Anda di halaman 1dari 16

Materi -3:

Introduksi Permasalahan dalam


Geoteknik dan Penyelidikan Tanah

Tujuan:
- Mahasiswa mampu memahami permasalahan dalam Geoteknik dan
kaitannya dengan penyelidikan tanah.
3.1 Permasalahan dalam Geoteknik (1)

Kelongsoran pada tepi


sungai

Keruntuhan jembatan
Tanah gagal mendukung
bangunan gedung
3.1 Permasalahan dalam Geoteknik (2)

Dok kapal yg sedang dibangun jebol Gagalnya pondasi

Longsor menimpa perumahan atau jalan


3.1 Permasalahan dalam Geoteknik (3)

Debris flow
Kebocoran dan jebolnya bendungan

Debris flow
Kemungkinan bencana menjadi besar karena engineer
Likuifaksi -> tanahnya mencair tidak mengenal karakteristik tanah di lokasi
3.1 Permasalahan dalam Geoteknik (4)

• Masalah dalam Geoteknik menyebabkan terjadinya bencana,


dapat meliputi kerugian jiwa, kerusakan material, klaim asuransi,
pembengkakan biaya, penundaan jadwal, dll.
• Sebab masalah dalam Geoteknik:
- Kurangnya lokasi pengeboran (pekerjaan sampling tanah),
- Tanah yang salah klasifikasi atau salah karakteristik,
- Pengeringan karena masalah rembesan,
- Perubahan desain pada superstruktur (bangunan atas).
• Sehingga, tanah harus diselidiki dengan baik (valid dan reliabel),
sebelum proses desain dan konstruksi dilakukan.
3.2 Penyelidikan Tanah
Untuk memperoleh data pondasi dan material bangunan,
investigasi yang dilakukan mencakup:
• investigasi geoteknik permukaan
• investigasi geoteknik bawah permukaan.

Secara umum lingkup kegiatan penyelidikan mencakup:


• pengumpulan data
• penyelidikan geoteknik di calon lokasi bangunan.
• pengambilan contoh tanah
• penyelidikan bahan bangunan
• uji laboratorium
• pelaporan yang mencakup evaluasi, kesimpulan dan saran.
3.2 Penyelidikan Tanah (Pusdiklat SDA dan Konstruksi, 2017)

Jenis investigasi geoteknik di lapangan, antara lain:


• interpretasi penginderaan jarak jauh (remote
sensing) atau interpretasi foto udara.
• pemetaan geologi teknik
• pendugaan geofisik;
• pemboran inti dan pemboran tangan
• pembuatan lubang uji (sumuran uji, paritan uji,
terowong uji)
• pengambilan contoh tak terganggu;
• pengambilan contoh terganggu, bahan beton dan
batu
• pengujian lapangan

Contoh: penyelidikan mata air


Pemetaan Geologi (Pusdiklat SDA dan Konstruksi, 2017)
• Peta dasar yang digunakan berupa foto udara atau peta topografi:
- Peta wilayah dengan skala 1:50.000 sampai 1:100.000
- Peta semi detil lapangan skala 1:10.000 sampai 1:25.000
- Peta detil dengan skala 1:500 sampai 1:5.000
• Data yang diperoleh harus dapat memberi informasi mengenai: stratigrafi; struktur
geologi; orientasi bidang diskontinyuitas seperti struktur sesar; kekar; jurus;
kemiringan lapisan; jenis dan sifat batuan; hidrogeologi; daerah longsoran; lokasi
sumber material timbunan dan agregat beton.

Pengukuran topografi
(pengukuran teristris/di
atas tanah)

Foto udara
Pendugaan Geofisik (Pusdiklat SDA dan Konstruksi, 2017)
• Pengujian geofisik yang biasa digunakan adalah resistivitas permukaan (SR =
Surface resistivity), penetrasi tanah dengan radar (GPR = ground penetrating radar),
dan konduktivitas elektromagnit (EM).
• Penyelidikan ini akan sangat membantu untuk menentukan stratigrafi tanah,
mendeteksi perubahan dalam satuan batuan, dan lokasi lubang/rongga bawah tanah
pada formasi karst,
Investigasi Bawah Permukaan
(Pusdiklat SDA dan Konstruksi, 2017)
• Investigasi untuk melakukan klasifikasi batuan fondasi berdasarkan sifat-sifat teknis,
antara lain, kondisi geologi yang mencakup jenis dan sifat batuan baik fisik, teknik,
maupun sifat hidrauliknya.
• Kondisi diatas dapat diketahui dari hasil pemboran inti. Selain pemboran inti, metode lain
yang lazim digunakan adalah pendugaan geo fisik dengan survai seismik dan terowongan
uji.
Mesin bor putar (Rotary drilling machine)
Selama pengeboran dapat dilakukan berbagai uji
lapangan :
- Uji penetrasi standar (SPT) setiap kedalaman 2 meter
atau
setiap pergantian lapisan tanah.
- Uji permeabilitas setiap kedalaman 1,5  3 meter (uji
packer, open end test) disesuaikan dg karakteristik
formasi batuannya.
- Pengambilan contoh tanah tak terganggu (undisturbed
samples).
Investigasi Bawah Permukaan
(Pusdiklat SDA dan Konstruksi, 2017)
Uji lapangan/insitu:
- uji penetrasi standar (SPT),
- uji sondir (CPT): tek konus qc dan friksi fc unt lempung sangat lunak~padat.
- uji dilatometer (DMT): modulus elastisatas, kuat geser pasir, lanau, lempung
- pressure meter (PMT): koefisien tekanan tanah kondisi diam K0
- uji geser baling (VST): kuat geser tak terdrainasi lempung lunak, kaku dan lanau.
Uji lapangan juga dpt dilakukan pada sumuran atau terowong uji: uji cepat rambat
gelombang elastis, uji deformasi, uji geser, dll.
Uji di Laboratorium Mekanika Tanah, meliputi:
• Sifat fisik: berat spesifik (Gs), berat isi (n), kadar air (ω), analisis butiran, analisis
hidrometer, konsistensi tanah (batas-batas Atterberg).
• Sifat teknik: uji kuat geser (uji geser langsung, triaxiak), konsolidasi, uji permeabilitas.

Uji Laboratorium Batuan, meliputi:


- Sifat fisik: berat jenis, absorbsi, ketahanan, abrasi, dll
- Sifat teknik: Kuat tekan, triaksial, geser langsung, dll.
PENGUJIAN IN SITU PIEZOCONE DG BANTUAN ALAT
SONDIR SEDANG
vane shear test
SUMUR UJI (TEST PIT)
Pengambilan block sample dan deskripsi
tanah di sumur uji
Contoh profil Geoteknik berdasarkan data pengeboran
Daftar Pustaka

• Pusdiklat SDA dan Konstruksi (2017). Geoteknik Bendungan. Pusdiklat SDA dan
Konstruksi: Diklat Perencanaan Bendungan

Anda mungkin juga menyukai