Anda di halaman 1dari 9

Upaya Mempertahankan dan Mewujudkan Pancasila Sebagai

Identitas Nasional di Era Digital

Ardi Muhammad Nur

1308620024

Prodi Biologi A

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2021
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam perkembangannya, era digital ini memberikan tantangan


sekaligus dampak bagi generasi muda bangsa Indonesia. Di era digital ini
juga tentunya sangat berdampak pada dunia pendidikan di Indonesia,
dimulai dengan digitalisasi sistem pendidikan yang mengharuskan setiap
elemen dalam bidang pendidikan untuk mampu beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi. Salah satu contoh adalah sistem pembelajaran di
dalam kelas, pembelajaran yang semula diselenggarakan secara
langsung di kelas bukan tidak mungkin akan digantikan melalui sistem
pembelajaran secara tidak langsung atau melalui jaringan internet. Hal lain
yang perlu kita ketahui bahwa dalam era revolusi industri 4.0 yang kita
alami saat ini, jarak dan batasan wilayah tidak menjadi hambatan setiap
manusia untuk mengetahui dan mengakses dunia luar.

Dalam dunia pendidikan, dengan adanya revolusi industri 4.0


memberikan dampak positif dengan semakin maju dan berkembangnya
sistem pembelajaran kita, akan tetapi juga memberikan dampak negatif bagi
dunia pendidikan kita apabila tidak mampu menjawab tantangan yang
muncul di era sekarang. Dampak negatif yang ditimbulkan dan dapat
kita lihat sekarang ini adalah kurangnya pemahaman mengenai
pendidikan multikultural bagi generasi muda kita dalam hal ini anak
usia sekolah. Kurangnya pemahaman mengenai pendidikan multikultural
ini juga berdampak terhadap lunturnya identitas nasional bangsa
Indonesia, nilai-nilai luhur bangsa Indonesia mulai ditinggalkan oleh
generasi muda kita.

Hal tersebut menimbulkan berbagai permasalahan-permasalahan


dalam dunia pendidikan yang berakibat pada terhambatnya perkembangan
kualitas pendidikan itu sendiri. Dimulai dari munculnya radikalisme secara
langsung ataupun melalui media sosial, tawuran antar sekolahan, tindakan
kriminal yang dilakukan oleh anak usia sekolah, lunturnya nilai budaya
bangsa pada diri.

Berdasarkan uraian di atas maka pengertian kepribadian sebagai


identitas nasional suatu bangsa adalah keseluruhan atau totalitas dari
kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk bangsa
tersebut. Oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak
dapat dipisahkan dengan pengertian “peoples character”, “national
carachter” atau “national identity”. Dalam hubungannya dengan identitas
nasional Indonesia, kepribadi- an bangsa Indonesia tidak bisa diketahui jika
hanya dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik. Hal ini mengingat bangsa
Indonesia terdiri atas berbagai macam unsur etnis, ras, suku, kebudayaan,
aga- ma, serta yang sejak asalnya memiliki perbedaan.
BAB II

PEMBAHASAN

Kepribadian bangsa sebagai suatu identitas nasional secara historis


berkembang dan menemukan jati dirinya setelah proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945. Namun demikian identitas nasional suatu bangsa tidak
cukup hanya dipahami secara statis. Ini karena mengingat bangsa
merupakan kumpulan- kumpulan manusia yang suka berinteraksi dengan
bangsa di dunia dengan segala hasil budayanya. Oleh karena itu identitas
nasional suatu bangsa, termasuk identitas nasional Indonesia, juga harus
dipahami dalam suatu konteks dinamis. Maksudnya adalah bagaimana
bangsa itu melakukan ekselerasi dalam pembangunan, termasuk proses
interaksinya secara global dengan bangsa- bangsa lain di dunia. Apalagi di
era revolusi industri 4.0 sekarang, dengan perkembangan teknologi yang
semakin canggih dan keleluasaan akses digital serta informasi lewat
internet, membuat orang semakin bebas berinteraksi secara global melalui
media sosial, sehingga hal itu juga mendorong banyak perkem- bangan
identitas nasional suatu bangsa.

Pada era sebelumnya, sebagaimana kita ketahui, di dunia


internasional bangsa - bangsa besar yang telah mengembangkan identitasnya
secara dinamis mis membawa nama bangsa tersebut baik dalam kekhasan
dunia ilmu pengetahuan maupun dalam khasanah dunia pergaulan
antarbangsa di dunia. Kebesaran bangsa Inggris tidak terlepas dari jerih
payah serta kreativitas bangsa tersebut dalam melakukan akselerasi dalam
pembangunannya. Dalam sejarah dunia diketahui bahwa banyak anak- anak
bangsa Inggris menemukan ilmu pengetahuan, yang kemudian dikem-
bangkan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Atas karya itulah
bangsa Inggris mengalami suatu revolusi kehidupan yaitu Revolusi Industri.
Dengan revolusi itulah bangsa Inggris menjelajahi benua lain, sehingga di
berbagai benua yang ada bangsa Inggris menamakan karya besarnya yang di
kembangkan karena kreativitas dari bangsa tersebut.
Kata “identitas” yang berasal dari bahasa Inggris identity sebetulnya
memiliki pengertian harfiah ciri-ciri, tandatanda, atau jati diri yang melekat
pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesaman - kesamaan, baik fisik
seperti budaya, agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-
cita dan tujuan. Himpunan kelompok - kelompok inilah yang disebut dengan
istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya
melahirkan tindakan kelompok (collective action) yang diwujudkan dalam
bentuk organisasi atau pergerakan - pergerakan yang diberi atribut - atribut
nasional. Kata “nasional” sendiri tidak bisa dipisahkan dari kemunculan
konsep nasionalisme sebagaimana akan dijelaskan kemudian. Dari uraian
singkat ini, unsur yang tidak bisa dilewatkan dalam pembahasan ini adalah
hubungan erat antara nasionalisme dengan warga negara, sebagaimana hal
itu terjadi pada konsep - konsep sebelumnya. Seperti dinyatakan
Koerniatmanto Soetoprawiro (1996) bahwa secara hukum, peraturan tentang
kewarganegaraan merupakan suatu konsekuensi langsung dari
perkembangan paham nasionalisme. Lahirnya negara- bangsa (nation-state)
merupakan akibat langsung dari gerakan nasionalisme yang sekaligus telah
melahirkan perbedaan pengertian tentang kewarganegara- an dari masa
sebelum kemerdekaan.

Revolusi digital adalah perubahan dari teknologi mekanik dan


elektronik analog ke teknologi digital yang telah terjadi sejak tahun 1980
dan berlanjut sampai hari ini.Revolusi itu pada awalnya mungkin dipicu
oleh sebuah generasi remaja yang lahir pada tahun 80-an. Analog dengan
revolusi pertanian,revolusi industri,revolusi digital menandai awal era
informasi. Revolusi digital ini telah megubah cara pandang seseorang dalam
menjalani kehidupan yang saat canggih saat ini .Sebuah teknologi yang
membuat perubahan besar kepada seluruh dunia,dari mulai membantu
mempermudah segala urusan sampai membuat masalah karena tidak bisa
menggunakan fasilitas digital yang semakin canggih ini dengan baik dan
benar. Melalui era digital masyarakat dapat memanfaatkan untuk keperluan
yang banyak,melalui usia muda,dewasa, ataupun institus. Mulai dari orang
muda dapat memanfaatkan Era digital ini dengan melakukan pembelajaran
e-learning. Hal tersebut dapat meningkatkan pendidikan masyarakat sekitar,
dari pendidikan yang dapat berkembang akan memudahkan masyarakat
untuk berpikir kritis dan dapat mencegah ancaman-ancaman dari
luar.Melalui informasi yang dapat diakses juga dapat memudahkan antar
daerah memberikan informasi mengenai perkembangan daerahnya,sehingga
dapat bertukar informasi dan dapat jauh memperkenalkan Indonesia dari
berbagai aspek yang belum diketahui oleh banyak kalangan.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut identitas nasional perlu dipertahankan


agar suara negara tidak kehilangan cirinya atau yang khas dari negara
tersebut. Dan di era digital/cyber banyak hal atau upaya yang dilakukan
untuk mempertahankan identitas nasional seperti melakukan
mengembangkan nasionalisme, pendidikan nasionalisme sejak dini,
melestarikan budaya dan melakukan bela negara. Jurnal yang di susun
semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang bagaimana upaya
untuk mempertahankan identitas nasional di era digital/cyber.

Jadi ciri bangsa dan negara seperti bendera, bahasa, dan lagu
kebangsaan. Arus globalisasi yang demkian pesatnya ,ternyata telah mampu
mempengaruhi identitas nasional dan berpotensi merosotnya nilai-nilai
budaya bangsa. Masyarakat budaya tidak lagi memperhatikan budaya nya
sendiri apalagi punya keinginan dan dorongan untik melestarikan.Mereka
cenderung mengadopsi dan menerapkan budaya asing dan mengabaikan
budaya sendiri. Budaya yang asli dianggap kuno dibandingkan budaya asing
yang di anggap lebih modern.
SARAN

Upaya yng harus dilakukan untuk mempertahankan Identitas


nasional di Indonesia umumnya pada era digital perlu dibenahi atau
perbaharui yaitu dengan beberapa cara antara lain Pendidikan Nasionalisme
Sejak Dini.Pendidikan nasionalisme mempunyai peran yang sangat besar
dalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia. Maka dari itu,pendidikan
nasionalisme harus dilakukan atau ditanamkan sejak dini misalnya dengan
menanamkan budaya Indonesia kepada anak-anak karena anak merupakan
asset suatu bangsa yang nantinya dapat memperkenalkan seperti apa itu
Indonesia kepada dunia luar melalui teknologi. Melestarikan Budaya.
Budaya merupakan salah satu penentu jati diri bangsa Namun, sekarang ini
budaya Indonesia mulai menghilang karena banyaknya pengaruh budaya
barat yang masuk ke Indonesia.Sebagai warga Negara, seharusnya kita
melestarikan budaya yang ada di Indonesia.Di era digital/cyber kita dapat
mengenalkannya melalui sosial media.

Bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara,hal


itu membuktikan bahwa bela negara juga menjadi suatu aturan agar setiap
warga negara harus melakukan tindakan bela negara demi ketahanan dan
eksistensi sebuah negara apalagi di era digital/cyber saat ini.
Contohnya,kasus pengklaiman batik oleh negara tetangga Malaysia kita bisa
melihat ke internet bahwa mereka mengklaim itu milik mereka dengan
seperti itu kita dapat melakukan bela negara.Di era digital/cyber internet
dapat digunakan sebagai wadah untuk pengecekan dan bela negara.
DAFTAR PUSTAKA

Dashefsky, Arnold. 1975. “Ethnic Identity in Society.” From Driedger, Leo.


1989. The Ethnic Factor: Identity in Diversity. Toronto: McGraw-Hill
Ryerson, pp. 136- 137.

Hendrizal. 2016. “Urgensi Pendidikan Moral sebagai Pembentuk Warga


Negara yang Baik”. Jurnal PPKn & Hukum, Volume 11, Nomor 1, Maret
2016, halaman 18-35, ISSN: 1907-5901, terbitan Pro- gram Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Riau
(Unri), Pekanbaru; URL: https://ejournal. unri.ac.id/index.php/JPB/issue/vie
w/437.

Soetoprawiro, Koerniatmanto. 1996. Hukum Kewarganegaraan dan


Keimigrasian Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suryo, Joko. 2002. “Pembentukan Identitas Nasional.” Makalah Seminar


Terbatas Pengembangan Wawasan tentang Civic Education. Yogyakarta:
LP3 UMY

Winarno. 2017. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan: Panduan


Kuliah di Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai