Anda di halaman 1dari 22

1

MODUL PERKULIAHAN

W112100034 –
Rekayasa Pondasi
2
Tekanan Tanah pada Turap

Abstrak Sub-CPMK

Modul ini menjelaskan terkait • Mampu menganalisa dengan tepat


dengan penyelidikan tanah, parameter tanah pada design turap
penentuan parameter tanah pada pondasi
desain turap, diagram alir design
turap, pengertian parameter ka, • Penyelidikan tanah dan menafsirkan
kp, ko dan tekanan yang terjadi parameter tanah untuk keperluan
pada turap desain Turap

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

01
Eka Nur Fitriani, S.T.,M.T
Teknik Teknik Sipil
Pembahasan

1. Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah harus memberikan deskripsi kondisi tanah yang relevan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan menetapkan dasar untuk penilaian parameter
geoteknik yang relevan untuk semua tahap konstruksi.

Informasi yang diperoleh harus memungkinkan penilaian terhadap aspek-aspek berikut:

a) kesesuaian lokasi sehubungan dengan pembangunan yang diusulkan dan tingkat


risiko yang dapat diterima;

b) deformasi tanah yang disebabkan oleh bangunan atau yang dihasilkan dari
pekerjaan pembangunan, distribusi spasial dan perilaku terhadap waktu;

c) keamanan sehubungan dengan Kondisi Batas (misalnya penurunan,


penggelembungan tanah, terangkat, pergeseran massa tanah dengan batuan, dan
tekuknya tiang pancang);

d) beban yang tersalur dari tanah ke struktur (misalnya tekanan lateral pada tiang
pancang) dan batas sebaran yang tergantung dari perancangan dan pembangunan;

e) metode fondasi (misalnya perbaikan tanah, kemungkinan untuk menggali,


kemampuan penetrasi pemancangan, drainase);

f) urutan pekerjaan fondasi;

g) pengaruh dari bangunan serta penggunaannya terhadap lingkungan sekitarnya;

h) langkah-langkah struktural tambahan yang diperlukan (misalnya penyangga dari


penggalian, pemasangan angkur, penyelimutan tiang bor, pengangkatan
penghalang-penghalang dalam tanah);

i) pengaruh-pengaruh pembangunan terhadap lingkungan sekitar;

j) jenis dan tingkat kontaminasi tanah pada, dan di sekitar, lokasi pembangunan;

2021 Rekayasa Pondasi 2


2 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
k) efektivitas kebijakan yang diambil untuk membendung atau memperbaiki
kontaminasi.

Komposisi dan lingkup penyelidikan tanah harus didasarkan pada jenis dan perancangan
konstruksi, misalnya jenis fondasi, metode perbaikan atau struktur penahan tanah, lokasi
dan kedalaman konstruksi.

Hasil studi literatur dan inspeksi lapangan harus dipertimbangkan ketika memilih metode
dan penentuan titik-titik penyelidikan. Titik-titik penyelidikan harus dapat mencerminkan
variasi pada kondisi tanah, batuan dan air tanah.

Apabila tersedia waktu dan budget yang cukup, penyelidikan tanah harus dilakukan secara
bertahap seperti dibawah untuk memperoleh informasi yang komprehensif sepanjang
perancangan awal, perancangan, dan pembangunan proyek:

a) penyelidikan awal untuk penentuan posisi dan perancangan awal dari bangunan

b) penyelidikan tahap perancangan

c) Pemeriksaan kesesuaian hasil penyelidikan selama konstruksi

Dalam kasus dimana semua penyelidikan dilakukan pada saat yang sama, penyelidikan
awal dan dan penyelidikan tahap perancangan serta tambahan harus dipertimbangkan
secara bersamaan.

1.1. Penyelidikan awal

Penyelidikan awal harus direncanakan sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh
memadai untuk hal-hal yang relevan di bawah ini:

a) Menilai stabilitas global dan kesesuaian umum lapangan;

b) Menilai kesesuaian lokasi proyek dibandingkan dengan lokasi alternatif lainnya;

c) Menilai kesesuaian posisi bangunan;

d) Mengevaluasi efek yang mungkin ditimbulkan dari pembangunan terhadap lingkungan,


eperti bangunan tetangga, struktur dan lokasi bangunan;

d) Mengidentifikasi daerah sumber material konstruksi;

e) Mempertimbangkan kemungkinan metode fondasi dan perbaikan tanah;

2021 Rekayasa Pondasi 2


3 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
f) Merencanakan penyelidikan utama tahap perancangan dan penyelidikan tambahan,
termasuk identifikasi zona tanah yang mungkin dapat memberi pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku struktur.

Penyelidikan tanah awal harus menyediakan perkiraan data tanah, bila relevan, mengenai:

a) jenis tanah atau batuan dan stratifikasinya;

b) muka air tanah atau profil tekanan air pori;

c) informasi awal tentang kekuatan dan sifat deformasi tanah dan batuan;

d) potensi terjadinya kontaminasi pada tanah atau air tanah yang mungkin dapat merusak
daya tahan bahan konstruksi.

1.2. Penyelidikan Tahap Perancangan

1.2.1. Penyelidikan Tanah

Penyelidikan lapangan dalam tahap perancangan harus terdiri atas:

a. Pengeboran dan/atau galian untuk pengambilan contoh tanah;

b) Pengukuran muka air tanah;

c) Uji lapangan;

d) Penutupan kembali lubang bor diwajibkan untuk dilakukan oleh kontraktor dengan

e) metode grouting.

Berbagai jenis penyelidikan lapangan di antaranya:

a) uji lapangan (misalkan CPT, SPT, uji penetrasi dinamis, WST, uji pressuremeter, uji
dilatometer, uji pembebanan pelat, uji geser baling lapangan, dan uji permeabilitas);

b) pengambilan contoh tanah dan batuan untuk deskripsi serta uji laboratorium;

c) pengukuran air tanah untuk menentukan muka air tanah atau profil tekanan air pori
serta fluktuasinya;

d) penyelidikan geofisika (seperti uji seismik, uji radar, pengukuran tahanan tanah, dan
pengukuran kecepatan rambat gelombang pada tanah);

2021 Rekayasa Pondasi 2


4 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
e) uji skala besar, seperti menentukan daya dukung atau perilaku langsung pada elemen
struktur tertentu, misalnya angkur.

Untuk mengembangkan strategi rencana penyelidikan lapangan, Tabel 1 dapat digunakan

sebagai panduan penerapan penyelidikan lapangan.

Apabila terdapat indikasi potensi kontaminasi tanah atau gas tanah, informasi harus
dikumpulkan dari sumber-sumber yang relevan. Informasi ini harus diperhitungkan ketika
merencanakan.

Ketika memilih lokasi titik penyelidikan, hal-hal berikut harus diperhatikan:

a) titik penyelidikan harus diatur dalam pola sedemikian rupa sehingga stratifikasi tanah
yang melintasi lokasi pembangunan dapat diperoleh;

b) titik penyelidikan untuk bangunan atau struktur harus ditempatkan pada titik-titik kritis
tergantung dari bentuk, perilaku struktural dan distribusi beban yang diharapkan
(misalnya pada sudut-sudut area fondasi);

c) untuk struktur linear, titik penyelidikan harus diatur pada jarak yang cukup terhadap
sumbu bangunan, tergantung pada lebar keseluruhan struktur, seperti tapak timbunan
atau galian;

d) untuk struktur pada atau dekat lereng dan pada medan bertangga (termasuk galian),
titik penyelidikan juga harus dirancang sampai di luar area proyek, sehingga stabilitas
lereng atau galian dapat dievaluasi. Apabila dipasang angkur, pertimbangan harus
diberikan juga pada tegangan yang akan terjadi pada zona transfer beban;

e) titik penyelidikan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya
bagi struktur, pekerjaan konstruksi, atau lingkungan (misalnya sebagai akibat dari
perubahan kondisi tanah dan air tanah);

f) area penyelidikan tanah harus meliputi daerah yang berdekatan sampai pada jarak
dimana tidak ada pengaruh bahaya pada struktur yang berdekatan.

g) untuk titik pengukuran air tanah, penggunaan alat yang dapat memantau secara
kontinu selama penyelidikan tanah sampai pasca masa konstruksi perlu
dipertimbangkan.

Faktor-faktor berikut harus diperhatikan dalam menentukan jarak titik penyelidikan.

2021 Rekayasa Pondasi 2


5 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a) Apabila kondisi tanah relatif seragam atau tanah memiliki kekuatan dan kekakuan yang
cukup, jarak titik penyelidikan yang lebih jauh atau jumlah titik penyelidikan yang lebih
sedikit dapat diterapkan. Keputusan tersebut perlu dijustifikasi berdasarkan
pengalaman setempat.

b) Apabila lebih dari satu jenis penyelidikan direncanakan di lokasi tertentu (misalnya CPT
dan pengambilan contoh dengan tabung piston), jarak titik penyelidikan tersebut harus
cukup jauh.

c) Apabila penyelidikan tanah kombinasi dilakukan, misalnya, CPTs dan pengeboran,


maka CPTs harus dilakukan sebelum pengeboran. Jarak dari CPT dan pengeboran
harus cukup jauh sehingga lubang bor tidak akan memotong lubang CPT. Jika
pengeboran dilakukan sebelum CPT, CPT harus dilakukan pada jarak minimal 2 m dari
lubang bor.

Kedalaman penyelidikan harus meliputi ke semua lapisan yang akan memengaruhi proyek
atau terpengaruhi oleh konstruksi. Untuk bendungan, tanggul dan galian di bawah muka air
tanah, dan terdapat pekerjaan penurunan muka air tanah (dewatering), kedalaman
penyelidikan harus ditentukan berdasarkan kondisi hidrogeologi. Lereng dan medan
bertangga harus dieksplorasi sampai kedalaman di bawah bidang gelincir yang potensial.

Jumlah penyelidikan tanah harus mengacu pada Tabel 1, sedangkan kedalaman


penyelidikan tanah mengacu pada Gambar 1.

1.2.2. Pengambilan Contoh Tanah

Jumlah contoh yang akan diambil harus didasarkan pada:

a) tujuan penyelidikan tanah;

b) geologi lapangan;

c) kompleksitas struktur geoteknik.

Untuk identifikasi dan klasifikasi tanah, setidaknya satu lubang bor atau galian uji (test pit)
dengan pengambilan contoh tanah harus tersedia. Contoh tanah harus diperoleh dari setiap
lapisan tanah yang dapat memengaruhi perilaku struktur.

Pengambilan contoh tanah dapat diganti dengan uji lapangan jika terdapat pengalaman
setempat yang cukup tentang korelasi uji lapangan dengan kondisi tanah untuk memastikan
interpretasi yang tidak ambigu terhadap hasilnya.

2021 Rekayasa Pondasi 2


6 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel 1 Jumlah minimum penyelidikan tanah

Jenis Struktur Jumlah minimum penyelidikan tanah


Gedung tinggi 8 lantai - Satu titik setiap 300m2 dalam pola grid dengan jarak 10 m
ke atas sampai 30 m dengan minimum 3 titik per blok menara.
- Dalam hal beberapa menara terletak berdekatan,
dijadikan satu kesatuan dan digunakan kaidah yang
sama.
- Tambah titik apabila hasil investigasi menunjukkan
anomali lapisan tanah
Gedung dengan 4 - Satu titik setiap 400m2 dalam pola grid dengan jarak 15 m
sampai dengan 7 lantai sampai 40 m dengan minimum 2 titik per gedung.
- Dalam hal beberapa gedung terletak berdekatan,
dijadikan satu kesatuan dan digunakan kaidah yang
sama.
- Tambah titik apabila hasil investigasi menunjukkan
anomali lapisan tanah
Gedung kurang dari 4 - Satu titik setiap 600m2 dalam pola grid dengan jarak 25
lantai atau bangunan m sampai 50 m dengan minimum 1 titik per gedung.
pabrik (di luar rumah - Dalam hal beberapa gedung terletak berdekatan,
tinggal) dijadikan satu kesatuan dan digunakan kaidah yang
sama.
- Tambah titik apabila hasil investigasi menunjukkan
anomali lapisan tanah.
Bangunan kurang dari 4 - Satu titik setiap 2500m2 dalam pola grid dengan jarak 50
lantai dengan tapak m sampai 100 m.
sangat luas > 25,000m2 - Tambah titik untuk dapat menghasilkan potongan tanah
pada orientasi.
Struktur memanjang - Satu titik per 50 sampai 200m, kecuali runway/taxiway
(jalan raya, rel kereta, jarak maksimum dibatasi 100m. Jarak yang besar dapat
kanal, tanggul, runway dipakai pada investigasi awal.
dan taxiway) - Tambah titik di antaranya apabila hasil investigasi awal
menunjukkan adanya variasi tanah yang perlu
diinvestigasi lebih detail.
Terowongan - Satu titik setiap 10 sampai 75m pada daerah pemukiman
transportasi dan 20 sampai 200m pada daerah terbuka. Jarak yang
besar dapat dipakai pada investigasi awal.
- Tambah titik di antaranya apabila hasil investigasi awal
menunjukkan adanya variasi tanah yang perlu
diinvestigasi lebih detail.
- Pada setiap portal minimum 1 titik.
Besmen dan/atau
dinding penahan tanah
- Tinggi < 6m 1 titik setiap 15 sampai 40m
- Tinggi ≥ 6m 1 titik setiap 10 sampai 30m

2021 Rekayasa Pondasi 2


7 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Jenis Struktur Jumlah minimum penyelidikan tanah
Jembatan - Untuk jembatan konvensional dengan bentang < 50 m:
minimum 1 titik pada tiap abutmen dan pilar per 2 lajur
lalu lintas
- Untuk jembatan khusus dengan bentang ≥ 50 m atau
jembatan di laut ditentukan oleh tenaga ahli geoteknik
Konstruksi Khusus 1 per 300m2 tapak konstruksi, dengan minimum 1 titik.
(menara, fondasi mesin
berat, tangki)
Bendungan besar - Pada tahap perencanaan awal, minimum 5 titik, 3 pada
sumbu bendungan dan 2 titik, masing-masing di hulu dan
hilir
- Pada tahap perencanaan detail, penambahan titik bor
disesuaikan kondisi geologi yang ditemukan pada
penyelidikan tahap perencanaan. Minimum 1 titik setiap
50 m sepanjang sumbu dam
- Tambahkan titik pada pintu air, terowongan pengelak,
spillway, outlet, power house dll.

Sabilitas lereng, galian - 3 – 5 titik pada potongan kritis untuk menghasilkan model
dalam, dan timbunan untuk dilakukan analisis. Jumlah potongan kritis
tinggi dengan ketinggian tergantung tingkat masalah stabilitas.
> 6m untuk tanah - Untuk kelongsoran yang masih aktif, minimum satu titik
normal dan > 3m pada pada sisi atas lereng yang longsor.
tanah
lunak
Reklamasi 1 per 1000 m2 luas timbunan

1.2.3. Pengujian Laboratorium

Sebelum menyiapkan program uji laboratorium, stratigrafi setempat yang diantisipasi harus
ditetapkan dan lapisan yang relevan untuk desain dipilih untuk menentukan spesifikasi dari
pada jenis dan jumlah uji pada di setiap lapisan. Identifikasi lapisan harus berdasarkan pada
masalah geoteknik, kompleksitas, geologi setempat, dan parameter yang diperlukan untuk
perencanaan.

Tipe konstruksi, jenis tanah dan stratigrafi serta parameter geoteknik yang diperlukan untuk
perhitungan perancangan harus dipertimbangkan pada saat membuat program uji
laboratorium.

Program uji laboratorium tergantung pada ada tidaknya dan cakupan serta kualitas
pengalaman yang lalu. Pengamatan lapangan pada struktur yang berdekatan perlu
dipertimbangkan.

2021 Rekayasa Pondasi 2


8 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 1 Petunjuk dalamnya penyelidikan tanah

2021 Rekayasa Pondasi 2


9 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 1 (Lanjutan) Petunjuk dalamnya penyelidikan tanah

2021 Rekayasa Pondasi 2


10 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pengujian harus dilakukan terhadap benda uji yang mewakili tiap lapisan tanah. Uji
klasifikasi pada contoh tanah atau benda uji harus dilakukan untuk memastikan
keterwakilannya.

CATATAN – Pengujian ini dapat dilakukan dengan melakukan uji klasifikasi dan indeks
kekuatan pada contoh tanah sebanyak mungkin pada langkah awal untuk menentukan
rentang variasi sifat indeks dari sebuah lapisan. Pada tahap berikutnya, bandingkan hasil
uji kekuatan dan kompresibilitas contoh tanah yang didapat dengan rentang variasi untuk
menentukan representasi lapisan tanah tertentu.)

Perlu dipertimbangkan melakukan uji yang lebih mutakhir atau tambahan penyelidikan
lapangan tergantung dari aspek geoteknik suatu proyek, jenis tanah, variasi tanah dan
model perhitungan.

Persyaratan uji pada contoh tanah adalah sebagai berikut:

a) Contoh tanah untuk pengujian harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mencakup
rentang sifat indeks setiap lapisan yang relevan.

b) Untuk timbunan atau lapisan pasir atau kerikil, dapat menggunakan benda uji yang
dibentuk ulang (reconstituted specimens). Benda uji yang dibentuk harus memiliki
komposisi, kepadatan dan kadar air yang kurang lebih sama dengan material asli di
lapangan.

c) Uji laboratorium untuk menentukan parameter untuk perhitungan geoteknik diberikan


dalam Tabel 2.

2021 Rekayasa Pondasi 2


11 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel 2 Uji Laboratorium untuk Penentuan Parameter Geoteknik

2. Desain Turap
Diagram alir perancangan turap diperlihatkan pada Gambar 2. Prinsipnya proses
perancangan dimulai dengan menentukan prakiraan awal dimensi dinding, sistem
penunjang, parameter tanah dan muka air tanah, dan lainnya. Selanjutnya dilakukan
analisis dan hasil analisis dibandingkan dengan kriteria-kriteria seperti stabilitas dinding,
stabilitas dasar galian, defleksi maksimum, kecukupan dimensi dinding, dan sebagainya.

Bila ada kekurangan, lakukan perubahan dan lakukan kembali analisis dinding. Proses ini
terus berlangsung sehingga seluruh kriteria terpenuhi.

2021 Rekayasa Pondasi 2


12 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Mulai

Tentukan :
Profil tanah yang disederhanakan, parameter tanah
rencana, tinggi muka air tanah (GWL) rencana

Pilih :
Tipe turap, tipe support system

Tentukan :
Dimensi awal turap, kedalaman penetrasi, kekakuan
support system

Analisis turap

Pengecekan Tambah kedalaman


stabilitas, OK? penetrasi

Stabilitas dasar, Tambah kedalaman


OK? penetrasi

Perilaku dinding
Defleksi turap, (perbesar dimensi/
OK? perpendek jarak
support)

Section module (baja) tidak Perilaku dinding


terlewati/tulangan (beton) tidak
(perbesar dimensi/
terlalu padat/momen crack
(beton pracetak tidak
perpendek jarak
terlewati)? support)

Asumsi awal sesuai


Perbesar/perkaku
dengan kebutuhan
turap
kekakuan?

Selesai Gambar 2 Diagram alir perancangan turap

2021 Rekayasa Pondasi 2


13 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Tekanan Tanah Lateral
3.1. Tekanan Tanah Diam (Ko)
Pertimbangkan dinding vertikal dengan tinggi H, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2,
menahan tanah yang memiliki berat satuan γ. Beban yang terdistribusi secara merata,
q/luas unit, juga diterapkan di permukaan tanah. Kuat geser tanah adalah :

𝑠𝑠 = 𝑐𝑐 ′ + 𝜎𝜎 ′ tan 𝜙𝜙′

Gambar 3 Tekanan tanah diam

dimana,
c’ = kohesi
φ’ = sudut geser dalam efektif
σ’ = tegangan normal efektif

Pada setiap kedalaman z di bawah permukaan tanah, tegangan bawah permukaan vertikal
adalah :
𝝈𝝈′𝒐𝒐 = 𝒒𝒒 + 𝜸𝜸𝜸𝜸 (1)

Jika dinding dalam keadaan diam dan tidak diperbolehkan bergerak sama sekali, baik
menjauhi massa tanah atau ke dalam massa tanah (yaitu, tidak ada regangan horizontal),
tekanan lateral pada kedalaman z adalah

𝝈𝝈𝒉𝒉 = 𝑲𝑲𝒐𝒐 𝝈𝝈′𝒐𝒐 + 𝒖𝒖 (2)

Dimana :

2021 Rekayasa Pondasi 2


14 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
u = tekanan air pori
Ko = koefisien tekanan tanah diam
Untuk tanah terkonsolidasi normal, hubungan untuk Ko (Jaky, 1944) adalah
𝑲𝑲𝒐𝒐 ≈ 𝟏𝟏 − 𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬 𝝓𝝓′ (3)

Persamaan (12.3) adalah pendekatan empiris.

Untuk tanah yang terkonsolidasi berlebihan, koefisien tekanan tanah diam dapat dinyatakan
sebagai (Mayne dan Kulhawy, 1982)

𝑲𝑲𝒐𝒐 = (𝟏𝟏 − 𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬 𝝓𝝓′) 𝑶𝑶𝑶𝑶𝑶𝑶𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬 𝝓𝝓′ (4)

di mana OCR = rasio overkonsolidasi.

Dengan nilai koefisien tekanan tanah diam yang dipilih dengan benar, Persamaan. (2)
dapat digunakan untuk menentukan variasi tekanan tanah lateral dengan kedalaman z.
Gambar 3b menunjukkan variasi σ’h dengan kedalaman untuk dinding yang digambarkan
pada Gambar 3a. Perhatikan bahwa jika beban tambahan q = 0 dan tekanan air pori u = 0,
diagram tekanan akan menjadi segitiga. Gaya total, Po , per satuan panjang dinding yang
diberikan pada Gambar 3a sekarang dapat diperoleh dari area diagram tekanan yang
diberikan pada Gambar 3b dan adalah

𝟏𝟏
𝑷𝑷𝒐𝒐 = 𝑷𝑷𝟏𝟏 + 𝑷𝑷𝟐𝟐 = 𝒒𝒒𝑲𝑲𝒐𝒐 𝑯𝑯 + 𝜸𝜸𝑯𝑯𝟐𝟐 𝑲𝑲𝒐𝒐
𝟐𝟐
(5)

dimana,
P1 = luas segi empat 1
P2 = luas segitiga 2

Lokasi garis kerja gaya resultan, Po , dapat diperoleh dengan mengambil momen terhadap
dasar dinding. Dengan demikian,
𝑯𝑯 𝑯𝑯
𝑷𝑷𝟏𝟏 � �+𝑷𝑷𝟐𝟐 � �
𝒛𝒛� = 𝟐𝟐
𝑷𝑷𝒐𝒐
𝟑𝟑
(6)

Jika muka air tanah terletak pada kedalaman z < H, diagram tekanan diam yang ditunjukkan
pada Gambar 3b harus sedikit dimodifikasi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Jika
berat satuan efektif tanah di bawah muka air tanah sama dengan γ’ (yaitu, γsat - γw), maka
pada z = 0, 𝜎𝜎′ℎ = 𝐾𝐾𝑜𝑜 𝜎𝜎′𝑜𝑜 = 𝐾𝐾𝑜𝑜 𝑞𝑞
pada z = H1, 𝜎𝜎′ℎ = 𝐾𝐾𝑜𝑜 𝜎𝜎′𝑜𝑜 = 𝐾𝐾𝑜𝑜 (𝑞𝑞 + 𝛾𝛾𝐻𝐻1 )

2021 Rekayasa Pondasi 2


15 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan
pada z = H2, 𝜎𝜎′ℎ = 𝐾𝐾𝑜𝑜 𝜎𝜎′𝑜𝑜 = 𝐾𝐾𝑜𝑜 (𝑞𝑞 + 𝛾𝛾𝐻𝐻1 + 𝛾𝛾′𝐻𝐻2 )

Perhatikan bahwa dalam persamaan sebelumnya, σ’o dan σ’h masing-masing adalah
tekanan vertikal dan horizontal efektif. Menentukan distribusi tekanan total pada dinding
memerlukan penambahan tekanan hidrostatik u, yaitu nol dari z = 0 sampai z = H1 dan H2γw
pada z = H2 . Variasi σ’h dan u dengan kedalaman ditunjukkan pada Gambar 4b. Oleh
karena itu, gaya total per satuan panjang dinding dapat ditentukan dari luas diagram
tekanan. Secara khusus,
𝑷𝑷𝒐𝒐 = 𝑨𝑨𝟏𝟏 + 𝑨𝑨𝟐𝟐 + 𝑨𝑨𝟑𝟑 + 𝑨𝑨𝟒𝟒 + 𝑨𝑨𝟓𝟓

dimana A = area dari diagram tekan


jadi
𝟏𝟏 𝟏𝟏 𝟏𝟏
𝑷𝑷𝒐𝒐 = 𝑲𝑲𝒐𝒐 𝒒𝒒𝑯𝑯𝟏𝟏 + 𝑲𝑲𝒐𝒐 𝜸𝜸𝑯𝑯𝟐𝟐𝟏𝟏 + 𝑲𝑲𝒐𝒐 (𝒒𝒒 + 𝜸𝜸𝑯𝑯𝟏𝟏 )𝑯𝑯𝟐𝟐 + 𝑲𝑲𝒐𝒐 𝜸𝜸′𝑯𝑯𝟐𝟐𝟐𝟐 + 𝜸𝜸𝒘𝒘 𝑯𝑯𝟐𝟐𝟐𝟐
𝟐𝟐 𝟐𝟐 𝟐𝟐
(7)

Gambar 4 Tekanan tanah diam dengan muka air tanah berada di kedalaman z < H

3.2. Tekanan Tanah Aktif (Ka) Rankine


Tekanan tanah lateral yang dijelaskan dalam Bagian 3.1 melibatkan dinding yang tidak
menghasilkan sama sekali. Namun, jika dinding cenderung menjauh dari tanah sejauh ∆x,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5a, tekanan tanah pada dinding pada kedalaman
berapa pun akan berkurang. Untuk dinding tanpa gesekan, tegangan horizontal, σ’h , pada
kedalaman z akan sama dengan Koσ’o (=Koγz,) ketika ∆x adalah nol.

2021 Rekayasa Pondasi 2


16 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Namun, dengan ∆x > 0, σ’h akan kurang dari Koσ’o .

Lingkaran Mohr sesuai dengan perpindahan dinding ∆x = 0 dan ∆x > 0 ditunjukkan sebagai
lingkaran a dan b, masing-masing, pada Gambar 5b. Jika perpindahan dinding, ∆x, terus
meningkat, lingkaran Mohr yang sesuai akhirnya hanya akan menyentuh selubung
kegagalan Mohr–Coulomb yang ditentukan oleh persamaan

𝑠𝑠 = 𝑐𝑐 ′ + 𝜎𝜎 ′ tan 𝜙𝜙′

Lingkaran ini, ditandai c pada gambar, mewakili kondisi keruntuhan pada massa tanah;
tegangan horizontal kemudian sama dengan 𝜎𝜎 ′ 𝑎𝑎 , disebut sebagai tekanan aktif Rankine.
Garis-garis geser (bidang runtuh) di dalam massa tanah kemudian akan membentuk sudut
±(45 + 𝜙𝜙 ′ ⁄2) dengan horizontal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5a.

Tegangan utama untuk lingkaran Mohr yang menyentuh selubung kegagalan Mohr–
Coulomb yaitu :

𝜙𝜙′ 𝜙𝜙′
𝜎𝜎′1 = 𝜎𝜎′3 tan2 �45 + � + 2𝑐𝑐 ′ tan �45 + �
2 2

Untuk Lingkaran Mohr c pada Gambar 5b,


Tegangan utama besar, 𝜎𝜎′1 = 𝜎𝜎′𝑜𝑜
dan
Tegangan utama kecil, 𝜎𝜎′3 = 𝜎𝜎′𝑎𝑎
Dengan demikian,

𝜙𝜙′ 𝜙𝜙′
𝜎𝜎′𝑜𝑜 = 𝜎𝜎′𝑎𝑎 tan2 �45 + � + 2𝑐𝑐 ′ tan �45 + �
2 2
𝜎𝜎′𝑜𝑜 2𝑐𝑐 ′
𝜎𝜎′𝑎𝑎 = −
𝜙𝜙′ 𝜙𝜙′
tan2 �45 + � tan �45 + �
2 2
atau
𝝓𝝓′ 𝝓𝝓′
𝝈𝝈′ 𝒂𝒂 = 𝝈𝝈′ 𝒐𝒐 𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝟐𝟐 �𝟒𝟒𝟒𝟒 − � − 𝟐𝟐𝒄𝒄′ 𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭 �𝟒𝟒𝟒𝟒 − �
𝟐𝟐 𝟐𝟐

= 𝜎𝜎 ′ 𝑜𝑜 𝐾𝐾𝑎𝑎 − 2𝑐𝑐′�𝐾𝐾𝑎𝑎 (8)

𝜙𝜙′
dimana 𝑲𝑲𝒂𝒂 = tan2 �45 − 2 � = Koefisien tekanan aktif Rankine

2021 Rekayasa Pondasi 2


17 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pers. 12

Gambar 5 Tekanan aktif Rankine

2021 Rekayasa Pondasi 2


18 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Variasi tekanan aktif dengan kedalaman untuk dinding ditunjukkan pada Gambar 5a
diberikan pada Gambar 5c. Perhatikan bahwa σ’o = 0 pada z = 0 dan σ’o = γH pada z = H.
Distribusi tekanan menunjukkan bahwa pada z=0 tekanan aktif sama dengan −2𝑐𝑐′�𝐾𝐾𝑎𝑎 = 0,
menunjukkan tegangan tarik yang menurun dengan kedalaman dan menjadi nol pada
kedalaman z = zc , atau
𝛾𝛾𝑧𝑧𝑐𝑐 𝐾𝐾𝑎𝑎 − 2𝑐𝑐′�𝐾𝐾𝑎𝑎 = 0
dan
2𝑐𝑐′
𝑧𝑧𝑐𝑐 = (9)
𝛾𝛾�𝐾𝐾𝑎𝑎

Kedalaman zc biasanya disebut sebagai kedalaman retak tarik, karena tegangan tarik di
dalam tanah pada akhirnya akan menyebabkan retak di sepanjang antarmuka tanah-
dinding. Jadi, total gaya aktif Rankine per satuan panjang dinding sebelum retak tarik terjadi
adalah
𝐻𝐻 𝐻𝐻 𝐻𝐻
𝑃𝑃𝑎𝑎 = � 𝜎𝜎′𝑎𝑎 𝑑𝑑𝑑𝑑 = � 𝛾𝛾𝛾𝛾𝐾𝐾𝑎𝑎 𝑑𝑑𝑑𝑑 − � 2𝑐𝑐′�𝐾𝐾𝑎𝑎 𝑑𝑑𝑑𝑑
0 0 0
1 2
= 𝛾𝛾𝐻𝐻 𝐾𝐾𝑎𝑎 − 2𝑐𝑐′𝐻𝐻�𝐾𝐾𝑎𝑎 ( 10 )
2

Setelah retak tarik muncul, gaya per satuan panjang pada dinding hanya akan disebabkan
oleh distribusi tekanan antara kedalaman z = zc dan z = H, seperti yang ditunjukkan oleh
area yang ditetaskan pada Gambar 5c. Gaya ini dapat dinyatakan sebagai :
1
𝑃𝑃𝑎𝑎 = (𝐻𝐻 − 𝑧𝑧𝑐𝑐 )�𝛾𝛾𝐻𝐻𝐾𝐾𝑎𝑎 − 2𝑐𝑐′�𝐾𝐾𝑎𝑎 � ( 11 )
2

atau
1 2𝑐𝑐′
𝑃𝑃𝑎𝑎 = �𝐻𝐻 − � �𝛾𝛾𝐻𝐻𝐾𝐾𝑎𝑎 − 2𝑐𝑐′�𝐾𝐾𝑎𝑎 � ( 12 )
2 𝛾𝛾 �𝐾𝐾𝑎𝑎
𝑐𝑐

Namun, penting untuk disadari bahwa kondisi tekanan tanah aktif hanya akan tercapai jika
dinding dibiarkan “mengalir” secukupnya. Jumlah perpindahan keluar dinding yang
diperlukan adalah sekitar 0,001H hingga 0,004H untuk timbunan tanah berbutir dan sekitar
0,01H hingga 0,04H untuk timbunan tanah kohesif.

Perhatikan lebih lanjut bahwa jika parameter kekuatan geser tegangan total (c, φ)
digunakan, persamaan yang mirip dengan Persamaan. (8) dapat diturunkan, yaitu,

𝜙𝜙 𝜙𝜙
𝜎𝜎 ′ 𝑎𝑎 = 𝜎𝜎 ′ 𝑜𝑜 tan2 �45 − � − 2𝑐𝑐 tan �45 − �
2 2
( 13 )

2021 Rekayasa Pondasi 2


19 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3.3. Tekanan Tanah Pasif (Kp)
Gambar 6a menunjukkan dinding penahan vertikal tanpa gesekan dengan timbunan
horizontal. Pada kedalaman z, tekanan vertikal efektif pada elemen tanah adalah sebesar
𝜎𝜎𝑜𝑜′ = 𝛾𝛾𝛾𝛾. Awalnya, jika dinding tidak luluh sama sekali, tegangan lateral pada kedalaman
tersebut akan menjadi 𝜎𝜎ℎ′ = 𝐾𝐾𝑜𝑜 𝜎𝜎𝑜𝑜′ . Keadaan tegangan ini diilustrasikan oleh lingkaran Mohr
a pada Gambar 6b. Sekarang, jika dinding didorong ke dalam massa tanah sebesar ∆x,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6a, tegangan vertikal pada kedalaman z akan tetap
sama; namun, tegangan horizontal akan meningkat. Dengan demikian, 𝜎𝜎ℎ′ akan lebih besar
dari 𝐾𝐾𝑜𝑜 𝜎𝜎𝑜𝑜′ . Keadaan tegangan sekarang dapat diwakili oleh lingkaran Mohr b pada Gambar
b. Jika dinding bergerak lebih jauh ke dalam (yaitu, ∆x meningkat lebih banyak lagi),
tegangan pada kedalaman z akhirnya akan mencapai keadaan yang diwakili oleh lingkaran
Mohr c. Perhatikan bahwa lingkaran Mohr ini menyentuh selubung keruntuhan Mohr–
Coulomb, yang menunjukkan bahwa tanah di belakang dinding akan runtuh dengan
didorong ke atas. Tegangan horizontal, 𝜎𝜎ℎ′ , pada titik ini disebut sebagai tekanan pasif
Rankine, atau sh 𝜎𝜎ℎ′ = 𝜎𝜎𝑝𝑝′ .
Untuk lingkaran Mohr c pada Gambar 6b, tegangan utama besar adalah 𝜎𝜎𝑝𝑝′ , dan tegangan
utama minor adalah 𝜎𝜎𝑜𝑜′ , maka :

𝝓𝝓′ 𝝓𝝓′
𝝈𝝈′ 𝒑𝒑 = 𝝈𝝈′ 𝒐𝒐 𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝟐𝟐 �𝟒𝟒𝟒𝟒 +
𝟐𝟐
� + 𝟐𝟐𝒄𝒄′ 𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭 �𝟒𝟒𝟒𝟒 +
𝟐𝟐
� ( 14 )

Sekarang dilihat,

Kp = Koefisien tekanan tanah pasif Rankine

𝜙𝜙′
= tan2 �45 + � ( 15 )
2

Dari persamaan (14), didapatkan :

𝝈𝝈′ 𝒑𝒑 = 𝝈𝝈′ 𝒐𝒐 𝐾𝐾𝑝𝑝 + 𝟐𝟐𝒄𝒄′ �𝐾𝐾𝑝𝑝 ( 16 )

Persamaan (16) menghasilkan (Gambar 6c), diagram tekanan tanah pasif pada dinding
dapat dilihat pada Gambar 6a. Perhatikan bahwa z = 0,

𝜎𝜎 ′ 𝑜𝑜 = 0 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝜎𝜎 ′ 𝑝𝑝 = 2𝑐𝑐 ′ �𝑲𝑲𝒑𝒑

dan pada z = H,

𝜎𝜎 ′ 𝑜𝑜 = 𝛾𝛾𝛾𝛾 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝜎𝜎 ′ 𝑝𝑝 = 𝛾𝛾𝛾𝛾𝐾𝐾𝑝𝑝 + 2𝑐𝑐 ′ �𝑲𝑲𝒑𝒑

2021 Rekayasa Pondasi 2


20 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gaya pasif per satuan panjang dinding dapat ditentukan dari luas diagram tekanan, atau

1
𝑃𝑃𝑝𝑝 = 𝛾𝛾𝐻𝐻 2 𝐾𝐾𝑝𝑝 + 2𝑐𝑐′𝐻𝐻�𝐾𝐾𝑝𝑝 ( 17 )
2

2021 Rekayasa Pondasi 2


21 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 6 Tekanan pasif Rankine

Perkiraan besaran gerakan dinding, ∆x, yang diperlukan untuk menimbulkan keruntuhan
pada kondisi pasif adalah sebagai berikut:

Jika timbunan di belakang dinding adalah tanah berbutir (yaitu, c’=0), maka, dari
Persamaan. (17), gaya pasif per satuan panjang dinding adalah :

1
𝑃𝑃𝑝𝑝 = 𝛾𝛾𝐻𝐻 2 𝐾𝐾𝑝𝑝 ( 18 )
2

Daftar Pustaka

1. Das, B.M.: Principles of Foundation Engineering, PWS Publishers, Boston, 2014.


2. ___________. 2017. SNI 8460 : Persyaratan perancangan Geoteknik. Jakarta .
Penerbit : Badan Standarisasi Nasional

2021 Rekayasa Pondasi 2


22 Eka Nur Fitriani, S.T, M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai