Anda di halaman 1dari 4

NAMA : KGS GUSTIANSYAH W

NIM : 048495516
PRODI : S1 HUKUM
UPPBJ : PALEMBANG

Membangun Smart and Good Citizen di Era Digital


Melalui Pendidikan Kewaraganegaraan

A. Pendahuluan
Era digital membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah cara kita bekerja,
berinteraksi, dan belajar. Namun, dengan perubahan ini juga muncul berbagai tantangan,
terutama dalam hal membangun warga negara yang cerdas dan beretika di era digital. Artikel
ini akan membahas bagaimana pendidikan kewaraganegaraan dapat menjadi sarana untuk
membentuk smart and good citizen di era digital.

B. Kajian Pustaka
Smart Citizen di Era Digital
Era digital menuntut warga negara untuk memiliki pemahaman yang cerdas tentang
teknologi dan informasi. Smart citizen adalah mereka yang memiliki literasi digital yang tinggi,
mampu menggunakan teknologi untuk memperoleh informasi, berpartisipasi dalam proses
demokrasi, dan menjaga keamanan online mereka. Dalam sebuah penelitian oleh Jenkins et
al. (2009), dikemukakan bahwa participatory culture, di mana warga negara berpartisipasi
aktif dalam berbagi informasi dan konten, adalah salah satu ciri dari smart citizen. Oleh
karena itu, pendidikan kewaraganegaraan perlu mencakup aspek literasi digital dan
partisipasi aktif dalam ruang digital.

Good Citizen di Era Digital


Selain literasi digital, menjadi good citizen di era digital juga penting. Kehidupan online dapat
memunculkan berbagai permasalahan etika, seperti cyberbullying, pencemaran nama baik,
dan penyebaran berita palsu. Good citizen di era digital adalah mereka yang berperilaku etis,
menghormati privasi orang lain, dan berpartisipasi dalam membangun komunitas online yang
positif. Penting untuk mengajarkan nilai-nilai moral, etika online, dan tanggung jawab digital
melalui pendidikan kewaraganegaraan.
Peran Pendidikan Kewaraganegaraan
Pendidikan kewaraganegaraan memiliki peran penting dalam membentuk smart and good
citizen di era digital. Melalui kurikulum dan pengajaran yang tepat, pendidikan
kewaraganegaraan dapat:
1) Mengajarkan Literasi Digital: Siswa perlu diberikan pemahaman tentang teknologi,
bagaimana menggunakan internet dengan bijak, dan cara memilah informasi yang
benar dari yang salah.
2) Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis: Pendidikan kewaraganegaraan dapat
membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis untuk mengevaluasi
informasi dan berpartisipasi dalam diskusi online yang beretika.
3) Mengajarkan Etika Digital: Nilai-nilai moral dan etika dalam berinteraksi secara online
perlu diajarkan agar siswa dapat berperilaku etis dalam ruang digital.
4) Mendorong Partisipasi Aktif: Pendidikan kewaraganegaraan dapat mendorong siswa
untuk aktif berpartisipasi dalam komunitas online, berkontribusi positif, dan menjaga
keamanan online mereka sendiri serta orang lain.
5) Menanamkan Nilai-nilai Demokrasi: Pendidikan kewaraganegaraan juga perlu
mengajarkan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan peran warga negara dalam
pembentukan kebijakan publik.

C. Pembahasan
1) Strategi Pendidikan Kewarganegaraan di Era Digital
Untuk membangun smart and good citizen di era digital, perlu ada strategi pendidikan
kewaraganegaraan yang efektif. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat
diterapkan
a. Integrasi Literasi Digital dalam Kurikulum: Literasi digital perlu diintegrasikan ke
dalam kurikulum pendidikan kewaraganegaraan. Ini dapat mencakup
pembelajaran tentang penggunaan internet, keamanan digital, dan penilaian kritis
terhadap informasi online.
b. Simulasi dan Diskusi Etika Digital: Siswa perlu diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam simulasi dan diskusi tentang etika digital. Mereka dapat
menghadapi situasi-situasi yang menimbulkan dilema etika dan memahami
bagaimana mengatasinya.
c. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran: Pendidikan kewaraganegaraan juga
dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat pembelajaran. Siswa dapat
memanfaatkan platform online untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan berbagi
pendapat.
d. Proyek Kolaboratif Online: Proyek-proyek kolaboratif online dapat membantu
siswa berpartisipasi dalam komunitas online yang positif. Mereka dapat bekerja
sama dalam proyek-proyek yang berkaitan dengan isu-isu sosial atau lingkungan.
e. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat: Orang tua dan masyarakat juga perlu
terlibat dalam pendidikan kewaraganegaraan. Mereka dapat mendukung dan
mengawasi perilaku online siswa, serta memberikan teladan tentang bagaimana
berperilaku etis di era digital.

Selanjutnya, sejumlah negara telah berhasil menerapkan pendidikan


kewaraganegaraan yang efektif dalam membentuk smart and good citizen di era
digital. Sebagai contoh, Finlandia telah mengintegrasikan literasi digital ke dalam
kurikulum mereka dan mempromosikan pendekatan berbasis proyek dalam
pembelajaran kewaraganegaraan. Hasilnya adalah siswa yang memiliki pemahaman
yang kuat tentang literasi digital dan etika online.

2) Pentingnya Memahami Dampak Negatif Era Digital


Dalam upaya membentuk smart and good citizen, penting bagi siswa untuk memahami
dampak negatif yang mungkin timbul di era digital. Kemajuan teknologi membawa
potensi risiko, seperti privasi yang terancam, keamanan data yang rawan, dan
penyalahgunaan informasi. Oleh karena itu, pendidikan kewaraganegaraan juga perlu
menyediakan pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan risiko yang ada.
Siswa harus diberikan wawasan tentang bagaimana mengidentifikasi ancaman online,
melindungi privasi mereka, dan berperilaku etis dalam dunia maya.

3) Peran Sekolah dalam Pendidikan Kewaraganegaraan


Sekolah memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan kewaraganegaraan
yang efektif. Guru adalah agen utama yang membimbing siswa dalam memahami
konsep-konsep penting seperti hak asasi manusia, demokrasi, dan partisipasi warga
negara. Mereka juga memiliki tanggung jawab untuk mengintegrasikan literasi digital
dan etika online ke dalam kurikulum. Guru harus menjadi teladan dalam berperilaku
etis di dunia digital.
Selain guru, kepala sekolah dan pengambil kebijakan pendidikan juga berperan
penting dalam mendukung pendidikan kewaraganegaraan. Mereka dapat memastikan
bahwa sumber daya yang cukup dialokasikan untuk melaksanakan program-program
pendidikan kewaraganegaraan yang efektif. Mereka juga dapat mempromosikan
kolaborasi dengan lembaga-lembaga lain, seperti organisasi non-pemerintah dan
perusahaan teknologi, untuk memperluas peluang pembelajaran.

4) Studi Kasus Lain: Pendidikan Kewaraganegaraan di Swedia


Swedia telah menjadi contoh yang baik dalam mengintegrasikan pendidikan
kewaraganegaraan yang komprehensif. Mereka telah mengadopsi pendekatan holistik
yang mencakup isu-isu sosial, ekonomi, lingkungan, dan politik dalam kurikulum
pendidikan. Swedia juga mempromosikan partisipasi siswa dalam kehidupan sekolah
dan masyarakat, yang menciptakan smart and good citizens yang aktif dalam
mengatasi isu-isu sosial dan lingkungan.

D. Penutup
Pendidikan kewaraganegaraan memegang peran penting dalam membentuk smart and good
citizen di era digital. Dengan mengintegrasikan literasi digital, mengajarkan etika online, dan
mendorong partisipasi aktif, pendidikan kewaraganegaraan dapat membantu siswa menjadi
warga negara yang cerdas dan beretika di dunia digital. Dengan pendekatan yang tepat, kita
dapat memastikan bahwa generasi masa depan siap menghadapi tantangan dan peluang

Referensi :
 Hargittai, E. (2010). Digital Na(t)ives? Variation in Internet Skills and Uses among
Members of the 'Net Generation'. Sociological Inquiry, 80(1), 92-113.
 Krumsvik, R. J. (2011). Digital competence in curriculum for teacher education: The
Norwegian case. Nordic Journal of Digital Literacy, 6(4), 232-247.
 Fraillon, J., Ainley, J., Schulz, W., Friedman, T., & Gebhardt, E. (2014). ICILS 2013
Technical Report. International Association for the Evaluation of Educational Achievement
(IEA).
 Selwyn, N. (2009). The Digital Native - Myth and Reality. Aslib Proceedings.
 BMP Pendidikan Kewarga negaraan MKWU4109

Anda mungkin juga menyukai