Anda di halaman 1dari 2

Penugasan 3

Nama : Maryam Ruhul Aflah


NIM : 1503622056
Mata Kuliah : Wawasan Pendidikan

Pertanyaan

Bagaimana televisi, internet, medsos dan media massa lain mempengaruhi pendidikan –murid, guru,
kurikulum? Bagaimana aspek-aspek budaya pop/anak muda mempengaruhi sekolah?

Jawaban

Media massa adalah sarana yang dimanfaatkan manusia untuk mengomunikasikan pesan. Media
massa menjadi krusial karena memiliki kekuatan. Tidak hanya mampu mengomunikasikan pesan
kepada publik, namun lebih dari itu media mempunyai fungsi untuk mendidik, mempengaruhi,
memberikan informasi dan menghibur. Sesuai dengan UU no. 40/1999, pers nasional memiliki tugas
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Kontrol sosial tersebut dapat berupa
partisipasi masyarakat dalam pemerintahan, dan tanggung jawab pemerintah pada masyarakat
(Masduki, 2004: 8). Media massa mempunyai peran yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat,
dikarenakan masyarakat yang konsumtif akan informasi yang dapat memperkuat kehidupan mereka.

Dengan adanya media massa, bagi guru untuk membuat media pembelajaran menjadi lebih luas dan
dapat dibuat lebih menarik agar para peserta didiknya dapat memahami materi dengan mudah.
Dengan mempertimbangkan situasi pendidikan yang belum teratur dengan baik di Indonesia,
pemerintah sebaiknya memanfaatkan semua potensi yang ada untuk mencapai kemajuan pendidikan
di masa depan. Salah satu aspek yang dapat dioptimalkan adalah media massa. Sebagai penunjang
pendidikan di Indonesia, media massa seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk dipelajari
lebih dalam guna memaksimalkan pengaruhnya. Hal ini bertujuan agar pendidikan di Indonesia dapat
ditingkatkan menuju arah yang lebih baik dan menguntungkan bagi bangsa. Oleh karena itu,
pemerintah perlu mengambil tindakan yang lebih baik dengan memanfaatkan pengaruh media massa
untuk mengubah pandangan dan cara berpikir masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya
pendidikan dan dapat menerima informasi dengan benar. Hal ini diperlukan untuk meminimalkan
pengaruh negatif media massa sehingga tujuan media massa dalam hal pendidikan dapat tercapai.

Golongan remaja di perkotaan, khususnya, cenderung mengikuti tren dan arus utama yang sedang
berkembang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka akan kesulitan memahami nilai atau
ideologi yang berkembang dalam masyarakat karena adanya sistem globalisasi. Keadaan ini dianggap
sebagai ancaman bagi penguatan identitas nasional bangsa, karena jika remaja tidak mampu
melakukan seleksi dengan baik, maka akan terjadi benturan nilai-nilai. Meskipun nilai-nilai atau
ideologi yang dibawa oleh arus global tidak semuanya bisa diserap dan diterapkan dalam kehidupan
masyarakat, nilai-nilai hidup yang berkembang dalam masyarakat Indonesia tercermin dalam ideologi
bangsa yaitu Pancasila. Pancasila merupakan panduan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan
kehidupan masyarakat. Namun, karena adanya globalisasi, maka banyak nilai atau ideologi yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat, seperti kapitalisme, liberalisme, neoliberalisme,
komunisme, atau sosialisme. Oleh karena itu, masyarakat perkotaan, khususnya remaja, diharapkan
dapat memfilter dengan baik berbagai bentuk ideologi asing yang dapat mengancam kekuatan
identitas nasional. Antoni (2012) menyatakan bahwa pijakan masyarakat perkotaan adalah sesuatu
yang dianggap baru dan berkembang pesat yang mereka peroleh dari pengalaman empiris. Objek yang
dianggap baru dan berkembang pesat dalam perkembangan zaman pasca-modernisme adalah
merebaknya budaya populer (pop culture).

Referensi

Istiqomah, Annisa. 2020. Ancaman Budaya Pop (Pop Culture) Terhadap Penguatan Identitas Nasional
Masyarakat Urban. JPW (Jurnal Politik Walisongo). 2(1). 47-54.

Anhar, Muhammad Lutfi. Media Massa dalam Pendidikan Indonesia.

Makhshun, Toha. & Khalilurrahman. 2018. Pengaruh Media Massa Dalam Kebijakan Pendidikan.
1(1), 65.

Anda mungkin juga menyukai