Anda di halaman 1dari 14

3.

TAHAP PENYELIDIKAN UNTUK


MEMBANGUN
TEROWONGAN
Tujuan penyelidikan : ialah untuk mengetahui secara hampir pasti
karakteristik massa tanah dan batuan di sepanjang dan sekitar lintasan
terwongan yang akan dibangun, sehingga keputusan tentang
spesifikasi, standar konstruksi, metode penggalian dan stabilisasi
terowongan memang tepat dan sesuai.

Penyelidikan untuk membangun terowongan sering memakan waktu


lama karena di samping keadaan topografi yang sulit juga harus
dilakukan secara bertahap tetapi lengkap.
Penyelidikan pendahuluan diperlukan untuk menentukan alternatif
lintasan terowongan. Kemudian setelah itu dilakukan penyelidikan
geologi dan geologi teknik / geomekanika.
KLASIFIKASI PENYELIDIKAN :
1. Tahap penyelidikan awal : penyelidikan pendahuluan (reconaisance
study) hingga studi kelayakan (feasibility study)
2. Tahap penyelidikan rinci atau tahap perancangan teknis
(engineering design) atau detail design.
3. Tahap penyelidikan pada saat konstruksi dan tahap operasi dan
pemeliharaan.
2
Manfaat penyelidikan geoteknik
Penyelidikan membantu mengevaluasi kelayakan, keamanan,
rancangan, dan keekonomian suatu proyek terowongan dengan
cara :
 Pemahaman yang cukup terhadap geologi dan hidrogeologi
regional untuk rancangan dan konstruksi proyek
 Penentuan karakteristik fisik material yang akan mempengaruhi
perilaku terowongan
 Penentuan kelayakan proyek dan memperingatkan insinyur dan
kontraktor terhadap keadaan-keadaan yang akan timbul selama
pembangunan, sehingga dapat menyiapkan rencana-rencana
kontingensi
 Penyediaan data untuk memilih alternatif metode penggalian
dan penyanggaan, dan jika situasi proyek memungkinkan :
menentukan kedalaman dan arah yang paling ekonomis
 Penyediaan parameter rancangan : batuan, tanah, dan
hidrogeologi yang spesifik
 Meminimumkan kondisi-kondisi fisik yang tidak menentu bagi
peserta tender
3
Manfaat penyelidikan geoteknik (lanjutan)

 Memprediksi bagaimana perilaku tanah dan air tanah


terhadap berbagai cara penggalian dan penyanggaan
 Penetapan suatu kondisi rancangan yang definitif (lelang
berbasis geoteknik) sehingga “perubahan kondisi” dapat
dirundingkan secara fair selama masa konstruksi
 Peningkatan keselamatan pekerjaan
 Jika pendanaan proyek memungkinkan, dapat dilakukan
pengujian-pengujian skala besar yang memberikan
pengalaman dalam memperbaiki kualitas rancangan
 Penyediaan data khusus yang diperlukan untuk
memdukung penyusunan biaya, produktivitas, dan
perkiraan skedul untuk keputusan rancangan, dan untuk
estimasi biaya baik oleh owner maupun calon kontraktor

4
Penyelidikan geologi teknik pada calon lintasan
terowongan

• Pemboran inti di daerah pegunungan yang sulit

Pemboran inti

Lintasan Terowongan

5
Pekerjaan pemboran inti berkedalaman besar

6
Pemboran inti dangkal

7
Pemboran di dalam terowongan

8
Tantangan
Tim perancangan akan menemui sejumlah masalah yang sulit,
seperti :

 Sangat banyak ketidakpastian di semua proyek bawah tanah


 Biaya dan kelayakan proyek akan didominasi oleh geologi
 Setiap fitur investigasi geologis lebih dibutuhkan daripada proyek pondasi
tradisional
 Harus diketahui geologi regional
 Sifat-sifat keteknikan berubah dengan kondisi rentangan yang luas,
seperti waktu, iklim, besar dan arah pembebanan, yang kadang-kadang
drastis
 Air tanah merupakan parameter yang paling sulit diprediksi dan paling
menimbulkan masalah selama konstruksi
 Program eksplorasi yang komprehensif hanya mencakup volume inti bor
yang sangat kecil yaitu kurang dari 0,0005% volume penggalian
terowongan
 Kondisi stratigrafi, aliran airtanah dan perilaku yang dijumpai selama
masa konstruksi akan dibandingkan dengan prediksi tim geoteknik
9
Pekerjaan Geologi Teknik dan Mekanika Batuan
yang disarankan

PEMERIAN AWAL RINCI KONSTR


UKSI
I. PENGUKURAN
1. Pemetaan Topografi p p p
2. Foto udara p - -
3. Pengideraan jauh o - -
II. GEOLOGI TEKNIK DAN MEKANIKA BATUAN
1. Pemetaan Geologi
a. Interpretasi peta topografi P - -
b. Interpretasi foto udara P - -
c. Interpretasi penginderaan jauh P - -
d. Pemetaan geologi P - -
e. Pemetaan geologi teknik P P P
f. Pemetaan struktur - p p 10
PEMERIAN AWAL RINCI KONSTR.
2. PENYELIDIKAN GEOFISIKA
a. Refraksi P -
b. Transmisi - P
3. UJI PEMBORAN GROUTING P P
4. TEST PITTING, TEST ADIT O P
5. UJI MEKANIKA BATUAN IN SITU
a. Uji kelulusan air P -
b. Penentuan tegangan in situ P P
c. Uji deformasi massa batun - P
d. Kekuatan batuan uniaksial - P
e. Kuat geser batuan - P
f. Pengamatan pergerakan massa batuan - P
6. UJI LABORATORIUM
a. Sifat fisik (bobot isi, porositas, dsb) P P
b. Sifat mekanik (kuat tekan uniaksial, dll) p P

11
KLASIFIKASI TANAH UNTUK PENEROWONGAN

 Klasifikasi tanah atau batuan dapat berdasarkan deskripsi dari


materail tanah atau batuan itu atau berdasarkan bagaimana
perilakunya nselama pembangunan terowongan
 US menggunakan United Soil Classification (UC) System, yang
berdasarkan deskripsi butiran tanah. Tanah diklasifikasi
berdasarkan ukuran butir. Gradasi butir dimulai dari gravel (G),
pasir (S), Lanau (M), dan lempung (C) sebagai ukuran butir terkecil.
Gravel dan pasir dikategori sebagai tanah berbutir kasar, yang
mencakup semua ukuran butir yang dapat dilihat dengan mata
telanjang. Sedangkan tanah berbutir hasul mencakup lanau dan
lempung, yang lolos ukuran saringan No. 200 (sebagai pembanding,
semen portland atau tepung terigu akan lolos saringan no. 200)
 Terzaghi (1950) mempublikasikan Tunnelman’s Ground
Classification System, yaitu sistem klasifikasi reaksi tanah terhadap
operasi penerowongan. (TUGAS : CARI Tabel TGC system)

12
KLASIFIKASI MASSA BATUAN UNTUK
PENEROWONGAN

• Lihat kembali di “Mekanika Batuan” : Sistem


klasifikasi massa batuan untuk penerowongan
yaitu:
– Deere’s Rock Quality Designation (RQD)
– Bieniawski’s Rock Mass Rating System (RMR)
– Barton’s Q System (Q System)
(Tugas)

13

Anda mungkin juga menyukai