Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BAB III

LOGIKA dan PENALARAN ILMIAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Logika dan Penalaran Ilmiah
Dosen Pengampu : Dr. Faisal Madani, M. Ed. Sc

Disusun Oleh :
Jihan Nisya Novianti (1513621068)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023
1. DEKONSTRUKSI

TEKS UNSUR-UNSUR TELAAH UNSUR


Penelitian ini bertujuan untuk 1. Tujuan Penelitian: Teks menjelaskan Unsur Eksplisit:
mengetahui dampak tujuan penelitian ini, yaitu untuk pembelajaran daring yang dialami
pembelajaran daring yang mengetahui dampak pembelajaran daring oleh guru dan siswa selama
dialami oleh guru dan siswa yang dialami oleh guru dan siswa selama pandemi Covid-19 memiliki
selama pandemi Covid-19. pandemi Covid-19. dampak yang signifikan. Proses
Penelitian ini menggunakan 2. Metode Penelitian: Teks menyebutkan pembelajaran berubah dengan
penelitian kualitatif, dimana bahwa penelitian ini menggunakan penggunaan jaringan jarak jauh,
dalam mengumpulkan metode penelitian kualitatif. Data yang memberikan dampak negatif
informasi data dengan teknik dikumpulkan melalui teknik wawancara pada guru karena kurangnya
wawancara, yaitu untuk untuk mencari informasi yang relevan. efektivitas dalam menyampaikan
mencari data mengenai hal-hal 3. Subjek Penelitian: Teks menyebutkan materi pembelajaran dan gangguan
yang relevan. Subyek bahwa subjek penelitian adalah siswa SD dalam proses pembelajaran yang
penelitian adalah siswa SD N N Sugihan 03, Bendosari. menghambat pencapaian tujuan
Sugihan 03, Bendosari. Hasil 4. Hasil Penelitian: Teks menyajikan hasil pembelajaran yang diharapkan.
penelitian menunjukan bahwa penelitian yang menunjukkan bahwa Materi pembelajaran menjadi tidak
proses pembelajaran selama proses pembelajaran selama pandemi tuntas dan penggunaan media
pandemic berubah yaitu dengan berubah menjadi pembelajaran daring pembelajaran dalam pembelajaran
menggunakan jaringan jarak dengan menggunakan jaringan jarak daring tidak optimal..
jauh. Hal ini memberikan jauh.
dampak pada guru karena
kurang maksimal dalam
memberikan materi
pembelajaran dan terganggunya
proses pembelajaran yang
menyebabkan tidak tercapai
tujuan pembelajaran yang
diharapkan.Sehingga
menjadikan materi tidak tuntas
dan penggunaan media
pembelajaran dalam
pembelajaran daring tidak
maksimal. Penilaian siswa pun
terkendala dengan sekedar
penilaian kognitif
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Tujuan Penelitian: Penelitian ini Unsur Implisit:
mengetahui kendala bertujuan untuk mengetahui kendala 1. Kendala pembelajaran daring di
pembelajaran daring di pembelajaran daring di Kabupaten Kabupaten Banjarnegara menjadi
Kabupaten Banjarnegara. Jenis Banjarnegara. Tujuan penelitian ini fokus utama penelitian.
penelitian ini merupakan adalah untuk mengidentifikasi hambatan- 2. Wawancara dan pengisian angket
kualitatif deskriptif. Teknik hambatan yang dihadapi dalam secara daring digunakan sebagai
pengumpulan data dilakukan implementasi pembelajaran daring di teknik pengumpulan data.
dengan wawancara dan daerah tersebut. 3. Pengumpulan data, reduksi data,
pengisian angket secara daring. 2. Jenis Penelitian: Penelitian ini penyajian data, dan kesimpulan
Analisis data yang digunakan merupakan penelitian kualitatif merupakan langkah-langkah
dalam penelitian ini yaitu deskriptif. Hal ini mengindikasikan dalam analisis data.
pengumpulan data, reduksi data bahwa penelitian ini lebih fokus pada
penyajian data dan kesimpulan. deskripsi dan pemahaman terhadap
Hasil penelitian menunjukkan fenomena kendala pembelajaran daring
bahwa kendala yang dialami di Kabupaten Banjarnegara.
guru selama pembelajaran 3. Teknik Pengumpulan Data: Teknik
daring yaitu aplikasi pengumpulan data yang digunakan dalam
pembelajaran, jaringan internet penelitian ini adalah wawancara dan
dan gawai, pengelolaan pengisian angket secara daring. Peneliti
pembelajaran, penilaian, dan melakukan wawancara dengan responden
pengawasan. terkait dan menggunakan angket yang
diisi secara online oleh partisipan
penelitian.
Google classroom atau ruang − Platform pembelajaran; Platform Google Unsur Eksplisit:
kelas Google menjadi akses Classroom yang paling banyak dipilih oleh Google Classroom atau Ruang Kelas
Google menjadi akses yang paling
yang paling banyak dipilih oleh responden sebagai akses untuk pembelajaran banyak dipilih oleh responden untuk
responden daring. membantu pembelajaran daring.

dalam membantu berjalannya − Fitur Google for Education: Fitur yang

pembelajaran daring. Dalam disediakan oleh Google untuk pendidikan,


termasuk Google Classroom. Fitur ini
penelitian Mustakim (2020)
memudahkan tenaga pendidik dalam
Google classroom
merancang, berbagi, mengelompokkan
menjadi media yang paling
penugasan, dan menyimpan hasil dengan
disukai oleh peserta didik
terhubung langsung ke Google Drive.
sebagai media pembelajaran − Metode pengumpulan tugas : Merujuk pada
daring dikarenakan tugas yang dikumpulkan dalam bentuk
penggunaanya yang dianggap dokumen elektronik tanpa menggunakan
mudah dan praktis. Salah satu kertas.
fitur Google for Education ini − Empat pengguna Google Classroom: Tenaga
memberikan pendidik, peserta didik, wali, dan

kemudahan tenaga pendidik administrator. Masing-masing memiliki

dalam merancang, men-share, peran dan kemudahan yang berbeda dalam


penggunaan platform ini.
mengelompokkan penugasan
dan menyimpan hasil
dengan langsung terhubung ke
Google drive. Tugas yang
dikumpulkan berupa dokumen
tanpa kertas biasa
disebut dengan paperless
(Komariah dkk., 2019). Google
Classroom telah dirancang untuk
kemudahan empat
pengguna yaitu tenaga pendidik,
peserta didik, wali, dan
administrator. Tenaga pendidik
dapat membuat dan
mengelola kelas, memberikan
nilai, mengirimkan tugas dengan
deadline, serta memberikan
masukan secara
langsung (realtime). Peserta
didik dapat memantau materi
atau tugas yang diberikan
dengan pemberitahuan
via email, berbagi dokumen dan
berinteraksi dengan teman-
teman kelas serta bertanya
kepada guru, mengirim
tugas dan mendapat penilaian
serta tanggapan secara langsung.
Wali yang didaftarkan juga bisa
mendapatkan
ringkasan email terkait tugas
peserta didik untuk memantau
hasil pembelajaran anaknya.
Administrator dapat
membuat, mengatur, memantau
atau menghapus kelas di domain
serta menambah atau
mengeluarkan akun
peserta didik maupun tenaga
pendidik.
2. REKONSTRUKSI

TEKS UNSUR - UNSUR REKONSTRUKSI


Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Tujuan penelitian: Menganalisis Rekonstruksi dari teks tersebut
untuk menganalisis efektifitas efektivitas pembelajaran daring ditinjau menekankan pentingnya
pembelajaran daring ditinjau dari akses pendukung yang paling menganalisis efektivitas
dari akses pendukung banyak digunakan dan faktor-faktor yang pembelajaran daring dengan
terlaksananya pembelajaran mempengaruhinya. mempertimbangkan akses
daring yang paling banyak 2. Metode penelitian: Deskriptif kualitatif, pendukung yang digunakan serta
digunakan pada peserta didik yang menggambarkan dan menganalisis faktor-faktor yang
jenjang menengah hingga fenomena yang terjadi. mempengaruhinya. Saran-saran
perguruan tinggi serta faktor- 3. Teknik pengumpulan data: Menggunakan dari peserta didik juga dianggap
faktor yang dapat mempengaruhi kuisioner untuk mendapatkan data dari penting untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran daring. 118 peserta didik di Kabupaten Bekasi. efektivitas pembelajaran daring
Metode penelitian yang 4. Analisis data: Dilakukan dengan teknik bagi tenaga pendidik.
digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang melibatkan interpretasi
kualitatif. Teknik pengumpulan dan pemahaman terhadap data yang
data menggunakan kuisioner. terkumpul.
Responden pada penelitian ini 5. Temuan: 63% responden menyatakan
adalah 118 peserta didik di bahwa pelaksanaan pembelajaran daring
Kabupaten Bekasi. Data belum efektif. Google Classroom
dianalisis dengan teknik menjadi akses pendukung paling banyak
kualitatif. Berdasarkan hasil digunakan, dengan fitur-fitur yang
kuisioner, 63% responden membantu pelaksanaan pembelajaran
menyatakan bahwa pelaksanaan daring.
pembelajaran daring belum 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi
efektif. Akses pendukung efektivitas pembelajaran daring: Faktor
pembelajaran daring yang paling ekonomi (38%), faktor sosial (30%),
banyak digunakan adalah faktor kesehatan (19%), dan faktor
Google classroom dengan 72,9% kepribadian (13%).
pengguna dan dilengkapi fitur-
fitur yang cukup membantu
pelaksanaan daring. Hasil
kuisioner menunjukan bahwa
efektifitas dari pembelajaran
daring dipengaruhi oleh faktor
ekonomi (38%), faktor sosial
(30%), faktor Kesehatan (19%)
dan faktor kepribadian (13%).
Terakhir, saran peserta didik
untuk meningkatkan efektifitas
pembelajaran daring bagi para
tenaga pendidik yaitu:
1) meringkas materi belajar
yang perlu di unduh;
2) menggunakan virtual meeting
hanya untuk menjelaskan
teori yang sekiranya sulit
dipahami
3) menghindari pemberian tugas
yang berlebihan
4) Selalu menanyakan kepada
peserta didik terkait materi
yang kurang dimengerti
secara berkelompok/individu;
5) Memberikan informasi
terkait forum diskusi/webinar
untuk
6) melatih beradaptasi
daringmelaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
jadwal
7) menggunakan
sistem/platform yang sama
sebagai media pembelajaran
daring.
Kegiatan penilaian merupakan 1. Dualitas atau Kontradiksi: Teks Rekonstruksi teks di atas,
hal yang penting dan merupakan mengungkapkan adanya kontradiksi ditekankan bahwa penilaian penting
satu kesatuan dalam kegiatan antara kebutuhan untuk melakukan dalam pembelajaran, namun dalam
belajar mengajar. Guna penilaian dalam pembelajaran daring dan konteks pembelajaran daring
mendapatkan informasi kesulitan dalam melaksanakan penilaian terdapat masalah baru dalam
mengenai pencapaian yang adil dan obyektif. penilaian siswa. Terdapat
kompetensi siswa, maka 2. Ketidakstabilan Makna: Teks kekhawatiran bahwa prinsip adil
dibutuhkan penilaian. mengindikasikan bahwa makna adil dalam penilaian sulit untuk
Pelaksanaan pembelajaran dalam penilaian dapat bervariasi dipenuhi, karena semua siswa
daring menimbulkan masalah tergantung pada konteks dan persepsi memperoleh nilai maksimal saat
baru dalam hal penilaian individu. Adil dalam penilaian tidak diberi soal.
siswa. Berdasarkan kurikulum berarti memberikan nilai yang sama
2013, penilaian kegiatan kepada setiap siswa, tetapi memberikan
pembelajaran meliputi aspek nilai yang sesuai dengan kemampuan
afektif, kognitif dan psikomotor. belajar masing-masing. Namun, terdapat
Menurut Anderson (2003) kekhawatiran bahwa beberapa siswa
terdapat tiga prinsip dalam mungkin mendapatkan bantuan dari
penilaian pembelajaran, yaitu orang dewasa saat mengerjakan tugas,
bermakna, transparansi dan yang dapat mengaburkan keadilan dalam
adil. Ketiga prinsip tersebut penilaian.
tidak dapat dipenuhi secara 3. Penolakan Kesatuan dan Stabilitas: Teks
maksimal oleh guru. Terutama menyiratkan bahwa prinsip-prinsip
prinsip adil. Adil dalam penilaian pembelajaran, seperti
penilaian mempunyai makna bermakna, transparansi, dan adil,
bahwa setiap siswa mempunyai mungkin tidak dapat sepenuhnya
kesempatan yang sama dalam dipenuhi oleh guru dalam konteks
sistem penilaian., bukan berarti pembelajaran daring. Hal ini
bahwa setiap siswa mendapatkan menunjukkan bahwa konsep-konsep
nilai yang sama, tetapi tersebut mungkin bersifat ambigu, dapat
mendapatkan nilai yang sesuai dipahami dengan cara yang berbeda, dan
dengan kemampuan belajar tidak memiliki stabilitas yang pasti dalam
masing-masing. Fakta di praktik penilaian.
lapangan, menunjukkan bahwa 4. Kontradiksi dalam Identitas atau
semua siswa memperoleh nilai Otoritas: Teks mengungkapkan
maksimal ketika diberi soal. Hal kekhawatiran bahwa ketidakmampuan
tersebut menjadi pertanyaan bagi guru dalam melaksanakan penilaian yang
guru, apakah siswa benar-benar adil dalam pembelajaran daring dapat
memahami materi atau siswa mempengaruhi otoritas mereka sebagai
mendapatkan bantuan dari penilai. Ketidakmampuan untuk menilai
orang dewasa ketika ketercapaian pembelajaran secara
mengerjakan tugas. Sehingga obyektif sesuai dengan kemampuan
yang terjadi adalah guru tidak siswa dapat memicu keraguan tentang
dapat menilai ketercapaian keabsahan penilaian guru.
pembelajaran secara obyektif
sesuai dengan kemampuan
siswa.
Proses belajar mengajar di 1. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Rekonstruksi pada teks di atas
sekolah dasar yang terjadi secara Pembelajaran Daring: Para guru mulai menyajikan gambaran tentang
daring pada masa pademi Covid- merasakan kendala-kendala dalam tantangan yang dihadapi guru
19 menjadi hal yang baru dan pelaksanaan pembelajaran daring, dalam pelaksanaan pembelajaran
menantang bagi kalangan guru. terutama karena kurangnya persiapan daring di sekolah dasar selama
Jika dilihat secara sekilas, mereka dalam beralih dari pembelajaran pandemi. Kendala-kendala tersebut
pembelajaran secara daring tatap muka ke pembelajaran daring. mencakup kurangnya kesiapan,
nampak begitu mudah. Ketika 2. Penggunaan Platform WhatsApp: Guru- pelatihan yang belum diberikan,
siswa dan guru memiliki gawai guru sekolah dasar di Banjarnegara serta pilihan penggunaan aplikasi
atau laptop serta jaringan memilih menggunakan aplikasi WhatsApp sebagai sarana utama
internet, maka pembelajaran WhatsApp sebagai sarana pembelajaran pembelajaran daring.
dapat dilaksanakan. Namun, daring.
faktanya ketika sudah memasuki 3. Keterbatasan Pelaksanaan Pembelajaran
minggu ke 2 pembelajaran Daring: Teks tersebut mencatat bahwa
daring, kendala-kedala terkait pelaksanaan pembelajaran daring
pelaksanaan pembelajaran menjadi kendala bagi para guru sekolah
mulai dirasakan oleh para guru. dasar karena keterbatasan persiapan dan
Pelaksanaan pembelajaran pelatihan. Penggunaan aplikasi
daring yang dinilai mendadak WhatsApp sebagai satu-satunya sarana
akibat pandemi yang melanda pembelajaran daring juga menunjukkan
hampir di lebih dari 200 negara. keterbatasan pilihan teknologi yang
Mau tidak mau memaksa guru tersedia bagi guru dan siswa.
untuk beralih menggunakan
internet sebagai satu-satunya
sarana yang memungkinkan
untuk penyampaian materi
pembelajaran. Hal inilah yang
menjadi kendala bagi guru
sekolah dasar, karena guru
belum memiliki kesiapan dari
pembelajaran tatap muka ke
pembelajaran daring. Baik dari
sekolah atau dinas pendidikan
belum memberikan pelatihan
tentang penggunaan aplikasi
pendukung pembelajaran daring.
Sebelum menentukan aplikasi
yang digunakan, guru berdiskusi
dengan walimurid untuk
menentukan aplikasi yang akan
digunakan, dengan
memperhatikan kemudahan
penggunaan. Berdasarkan
Gambar 1 menunjukkan bahwa
100% guru sekolah dasar di
Banjarnegara memilih
menggunakan aplikasi Whatsapp
sebagai sarana pembelajaran
daring. Guna memantau
perkembangan belajar siswa,
setiap guru memiliki grup kelas
yang digunakan untuk
melaksanakan dan memantau
pembelajaran daring. Melalui
penggunaan aplikasi Whatsapp
guru dapat mengirimkan
berbagai macam tugas, dengan
berbagai format dokumen, mulai
dari Ms.Word, Ms.Power Point,
link video, pesan suara, dsb.

Anda mungkin juga menyukai