Anda di halaman 1dari 8

MEMBANGUN SMART AND GOOD CITIZEN DIERA DIGITAL MELALUI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENULIS : SYAFRIZON
NIM : 050381761

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


PRODI S1 AKUNTANSI
(OPINI)
Membangun Smart and Good Citizen di Era Digital Melalui Pendidikan Kewaraganegaraan

Pendahuluan
-----------------
Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat dalam beberapa dekade terakhir telah
membawa perubahan drastis dalam kehidupan sehari-hari manusia. Internet telah menjadi
pusat informasi, komunikasi, dan hiburan. Di era digital seperti saat ini, kaum muda berada
dalam puncaknya, yang mana mereka adalah generasi yang tumbuh besar dengan teknologi,
dan memiliki akses yang lebih mudah terhadap informasi yang ada. Namun, di balik manfaat
dan kemudahan yang ditawarkan teknologi ini, juga terdapat tantangan dan dampak negatif
yang dapat membahayakan perkembangan karakter individu dan cita-cita bangsa. Oleh
karena itu, diperlukan pendidikan kewaraganegaraan yang baik dan menyeluruh untuk
membentuk Smart and Good Citizen di era digital ini.
Pada era digital, perkembangan teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi,
mendapatkan informasi, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Internet, perangkat mobile, dan
media sosial memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan orang lain di seluruh dunia
secara real-time. Namun, dengan manfaat tersebut juga datang tantangan baru yang harus
dihadapi.

Salah satu tantangan utama adalah munculnya overload informasi. Ketersediaan informasi
yang tak terbatas di internet sering kali membuat kita sulit membedakan informasi yang
akurat dan kredibel. Angkutan berita palsu, hoaks, dan konten negatif lainnya dapat dengan
mudah menyebar dan mempengaruhi cara berpikir dan pandangan kita. Ini dapat
membahayakan perkembangan karakter individu, mengganggu pemikiran kritis, dan
mempengaruhi pengambilan keputusan yang bijak.

Selain itu, penggunaan teknologi digital juga dapat menghasilkan kecanduan. Ketergantungan
pada perangkat mobile dan media sosial dapat mengurangi waktu berinteraksi langsung
secara fisik dengan orang lain, mengganggu kualitas hubungan sosial, dan mengganggu
kegiatan sehari-hari. Overconsumption of digital content juga dapat mempengaruhi kesehatan
mental dan fisik.

Selain tantangan ini, juga terdapat risiko keamanan dan privasi yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan teknologi digital. Kejadian seperti kebocoran data, penipuan online, dan
pelecehan cyber semakin sering terjadi. Kita perlu belajar cara melindungi diri kita sendiri
dan memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang pentingnya privasi dan
keamanan online.

Untuk mengatasi tantangan dan dampak negatif ini, pendidikan kewaraganegaraan yang baik
dan menyeluruh sangat penting. Pendidikan kewaraganegaraan harus meliputi pengajaran
tentang penilaian informasi, pemikiran kritis, etika digital, dan keamanan online. Selain itu,
pendidikan kewaraganegaraan juga harus mengajarkan nilai-nilai moral dan etika dalam
menggunakan teknologi, seperti menghormati privasi orang lain, menjaga etika
berkomunikasi, dan bertanggung jawab atas tindakan online.

Melalui pendidikan kewaraganegaraan yang baik, diharapkan mampu membentuk Smart and
Good Citizen di era digital ini. Smart Citizen adalah mereka yang memiliki kemampuan kritis
dan pemahaman yang baik tentang teknologi, sementara Good Citizen adalah mereka yang
memiliki nilai-nilai moral dan etika yang kuat dalam menggunakan teknologi. Dengan
demikian, generasi muda dapat menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, menempatkan
kepentingan masyarakat dan bangsa di atas kepentingan pribadi, serta menggunakan
teknologi untuk memajukan kebaikan dan kesejahteraan bersama.

Kajian Pustaka
-----------------
Untuk membangun Smart and Good Citizen, pendidikan berkewarganegaraan memegang
peranan yang sangat penting. Menurut modul MKWU 4109, pendidikan kewaraganegaraan
adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang cerdas dan
bertanggung jawab terhadap negara dan bangsanya. Dalam konteks era digital, pendidikan
kewaraganegaraan harus mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran. Menurut
Amari & Ayoubi (2016) dalam jurnal ilmiahnya, penggunaan teknologi dalam pendidikan
dapat memberikan aksesibilitas yang lebih luas terhadap materi pembelajaran, serta
mendorong kreativitas dan kolaborasi antara siswa.

Namun, pendidikan kewaraganegaraan juga harus mengatasi dampak negatif dari teknologi
digital. Menurut Heinrich et al. (2017) dalam jurnal ilmiahnya, peningkatan penggunaan
media sosial telah menyebabkan kurangnya interaksi sosial dan kecenderungan untuk
menjaga privasi diri. Oleh karena itu, pendidikan kewaraganegaraan perlu menekankan nilai-
nilai kebersamaan, toleransi, dan privasi dalam menggunakan teknologi digital.
Selain itu, penting bagi pendidikan kewaraganegaraan untuk memberikan pemahaman
tentang kebebasan berekspresi dan tanggung jawab dalam penggunaan teknologi.
Penggunaan teknologi digital dapat memberikan platform bagi individu untuk menyampaikan
pendapat dan ide-ide mereka, namun hal ini juga harus diimbangi dengan kesadaran akan
dampak dari kata-kata dan tindakan online. Pendidikan kewaraganegaraan harus mengajarkan
pembelajaran tentang pentingnya menghormati pendapat orang lain, tidak menyebarkan
konten yang memiliki potensi merugikan orang lain, dan bertanggung jawab atas tindakan
online yang dilakukan.

Selain itu, pendidikan kewaraganegaraan di era digital juga perlu mengajarkan tentang
keamanan dan privasi online. Siswa harus diberikan pemahaman tentang risiko dan ancaman
yang ada di dunia maya, serta cara melindungi diri mereka sendiri dan orang lain dari
ancaman tersebut. Mereka harus diajarkan tentang pentingnya menggunakan kata sandi yang
kuat, tidak membagikan informasi pribadi dengan sembarangan, dan memahami kebijakan
privasi pada platform media sosial yang mereka gunakan.
Selanjutnya, pendidikan kewaraganegaraan juga harus memperkenalkan siswa pada etika
digital yang baik. Etika digital meliputi penerapan nilai-nilai moral dan etika dalam
menggunakan teknologi. Siswa harus diajarkan tentang pentingnya menghormati hak cipta,
tidak menyebarkan konten yang bersifat merugikan atau menyinggung orang lain, serta
mematuhi aturan dan etika dalam berinteraksi online.

Pendidikan kewaraganegaraan di era digital harus mendorong siswa untuk menjadi pengguna
yang aktif dan kritis terhadap teknologi. Mereka harus diajarkan keterampilan evaluasi
informasi yang baik, kemampuan membedakan berita palsu dengan berita yang valid, dan
pemikiran kritis dalam mengonsumsi konten online.

Dalam kesimpulan, pendidikan kewaraganegaraan perlu secara aktif mengintegrasikan


teknologi dalam proses pembelajaran untuk membentuk Smart and Good Citizen di era
digital. Namun, juga penting untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh
teknologi digital melalui penekanan pada nilai-nilai kebersamaan, privasi, tanggung jawab,
dan etika digital. Dengan pendidikan kewaraganegaraan yang efektif, generasi muda dapat
menjadi individu yang cerdas, bertanggung jawab, dan mampu memanfaatkan teknologi
dengan bijak dalam menjalani kehidupan di era digital ini.

Pembahasan
-----------------
Pendekatan terbaik untuk membangun Smart and Good Citizen di era digital adalah dengan
mengintegrasikan pendidikan kewaraganegaraan ke dalam kurikulum pendidikan formal.
Dalam modul MKWU 4109, dikemukakan bahwa pendidikan kewaraganegaraan dilakukan
secara terstruktur dan sistematis melalui mata pelajaran di sekolah. Pembelajaran ini tidak
hanya mencakup pengetahuan tentang sejarah, hukum, politik, dan budaya negara, tetapi juga
melibatkan pembentukan karakter dan nilai-nilai moral.

Pendidikan kewaraganegaraan juga perlu mengikuti perkembangan teknologi di era digital


untuk bisa efektif. Misalnya, penggunaan media sosial dapat menjadi sarana yang berguna
untuk mengajarkan siswa tentang bertanggung jawab dalam berkomunikasi online dan
menjaga privasi diri. Selain itu, media sosial juga dapat digunakan sebagai wadah untuk
mengadakan diskusi dan kolaborasi antara siswa dengan topik-topik yang relevan dengan
kewarganegaraan.

Di samping itu, pendidikan kewaraganegaraan perlu melibatkan partisipasi aktif siswa


melalui pembelajaran yang menantang dan terlibat langsung dalam kehidupan nyata. Menurut
Shepard et al. (2018) dalam jurnal ilmiahnya, pembelajaran aktif dan kolaboratif dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai kewarganegaraan dan memberikan
pengalaman langsung tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik di era digital ini.
Selain pembelajaran di dalam kelas, pendidikan kewaraganegaraan juga perlu melibatkan
komponen di luar sekolah. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat
meningkatkan efektivitas pendidikan kewaraganegaraan dalam membangun Smart and Good
Citizen. Keluarga dapat menjadi agen penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai
moral siswa yang terkait dengan kewarganegaraan. Sementara masyarakat dapat memberikan
kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial dan mempraktikkan
nilai-nilai kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, penting juga untuk terus mengembangkan kurikulum pendidikan


kewaraganegaraan agar relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan kehidupan di
era digital. Kurikulum harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat, termasuk kemajuan teknologi. Pembelajaran harus mengintegrasikan teknologi
digital menjadi sarana untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan.

pendidikan kewaraganegaraan memegang peranan yang penting dalam membangun Smart


and Good Citizen di era digital. Mengintegrasikan pendidikan kewaraganegaraan ke dalam
kurikulum pendidikan formal, melibatkan partisipasi aktif siswa, kolaborasi dengan keluarga
dan masyarakat, serta terus mengembangkan kurikulum sesuai perkembangan teknologi,
menjadi pendekatan terbaik untuk mencapai tujuan ini. Dengan demikian, generasi muda
akan memiliki pemahaman yang baik tentang nilai-nilai kewarganegaraan, mampu mengatasi
dampak negatif teknologi digital, dan menjadi warga negara yang cerdas, bertanggung jawab,
dan beretika di era digital ini.
Selain integrasi dalam kurikulum formal, pendidikan kewaraganegaraan di era digital juga
perlu melibatkan pendekatan non-formal dan informal. Pendekatan non-formal melibatkan
kegiatan-kegiatan di luar kelas seperti kunjungan ke lembaga pemerintahan, partisipasi dalam
forum-forum diskusi, dan kegiatan pelayanan masyarakat. Melalui kegiatan ini, siswa dapat
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur pemerintahan, proses
demokrasi, dan peran mereka sebagai warga negara dalam masyarakat.

Sementara itu, pendekatan informal melibatkan penggunaan media dan teknologi digital
untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang kewarganegaraan. Misalnya, menggunakan
platform online untuk menyediakan materi-materi pembelajaran interaktif, simulasi, atau
permainan yang melibatkan siswa secara aktif. Melalui pendekatan ini, siswa dapat belajar
tentang isu-isu kewarganegaraan dengan cara yang menyenangkan dan menarik sesuai
dengan tren teknologi yang ada.

Selain itu, diperlukan faktor penggerak atau motivator yang kuat agar siswa tertarik dan
termotivasi untuk belajar mengenai kewarganegaraan di era digital ini. Hal ini dapat
dilakukan dengan melibatkan pemimpin sekolah dan guru yang memiliki kesadaran yang
tinggi tentang pentingnya pendidikan kewaraganegaraan di masa kini. Guru dapat menjadi
panutan dan fasilitator dalam memfasilitasi pembelajaran kewaraganegaraan yang
berorientasi teknologi.

Penting juga untuk melibatkan siswa dalam membuat dan mengimplementasikan proyek-
proyek yang terkait dengan kewarganegaraan di era digital ini. Misalnya, siswa dapat
membuat kampanye sosial tentang pentingnya privasi online atau mempelajari bagaimana
teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi politik dan keterlibatan
masyarakat. Dengan demikian, siswa tidak hanya memperoleh pemahaman teoritis, tetapi
juga memiliki pengalaman nyata dalam menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam
konteks digital.

Dalam rangka memastikan keberhasilan pendidikan kewaraganegaraan di era digital, evaluasi


dan pemantauan yang berkesinambungan juga perlu dilakukan. Pemerintah, lembaga
pendidikan, dan masyarakat perlu berkolaborasi dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan indikator evaluasi yang relevan untuk melacak kemajuan siswa dalam
memahami dan menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan di era digital ini.

Dalam kesimpulan, pendidikan kewaraganegaraan di era digital membutuhkan pendekatan


yang holistik dan komprehensif. Selain integrasi dalam kurikulum formal, pendidikan
kewaraganegaraan juga perlu melibatkan pendekatan non-formal dan informal, serta
melibatkan siswa dalam pembelajaran aktif dan proyek-proyek praktis. Evaluasi dan
pemantauan yang berkesinambungan juga perlu dilakukan untuk memastikan kemajuan siswa
dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan di era digital ini. Dengan
pendekatan yang tepat, pendidikan kewaraganegaraan dapat menjadi alat yang efektif untuk
membangun generasi muda yang cerdas, bertanggung jawab, dan beretika di era digital ini.

Penutup
-----------------
Dalam era digital ini, tantangan dalam membangun Smart and Good Citizen semakin
kompleks. Oleh karena itu, pendidikan kewaraganegaraan perlu mengadaptasi perkembangan
teknologi untuk memberikan pembelajaran yang relevan dan menarik bagi generasi muda.
Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan
pengalaman langsung, pendidikan kewaraganegaraan dapat membentuk karakter individu
yang cerdas, bertanggung jawab, dan peduli terhadap negara dan bangsanya. Melalui
pendidikan kewaraganegaraan yang baik, kita bisa memastikan bahwa generasi muda akan
menjadi pilar yang kuat dalam memperkuat ketahanan nasional kita.
Selain itu, dalam membangun Smart and Good Citizen di era digital, pendidikan
kewaraganegaraan juga harus mengajarkan siswa tentang etika dalam menggunakan
teknologi. Hal ini termasuk kesadaran tentang pentingnya privasi online, pentingnya
memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya, dan etika dalam berinteraksi dan
berkomunikasi di dunia maya. Dalam konteks ini, pendidikan kewaraganegaraan harus
mengajarkan siswa tentang konsekuensi dari perilaku negatif online seperti cyberbullying dan
hate speech, serta memberikan mereka keterampilan untuk menghadapi dan menanggapi
masalah tersebut.

Selain itu, pendidikan kewaraganegaraan di era digital juga harus melibatkan siswa dalam
aktivitas yang memperkuat keterampilan kritis, analitis, dan berpikir kritis. Dalam era
informasi yang begitu cepat dan melimpah, siswa perlu dilatih untuk memilah dan mencari
informasi yang akurat, mempertimbangkan berbagai sudut pandang, dan mengembangkan
sikap kritis terhadap informasi yang mereka terima. Dalam konteks ini, pendidikan
kewaraganegaraan dapat melibatkan siswa dalam analisis berita, debat kebijakan publik, atau
proyek berbasis penelitian.

Selain itu, pendidikan kewaraganegaraan juga perlu mengajarkan siswa tentang partisipasi
aktif dalam kehidupan demokrasi di era digital. Siswa perlu diberikan pemahaman tentang
pentingnya hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta keterampilan untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan publik dan menyuarakan pendapat mereka dalam ruang digital.
Pendidikan kewaraganegaraan dapat melibatkan siswa dalam simulasi pemilihan umum atau
proyek kolaboratif untuk memberikan mereka pengalaman nyata dalam proses demokrasi.

Dalam kesimpulan, pendidikan kewaraganegaraan di era digital harus mengadaptasi


perkembangan teknologi untuk menyediakan pembelajaran yang relevan dan menarik bagi
siswa. Dengan mengajarkan etika penggunaan teknologi, memperkuat keterampilan berpikir
kritis, mengajarkan partisipasi aktif dalam kehidupan demokrasi, dan melibatkan siswa secara
aktif, pendidikan kewaraganegaraan dapat membentuk generasi muda yang cerdas,
bertanggung jawab, dan peduli terhadap negara dan bangsanya di era digital ini.

Saran
-----------------
Untuk memperkuat pendidikan kewaraganegaraan di era digital ini, perlu adanya kerjasama
antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pemerintah dapat mengeluarkan
kebijakan yang mendukung integrasi teknologi dalam proses pembelajaran pendidikan
kewaraganegaraan. Lembaga pendidikan dapat mengembangkan model pembelajaran yang
inovatif dan melibatkan siswa secara aktif. Sementara itu, masyarakat dapat mendukung
pendidikan kewaraganegaraan dengan memberikan kesadaran dan dukungan kepada generasi
muda untuk mengembangkan karakter yang baik dan peduli terhadap negara dan bangsa.
Selain kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, pendidikan
kewaraganegaraan di era digital juga membutuhkan adanya kolaborasi dengan sektor swasta,
organisasi non-pemerintah, dan komunitas online. Sebagai contoh, sektor swasta dapat
berkontribusi dalam menyediakan akses teknologi dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk
pemenuhan pembelajaran kewaraganegaraan yang efektif di era digital. Organisasi non-
pemerintah juga dapat memberikan program dan pelatihan tambahan yang melengkapi
kurikulum pendidikan kewaraganegaraan.

Selain itu, komunitas online juga memiliki peranan penting dalam memperkuat pendidikan
kewaraganegaraan di era digital ini. Komunitas online dapat menjadi ruang bagi siswa untuk
berdiskusi dan berbagi pemikiran tentang isu-isu kewarganegaraan, serta memungkinkan
mereka untuk berinteraksi dengan siswa dari berbagai daerah dan latar belakang yang
berbeda. Melalui komunitas online, siswa dapat belajar tentang keragaman, toleransi, dan
saling menghormati di era digital ini.
Selain kerjasama antar lembaga dan komunitas, penting juga untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang inklusif dan ramah bagi siswa di era digital. Dalam hal ini, pendidikan
kewaraganegaraan harus memperhatikan aksesibilitas teknologi dan perluasan jangkauan
pembelajaran kepada semua siswa, termasuk mereka yang mungkin memiliki keterbatasan
fisik atau ekonomi. Selain itu, pendidikan kewaraganegaraan juga perlu memperhatikan
perbedaan budaya, agama, dan latar belakang siswa untuk menciptakan lingkungan yang
inklusif dan menghargai keragaman.

Dalam kesimpulan, untuk memperkuat pendidikan kewaraganegaraan di era digital ini,


kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, sektor swasta, organisasi
non-pemerintah, dan komunitas online menjadi sangat penting. Dengan adanya kerjasama ini,
pendidikan kewaraganegaraan dapat menghadapi tantangan kompleks yang ditimbulkan oleh
perkembangan teknologi dan secara efektif membentuk generasi muda yang cerdas,
bertanggung jawab, dan peduli terhadap negara dan bangsanya di era digital ini.

Daftar Pustaka
-----------------
- Modul MKWU 4109
- Amari, Z., & Ayoubi, R. M. (2016). Integrating ICT in developing teaching skills and
academic achievement of mathematics student-teachers: The case of the Lebanese University.
Computers & Education, 94, 1-14.
- Heinrich, D., Molleda, J. C., & Olivas-Luján, M. R. (2017). Facebook use and acculturation
among mexican-heritage students in the United States. Computers in Human Behavior, 66,
240-248.
- Shepard, L. A., Lea, R. B., Penuel, W. R., & Sherer, D. (2018). School to community
leadership roles: Connecting learning opportunities for community governance. Education
Policy Analysis Archives, 26(119).

Anda mungkin juga menyukai