakan hak-hak serta kewajibannya
sebagai warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter
kewarganegaraan (civic knowledge, civic skill dan civic disposition) dan
memiliki karakter yang pantas sebagaimana yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945 (Aji, 2019).
2. Peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Membentuk Warga
Negara Smart dan Good Citizen
Seperti yang telah dijabarkan diatas bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan membentuk karakter yang pantas sesuai Pancasila dan
UUD 1945. Akhir dari tujuan Pendidikan Kewarganegaraan bukan hanya
bagaimana masyarakat bisa tanggap, kritisi dan kreativitas sosial tetapi
tujuan akhirnya adalah untuk menanamkan moral yang diharapkan dapat
membentuk moral mulia masyarakat. Dengan adanya pendidikan karakter
inilah seseorang dapat menjadi cerdas dalam berpikir maupun dalam
mengontrol emosi dalam dirinya (Humaeroh & Dewi, 2021). Cerdas
dalam pengendalian emosi ini dapat dijadikan sebagai bekal yang penting
untuk mempersiapkan peserta didik bertahan di dalam kehidupannya.
Dengan kecerdasan emosional, seseorang dapat melawan berbagai macam
rintangan, bahkan rintangan untuk meraih kesuksesan dalam hal akademis
Visi Pendidikan Kewarganegaraan adalah terwujudnya sarana
pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan
pemberdayaan warga negara. Sedangkan misinya adalah membentuk
warga negara yang baik, yaitu warga negara yang sanggup melaksanakan
hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai
dengan Undang-Undang Dasar 1945 (Widodo, 2019), yang tidak hanya
selalu mengandalkan peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk
membentuk warga negara yang cerdas.
Akan tetapi wawasan tentang “smart young and good citizen”
dalam kalangan generasi milenial ternyata masih banyak yang belum
memahami. Smart young and good citizen memiliki komponen civic
knowledge, civic skill dan civic disposition (Aji, 2019; Humaeroh & Dewi,
2021).
Dewasa ini pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
mengarah pada bidang kajian ilmiah, sedangkan sistem pembelajarannya
berpijak pada sistem instruksional bermuara pada perwujudan cita-cita,
nilai, prinsip dan demokrasi konstitusional, serta berfokus pada
pengembangan warga negara untuk dapat mengambil keputusan secara
cerdas dan bernalar (Baidi, 2016; Khilmiyah, 2016). Agar manifesto
tersebut dapat diimplementasikan dengan baik maka orang tua, peserta
didik dan anggota masyarakat, termasuk organisasi swasta, dapat
berpartisipasi dalam perancangan dan administrasi proyek untuk
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) (Dahliyana et al., n.d.).
Warga negara smart and good citizen adalah memahami tentang
Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan
Indonesia dan mencintai tanah air Indonesia. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
tercantum bahwa program sarjana merupakan jenjang pendidikan
akademik bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga
mampu mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penalaran
ilmiah. Lulusan sarjana muda diharapkan dapat menjadi insan yang
berbudaya, mampu memasuki atau menciptakan lapangan perkerjaan,
serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
Upaya pembentukan warga negara smart and good citizen dapat
dilakukan dengan memberikan pemahaman, pengetahuan yang
menekankan sikap kejujuran, integritas, disiplin dan kerja keras. Untuk
memperoleh warga negara smart and good citizen tentunya harus
didukung dengan pengoptimalan instansi pendidikan bak sekolah dasar
sampai sekolah menegah yang memadai bagi perguruan tinggi. Untuk itu
diperlukan pembelajaran yang bermakna. Proses pembelajaran yang
berkualitas dengan keluaran yang terukur dan relevan dengan kebutuhan
masyarakat merupakan faktor penting untuk menghasilkan lulusan yang
unggul dan kompetitif. Karena itu, kurikulum dan metode pembelajaran
yang dikembangkan di semua instansi pendidikan perlu inovasi untuk
mendorong perkembangan peserta didik untuk menjadi pribadi yang
memiliki kemampuan hard skill dan soft skill yang seimbang.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mengemban
tujuan untuk mewujudkan insan yang baik dan berkarakter:
a. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang
mengapresiasi nilai-nilai moral-etika dan religius.
b. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan.
c. Menumbuhkembangkan jiwa, semangat nasionalisme dan cinta tanah
air.
d. Mengembangkan sikap demokratis yang beradab dan bertanggung
jawab, serta mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era
globalisasi.
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipersiapkan
untuk generasi muda yang smart and good citizenship merupakan
tanggung jawab kita bersama. Salah satu yang dapat dilakukan adalah
melalui proses pembelajaran terutama melalui pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn), upaya ini bertujuan mempersiapkan generasi
muda untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 demi harapan dan
masa depan bangsa Indonesia.
IV. PENUTUP
1. Simpulan
Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan
generasi penerus bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa akan memiliki
karakter dan memiliki daya saing yang kuat dengan bangsa-bangsa yang
lainnya. Pendidikan Kewarganegaraan dalam hal ini memiliki tugas untuk
membentuk warga negara yang baik (secara pengetahuan, pemikiran,
emosional maupun tindakan). Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
tujuan dalam membentuk warga negara yang baik dan cerdas yang
meliputi tiga aspek yaitu civics knowledge, civics skills, civics disposition.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu mata
pelajaran wajib mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi
untuk mewujudkan warga negara smart and good citizen.
2. Saran
Saran untuk dapat memacu terwujudnya karakteristik
kewarganegaraan harus di imbangi pula peran seluruh anggota masyarakat
dan instansi pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) terutama lebih memvariasikan sumber bahan ajar
yang relevan dan dirasa dapat menambah aspek smart and good citizen
dalam diri siswa dan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, M., Mahardhani, A. J., & Nasution, I. F. (2023). Membangun Generasi


Good Citizen dengan pemanfaatan Teknologi Digital di Sanggar Bimbingan
Kepong Malaysia. Jurnal Ilmiah Kampus Mengajar, 80–87.
https://doi.org/10.56972/jikm.v3i1.76
Aji, P. C. (2019). PERAN PKN DALAM MEMBENTUK KARAKTER
KEWARGANEGARAAN MELALUI PENDEKATAN BERBASIS NILAI DI
PERGURUAN TINGGI.
Akbar, A., & Noviani, N. (2019). TANTANGAN DAN SOLUSI DALAM
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA.
Universitas PGRI Palembang.
Aulia, E. R. N., & Dewi, D. A. D. (2021). Pentingnya Pendidikan Karakter Pada
Anak SD sebagai Bentuk Implementasi Pkn. Edukasi Tematik: Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 2(1), Article 1.
https://doi.org/10.59632/edukasitematik.v2i1.90
Baidi. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan: Berbasis Multikulturalisme
Perspektif Psikologi Sosial Islam. Deepublish.
Dahliyana, A., Budimansyah, D., & Nurdin, E. S. (n.d.). Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Konteks Pendidikan Umum Dan Pendidikan
Karakter Di Perguruan Tinggi. Indonesia Emas Group.
Dwistia, H., Sajdah, M., Awaliah, O., & Elfina, N. (2022). Pemanfaatan Media
Sosial Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Ar Rusyd:
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), Article 2.
Haniza, N. (2019). Pengaruh Media Sosial terhadap Perkembangan Pola Pikir,
Kepribadian dan Kesehatan Mental Manusia. Buku Litera Yogyakarta, 21–
31.
Humaeroh, S., & Dewi, D. A. (2021). Peran Pendidikan Kewarganegaraan di Era
Globalisasi Dalam Pembentukan Karakter Siswa. Journal on Education,
3(3), Article 3. https://doi.org/10.31004/joe.v3i3.381
Khilmiyah, A. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Menuju Indonesia
Berkemajuan. Samudra Biru.
Kirani, A. P., & Najicha, F. U. (2022). Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai Pedoman dalam Menghadapi Era Society 5.0 Mendatang. Jurnal
Educatio FKIP UNMA, 8(2), Article 2.
https://doi.org/10.31949/educatio.v8i2.2391
Lestari, S. (2018). Peran Teknologi dalam Pendidikan di Era Globalisasi.
Edureligia; Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(2), 94–100.
https://doi.org/10.33650/edureligia.v2i2.459
Mahmudah, H., Suhariyanto, D., Fajrina, R. M., Marwenny, E., Husnita, L., Nazmi,
R., Iswardhana, M. R., Wahyuni, S., Citra, H., & Sa’dianoor, S. (2023).
PENGANTAR KEWARGANEGARAAN: Membentuk Warga Negara Yang
Berkualitas. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
M.I.Kom, D. D., M. Pd dan Fauzi Eka Putra. (2020). Pendidikan
Kewarganegaraan. Prenada Media.
Mintawati, H. (2022). DEMOKRATISASI DAN GLOBALISASI. Penerbit P4I.
M.Si, I. H. R. U. S., & M.Pd, D. I. R. (2021). DAYA SAING INDONESIA DI ERA
GLOBALISASI. Media Nusa Creative (MNC Publishing).
M.Si, U. P., S. Sos. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan; Buku Lovrinz
Publishing. LovRinz Publishing.
Prasetyo, D., Danurahman, J., & Hermawan, H. (2023). IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEWUJUDKAN
WARGA NEGARA BAIK DAN CERDAS. Harmony: Jurnal Pembelajaran
IPS Dan PKN, 8(1), Article 1. https://doi.org/10.15294/harmony.v8i1.52768
Pratama, B. A., & Sari, D. S. (2020). Dampak Sosial Intensitas Penggunaan Media
Sosial Terhadap Kesehatan Mental Berupa Sikap Apatis di SMP Kabupaten
Sukoharjo. Gaster, 18(1), Article 1.
https://doi.org/10.30787/gaster.v18i1.487
Sa’diyah, M., Naskiyah, N., & Rosyadi, A. R. (2022). Hubungan Intensitas
Penggunaan Media Sosial Dengan Kesehatan Mental Mahasiswa Dalam
Pendidikan Agama Islam. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 11(03),
713. https://doi.org/10.30868/ei.v11i03.2802
Syamsuar, S., & Reflianto, R. (2019). PENDIDIKAN DAN TANTANGAN
PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0. E-Tech : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan,
6(2), Article 2. https://ejournal.unp.ac.id/index.php/e-
tech/article/view/101343
Triyanto, T. (2020). Peluang dan tantangan pendidikan karakter di era digital.
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 17(2), Article 2.
https://doi.org/10.21831/jc.v17i2.35476
Wasiyem, Adinda, F., Nasution, A. R., Azri, N. I., Ashifa, M., Nabilah, Z., Aldona,
C., Amrainum, D., Salsabila, F., Lestari, D., & Fattahillah, M. A. (2022).
PERAN PEMERINTAH DESA KEDAI DURIAN DALAM
MEWUJUDKAN GENERASI MILENIAL YANG GOOD CITIZENSHIP.
PENDIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial), 1(2), Article 2.
https://jurnal.insanciptamedan.or.id/index.php/pendis/article/view/24
Widodo, S. T. (2019). INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN PERGURUAN TINGGI DAN SEKOLAH DASAR
DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ERA DISRUPSI.

Anda mungkin juga menyukai