Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kontruksi Bangunan 2 (Pertemuan 5)

Nama : Maryam Ruhul Aflah


NIM : 1503622056
Pertanyaan
1. Dalam perencanaan pembuatan jalan, diperlukan data penunjang (seperti peta-peta)
dan kegiatan survey pendahuluan (mobilisasi, titik ikat, penandaan trase jalan
rencana, sirvey umum dan survey teknis. Jelaskan!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan survey : (a) amdal, (b) topografi, (c) hidrologi, (d)
lalu lintas, dan (e) geoteknik!
3. Jelaskan pengujian-pengujian, baik lapangan maupun laboratorium yang diperlukan
pembuatan jalan!
4. Jelaskan bagian-bagian berdasarkan gambar dibawah ini!
5. Jelaskan fungsi dari alat berat di bawah ini!
Jawaban :
1. A. Data Penunjang
Dalam tahap ini adalah data-data dasar yang tersedia, yang diperlukan sebagai
referensi pada saat pelaksanaan survey. Kegiatan pengumpulan data penunjang atau
studi data awal (desk study) ini sangat diperlukan agar mudah untuk mendapatkan
gambaran tentang kondisi lokasi dan pencapaian lokasi dan gambaran Route
Reconnaissance. Hal ini meliputi :
1) Peta lokasi antara lain ; (Peta Jaringan Jalan, Peta Topografi, Peta
Geologi Regional, Photo Udara, Peta Rupa Bumi Google Earth).
2) Data dan Informasi, antara lain ; Data curah hujan, Transportasi
menuju lokasi, biaya hidup di lokasi survey, Cuaca dan suhu di lokasi,
dll.
3) Study Data, Route yang akan diplotkan pada peta dasar terdiri dari
terdiri dari beberapa route sebagai alternatif.
B. Kegiatan Survey Pendahuluan
Pada kegiatan survey pendahuluan mencakup 2 kegiatan, yaitu :
a) Survey Reconnaissance : survey yang dilakukan pada awal pekerjaan dilokasi
pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian penting
bahan kajian teknis dan bahan untuk pekerjaan selanjutnya. Maksud dari
survey ini adalah untuk menetapkan route (sumbu jalan rencana) yang ideal
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan agar hasil design dapat memenuhi
unsur kenyamanan dan keamanan pengguna jalan dan yang paling ekonomis.
Tujuan dari survey reconnaissance ini untuk mendapatkan gambaran kondisi
lapangan pada trase jalan rencana (sepanjang route yang dipilih)
b) Pengumpulan data : Sebelum kegiatan mobilisasi dilakukan sebaiknya
diadakan persiapan dikantor agar kegiatan di lapangan dapat dilaksanakan
secara efisien, diantaranya :
1) Informasi : Pencapaian Lokasi, Kondisi umum medan, Akomodasi,
Komunikasi, Logistik, dll
2) Data Penunjang : Peta Topografi, Peta Rupa Bumi, Peta Geologi, Data
lainnya yg diperlukan
3) Peralatan : Formulir Data, Kamera, Kompas, Clinometer, Altimeter,
Pita Ukur Baja, Perlengkapan Camp, dan alat bantu lainnya.
2. a) Amdal : Amdal merupakan proses yang digunakan dalam pengawasan tujuan
proyek pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. Amdal sebagai alat bagi
pemerintah untuk merencanakan tindakan preventif atau mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan akibat pembangunan yang dilakukan.
b) Survey Topografi adalah survei yang dilakukan untuk menghasilkan peta topografi,
yang memberikan informasi tentang bentuk dan ketinggian permukaan bumi serta
lokasi benda-benda seperti bangunan, jalan, sungai, dan lain sebagainya
c) Survey Hidrologi adalah survei yang dilakukan untuk mempelajari sumber daya air
dan aliran air pada suatu daerah. Survei ini meliputi pengukuran debit air, tingkat air,
arus air, dan kualitas air pada suatu daerah.
d) Survey Lalu Lintas adalah survei yang dilakukan untuk mempelajari arus lalu lintas
dan pola pergerakan kendaraan di suatu daerah. Survei ini meliputi pengukuran
jumlah kendaraan, kecepatan kendaraan, dan kepadatan lalu lintas pada suatu jalan.
e) Survey Geoteknik adalah survei yang dilakukan untuk mempelajari kondisi geologi
dan geoteknik pada suatu daerah. Survei ini meliputi pengukuran kekuatan tanah,
jenis tanah, kedalaman tanah, dan kondisi geologi dasar pada suatu daerah. Survei
geoteknik biasanya dilakukan sebelum pembangunan gedung atau infrastruktur untuk
memastikan keamanan dan kestabilan struktur tersebut.
3. Pembuatan jalan memerlukan berbagai pengujian baik di lapangan maupun di
laboratorium untuk memastikan kualitas dan keamanan jalan. Berikut adalah beberapa
pengujian yang umum dilakukan:
1) Pengujian tanah di laboratorium: Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
sifat tanah seperti kekuatan, berat jenis, kandungan air, dan kandungan bahan
organik.
2) Pengujian tanah di lapangan: Pengujian ini dilakukan untuk menentukan
kapasitas dukung tanah dan kepadatan tanah. Metode yang digunakan antara
lain adalah Standard Penetration Test (SPT) dan Cone Penetration Test (CPT).
3) Pengujian agregat di laboratorium: Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
sifat agregat seperti berat jenis, kekuatan, keausan, dan kehalusan.
4) Pengujian aspal di laboratorium: Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
sifat aspal seperti viskositas, kekerasan, dan stabilitas.
5) Pengujian kualitas campuran aspal: Pengujian ini dilakukan di lapangan untuk
memastikan bahwa campuran aspal memiliki kualitas yang sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
6) Pengujian kemampuan drainase: Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan drainase jalan agar air tidak menggenang di permukaan jalan.
7) Pengujian keamanan: Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa jalan
aman dan tidak menimbulkan risiko kecelakaan lalu lintas.
8) Pengujian daya dukung jalan: Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui daya
dukung jalan agar tidak terjadi kerusakan struktural pada jalan akibat beban
yang terlalu berat.
Semua pengujian ini penting untuk memastikan kualitas dan keamanan jalan
sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama dan tidak menimbulkan
risiko kecelakaan lalu lintas.
4.

Surface Course : Lapisan paling atas pada perkerasan jalan yang berfungsi sebagai
lapisan kontak dengan kendaraan. Surface Course harus memiliki karakteristik yang
baik seperti tahan lama, anti selip, bertenaga tinggi, dan tahan terhadap abrasi dan
cuaca ekstrem. Material yang umum digunakan untuk Surface Course antara lain
aspal beton, beton semen, dan permukaan aspal.
Base course : Lapisan di bawah Surface Course yang berfungsi untuk menahan beban
kendaraan dan menyebarkannya ke seluruh lapisan di bawahnya. Base Course harus
cukup kuat untuk menahan beban kendaraan yang dilalui dan harus memenuhi standar
kekuatan yang ditentukan oleh peraturan teknis. Material yang umum digunakan
untuk Base Course antara lain agregat yang diikat dengan semen, tanah liat, atau
campuran tanah liat dan kerikil.
Subbase course : Lapisan di bawah Base Course yang berfungsi untuk menopang
lapisan di atasnya dan menyebar beban kendaraan ke tanah yang lebih dalam. Subbase
Course harus cukup kuat untuk menopang beban kendaraan, tetapi tidak perlu
memiliki ketahanan dan kehalusan seperti Base Course. Material yang umum
digunakan untuk Subbase Course antara lain pasir, kerikil, batu pecah, dan tanah yang
telah dimodifikasi.
5. Alat berat di samping merupakan compactor yang
memiliki fungsi sebagai berikut :
a) Meningkatkan kepadatan tanah atau lapisan bahan
konstruksi lainnya: Alat berat compactor digunakan
untuk mengekang tanah atau lapisan bahan
konstruksi lainnya untuk meningkatkan kepadatan
dan kekuatan bahan tersebut. Semakin padat bahan
tersebut, semakin kuat dan tahan lama
perkerasannya.
b) Menstabilkan lapisan bawah: Alat berat compactor juga digunakan untuk
mengkompaksi lapisan bawah sebelum membangun lapisan atas seperti Base
Course dan Surface Course. Hal ini dapat membantu untuk menghindari
kerusakan perkerasan jalan yang disebabkan oleh penurunan tanah di bawahnya.
c) Membuat permukaan yang rata: Alat berat compactor dapat membantu untuk
membuat permukaan yang rata pada bahan konstruksi seperti aspal atau beton.
Dengan permukaan yang rata, perkerasan jalan akan lebih aman dan nyaman bagi
pengguna jalan.
d) Mengurangi risiko retak: Dalam pembangunan perkerasan jalan, retak dapat
menjadi masalah besar. Alat berat compactor dapat membantu mengurangi risiko
retak dengan memadatkan bahan konstruksi secara merata dan menstabilkan
lapisan bawah.
e) Meningkatkan efisiensi: Dengan penggunaan alat berat compactor, waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pengkompakan dapat dikurangi, dan
biaya operasional dapat lebih efisien. Hal ini karena alat berat compactor dapat
mengkompaksi area yang lebih besar dan lebih cepat daripada penggunaan alat
konvensional seperti papan pemadat atau plate compactor.

Anda mungkin juga menyukai