Anda di halaman 1dari 32

MATA KULIAH STANDAR DESAIN BENDUNGAN

DOSEN PENGAJAR:
DR. IR. SUPRAPTO, M. ENG

NAMA
KELOMPOK :

INDANG DEWI RARASATI (21010123413018)


REDHA FATKI INABAH (21010123413024)
DICKY ERISTA (21010123413019)
ARYA BAKTI GEWANGGA (21010123413022)
Lingkup dan Prosedur
Investigasi Geologi
Peta Topografi dan Foto Udara
Digunakan untuk studi pendahuluan berkaitan dengan
kapasitas waduk dan dimensi bendungan, lokasi-lokasi
formasi geologi dan struktur geologinya

Peta Geologi
Digunakan untuk mempelajari kekuatan dan
a) Pengumpulan Data
tingkat permeabilitas batuan pondasi bendungan,
Studi
penyebaran dan sifat bahan-bahan konstruksi

Peta Tekstur Tanah dan Jenis Tanah


Untuk mengetahui ketebalan tanah permukaan
dan sifat-sifatnya

Lain-Lain
Mempelajari tentang ada tidaknya sesar aktif
dengan menggunakan peta pola penyebaran
sesar
Lingkup dan Prosedur
Investigasi Geologi Survei Geologi Permukaan
yaitu informasi tentang statigrafi, jenis dan sifat-
b) Investigasi pada sifat batuan, struktur geologi, hidrologi, orientasi
Lokasi bendungan bidang-bidang diskontinuitas, struktur kekar dll,
daerah longsoran, serta lokasi-lokasi sumber
1. Tahap material atau bahan konstruksi.
Perencanaan Awal
dan Desain Awal
Hal-hal yang dikaji Survei Geologi Bawah Permukaan
pada tahap ini yaitu:
Dalam survei ini terdapat metode-metode yang
1. Daya dukung
digunakan yaitu:
pondasi
a. Survei Seismik
2. Penetapan batas-
b. Pemboran:
batas galian
c. c. Terowongan Uji
pondasi
3. Rencana awal
pekerjaan
perbaikan
Uji Insitu Geoteknik
pondasi
Investigasi ini dilakukan mengingat kemungkinan
munculnya permasalahan baru yang tidak diduga
sebelumnya
Lingkup dan Prosedur
Investigasi Geologi

Survei Geologi Bawah Permukaan


dimaksudkan untuk mengkalsifikasikan batuan
b) Investigasi pada pondasi berdasarkan sifat-sifat teknisnya
Lokasi bendungan mencakup jenis dan sifat-sifat batuan.

2. Investigasi pada
Tahapan Desain Uji Geoteknik
Rinci
Investigasi pada Uji ini betujuan untuk
tahap ini bertujuan memperkirakan/mengetahui perilaku mekanis
untuk batuan pondasi setelah konstruksi bendungan
mencari/melengkapi
data-data geologi Investigasi Pelengkap
yang diperlukan di Investigasi ini dilakukan mengingat kemungkinan
dalm membuat munculnya permasalahan baru yang tidak diduga
desain rinci dan sebelumnya.
perkiraan mengenai
besaran biaya yang
dibutuhkan
Lingkup dan Prosedur Investigasi geologi permukaan
Investigasi Geologi
Investigasi geologi permukaan:
c) Investigasi Lokasi Sumber Kualitas dan jumlah cadangan bahan urugan ditentukan pada kondisi topografi
Material/Bahan Urugan dan kondisi geologinya.

1. Tahap Perencanaan Umum dan


Investigasi geologi bawah permukaan
desain Awal
Dari 2 atau 3 usulan sumber material yang dipilih melalui investigasi geologi
survei bahan/material yang diperlukan permukaan,
pada bendungan urugan:
- kualitas material (apakah sudah
sesuai dengan styandar yang Survei Geologi Permukaan
dibutuhkan dalam desain konstruksi) Survei ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran dan ketebalan endapan
- ketersediaan material (apakah cukup permukaan, jenis dan sifat bahan, derajat pelapukan, pola dan penyebaran
sesusai dengan kebutuhan) bidang-bidang diskontinuitas
- kondisi lokasi sumber material, antara
lain jarak dari lokasi bendungan, jalan
masuk, statusnya, perlu dtidaknya Investigasi Geologi Bawah Permukaan
konservasi, dan lain-lain.
Investigasi ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
- pemboran
2. Tahap Desain Rinci - terowong uji dan sumur uji
- pendugaan fisik
Investigasi geologi pada tahap ini
dimaksudkan untuk menetapkan
secara pasti lokasi cadangan material
yang dipilih, metode penggaliannya
serta perkiraan volume yang tersedia
pada masing-masing lokasi
Lingkup dan Prosedur Investigasi Geologi
d) Survei di Sekitar Survei ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya longsoran, pergerakan massa batuan/tanah, serta
Cekungan Waduk kebocoran yang terjadi setelah waduk terisi air

Lingkup dan Prosedur Investigasi Geologi

3
Prosedur untuk Investigasi Geologi dan Uji Geoteknik
Prosedur Investigasi Geologi Permukaan Material dan Geologi untuk Bendungan
Tujuan dari investigasi geologi permukaan adalah melakukan pengenalan
lapangan serta pengamatan terhadap singkapan-singkapan yang ada untuk
menyiapkan peta geologi dengan cara menganalisis kondisi geologi bawah
permukaan yang tertutup oleh tanah dan endapan abu vulkanik;

Metode ini merupakan dasar untuk dari semua investigasi geologi dan
merupakan prasyarat untuk analisis dan evaluasi terhadap hasil investigasi
geologi bawah permukaan anatara lain survei seismik, pemboran dan uji
geoteknik.

Prosedur umum penyelidikan geologi permukaan untuk tujuan


Pembangunan bendungan adalah:
- mempelajari data dan tulisan yang ada
- pengamatan dan perincian terhadap singkapan-singkapan serta topografi 3
- mempersiapkan peta jalur
- membuat klasifikasi geologi
- menyiapakan legenda untuk peta geologi

Urutan pekerjaan diatas harus dikerjakan oleh ahli atau beberapa ahli
geologi yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang Teknik
sipil
Uji Laboratorium

1. Metoda Uji Batuan di Laboratorium


Laboratorium uji batuan dalam rangka investigasi geologi untuk bendungan dilakukan terutama untuk dua
tujuan, yaitu

Pertama Kedua

Menganalogi sifat-sifat teknis Untuk mengetahui sifat-sifat teknis


massa batuan dari bagian kedalam massa batuan atau pecahannya
pecahannya, juga sebagai sebagai bahan batu untuk konstruksi
pelengkap data. Uji Batuan
bendungan, bahan agregat beton dan
di Laboratorium lain-lainnya, dan untuk mengevaluasi
kualitas bahan.
2. Uji Sifat-sifat Fisik Dan Kimiawi
Terdapat 6 (enam) pengujian fisik dan kimia pada batu pada lokasi rencana bendungan yaitu:

1. Uji Fisik 2. Uji gelombang ultrasonik.


meliputi penentuan berat jenis, Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
porositas, daya serap, koefisien harga modulus elastisitas dinamis batuan
permeabilitas, satuan berat, dan lain- dengan mengukur cepat rambat gelombang
ultrasoniknya (pada batuan).
lainnya dari pada batuan dan termasuk

2
dalam standar uji agregat beton pada
JIS. 3. Uji beku-cair (Freezing &
6. Sifat-sifat kimiawi batuan Thawing Test)
Beberapa mineral pada batuan dapat menjadi
6 3 Maksud dari pengujian ini adalah untuk
penyebab kerusakan pada beton sehubungan mengetahui daya tahan batuan terhadap
dengan reaksi dengan alkali. fenomena pembekuan dan pencairan.

4
5 4. Uji serap air (Water Absovbtion
5. Uji muai (Swelling Test)
Test)
Pengujian ini dimaksudkan untuk
Maksud pengujian ini untuk mengetahui
mengetahui besarnya pemuaian
ketahanan batuan terhadap air.
massa batuan yang digali, kemudian
terendam air. (lunak atau lapuk)
3. Uji Sifat-Sifat Mekanik
Terdapat 4 (empat )pengujian mekanik pada batu pada lokasi rencana bendungan yaitu:

1. Uji Desak-bebas (Unconfined 2. Uji Brasilian (Braz.Hian Test)


Compression Test) Pengujian ini merupakan perbaikan dari
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada uji
batuan terhadap tekanan desak. tegangan satu dimensi dan cara-caranya sangat
mudah baik prosedurnya maupun persiapan
contoh uji (sampel).
Option 1 Option 2

Option 4 Option 3

4. Uji kekerasan restitusi 3. Uji geser langsung


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan
Kekerasan batuan pada umumnya ditentukan
geser batuan dengan cara menekannya hingga
oleh daya tahannya terhadap deformasi yang
pecah bergeser pada bidang yang telah ditentukan.
diakibatkan oleh gaya tertentu pada
permukaannya.
a. Shore Hardness Test
b. Uji restitusi Schmidt Hammer
Pengolahan Hasil Investigasi
1. Klasifikasi teknis batuan dasar
a. Faktor-faktor klasifikasi
Batuan dasar hendaknya diklasifikasikan dan dikaji berdasarkan sifat sifat keteknikannya agar bisa dievaluasi sebagai pondasi
bendungan serta dapat diperkirakan bagaimana sifat sifatnya mekaniknya atau kelakuannya setelah konstruksi selesai.
Karakteristika geologi
Spesies batuan seeara garis besar dikelompokkan berdasarkan asal usulnya serta
kapan pembentukannya.

Sifat-sifat mekanik jenis batuan


Sifat-sifat mekanik massa terutama ditentukan oleh jenis batuan itu
sendiri dan merupakan unsur terpenting dalam mengklasifikasikan
massa batuan.
Karakteristik
batuan
Sifat-sifat mekanis massa batuan
untuk mengevaluasi kekuatan pondasi
bendungan adalah modulus Elastis, Uji
pembebanan dan Kekuatan Geser, Uji in situ
geseran.
Faktor-faktor lain
RQD didefinisikan sebagai prosentase daripada inti
pemboran yang panjangnya minimal 10 cm, yakni bila
diameter inti pemboran 66 mm.
b. Contoh klasifikasi pondasi batuan untuk
Tabel 1.1. Klasifikasi Masa Batuan
bendungan CRIEPI (1974)

Metode klasifikasi Tanaka untuk pondasi bendungan


merupakan metode tertua yang pernah diterapkan di Jepang
dan merupakan dasar pengembangan metode selanjutnya.
Didalam metode klasifikasi ini, faktor-faktor yang digunakan
adalah:

Kekerasannya, yakni dipalu


dengan palu geologi

Tingkat pelapukan mineral/batuan

Klasifikasi derajat kekerasan Batuan


Karakteristika kekar (Nespak, 1975)

Palu geologi
2. Penyajian hasil ivestigasi
Hasil investigasi geologi biasa digambarkan dengan warna dan simbol, disajikan dalam
bentuk Geologi beserta penampang-penampang melintangnya.

a. Peta geologi pada cekungan waduk sekitarnya


Peta geologi pada cekungan waduk dan sekitarnya meliputi butir-butir sebagai berikut :

Peta Geologi
Lokasi tubuh
bendungan beserta bangunan
pelengkapnya. Batas muka air waduk
dalam keadaan penuh (garis biru).
Skala Peta Lokasi
Skala Peta 1 : 500 singkapan
Areal s/d 1 : 5000
pemetaan Digambarkan
Lokasi Quary dan dengan warna
Cekungan waduk Borrow yang agak sedikit
dan sekitarnya. Nama, areal, gelap.
Peta Geologi investigasi yang akan
Klasifikasi bentang dilaksanakan seperti
alam, antara lain pemboran, paritan
klasifikasi topografi, dan galian uji.
longsoran,
runtuhan batu, gelinciran.
b. Peta Geologi Pada Lokasi Bendungan
Berdasarkan peta geologi maka dapat dilakukan pemilihan
beberapa buah poros calon bendungan dan selanjutnya
sudah dapat dimulai survey dan investigasi serta
penelitian-penilitian yang lebih mendalam. Peta geologi
pada lokasi bendungan dipersiapkan sebagai berikut:

Cakupan areal Isian Peta Jenis-jenis Lokasi-lokasi


pemetaannya Skala Peta
Batas-batas tubuh investigasi singkapan
Diuraikan pada Skala Peta 1 : 500 Ditunjukkan dengan Diberi warna
bendungan,
sub bab sampai dengan 1 : 1000. simbol dan yang sarna
bangunan pelimpah,
investigasi pada serangkaian nomor namun sedikit
terowongan
Lokasi pada agak gelap.
pengelak,
Bendungan. lokasi menunjukkan
terowongan
pengambilan, dan (waktu investigasi adanya formasi
bangunan-bangunan dilakukan). Batuan.
c. Penampang Melintang Pada Lokasi Bendungan

Batas-batas galian
Eksplorasi seismik
pondasi
Dicantumkan hasil survai geologi, jenis
Skala Peta
klasifikasi kecepatan bendungan yang akan dibangun,
Skala Peta 1 : 500 masing-masing dan lain lain.
sj d 1 : 1000 lapisan.

Penampang melintang Profil memanjang Klasifikasi batuan


dan profil geologi mencakup batas galian Nilai Lugion atau
Profil disepanjang poros Bukit Tumpuan, koefisien permeabilitas
bendungan handaknya Terowongan Pengelak, dan kedudukan muka air
digambarkan dari arah hulu terowongan Pengambilan tanah.
bendungan kedalaman injeksi semen.
e. Penggambaran Peta Untuk
d. Log Pemboran Terowongan Uji Dan Sumuran

Ruang Lokasi Berdasarkan posisinya terhadap struktur atau Untuk Terowongan Uji,
lainnya yang sesuai, seperti tebing kiri/kanan mencakup atap terowongan Trowongan Uji
Pemboran
sungai, poros bendungan, tumit bendungan; beserta kedua dindingnya.

Ruang Lapisan Diisi dengan jenis batuan/lapisan beserta


dan Umur umur geologinya.

Batas lapisan yang jelas digambarkan dengan


Pada kolom Log
garis penuh, sedangkan batas peralihan
Pemboran
dengan garis putus-putus.
TEXT
Kolom Lokasi dan Diisi dengan letak dan posisi kekar-kekar Skala Peta 1 : 50 s/d 1 : 100. Skala Peta
kemiringan kekar yang dominan serta digambarkan dengan
garis tegas.
Menunjukkan secara tepat
Kedalaman Diukur setiap kali sebelum pemboran dimulai lokasi-lokasi, dilakukannya uji- Isi Peta
muka air tanah setiap harinya, diisikan pada kolom "Muka Air insitu serta pengambilan
Tanah sebelum Pemboran“. sampel.

Diisi hasil pengujian khusus atau catatan-


Kotak Lain-lain catatan yang dianggap penting sesuai dengan
kedalamannya.
Investigasi Bahan Timbunan
Menentukan kemungkinan-kemungkinan
teknis dalam rangka memanfaatkan
1 cadangan material di sekitar lokasi Faktor-faktor
bendungan
yang perlu
dipertimbangkan
Menentukan kondisi serta jumlah
cadangan material, klasifikasi teknis,
Tujuan 2 sifat-sifat fisik dan mekanik material
yang diinginkan Kondisi Geologi &
Geologi Teknik

Menentukan kondisi sehubungan dengan


3 penimbunan material dan Sosial & Ekonomi
transportasinya, juga berkenaan dengan
desain dan konstruksi tubuh bendungan
Investigasi Bahan Timbunan
Tahapan Survei

1 2 3 4
Perencanaan Umum Desain Desain Rinci Investigasi
Tambahan
Tujuan Metode Tujuan Tujuan Metode
 Mengumpulkan dan  Pemeriksaan lapangan
Pemilihan Kajian terhadap Konfirmasi
mempelajari data-  Survei geofisika
alternatif lokasi ketersediaan mengenai jumlah
data yang tersedia  Pengeboran
cadangan material urukan dan sifat fisik-
 Pemeriksaan lapangan  Galian uji
material urukan serta penarikan mekanik serta
(peta topografi skala  Pengambilan sampel
tanah dan batu batas sifat-sifat penentuan
1:50.000)  Uji material
material parameter desain
 Pemeriksaan geologi  Survei topografi
permukaan  Uji sampel material
urukan
 Uji timbunan
Investigasi Material Kedap Air
Investigasi di lokasi Konfirmasi desain / pelaksanaan
cadangan material konstruksi
 1 galian uji/interval  Uji timbunan, 1 uji
2 grid 150 – 200 m 4  Uji fisik, axbxcx3 sampel
 Uji fisik, 1 sampel  Uji teknik, axbxcx3 sampel
setiap 25.000 m3 a. Mesin pemadat 2-3 jenis
 Uji teknik, 1 sampel b. Jumlah pemadatan 2-3 metode
setiap 50.000 m3 c. Tebal penghamparan 2-3 macam

Pemilihan lokasi Investigasi rinci Persiapan OP


cadangan material penentuan desain
 1 lubang uji (bor mesin  Uji fisik di lokasi cadangan dan
 Studi meja timbunan
1  Survei lapangan 3 atau bor tangan), interval 5
 Uji teknik pada lokasi di atas
(penyebaran dan grid 50-100 m
 Uji fisik, 1 sampel setiap
jumlah deposit)
 Galian uji 10.000-25.000 m3
 Uji fisik 1 sampel  Uji teknik, 1 sampel
setiap 100.000 m3 setiap 10.000-25.000 m3
Investigasi Material Semi Lulus Air

Investigasi di lokasi Konfirmasi desain / pelaksanaan


cadangan material konstruksi
2  Uji fisik, 1-2 sampel
4  Uji timbunan
 Uji teknik, 1-2 sampel

Pemilihan lokasi Investigasi rinci Persiapan OP


1 cadangan material 3 penentuan desain
5  Uji fisik
 Penetapan  Uji fisik*, 1-2 sampel
 Uji dinamik
sementara lokasi  Uji teknik, 1-2 sampel
cadangan material  *) akan ditentukan
berdasarkan gradasi
material kedap air
Investigasi Material Lulus Air
Investigasi di lokasi
cadangan material
 Pengeboran bila perlu Konfirmasi desain / pelaksanaan
konstruksi
2  Uji batuan (kecuali uji 4  Uji peledakan
geser) 10 sampel tiap
jenis  Uji fisik, 3 sampel
 Uji gradasi untuk  Uji teknik, 1 sampel
material endapan sungai

Pemilihan lokasi Investigasi rinci Persiapan OP


cadangan material penentuan desain
 Uji batuan
 Pengeboran untuk
 Studi meja (peta  Uji geser
1 topografi dan geologi) 3
konfirmasi kualitas dan 5
kuantitas, 1 lubang tiap
 Survei lapangan
200.000 m3
mengenai penyebarannya  Uji batuan, 5 sampel
tiap jenis
 Uji geser, 5 sampel tiap
jenis
Daerah Investigasi Material

Persyaratan

Pada tahap awal, Rasio volume ketersediaan


radius 500 m - 1 km dengan kebutuhan 2-3 kali

Agar efisien/ekonomis,
sedapat mungkin
Lokasi
Bendungan
Apabila ketersediaan menggunakan material
material belum yang tersedia di sekitar
mencukupi, dapat lokasi bendungan
diperluas menjadi
radius 2-5 km Khusus material filter &
(batas ekonomi) riprap, disarankan
menggunakan material
yang berkualitas tinggi
walaupun jaraknya relatif
jauh
Metode Investigasi Material

1 2
Pendugaan Geofisika
Peninjauan/Inspeksi  Metode yang biasa digunakan untuk
 Pengamatan kondisi lapangan & investigasi material antara lain
lingkungan seperti tanah, batuan, Georadar, Geolistrik, Seismic, Multi
singkapan, topografi sekitar, dll Analysis Surface Wave (MASW), dll
 Khusus material tanah, perlu  Metode yang sering digunakan
diketahui distribusi butiran & kadar adalah Seismic dan MASW, yang
air alaminya mengukuran kecepatan gelombang
 Pada lokasi quarry, perlu diselidiki : di bawah permukaan tanah / batuan
penyebaran & karakter tanah
penutup, jenis batuan, litologi,
kerapatan retakan, sebaran remukan
& sesar, dll
Metode Investigasi Material

Bor ulir
3
Pengeboran
 Metode yang biasa digunakan adalah metode bor ulir
(auger) dan bor putar (rotary)
 Metode bor ulir, terdiri dari 2 jenis yaitu bor ulir tangan
dan bor ulir mesin. Bor ulir tangan cocok untuk
kedalaman kurang lebih 7 m. Sedangkan bor ulir mesin
dapat mencapai kedalaman 15 m
 Diameter lubang bor tidak boleh kurang dari 46 mm

Bor putar
Metode Investigasi Material

4 5
Paritan Uji
Galian Uji  Berukuran 60 – 90 cm dan digali
 Terdiri dari 2 jenis yaitu sumuran dan terowong (adit) pada singkapan atau lereng.
 Untuk sumuran yang berbentuk lingkaran, diameter  Keuntungan paritan uji adalah
minimal 1,2 m. struktur geologi dan kualitas
 Untuk terowong, ukuran minimal 0,9 x 1,5 m. material dapat diamati secara
 Keuntungan galian uji adalah struktur geologi dan langsung dan dapat mengambil
keragaman formasi batuan dapat disurvei dengan sampel dalam jumlah yang
mudah dan dapat mengambil sampel dalam jumlah banyak sesuai kebutuhan.
yang banyak sesuai kebutuhan
A. Pengambilan Sampel
I. Pengambilan Sampel dari Galian Uji atau Muka Galian menggunakan perlengkapan antara lain : kapak-beliung, sekop, kain kanvas,
ember, kantung plastic, pita ukur, buku catatan, label, alat tulis

1. Singkirkan tanah 2. Amati muka galian, 3. Catat kedalaman


penutup atau lahan catat perlapisan, lokasi pengambilan
yang mengandung ketebalan, dan jenis, sampel
benda-benda asing serta klasifikasi tanah

7. Sampel yang dikumpulkan


dimasukkan ke dalam
kantong tertutup dan
dibubuhi label dengan
informasi yang diperlukan

4. Bagian yang seragam/sejenis 5. Dua cara pengambilan sampel 6. Apabila lebih dari 25% contoh tanah
kemudian digali dan dikumpulkan : terdiri dari butiran yang ukurannya
di atas kanvas yang dihamparkan a. Dikumpulkan dari satu lapisan lebih besar dari 70 mm, maka
atau di sebelah galian uji tanah pengambilan sampelnya jangan
b. Merupakan Kumpulan dan dilakukan pada dinding galian atau
campuran tanah dari puritan.
keseluruhan interval.
B. Uji Material e. Klafikasi Tanah

Jenis Pengujian
Desain dan pekerjaan konstruksi
seringkali dilaksanakan berdasarkan
sifat-sifat tanah yang sangat kompleks.
Klasifikasi tanah dapat digunakan
untuk hal-hal sebagai berikut

1. Evaluasi awal dari material tanah

Sampel yang diuji didasarkan atas 2. Penetapan batas-batas untuk survai lapangan
pertimbangan antara lain mengenai yang diperlukan baik investigasi awal maupun
tujuan/maksud investigasi, pertimbangan investigasi pada tahap desain
biaya, skala bendungan dan faktor-faktor
penting lainnya 3. Perencanaan untuk survai lapangan yang
Pengujian yang tidak distandarkan antara lain: ekonomis berikut pengujiannya serta uji
1. Kepadatan relative laboratorium
2. Uji beku dan cair untuk batuan lunak
3. Uji dampak pengeringan dan pembasahan serta dampak jatuhan
4. Uji sifat-sifat kimiawi batuan 4. Investigasi penunjang
5. Uji sifat-sifat dinamis dari tanah dan batuan
D. Klafikasi Batuan
Kalsifikasi batuan harus sesuai dengan metode klasifikasi yang digunakan untuk batuan dasar bendungan.

E. Metode Uji Material


Metode uji Material ada 3 yaitu UjiPemadatan, Uji Kelulusan Aliran (Permeabilitas), dan Uji Tahan Geser
(Shearing Test). Dalam melaksanakan uji material perlu memperhatikan:

1. Pengujian harus berdasarkan pada standar pengujian yang telah


ada, tetapi perlu memperatikan kondisi material dan kodisi
pengujiannya.

2. Metode dan kondisi pengujian harus dijelaskan secara rinci di dalam


laporan hasil pengujian

3. Dalam contoh tanah terutama terdiri dari butiran halus, maka


persiapan sampel untuk pengujian sifat fisik dilaksanakan tanpa
pengering di udara
1. Uji Pemadatan
Tidak hanya untuk mengetahui karakter material bila dipadatkan, uji pemadatan juga dilakukan untuk kriteria persiapan sampel
yang digunakan untuk uji fisi klainnya. Uji pemadatan harus diupayakan agar mendekati keadaan aslinya di lapangan. Dalam
melaksanakan uji pemadatan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

01 Untuk material semi lulus air sampai kedap air, sampel jangan dikeringkan serta gunakan prosedur tidak berulang (non-cyclic), mengingat
pemadatannya dipengaruhi oleh kadar air aslinya dan penggunaan material yang berulang.
02 Dalam hal material lulus air, digunakan prosedur non-cyclic, karena terjadi pemecahan partikel pada saat pemadatan.
03 Besarnya energi pemadatan berdasarkan SNI-1742-1989-F. Pada umumnya semakin bertambah energi pemadatannya, semakin
bertambah pula kepadatan kering maksimumnya, sedangkan kadar air optimumnya berkurang.

04 Ukuran maksimum yang diijinkan untuk sampel uji pada prinsipnya tidak melebihi 1/5 dari diameter cetakan (mold) yang digunakan.

05 Apabila mold yang digunakan diluar standar JIS, maka tinggi sampel-uji minimal harus sama atau lebih besar dari diameter mold.
06 Energi pemadatan (Ec) dapat dihitung dengan rumus: Ec (kg cm/
W = Berat Rammer (kg) N = Jumlah tumbukan setiap lapisan L = Jumlah lapisan
H = Tinggi jatuh Rammer (cm) V = Volume contoh
2. Uji Kelulus-aliran
(Permeabilitas)
Didalam uji permeabilitas, akan dikaji bagaimana hubungan antara kelulus-aliran, kadar air dan kepadatannya, terutama
untuk material kedap air, sifat penyesuaian (adaptasi) material, penentuan parameter-parameter desain serta indeks
standar pada manajemen konstruksi ditentukan melalui pengujian inl.

01
Khususnya untuk sampel yang mengandung material berbutir kasar,
adalah sangat perlu untuk memperoleh contoh yang homogen
(merata).

02
Apabila ukuran maksimum butiran lebih besar dari yang
diijinkan dalam standar mold, disarankan untuk melakukan uji
kelulusan air dengan skala yang lebih besar (dengan ukuran mold
lebih besar dari diameter 30 em).
3. Uji Tahanan Geser (Shearing Test)
Uji tahanan geser seyogyanya dilakukan dengan menggunakan uji konsolidasi test tri-sumbu (triaxial), walaupun uji
tahanan geser langsung dapat juga dilakukan yakni apabila hasilnya hanya digunakan sebagai referensi di dalam
menetapkan kondisi-kondisi desain.
Unconsolidated-undrained Test (UU Test atau Undrained Test Tabel Aplikasi dari hasil pengujian tegangan geser untuk

Di dalam pengujian ini tidak diperkenankan terjadinya analisis stabilitas

drainasi (termasuk udara) serta kehilangan tekanan air pori


selama pengujian.
Unconsolidated-undrained Test (CU
Test)
Setelah tekanan pori hilang selama konsolidasi pada tekanan
Kondisi-kondisi
tertentu.
uji tahan geser
Consolidated­-undreined (CU Test)

Dimaksudkan untuk mengukur tekanan air pori pada saat


terjadi pergeseran pada contoh yang jenuh air setelah
terkonsolidasi.
Consolidated-Drained Test (CD test atau "drained test)

Dalam hal ini contoh diuji dalam keadaan terdrainasi penuh


serta tekanan pori dibuang pada setiap tahap pembebanan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai