Anda di halaman 1dari 7

Nama: Novia Ramadini

NIM: 1304623040
Prodi: Pendidikan Biologi (A), FMIPA 2023
Mata Kuliah: Kewarganegaraan
Paper Perkembangan Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Era Digital: Tantangan dan Peluang

1. Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk menghasilkan generasi muda yang
memahami hak, tanggung jawab, dan hak mereka sebagai warga negara. Tantangan baru dan
peluang baru muncul dalam pengajaran kewarganegaraan di era digital dan internet yang
terus berkembang. Lanskap pendidikan secara keseluruhan, termasuk pendidikan
kewarganegaraan, telah diubah oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Adanya teknologi yang dapat meningkatkan kecepatan dan volume perputaran
pengetahuan dalam ekonomi dan masyarakat menandai era digital. Era digital juga dapat
dianggap sebagai perkembangan dari sebuah sistem evolusioner di mana perputaran
pengetahuan semakin tinggi dan semakin di luar kontrol manusia, yang membuat hidup kita
semakin sulit untuk dikelola. Karena fungsi teknologi menjadi lebih berbasis pengetahuan,
implikasi sosial Era Digital sangat besar dan akan terus meningkat.
Memahami era digital juga akan membantu kita membangun hubungan sosial
ekonomi yang berkelanjutan dengan teknologi dan pengetahuan modern. Dengan munculnya
masyarakat berbasis pengetahuan, era digital telah banyak mengubah cara kita hidup dan
bekerja. Era digital akan berdampak pada seluruh bidang kehidupan, termasuk pendidikan,
seiring berjalannya waktu.
Tidak dapat diragukan lagi bahwa teknologi telah mengubah dunia pendidikan secara
signifikan. Perilaku siswa di era digital saat ini menimbulkan kekhawatiran, mulai dari
cyberbullying hingga pelanggaran hak cipta. Selama ribuan tahun, pendidikan karakter telah
menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Pendidikan karakter sangat penting untuk membangun masyarakat demokratis dengan
prinsip-prinsip seperti menghargai sesama, menjaga keadilan dan kesetaraan, peduli terhadap
kemakmuran masyarakat, dan membantu sesama secara sukarela. Sejak lama, karakter
dianggap sebagai kata yang memiliki arti khusus. Dengan kata lain, ketika seseorang
dianggap memiliki kepribadian yang baik secara umum, orang tersebut juga memiliki sifat
lain seperti kepercayaan, kejujuran, semangat, dan dapat diandalkan.
2. Pembahasan
Pendidikan kewarganegaraan di era digital sudah selayaknya ada dan diterapkan di
berbagai lembaga pendidikan di Indonesia. Era digital adalah masa atau kehidupan dimana
segala aktivitas atau aktivitas yang mendukung kehidupan dimungkinkan oleh teknologi. Era
digital telah menggantikan beberapa teknologi masa lalu yang disesuaikan dengan masa kini
agar lebih praktis dan modern. Era digital telah membawa perkembangan teknologi di
berbagai bidang. Di Indonesia, pendidikan era digital diterapkan untuk memajukan sumber
daya manusia. Karena sumber daya manusia modern penting di era digital.
Berbagai jenis teknologi digital yang semakin berkembang telah banyak muncul.
Banyak orang dapat dengan bebas mengakses informasi melalui berbagai cara. Generasi
muda menggunakan internet secara aktif, yang dapat meningkatkan keterlibatan sipil mereka
(Martens & Hobbs, 2015). Namun sayangnya, semakin berkembangnya teknologi justru
meningkatkan jumlah kriminal yang terdeteksi. Meskipun revolusi digital telah membawa
banyak manfaat bagi masyarakat, terutama dalam hal aksesibilitas informasi, ada beberapa
masalah. Kekuatan membuat komunikasi dan berbagi informasi lebih mudah. Selain itu,
munculnya teknologi baru membuka banyak peluang baru untuk dieksploitasi. Revolusi
digital membawa era baru pengawasan massal, yang menimbulkan masalah baru untuk
masyarakat sipil dan hak asasi manusia.
Kehidupan modern yang sangat canggih telah diubah oleh kemajuan teknologi.
Sebuah teknologi yang menghasilkan perubahan besar di seluruh dunia, mulai dari membuat
kehidupan lebih mudah sampai menimbulkan masalah karena tidak dapat menggunakan
fasilitas digital yang semakin canggih ini dengan benar. Oleh karena itu, kemandirian dan
daya saing nasional dapat dicapai dengan memajukan peradaban Indonesia.
Pengembangan sistem ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pendidikan kewarganegaraan
adalah salah satunya.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata ajar yang membentuk
karakter masyarakat Indonesia. Sebagai suatu sistem pengetahuan terintegrasi, pendidikan
kewarganegaraan dalam konteks ilmiah memiliki logika internal atau struktur keilmuan yang
mencakup tiga dimensi interaktif, yaitu kajian ilmiah (academic civics) tentang sikap,
pengetahuan, dan keterampilan kewarganegaraan, pemberdayaan sosial-kultural
kewarganegaraan dalam masyarakat (community civics), dan pembelajaran sikap,
pengetahuan dan sikap kewarganegaraan dalam pendidikan formal dan nonformal.
Lebih utama lagi dalam bidang Pendidikan Kewarganegaraan (Simamora, 2014).
Tantangan mengajar Pendidikan Kewarganegaraan di era milenial saat ini butuh usaha keras.
Justru tantangan tersebut bukan datang dari materi atau kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan itu sendiri. melainkan dari kualitas sumber daya manusia yang kompeten,
yaitu guru.
Guru memiliki berbagai tanggapan terhadap era digital. Sebagian besar guru PPKn
tidak siap untuk beradaptasi dengan pendidikan di era digital. Para guru sadar bahwa era
digital adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, guru harus menyesuaikan
diri dengan era digital dengan menggunakan pembelajaran digital. Pendidikan karakter di era
digital juga harus menggunakan pembelajaran digital. Ada dua faktor yang mempengaruhi
kompetensi guru yaitu faktor kompetensi dan infrastruktur dalam menghadapi era digital.
Selanjutnya, Pendidikan Kewarganegaraan di lingkup sekolah juga mengembangkan
misi sebagai pendidikan bela negara, pendidikan multicultural, pendidikan lingkungan hidup,
pendidikan hukum, dan pendidikan anti korupsi. Pada pasal 37 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan, bahwa kurikulum
pendidikan tinggi wajib memuat diantaranya pendidikan kewarganegaraan. Hal ini berarti
pendidikan kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam
pembentukan rasa nasionalisme dan pembentukan karakter (Character building) bagi
mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.
Tujuan dari memperkuat jiwa kewarganegaraan di era digital dengan pendidikan
kewarganegaraan yang komprehensif adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang hak
dan tanggung jawab sebagai warga negara, serta mengembangkan keterampilan yang
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Santoso, K, 2023).
Dengan pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif, diharapkan masyarakat dapat lebih
memahami nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme. Selain itu, pendidikan
kewarganegaraan yang komprehensif juga bertujuan untuk membantu masyarakat
menghadapi tantangan yang muncul di era digital, seperti penyebaran informasi palsu dan
radikalisme. Juga untuk membentuk generasi muda yang memiliki pemahaman yang baik
tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta memahami peran dan tanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu, pendidikan
kewarganegaraan yang komprehensif juga bertujuan untuk membentuk karakter yang baik,
seperti berintegritas, memiliki rasa empati, berpikir kritis, dan kreatif. Dengan memperkuat
jiwa kewarganegaraan, diharapkan dapat membentuk generasi muda yang berkualitas dan
memiliki kontribusi positif dalam membangun bangsa dan negara di era digital ini.
Ada beberapa alasan mengapa perlu memperkuat jiwa kewarganegaraan di era digital
dengan pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif (Santoso, K, 2023). Pertama, era
digital membawa dampak yang signifikan terhadap perilaku dan pola pikir masyarakat,
sehingga perlu dilakukan upaya untuk membentuk jiwa kewarganegaraan yang kuat agar
masyarakat tetap memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap negara dan sesama.
Kedua, pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif dapat membantu mengurangi
masalah sosial yang semakin kompleks di era digital, seperti polarisasi politik, ujaran
kebencian, dan radikalisme. Ketiga, memperkuat jiwa kewarganegaraan juga dapat
membantu memperkuat kedaulatan negara melalui kesadaran akan pentingnya menjaga
keamanan dan kedaulatan negara.
Keempat, Tantangan era digital yang semakin kompleks: Dalam era digital yang terus
berkembang, tantangan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat semakin kompleks. Oleh
karena itu, adalah sangat penting bagi pendidikan kewarganegaraan untuk mempersiapkan
warga negara secara komprehensif agar mereka dapat menghadapi tantangan ini dengan
pemahaman yang baik dan mendalam. Kelima, Memperkuat kesadaran kewarganegaraan:
Pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif dapat membantu memperkuat kesadaran
kewarganegaraan dalam masyarakat. Ini adalah kunci penting dalam membangun masyarakat
yang baik dan harmonis. Keenam, Meningkatkan partisipasi warga negara: Dengan
memperkuat jiwa kewarganegaraan.
Fenomena dari penguatan jiwa kebangsaan di era digital dengan pendidikan
kebangsaan yang komprehensif adalah terbentuknya generasi muda yang memiliki kesadaran
dan rasa tanggung jawab yang lebih kuat terhadap negara dan sesame. Selain itu, dengan
pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif, generasi muda juga dapat memahami
seberapa pentingnya menjaga keamanan dan kedaulatan negara, serta seberapa berperan aktif
dalam pembangunan bangsa dan negara. Generasi muda yang memiliki jiwa
kewarganegaraan yang kuat juga cenderung lebih mampu berpikir kritis dan kreatif dalam
menghadapi berbagai masalah sosial dan politik di era digital. Latar belakang dari
memperkuat jiwa kewarganegaraan di era digital dengan pendidikan kewarganegaraan yang
komprehensif adalah adanya perubahan sosial dan budaya yang terjadi di era digital yang
mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang pesat membawa dampak yang signifikan pada cara masyarakat berinteraksi
dan bersosialisasi. Perubahan tersebut memunculkan tantangan baru dalam membentuk jiwa
kebangsaan yang kuat dan bertanggung jawab di era digital. Oleh karena itu, diperlukan
upaya untuk memperkuat jiwa kewarganegaraan dengan pendidikan kewarganegaraan yang
komprehensif agar generasi muda memiliki pemahaman yang baik tentang hak dan kewajiban
sebagai warga negara, serta memahami peran dan tanggung jawab sebagai bagian dari
masyarakat, bangsa, dan negara.
Memperkuat jiwa kewarganegaraan di era digital dengan pendidikan
kewarganegaraan yang komprehensif dapat dilakukan melalui beberapa langkah, di
antaranya: 1) Pengembangan kurikulum: Kurikulum pendidikan kewarganegaraan perlu
dikembangkan sedemikian rupa sehingga mencakup pemahaman tentang hak dan kewajiban
sebagai warga negara, serta peran dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kurikulum tersebut juga harus mampu mengintegrasikan
pengajaran tentang teknologi digital dan keamanan siber. 2) Guru pelatihan: Guru harus
peduli agar mampu mengajar pendidikan kewarganegaraan dengan metode yang kreatif dan
inovatif, serta mampu mengintegrasikan teknologi digital ke dalam pengajaran. 3) Pendirian
lingkungan pendidikan yang inklusif: Pendirian lingkungan pendidikan yang inklusif dapat
membantu meningkatkan kesadaran dan rasa tanggung jawab warga negara. Sekolah dapat
menerapkan kegiatan yang memperkuat jiwa kewarganegaraan, seperti pengenalan budaya
daerah, kegiatan sosial, dan program magang. 4) Kerja sama dengan pihak lain: Sekolah
dapat bekerja sama dengan pihak lain, seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan
perusahaan, dalam upaya memperkuat jiwa kebangsaan di era digital. Pihak-pihak tersebut
dapat memberikan dukungan dalam bentuk akses terhadap informasi, sumber daya, serta
menyediakan program-program yang mendukung pembentukan jiwa kebangsaan. 5) Evaluasi
dan perbaikan: Sekolah perlu mengevaluasi program pendidikan kewarganegaraan secara
teratur untuk mengetahui efektivitasnya. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan melacak
kemajuan siswa dalam memahami konsep kewarganegaraan, serta melakukan perbaikan jika
diperlukan. Dengan mengimplementasikan langkah-langkah tersebut diharapkan dapat
terbentuk generasi muda yang memiliki jiwa kebangsaan yang kuat, mampu berpikir kritis,
dan kreatif dalam menghadapi berbagai masalah di era digital.
Beberapa faktor pendukung untuk memperkuat jiwa kewarganegaraan di era digital
dengan pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif meliputi: 1) Peran penting orang
tua: Orang tua dapat membantu memperkuat jiwa kewarganegaraan anak dengan memberikan
contoh yang baik dan mendukung program pendidikan kewarganegaraan yang dijalankan
oleh sekolah. 2) Peran penting media sosial: Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai sarana
untuk memperkuat jiwa kewarganegaraan dengan menyebarkan informasi yang positif dan
mengedukasi tentang pentingnya menjadi warga negara yang bertanggung jawab. 3)
Pemahaman yang baik tentang teknologi digital: Pemahaman yang baik tentang teknologi
digital dapat membantu memperkuat jiwa kewarganegaraan dengan memahami risiko dan
dampak dari teknologi digital, serta cara menggunakannya secara bertanggung jawab. 4)
Dukungan dari: pemerintah Dukungan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan dan anggaran
dapat membantu memperkuat jiwa kewarganegaraan dengan memperkuat program
pendidikan kewarganegaraan yang sudah ada dan menyediakan sumber daya yang
diperlukan. 5) Dukungan dari masyarakat Dukungan dari masyarakat dalam bentuk
partisipasi dalam kegiatankegiatan yang mendukung pembentukan jiwa kewarganegaraan,
seperti kegiatan sosial dan kegiatan kebersihan lingkungan, juga dapat membantu
memperkuat jiwa kewarganegaraan. Dengan adanya faktor pendukung ini, upaya
memperkuat jiwa kewarganegaraan di era digital dengan pendidikan kewarganegaraan yang
komprehensif dapat menjadi lebih efektif dan berdampak positif pada pembentukan generasi
muda yang berkualitas.
3. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, simpulannya adalah bahwa pendidikan kewarganegaraan
yang komprehensif dapat memperkuat jiwa kewarganegaraan di era digital. Dalam dunia
yang semakin terhubung secara digital, penting bagi individu untuk memahami hak dan
kewajiban mereka sebagai warga negara serta bagaimana berpartisipasi aktif dalam
masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif membantu mempersiapkan
generasi muda untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, terampil dalam
berkomunikasi, kritis dalam berpikir dan memiliki nilai-nilai yang kuat. Dengan demikian,
pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif dapat meningkatkan kepribadian warga
negara dan memperkuat jiwa kewarganegaraan di era digital. Kesimpulannya, memperkuat
jiwa kewarganegaraan di era digital bisa dilakukan dengan pendidikan kewarganegaraan yang
komprehensif. Pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif mencakup pengajaran
tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, nilai-nilai demokrasi, toleransi,
serta pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dalam era digital yang semakin
maju, penting bagi individu untuk memiliki pemahaman tentang hak dan kewajiban dalam
lingkungan online dan offline, sehingga mampu mengambil bagian dalam pembangunan dan
menjaga keberlangsungan masyarakat yang harmonis dan inklusif. Refleksi dari memperkuat
jiwa kewarganegaraan di era digital dengan pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif
adalah pentingnya mempersiapkan generasi muda untuk menjadi warga negara yang baik dan
bertanggung jawab dalam era digital yang semakin berkembang dan kompleks.
Daftar Pustaka
Santoso, G. (2019). Philosophical curriculum of civic education in 1975-2013 in indonesia.
Prosiding Seminas FIP UMJ, 2(24), 236–249.
Zahrah R, Novia A, dkk. ( 2023). Memperkuat Jiwa Kewarganegaraan di Era Digital dengan
Pendidikan Kewarganegaraan yang Komprehensif. Jurnal Pendidikan Transformatif
(Jupetra). e-ISSN: 2963-3176 Vol. 02 No. 02.
Anita T, Sugiaryo b, dkk. (2019). Model desain Pendidikan Kewarganegaraan di era media
digital sebagai pendukung implementasi pendidikan karakter. Jurnal Civics: Media
Kajian Kewarganegaraan Vol. 16 No. 2 | 154-164.
Triyanto. (2020). Peluang dan tantangan pendidikan karakter di era digital. Jurnal Civics:
Media Kajian Kewarganegaraan Vol. 17 No. 2 Hal 175 – 184.
Martens, H., & Hobbs, R. (2015). How media literacy supports civic engagement in a digital
age. Atlantic Journal of Communication, 23(2), 120–137.

Anda mungkin juga menyukai