Cakupan dan ketelitian pekerjaan survei investigasi tergantung pada tahap pelaksanaan
pembangunan saluran irigasi. Metode survai dan investigasi dapat bersifat umum sampai
spesifik, bersifat umum hingga rinci dan cakupannya dapat terbatas hingga sangat luas.
1) Survey Topografi
a. Survey topografi untuk perencanaan umum:
1. Peta Daerah Pengaliran Sungai skala 1:25.000 sampai 1:50.000
2. Peta situasi cekungan waduk dan sekelilingnya termasuk lokasi bendungan
utama, bendungan pelana, bangunan pelengkap, fasilitas penunjang, daerah
galian, rencana relokasi jalan dan lain sebagainya, skala 1:5.000 - 1:10.000.
b. Survey topografi untuk perencanaan dasar dan perencanaan rinci
1. Peta lokasi bendungan, skala 1:500 - 1:1.000.
2. Potongan memanjang dan melintang lokasi bendungan, skala 1:200 - 1:500.
3. Potongan memanjang dan melintang bangunan pelimpah, skala 1:200 - 1:500.
4. Peta cekungan waduk, skala 1:500 - 1:5.000.
5. Potongan memanjang cekungan waduk, skala 1:200 - 1:500
6. Peta daerah sumber galian, skala 1:500 - 1:1.000
2) Investigasi Geologi dan Geoteknik
Kegiatan yang perlu dilakukan, antara lain:
a. Pengumpulan dan pengkajian data dan hasil studi yang telah ada
b. Investigasi geologi permukaan
c. Investigasi bawah permukaan
d. Uji in-situ geoteknik
e. Uji laboratorium
f. Pengolahan hasil investigasi
3) Investigasi Geologi Permukaan
Peta dasar yang digunakan berupa foto udara atau peta topografi:
a. Peta wilayah dengan skala 1:50.000 sampai 1:100.000
b. Peta semi detil lapangan skala 1:10.000 sampai 1:25.000
c. Peta detil dengan skala 1:500 sampai 1:5.000
Data yang diperoleh dari investigasi ini harus mampu memberi informasi
mengenai: stratigrafi; struktur geologi; orientasi bidang diskontinyuitas seperti struktur
sesar; kekar; jurus; kemiringan lapisan; jenis dan sifat batuan; hidrogeologi; daerah
longsoran; lokasi sumber material timbunan dan aggregate beton. Peta geologi perlu
disiapkan, pada lokasi- lokasi berikut:
a. Cekungan waduk dan daerah sekitarnya, dengan skala 1:500 - 1:5.000
b. Lokasi bendungan utama dan pelana, bangunan pelengkap, skala 1:500 - 1:1.000
c. Lokasi sumber galian, skala 1:500 - 1:1.000Lokasi lain yang dianggap perlu
4) Investigasi Geologi Bawah Permukaan
- Survey Seismik
Pada desain awal: survey seismic diperlukan untuk memperkirakan kedalaman lapisan
tanah dan batuan, lokasi rekahan, struktur sesar, kondisi dan tingkat pelapukan batuan.
Jalur survey, paling tidak dilakukan pada: sepanjang tapak bendungan sejajar poros
bendungan, palung sungai, tumpuan kanan dan kiri, serta sepanjang bangunan
pelimpah.
Pada desain rinci: survey seismic diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh pada
tahap desain awal.
- Pemboran
Pemboran diperlukan untuk mengetahui secara langsung kondisi geologi di calon lokasi
bendungan, bangunan pelengkap dan sumber galian. Pemboran dilakukan
menggunakan "rotary coredrilling" dengan diameter mata bor > 56 mm.
Kedalamanpemboran di lokasi bendungan pada prinsipnya harus sampai menembus
batuan dasar lebih dari 5 meter, atau secara umum paling tidak 2/3 kali tinggi
bendungan. Kedalaman yang pasti ditetapkan berdasarkan hasil uji seismic dan geologi
setempat.
- Terowong uji
Metode ini disarankan untuk dilakukan bagi bendungan besar tinggi di atas 30 meter,
dimana kekuatan pondasi sangat penting untuk diketahui. Terowong uji dibuat 1 atau 2 buah
pada tumpuan kiri dan atau kanan tergantung kondisi geologi setempat
syarat pokok tersebut ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan
parameter gempa yang digunakan dalam evaluasi keamanan bendungan, hal- hal
sebagai berikut:
a. Tingkat bahaya gempa (seismic hazard rating) di lokasi bendungan
b. Tingkat/ kelas resiko setelah bendungan dan waduk selesai dibangun
c. Tipe bendungan
d. Kebutuhan atau persyaratan yang terkait dengan fungsi bendungan
e. Konsekuensi atas perkiraan resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Pedoman Survai dan Investigasi.
Survai dan investigasi terutama ditujukan untuk keperluan perencanaan umum,
perencanaan detail, pelaksanaan kontruksi serta operasi dan pemeliharaan.
Lingkup survai dan investigasi untuk pembangunan bendung dan jaringan irigasi harus
diprogramkan terlebib dahulu dan pelaksanaan harus mengikuti tata cara, metode,
pedoman dan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang sudah ditentukan. Selama belum
ada ketentuan baru, baik yang ada di dalam buku panduan maupun pada
ketentuan-ketentuan lain yang terpisah, pelaksanaan pekerjaan survei dan investigasi
topografi serta goeteknik, pelaksanaannya harus berpedoman "Standar Perencanaan
Irigasi 1986 bagian PT - 02 mengenai Pengukuran Topografi dan PT - 03 mengenai
Penyelidikan Geoteknik.
Lingkup survai dan investigasi khusus yang perlu dilakukan pada setiap tahap
pelaksanaan pernbangunan bendung dan jaringan irigasi diuraikan di bawah, namun
harus dipikirkan secara rasional dan effisien.
1) Kondisi yang ada berkenaan dengan penggunaan air untuk tanaman (kondisi
yang ada mengenai kekurangan air)
2) Prospek jangka panjang mengenai tuntutan kebutuhan air
3) Kemunakinan rasionalisasi penggunaan air untuk pertaniaan
1) Meteorologi, hidrologi (suhu, arah dan kecepatan angin, curah hujan dan air
permukaan)
2. Lokasi dan jumlah bahan-bahan timbunan.
3. Penyediaan tenaga kerja.
4. Pembebasan tanah
5. Kondisi suplai tenaga listrik
6. Faktor-faktor sosial secara umum.
7. Kondisi jalan.
c) Sosial
1) Sosial ekonomi
2) Sosial budaya
3) Kesehatan masyarakat
4) Kesehatan lingkungan
j. Tinggi
k. Estetika
l. Tenaga kerja berkualitas
m. Biaya
Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu faktor penentu
pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula
dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.
3. Sebuah DAM direncanakan untuk multipurpose reservoir, sebutkan dan jelaskan
sesuai urutan prioritasnya.
JAWABAN :
a. Pasokan air (membutuhkan reservoir yang tinggi)
b. Irigasi, untuk mengontrol dan menstabilkan aliran air, untuk pertanian dan irigasi.
Membantu menstabilkan atau mengembalikan tingkat air danau dan laut pedalaman.
Dan digunakan untuk kebutuhan manusia secara langsung.
c. Retensi lumpur
d. Transportasi
e. Pembangkitan listrik, Listrik tenaga air adalah sumber utama listrik di dunia. Banyak
negara memiliki sungai dengan aliran air yang memadai yang dapat dibendung.
f. Rekreasi dan kecantikan (membutuhkan tingkat reservoir konstan), Dapat pula diartikan
sebagai bangunan pengalihan yang digunakan untuk tujuan hiburan bagi masyarakat
sekitar bendungan.
g. Mitigasi banjir (membutuhkan reservoir rendah), Bendungan diciptakan untuk
pengendalian banjir.
4. Rencana Dam telah diplot pada sebuah sungai seperti pada Gambar 1, coba saudara
usulkan trace diversion tunnel dan spillway pada gambar tersebut, jika debit yang
harus dilewatkan selama pembangunan adalah Q5 = 1250,XY m3/det berapa dimensi
diversion tunnel tersebut? (score: 20)
Contoh Perhitungan :
Debit design ( Q5 = 1250,38 m3/det ) yang lewat terowongan dan telah diketahui dapat dihitung
berdasar pada dua kondisi aliran sehingga dapat diketahui dimensi diversion tunnel.
Direncanakan :
A=BxH
= 7 x 6,744 = 47,207 m2
P = B +2H
= 7 x 2(6,744) = 20,487 m
R = A/P
= 47,207 / 20,487 = 2,3042 m
V = 1/n x 𝑅 2/3 x 𝑙1/2
= 1/0,015 x 2,30422/3 x 0,05041/2 = 26,486 m/dtk
Q = V x A = 26,486 x 47,207 = 1250,38 m3/dtk
D H Trial A P R V Q
h/d Ket
m m m2 m m m/dtk m3/dtk
7 5 35 17 2.0588 21.14662 740.1318 0.714286
7 5.5 38.5 18 2.1389 22.82334 878.6986 0.785714
7 6 42 19 2.2105 24.37778 1023.867 0.857143 h/D ≤ 1.2
7 6.5 45.5 20 2.2750 25.82055 1174.835 0.928571
7 6.744 47.20745 20.48784 2.3042 26.48692 1250.38 0.963417
5. Hasil analisa kebutuhan air untuk multipurpose dam dibutuhkan tampungan 100 juta
m3 per tahun, berdasarkan pada kurva storage-elevasi-area (Gambar 2) berikut:
a. berapa luas genangan yang akan terjadi dan pada elevasi berapa?
b. jika elevasi dasar sungai berada pada + 88 m dpl berapa tinggi bendungan total
yang diperlukan?
Tinggi bendungan total = 129 m – 88 m + f (tinggi jagaan) = ( 41 + f ) meter.
Berdasarkan material
Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil penggalian bahan
(material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia, jadi betul-betul
bahan pembentuk bendungan asli. Bendungan ini masih dapat dibagi menjadi :
· Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable face rockfill
dams, dekced rockfill dams)
Adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakkan di
sebelah hulu bendungan. Lapisan kedap air yang biasa digunakan adalah aspal dan beton
bertulang.
Adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak.
Ini masih dapat dibagi lagi menjadi :
· Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity dams) Adalah bendungan beton
yang didesain untuk menahan beban dan gaya yang bekerja padanya hanya dengan berat
sendiri saja.
· Bendungan beton dengan penyangga (concerete butress dams)
Adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan gaya-gaya yang
bekerja padanya. Banyak dipakai apabila sungainya sangat lebar sedangkan keadaan
geologiya baik.
· Bendungan beton berbentuk lengkung (beton berbentuk busur atau concerete arch
dams) Adalah bendungan beton yang di desain untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja
padaya lewat abutmen kiri dan abutmen kanan bendungan.
· Bendungan beton kombinasi (combination concerete dams, mixed type concerete dams)
Adalah merupakan kombinasi anatara lebih dari satu tipe bendungan.
3) Bendungan lainnya
Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber dams),
bendungan besi (steel dams), bendungan pasangan bata (brick dams), bendungan pasangan
batu (masonry dams).
7. Apa kegunaan dan fungsi Gallery yang dibuat pada tubuh bendungan.
JAWABAN :
- Kegunaan dan fungsi gallery adalah sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.
- Untuk mengecek rembesan air pada tubuh bendungan.
8. Sebutkan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah gravity dam, dan sebutkan pula syarat
stabilitas (beserta persamaan dan angka keamanan yg ditetapkan).
Gaya-gaya yang bekerja pada Gravity Dam
1. Gravity (massa bendungan)
W = V x γ = (volume) x (massa material)
(lb) = (ft3)(lb/ft3)
(ton) = (m3)(ton/m3)
2. Tekanan Hidrostatik
Hh = γ h2 / 2 (komponen horizontal)
(lb/ft) = (lb/ft3) (ft)2 /2
Dimana, h = depth of water at that section
γ = massa air
Hv = γ V / h (vertical component)
(lb/ft) = (lb/ft3) (ft3) / ft
Dimana, V = volume bendungan pada titik tertentu
3. Uplift
Air di bawah tekanan yang datang b / t dam dan pondasi, dan hasil ke atas (uplift) gaya-
gaya berlawanan bendungan
h1 = kedalaman air pada upstream, atau heel (higher)
h2 = kedalaman air pada upstream, “toe” (lower)
γ = massa air
t = ketebalan dasar bendungan
4. Tekanan Es
Tekanan yang diciptakan oleh ekspansi termal mendorong dorong ke arah hulu
bendungan
5. Earthquake forces
Menghasilkan gaya inersia yang mencakup gerakan vertikal, peningkatan osilasi, atau
penurunan tekanan hidrostatik (semua kekuatan disimpan terhadap bendungan)
Syarat stabilitas
Stabilitas suatu bendung harus memenuhi syarat – syarat konstruksi dari bendung, antara
lain:
Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir;
Bendung harus dapat menahan bocoran yang disebabkan oleh aliran sungai dan aliran
air yang meresap di dalam tanah;
Bendung harus diperhitungkan terhadap daya dukung tanah di bawahnya;
Tinggi ambang bendung atau crest level harus dapat memenuhi tinggi muka air
minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi;
Peluap harus berbentuk sedemikian rupa agar air dapat membawa pasir, kerikil, dan
batu - batuan dan tidak menimbulkan kerusakan pada puncak ambang.
9. Pada gambar 3 (untuk NIM Ganjil) dan gambar 4 (untuk NIM Genap) saudara
diminta untuk:
a. Plot lokasi bendungan yang paling menguntungkan dari aspek topografi.
b. Setelah diplot pada peta, Gambar bentuk bendungan mengikuti posisi kontur seperti
yang ditunjukkan gambar bendungan pada gambar 1.
c. Tentukan rencana trace diversion tunnel dan trace spilway.
d. Plot perkiraan genangan jika sudah ditentukan posisi bendungan.