Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Logika dan Penalaran Ilmiah Dosen Pengampu : Dr. Faisal Madani, M. Ed. Sc
Disusun Oleh : Jihan Nisya Novianti (1513621068)
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKRONIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023 1. DEKONSTRUKSI
TEKS UNSUR-UNSUR TELAAH UNSUR
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Tujuan Penelitian: Teks menjelaskan Unsur Eksplisit: mengetahui dampak tujuan penelitian ini, yaitu untuk pembelajaran daring yang dialami pembelajaran daring yang mengetahui dampak pembelajaran daring oleh guru dan siswa selama dialami oleh guru dan siswa yang dialami oleh guru dan siswa selama pandemi Covid-19 memiliki selama pandemi Covid-19. pandemi Covid-19. dampak yang signifikan. Proses Penelitian ini menggunakan 2. Metode Penelitian: Teks menyebutkan pembelajaran berubah dengan penelitian kualitatif, dimana bahwa penelitian ini menggunakan penggunaan jaringan jarak jauh, dalam mengumpulkan metode penelitian kualitatif. Data yang memberikan dampak negatif informasi data dengan teknik dikumpulkan melalui teknik wawancara pada guru karena kurangnya wawancara, yaitu untuk untuk mencari informasi yang relevan. efektivitas dalam menyampaikan mencari data mengenai hal-hal 3. Subjek Penelitian: Teks menyebutkan materi pembelajaran dan gangguan yang relevan. Subyek bahwa subjek penelitian adalah siswa SD dalam proses pembelajaran yang penelitian adalah siswa SD N N Sugihan 03, Bendosari. menghambat pencapaian tujuan Sugihan 03, Bendosari. Hasil 4. Hasil Penelitian: Teks menyajikan hasil pembelajaran yang diharapkan. penelitian menunjukan bahwa penelitian yang menunjukkan bahwa Materi pembelajaran menjadi tidak proses pembelajaran selama proses pembelajaran selama pandemi tuntas dan penggunaan media pandemic berubah yaitu dengan berubah menjadi pembelajaran daring pembelajaran dalam pembelajaran menggunakan jaringan jarak dengan menggunakan jaringan jarak daring tidak optimal.. jauh. Hal ini memberikan jauh. dampak pada guru karena kurang maksimal dalam memberikan materi pembelajaran dan terganggunya proses pembelajaran yang menyebabkan tidak tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.Sehingga menjadikan materi tidak tuntas dan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran daring tidak maksimal. Penilaian siswa pun terkendala dengan sekedar penilaian kognitif Penelitian ini bertujuan untuk 1. Tujuan Penelitian: Penelitian ini Unsur Implisit: mengetahui kendala bertujuan untuk mengetahui kendala 1. Kendala pembelajaran daring di pembelajaran daring di pembelajaran daring di Kabupaten Kabupaten Banjarnegara menjadi Kabupaten Banjarnegara. Jenis Banjarnegara. Tujuan penelitian ini fokus utama penelitian. penelitian ini merupakan adalah untuk mengidentifikasi hambatan- 2. Wawancara dan pengisian angket kualitatif deskriptif. Teknik hambatan yang dihadapi dalam secara daring digunakan sebagai pengumpulan data dilakukan implementasi pembelajaran daring di teknik pengumpulan data. dengan wawancara dan daerah tersebut. 3. Pengumpulan data, reduksi data, pengisian angket secara daring. 2. Jenis Penelitian: Penelitian ini penyajian data, dan kesimpulan Analisis data yang digunakan merupakan penelitian kualitatif merupakan langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu deskriptif. Hal ini mengindikasikan dalam analisis data. pengumpulan data, reduksi data bahwa penelitian ini lebih fokus pada penyajian data dan kesimpulan. deskripsi dan pemahaman terhadap Hasil penelitian menunjukkan fenomena kendala pembelajaran daring bahwa kendala yang dialami di Kabupaten Banjarnegara. guru selama pembelajaran 3. Teknik Pengumpulan Data: Teknik daring yaitu aplikasi pengumpulan data yang digunakan dalam pembelajaran, jaringan internet penelitian ini adalah wawancara dan dan gawai, pengelolaan pengisian angket secara daring. Peneliti pembelajaran, penilaian, dan melakukan wawancara dengan responden pengawasan. terkait dan menggunakan angket yang diisi secara online oleh partisipan penelitian. Google classroom atau ruang − Platform pembelajaran; Platform Google Unsur Eksplisit: kelas Google menjadi akses Classroom yang paling banyak dipilih oleh Google Classroom atau Ruang Kelas Google menjadi akses yang paling yang paling banyak dipilih oleh responden sebagai akses untuk pembelajaran banyak dipilih oleh responden untuk responden daring. membantu pembelajaran daring.
dalam membantu berjalannya − Fitur Google for Education: Fitur yang
pembelajaran daring. Dalam disediakan oleh Google untuk pendidikan,
termasuk Google Classroom. Fitur ini penelitian Mustakim (2020) memudahkan tenaga pendidik dalam Google classroom merancang, berbagi, mengelompokkan menjadi media yang paling penugasan, dan menyimpan hasil dengan disukai oleh peserta didik terhubung langsung ke Google Drive. sebagai media pembelajaran − Metode pengumpulan tugas : Merujuk pada daring dikarenakan tugas yang dikumpulkan dalam bentuk penggunaanya yang dianggap dokumen elektronik tanpa menggunakan mudah dan praktis. Salah satu kertas. fitur Google for Education ini − Empat pengguna Google Classroom: Tenaga memberikan pendidik, peserta didik, wali, dan
kemudahan tenaga pendidik administrator. Masing-masing memiliki
dalam merancang, men-share, peran dan kemudahan yang berbeda dalam
penggunaan platform ini. mengelompokkan penugasan dan menyimpan hasil dengan langsung terhubung ke Google drive. Tugas yang dikumpulkan berupa dokumen tanpa kertas biasa disebut dengan paperless (Komariah dkk., 2019). Google Classroom telah dirancang untuk kemudahan empat pengguna yaitu tenaga pendidik, peserta didik, wali, dan administrator. Tenaga pendidik dapat membuat dan mengelola kelas, memberikan nilai, mengirimkan tugas dengan deadline, serta memberikan masukan secara langsung (realtime). Peserta didik dapat memantau materi atau tugas yang diberikan dengan pemberitahuan via email, berbagi dokumen dan berinteraksi dengan teman- teman kelas serta bertanya kepada guru, mengirim tugas dan mendapat penilaian serta tanggapan secara langsung. Wali yang didaftarkan juga bisa mendapatkan ringkasan email terkait tugas peserta didik untuk memantau hasil pembelajaran anaknya. Administrator dapat membuat, mengatur, memantau atau menghapus kelas di domain serta menambah atau mengeluarkan akun peserta didik maupun tenaga pendidik. 2. REKONSTRUKSI
TEKS UNSUR - UNSUR REKONSTRUKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Tujuan penelitian: Menganalisis Rekonstruksi dari teks tersebut untuk menganalisis efektifitas efektivitas pembelajaran daring ditinjau menekankan pentingnya pembelajaran daring ditinjau dari akses pendukung yang paling menganalisis efektivitas dari akses pendukung banyak digunakan dan faktor-faktor yang pembelajaran daring dengan terlaksananya pembelajaran mempengaruhinya. mempertimbangkan akses daring yang paling banyak 2. Metode penelitian: Deskriptif kualitatif, pendukung yang digunakan serta digunakan pada peserta didik yang menggambarkan dan menganalisis faktor-faktor yang jenjang menengah hingga fenomena yang terjadi. mempengaruhinya. Saran-saran perguruan tinggi serta faktor- 3. Teknik pengumpulan data: Menggunakan dari peserta didik juga dianggap faktor yang dapat mempengaruhi kuisioner untuk mendapatkan data dari penting untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran daring. 118 peserta didik di Kabupaten Bekasi. efektivitas pembelajaran daring Metode penelitian yang 4. Analisis data: Dilakukan dengan teknik bagi tenaga pendidik. digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang melibatkan interpretasi kualitatif. Teknik pengumpulan dan pemahaman terhadap data yang data menggunakan kuisioner. terkumpul. Responden pada penelitian ini 5. Temuan: 63% responden menyatakan adalah 118 peserta didik di bahwa pelaksanaan pembelajaran daring Kabupaten Bekasi. Data belum efektif. Google Classroom dianalisis dengan teknik menjadi akses pendukung paling banyak kualitatif. Berdasarkan hasil digunakan, dengan fitur-fitur yang kuisioner, 63% responden membantu pelaksanaan pembelajaran menyatakan bahwa pelaksanaan daring. pembelajaran daring belum 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektif. Akses pendukung efektivitas pembelajaran daring: Faktor pembelajaran daring yang paling ekonomi (38%), faktor sosial (30%), banyak digunakan adalah faktor kesehatan (19%), dan faktor Google classroom dengan 72,9% kepribadian (13%). pengguna dan dilengkapi fitur- fitur yang cukup membantu pelaksanaan daring. Hasil kuisioner menunjukan bahwa efektifitas dari pembelajaran daring dipengaruhi oleh faktor ekonomi (38%), faktor sosial (30%), faktor Kesehatan (19%) dan faktor kepribadian (13%). Terakhir, saran peserta didik untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran daring bagi para tenaga pendidik yaitu: 1) meringkas materi belajar yang perlu di unduh; 2) menggunakan virtual meeting hanya untuk menjelaskan teori yang sekiranya sulit dipahami 3) menghindari pemberian tugas yang berlebihan 4) Selalu menanyakan kepada peserta didik terkait materi yang kurang dimengerti secara berkelompok/individu; 5) Memberikan informasi terkait forum diskusi/webinar untuk 6) melatih beradaptasi daringmelaksanakan pembelajaran sesuai dengan jadwal 7) menggunakan sistem/platform yang sama sebagai media pembelajaran daring. Kegiatan penilaian merupakan 1. Dualitas atau Kontradiksi: Teks Rekonstruksi teks di atas, hal yang penting dan merupakan mengungkapkan adanya kontradiksi ditekankan bahwa penilaian penting satu kesatuan dalam kegiatan antara kebutuhan untuk melakukan dalam pembelajaran, namun dalam belajar mengajar. Guna penilaian dalam pembelajaran daring dan konteks pembelajaran daring mendapatkan informasi kesulitan dalam melaksanakan penilaian terdapat masalah baru dalam mengenai pencapaian yang adil dan obyektif. penilaian siswa. Terdapat kompetensi siswa, maka 2. Ketidakstabilan Makna: Teks kekhawatiran bahwa prinsip adil dibutuhkan penilaian. mengindikasikan bahwa makna adil dalam penilaian sulit untuk Pelaksanaan pembelajaran dalam penilaian dapat bervariasi dipenuhi, karena semua siswa daring menimbulkan masalah tergantung pada konteks dan persepsi memperoleh nilai maksimal saat baru dalam hal penilaian individu. Adil dalam penilaian tidak diberi soal. siswa. Berdasarkan kurikulum berarti memberikan nilai yang sama 2013, penilaian kegiatan kepada setiap siswa, tetapi memberikan pembelajaran meliputi aspek nilai yang sesuai dengan kemampuan afektif, kognitif dan psikomotor. belajar masing-masing. Namun, terdapat Menurut Anderson (2003) kekhawatiran bahwa beberapa siswa terdapat tiga prinsip dalam mungkin mendapatkan bantuan dari penilaian pembelajaran, yaitu orang dewasa saat mengerjakan tugas, bermakna, transparansi dan yang dapat mengaburkan keadilan dalam adil. Ketiga prinsip tersebut penilaian. tidak dapat dipenuhi secara 3. Penolakan Kesatuan dan Stabilitas: Teks maksimal oleh guru. Terutama menyiratkan bahwa prinsip-prinsip prinsip adil. Adil dalam penilaian pembelajaran, seperti penilaian mempunyai makna bermakna, transparansi, dan adil, bahwa setiap siswa mempunyai mungkin tidak dapat sepenuhnya kesempatan yang sama dalam dipenuhi oleh guru dalam konteks sistem penilaian., bukan berarti pembelajaran daring. Hal ini bahwa setiap siswa mendapatkan menunjukkan bahwa konsep-konsep nilai yang sama, tetapi tersebut mungkin bersifat ambigu, dapat mendapatkan nilai yang sesuai dipahami dengan cara yang berbeda, dan dengan kemampuan belajar tidak memiliki stabilitas yang pasti dalam masing-masing. Fakta di praktik penilaian. lapangan, menunjukkan bahwa 4. Kontradiksi dalam Identitas atau semua siswa memperoleh nilai Otoritas: Teks mengungkapkan maksimal ketika diberi soal. Hal kekhawatiran bahwa ketidakmampuan tersebut menjadi pertanyaan bagi guru dalam melaksanakan penilaian yang guru, apakah siswa benar-benar adil dalam pembelajaran daring dapat memahami materi atau siswa mempengaruhi otoritas mereka sebagai mendapatkan bantuan dari penilai. Ketidakmampuan untuk menilai orang dewasa ketika ketercapaian pembelajaran secara mengerjakan tugas. Sehingga obyektif sesuai dengan kemampuan yang terjadi adalah guru tidak siswa dapat memicu keraguan tentang dapat menilai ketercapaian keabsahan penilaian guru. pembelajaran secara obyektif sesuai dengan kemampuan siswa. Proses belajar mengajar di 1. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Rekonstruksi pada teks di atas sekolah dasar yang terjadi secara Pembelajaran Daring: Para guru mulai menyajikan gambaran tentang daring pada masa pademi Covid- merasakan kendala-kendala dalam tantangan yang dihadapi guru 19 menjadi hal yang baru dan pelaksanaan pembelajaran daring, dalam pelaksanaan pembelajaran menantang bagi kalangan guru. terutama karena kurangnya persiapan daring di sekolah dasar selama Jika dilihat secara sekilas, mereka dalam beralih dari pembelajaran pandemi. Kendala-kendala tersebut pembelajaran secara daring tatap muka ke pembelajaran daring. mencakup kurangnya kesiapan, nampak begitu mudah. Ketika 2. Penggunaan Platform WhatsApp: Guru- pelatihan yang belum diberikan, siswa dan guru memiliki gawai guru sekolah dasar di Banjarnegara serta pilihan penggunaan aplikasi atau laptop serta jaringan memilih menggunakan aplikasi WhatsApp sebagai sarana utama internet, maka pembelajaran WhatsApp sebagai sarana pembelajaran pembelajaran daring. dapat dilaksanakan. Namun, daring. faktanya ketika sudah memasuki 3. Keterbatasan Pelaksanaan Pembelajaran minggu ke 2 pembelajaran Daring: Teks tersebut mencatat bahwa daring, kendala-kedala terkait pelaksanaan pembelajaran daring pelaksanaan pembelajaran menjadi kendala bagi para guru sekolah mulai dirasakan oleh para guru. dasar karena keterbatasan persiapan dan Pelaksanaan pembelajaran pelatihan. Penggunaan aplikasi daring yang dinilai mendadak WhatsApp sebagai satu-satunya sarana akibat pandemi yang melanda pembelajaran daring juga menunjukkan hampir di lebih dari 200 negara. keterbatasan pilihan teknologi yang Mau tidak mau memaksa guru tersedia bagi guru dan siswa. untuk beralih menggunakan internet sebagai satu-satunya sarana yang memungkinkan untuk penyampaian materi pembelajaran. Hal inilah yang menjadi kendala bagi guru sekolah dasar, karena guru belum memiliki kesiapan dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring. Baik dari sekolah atau dinas pendidikan belum memberikan pelatihan tentang penggunaan aplikasi pendukung pembelajaran daring. Sebelum menentukan aplikasi yang digunakan, guru berdiskusi dengan walimurid untuk menentukan aplikasi yang akan digunakan, dengan memperhatikan kemudahan penggunaan. Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa 100% guru sekolah dasar di Banjarnegara memilih menggunakan aplikasi Whatsapp sebagai sarana pembelajaran daring. Guna memantau perkembangan belajar siswa, setiap guru memiliki grup kelas yang digunakan untuk melaksanakan dan memantau pembelajaran daring. Melalui penggunaan aplikasi Whatsapp guru dapat mengirimkan berbagai macam tugas, dengan berbagai format dokumen, mulai dari Ms.Word, Ms.Power Point, link video, pesan suara, dsb.