Anda di halaman 1dari 53

KONSTRUKSI BENDUNGAN 1

PERTEMUAN 3 : (PERENCANAAN BENDUNGAN)


1. UMUM
A. Gagasan
Untuk merencanakan dan membangun sebuah bendungan
harus dialaskan pada dasar yang kuat dengan meninjau
beberapa aspek yang umum :
- apakah fluktuasi besarnya air sungai sangat menyolok
antara di musim hujan dan panas sehingga persediaan
airnya tidak dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen sepanjang tahun.
 Apakah masalah pemindahan pemukiman
penduduk dari lokasi rencana bendungan
masih dalam batas wajar sehingga akan dapat
diatasi dengan baik secara etis, ekonomis dan
politis.
 Apakah terdapat lokasi yang cocok, sesuai dan
kondisi tanah pondasi cukup kuat untuk dapat
mendukung beban tubuh bendungan tipe
urugan atau beton.
B. Pengumpulan dan pengujian data dasar yang ada.
 Peta topografi

 Peta geologi

 Foto udara

 Peta tata guna tanah

 Peta pemilikan tanah

 Catatan kegiatan di lokasi rencana dan sekitarnya

C. Pra studi kelayakan meliputi kegiatan :


 Survay geologi teknik

 Survay topografi

 Survay hidroklimatologi
 Pra rencana bendungan meliputi :
* Pemilihan lokasi (beberapa alternatif)
* Pemilihan jenis bendungan
* Dimensi
* Perhitungan stabilitas
* Pembuatan spesifikasi teknik
* Jadwal pembuatan design detail
* Jadwal pelaksanaan konstruksi
* Rencana anggaran biaya
* Analisi ekonomi
D. Studi kelayakan
 Dilakukan kegiatan yang sarna dengan butir c di
atas namun dengan kedalaman yang dibutuhkan
untuk studi kelayakan, dengan catatan lokasi
rencana bendungan sudah dipusatkan pada suatu
tempat.
KRITERIA DASAR DAN UMUM
Secara garis besar desain bendungan harus
memenuhi kriteria dasar dan umum sebagai berikut:
1. Kriteria Dasar
 a. aman terhadap kegagalan structural

 b. aman terhadap rembesan dan bocoran

 c. aman terhadap kegagalan hidraulik


KRITERIA DASAR DAN UMUM
2. Kriteria Umum
a. Bendungan secara keseluruhan, termasuk tubuh,
pondasi, abutmen (bukit tumpuan) dan tepi
sekeliling Waduk harus selalu stabil dalam
keadaan apapun juga termasuk dalam keadaan
gempa bumi selama operasi dan pemeliharaan
yang kemungkinan terjadi selama umur bendungan.
Kalaupun ada penurunan, masih dalam batas
toleransi yang diizinkan.
KRITERIA DASAR DAN UMUM
b. Untuk mencegah terjadinya bahaya limpasan di
atas puncak bendungan, harus diupayakan agar
tinggi puncak bendungan setelah terjadi penurunan
akhir masih cukup tinggi sehingga tinggi jagaaN
yang tersedia masih memenuhi standar yang
diperlukan. Tinggi jagaan haruslah cukup untuk
menahan limpasan air banjir sebagai akibat
gelombang.
KRITERIA DASAR DAN UMUM
c. Kapasitas bangunan pelimpah harus cukup untuk
mengalirkan debit banjir desain dengan aman.
Kapasitas bangunan pelimpah harus cukup untuk
melewatkan debit banjir desain dengan aman
sesuai SNI033432- 1994. Harus diupayakan pula
agar kapasitas bangunan pelimpah tidak termasuk
kapasitas bangunan pengeluaran lain.
KRITERIA DASAR DAN UMUM
d. Tidak boleh terjadi debit rembesan dan tekanan yang
berlebihan pada bendungan dan pondasi yang
mengakibatkan terjadinya aliran buluh, sembulan
pasir, retak hidraulik dan arching.
e. Lereng-lereng bendungan, bangunan pelimpah,
bangunan pengeluaran, sekeliling waduk, saluran,
tebing sungai dan lain-lain yang terkait dengan
bendungan, bila perlu diadakan perkuatan lereng
dan tebing, agar selalu stabil dan tidak mudah
longsor sehingga dapat dioperasikan dengan aman
dan andal baik dalam keadaan normal maupun
darurat.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
dalam pemilihan tipe bendungan antara lain:
a. Tujuan pembangunan bendungan
b. Perlindungan terhadap aliran air dari pelimpah
c. Keterbatasan bangunan pengeluaran
d. Masalah yang dihadapi dalam pengalihan aliran
selama pelaksanaan konstruksi
e. Kemudahan akses ke lokasi bendungan
f. Ketersediaan tenaga kerja dan peralatan
g. Faktor fisik lokasi bendungan
h. Keamanan bendungan
BENDUNGAN URUGAN
Karakteristik Bendungan Urugan
1) Karakteristik bendungan urugan
 Dibandingkan dengan jenis-jenis lain, maka

bendungan urugan mempunyai keistimewaan sbb :


* Pembangunannya dapat dilaksinakan pada harnpir
semua kondisi geologi dan geografi yang dijumpai.
* Bahan-bahan untuk tubuh bendungan dapat
digunakan batuan yang terdapat di sekitar lokasi
calon bendungan.
BENDUNGAN URUGAN
Karakteristik Bendungan Urugan
 Kelemahan tipe bendungan ini adalah
tidak mampu menahan limpasan diatas
mercunya, di mana limpasan yang terjadi
dapat menyebabkan longsoran pada
lereng hilir yang dapat mengakibatkan
jebolnya bendungan.
BENDUNGAN URUGAN
Karakteristik Bendungan Urugan
 Karakterisrtik bendungan urugan adalah :
- Bendungan urugan mempunyai alas yang
luas sehingga beban harus didukung oleh
pondasi per unit luas menjadi kecil.
- Beban yang didukung oleh pondasi
adalah berat tubuh bendungan dan
tekanan hidrostatis dari air di dalam
waduk
BENDUNGAN URUGAN
Karakteristik Bendungan Urugan
 bendungan urugan dapat dibangun
diatas batuan yang lapuk atau diatas
alur sungai yang tersusun dari batuan
sedimen dengan kemampuan daya
dukung yang rendah asalkan
kekedapannya bisa diperbaiki pada
tingkat yang dikehendaki.
BENDUNGAN URUGAN
Karakteristik Bendungan Urugan
 Bendungan urugan selalu bisa dibangun
dengan mempergunakan bahan batuan yang
terdapat di sekitar lokasi calon bendungan.
 Dalam pembangunannya bendungan urugan
dapat dilaksanakan secara mekanis dengan
intensitas tinggi. Peralatan yang dipilih
disesuaikan dengan sifat-sifat bahan yang
akan digunakan serta kondisi lapangan
pelaksanaan
BENDUNGAN URUGAN
Karakteristik Bendungan Urugan
Karena tubuh bendungan terdiri dari timbunan
tanah atau timbunan batu yang berkomposisi
lepas, maka jebolnya bendungan umumnya
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
 Longsoran yang tejadi baik pada lereng hulu
maupun lereng hilir tubuh bendungan
 Terjadinya sufosi (erosi dalam atau piping)
oleh gaya - gaya yang timbul dalam aliran
filtrasi yang tetjadi di dalam tubuh
bendungan.
BENDUNGAN URUGAN
Karakteristik Bendungan Urugan
 Suatu konstruksi yang kaku tidak diinginkan
di dalam tubuh bendungan, karena tidak
dapat menikuti gerakan konsolidasi dari
tubuh bendungan tersebut.
 Proses pelaksanaan pembangunannya
biasanya sangat peka terhadap pengaruh
iklim, lebih-Iebih pada bendungan urugan
tanah dimana kelembaban optimum tertentu
perlu dipertahankan terutama pada saat
pelaksanaan penimbunan dan
pemadatannya.
Perancangan Bendungan Urugan
 Eksistensi suatu bendungan telah simulai
sejak diadakannya kegiatan-kegiatan
survey, perancangan, perencanaan teknis,
pembangunan, operasi dan
pemeliharaan sampai akhir dari umur
efektif bendungan tersebut.
 Dari hasi analisa teknis tersebut maka
akan dapat ditentukan dengan mantap
hal-hal sebagai berikut :
Perancangan Bendungan Urugan
 Kedudukan bendungan yang paling baik.
 Tipe bendungan yang paling cocok.

 Metode pelaksanaan pembangunan yang


paling efektif.
Beberapa aspek yang perlu dipelajari untuk
dapat merealisir gagasan suatu bendungan
adalah : topografi, geologi teknik, pondasi,
hidrologi, bahan bendungan, bangunan
pelimpah,nbangunan penyadap dan lain-lain.
Topografi.
 Apabila peninjauan hanya didasarkan pada kondisi
topografi maka bendungan beton akan lebih
menguntungkan. Jika sekitamya bangunan pada alur
sungai yang dalam tetapi sempit.
 Sebaliknya pada alur sungai yang dangkal tetapi
lebar, bendungan urugan akan lebih murah.
 Akan tetapi berhubung banyaknya faktor lain yang
perlu diperhitungkan antara lainkondisi geologi,
tersedianya bahan dengan kualitas yang memenuhi
syarat untuk tubuh bendungan, kemampuan teknologi
pelaksanaan pembangunannya maka pada
kenyataannya kadang-kadang bahkan terjadi hal
yang sebaliknya.
Topografi.
 Data Topografi meliputi :
- Peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000
- Foto udara : terlihat geologi permukaan dan tata guna
lahan, daerah yang mudah longsor, patahan dll.
- Pengukuran topografi skala 1 : 1000 dan 1 : 500
- Topografi daerah calon waduk
- topografi tempat kedudukan bendungan
- Elevasi s/d 1.2 x tinggi bendungan
Apabila peninjauan hanya didasarkan pada kondisi
topografi, maka bendungan beton lebih menguntungkan
jika sekiranya dibangun pada alur sungai yang dalam dan
sempit, sebaliknya pada alur sungai yang dangkal tetapi
lebar, bendungan urugan akan lebih murah
Geologi Teknik
 Pada hakekatnya penelitian geologi teknik yang
perlu dilakukan tidak hanya di daerah di sekitar
tempat kedudukan calon bendungan yang akan
dibangun
 Diadakan penelitian di daerah calon waduk dan
sekitarnya untuk mengidentifisir adanya celah-celah
yang mengakibatkan kebocoran atau kemungkinan
adanya daerah-daerah yang mudah longsor.
Geologi Teknik
Geologi Tempat Kedudukan Bendungan
a. Daerah Survey

Perkiraan tempat kedudukan


r bendungan

Standard radius survey ®


Geologi Teknik
Luas Areal Survey
- Luas areal seperti gambar di atas

- Tinggi bendungan < 30 m, r = 100 m

- Tinggi bendungan 30 < H < 60 m, r = 200 m

- Tinggi bendungan > 60 m, r = 300 m


Geologi Teknik
Penentuan Kondisi Tanah dibawah
Permukaan
- Contoh tanah tak terusik (Undisturbed)

- Contoh tanah terusik (disturbed)

- Contoh tanah diambil

- Contoh tanah tak diambil


Pondasi

 Bendungan urugan dapat dibangun di atas hampir


semua keadaan topografi dan geologi yang
dijumpai
 Sedangkan bendungan beton hanya mungkin
dibangun di atas pondasi yang kukuh
 Di atas batuan yang lemah (batuan sedimen seperti
: Batuan lumpur, tufaan dan batuan metamorf dan
batuan lepas) bendungan urugan akan lebih aman
dibandingkan batuan beton.
Pondasi
 Bila pondasi tanah terdiri dari tanah lulus air atau
daya dukung rendah, diperlukan perbaikan
dengan sementasi (grouting)
 Jika hasil perhitungan dan analisa mendapatkan
angka pembiayaan sangat tinggi untuk pekerjaan
perbaikan pondasi, dianjurkan agar rencana
tempat kedudukan bendungan (proposed dam site),
maupun dimensi daripada bendungan perlu
ditelaah kembali dan meninjau kemungkinan pada
alternatif lain.
Bahan Bendungan
Perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Kualitas dan kuantitas bahan yang mungkin

terdapat di sekitar tempat kedudukan calon


bendungan
 Jarak pengangkutan dari daerah penggalian
(borrow pits and quarry areas) ke tempat
penimbunan calon tubuh bendungan.
 Untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya
perubahan volume tubuh bendungan, maka
penyediaan bahan sebaiknya 2 kali lebih banyak
dari pada perhitungan volume rencana teknis
Bangunan Pelimpah
 Apabila Qbanjir dari suatu bendungan diperkirakan
akan berkapasitas besar dibandingkan dengan
volume waduk dan jika ditinaju dari kondisi
topografinya penempatan suatu bangunan pelimpah
akan mengalami kesukaran, maka alternatif
bendungan urugan secar teknis akan sukar
dipertanggungjawabkan dan bendungan beton
mungkin akan lebih memadai.
 Kekurangan yang paling menonjok pada bendungan
urugan adalah lemahnya daya tahan bendungan
terhadap limpasan (over topping).
Bangunan Pelimpah
 Memforsir alternatif bendungan urugan harus pula
diimbangi dengan pembuatan bangunan
poelimpah yang besar, agar kapasitasnya mampu
menampung debit yang besar.
 Pada beberapa contoh ekstrim menunjukkan bahwa
telah banyak dibanguna suatu bendungan urugan,
dimana harga bangunan pelimpah sudah meliputi
(40 s.d 50%) dari harga bandungan secara
keseluruhan.
Bangunan pelimpah
 Pada penentuan kapasitas bangunan pelimpah
supaya diprtimbangkan hal-hal yang berkenaan
dengan fungsi dari waduk dan caracara
penyadapan air dari waduk.
 Bila suatu bendungan urugan akan dibangun di
daerah-daerah yang eksploitasinya sukar, perlu
dipertimbangkan pembuatan suatu pelimpah
darurat, sehingga debit banjir dapat ditangani
secara lebih mantap.
Bangunan penyadap
 Pada hakekatnya air yang terdapat didalam
waduk akan dipergunakan untuk berbagai macam
kebutuhan dengan berbagai macam teknis
penyadapannya. Umumnya air yang disadap dari
waduk diperlukan untuk keperluan irigasi,
pembangkit tenaga listrik, air minum, pengendalian
banjir, penggelontoran dan lain-lain.
 Diperhatikan pula kemungkinan type bangunan
penyadap yang berfungsi ganda, sesuai dengan
tujuan pembangunan waduk yang bersangkutan,
misalnya air penggelontoran dikeluarkan melalui
terowongan pembuang, terowongan penggelontor
lumpur, atau terowongan pelimpah banjir
Bangunan penyadap
 Beberpa tipe bangunan penyadap antara lain
penyadap tipe menara, tipe sandar berterowongan
miring yang masing-masing mempunyai keuntungan
dan kerugiannya
Lain-lain
 Selain problem yang bersifat teknis dan ekonomis,
pembangunan sebuah waduk akan menyangkut
problem-problem sosial seperti
 pembebasan dan pemindahan penduduk.
 Pemindahan fasilitas-fasilitas umum dari daerah
yang akan tergenang.
 Pengaruh-pengaruh pembangunan sebuah waduk
akan memberikan dampak yang sangat luas pada
kehidupan masyarakat.
Tinggi Bendungan
Adalah jarak dari pondasi hingga permukaan air
waduk pada saat bangunan pelimpah mengalirkan
air sebesar kapasitas perencanaannya, ditambah
dengan tinggi jagaan tertentu untuk dorongan
angin, gelombang, tenaga pembekuan es dan
gerak gempa bumi.
Atau
Perbedaan antara elevasi permukaan pondasi dan
elevasi mercu bendungan.
Permukaan Pondasi adalah dasar dinding kedap air
atau dasar dari pada zone kedap air.
Gambar . Beberapa istilah untuk Bendungan urugan
Gambar. Menentukan Tinggi Bendungan Urugan
Mercu
Mercu Bendungan adalah bidang teratas dari suatu
bendungan yang tidak dilalui oleh luapan air dari
waduk.
Lebar mercu bendungan urugan haruslah cukup kuat
untuk menjaga agar garis preatik atau permukaan
atas rembesan tetap berada di dalam bendungan
pada waktunya. Lebar mercu harus cukup untuk
menahan hentakan gempa serta kekuatan
gelombang, lebar mecu dari bendungan yang rendah
dapat pula dipengarnhi oleh kebutuhan sekunder
seperti lebar jalanpemeliharaan minimum sebesar 3
meter.
Mercu
 Lebar Mercu bendungan
Lebar mercu bendungan yang memadai diperlukan agar
puncak bendungan bertahan terhadap hempasan ombak
di atas permukaan lereng yang berdekatan dengan
mercu tersebut dan dapat bertahan terhadap aliran
filtrasi yang melalui bagain puncak tubuh bendungan
yang berkangkutan. Penentuan lebar mercu perlu
diperhatikan juga kegunaan sebagai jalan eksploitas dan
pemeliharaan tubuh bendungan, kadang-kadang lebar
mercu bendungan ditentukan berdasarkan kegunaan
sebagai jalan-jalan lalu lintas umum.
Mercu
Lebar minimum mercu bendungan (b), biasanya
dihitung dengan rumus :
B = 3.6 H1/3 – 3.0
Dimana :
B = lebar mercu (m)
H = tinggi bendungan (m)
Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan adalah :
- Perbedaan antara elevasi permukaan maksimum rencana
air dalam waduk dan elevasi mercu bendungan.
- Elevasi permukaan air maksimum rencana merupakan
elevasi banjir rencana waduk.
- Bila elevasi permukaan air penuh normal atau elevasi
permukaan banjir waduk lebih tinggi dari elevasi banjir
rencana dan dalam keadaan demikian yang disebut
elevasi permukaan air maksimum rencana adalah elevasi
yang paling tinggi yang diperkirakan akan dicapai oleh
permukaan air waduk tersebut.
Tinggi Jagaan
Dalam menentukan tinggi jagaan perlu diperhatikan
berbagai faktor yang mungkin akan mempengaruhi
eksistensi dari calon bendungan, antara lain :
 Kondisi dan situasi tempat kedudukan calon
bendungan
 Pertimbangan-pertimbangan tentang karakteristik

dari banjir abnormal


 Kemungkinan timbulnya ombak-ombak besar dalam

waduk yang disebabkan oleh angin dengan


kecepatan tinggi atau gempa bumi
Tinggi Jagaan
 Kemungkinan terjadinya kenaikan permukaan air
waduk di luar dugaan, karena timbullnya
kerusakan-kerusakan atau kemacetan-kemacetan
pada bangunan pelimpah
 Tingkat kerugian yang mungkin dapat ditimbulkan
dengan jebolnya bendungan yang bersangkutan.
 Tinggi jagaan (Hf) dapat dihitung dengan rumus
sbb:
Tinggi Jagaan
Tinggi Jagaan
a. Tinggi kenaikan permukaan air yang disebabkan oleh
banjir abnormal (DH)
Debit banjir abnormal yang kadang-kadang melebihi
debit banjir rencana dialirkan ke luar melalui bangunan
pelimpah, dapat dihitung dengan rumus sbb.
Tinggi Jagaan
b. Tinggi Jangkuan Ombak yang disebabkan angin
Tinggi jangkauan ombak yang naik ke atas permukaan
lereng udik bendungan (hv) dapat diperoleh dengan
metode SMB yang didasarkan :
- panjang lintasan ombak (F)
- kecepatan angin di atas permukaan air waduk
- disampingtinggi ombak (R), jangkauan hempasan
ombak yang naik di atas permukaan lereng udik
bendungan, masih tergantung dari beberapa faktor
lainnya diantaranya kemiringna dan kekesaran
permukaan lereng udik tersebut.
Tinggi Jagaan
Faktor kemiringan dan kekasaran permukaan lelereng ini di
selidiki oleh SAVILLE yang diadoptasikan dengan metode
S.M.B dan dapat dipergunakan untuk menghitung tinggi
jangkauan hempasan ombak yang naik di atas permukaan
lereng bendungan.

Agar harga hv dapat diperoleh dengan mudah, maka oleh


SAVILLE telah dibuatkan diagram yang didasarkan pada
tinggi ombak (R), panjang lintasan ombak (F) dan kekasaran
permukaan lereng udik bendungan
Tinggi Jagaan
c. Tinggi ombak yang disebabkan gempa.
Untuk menghitung tinggi ombak yang disebabkan gempa
(he), dapat digunakan rumus empiris yang dikembangkan
oleh Seiichi Sato sbb :
Tinggi Jagaan

d. Kenaikan permukaan air waduk yang disebabkan olek


ketidak normalan operasi pintu-pintu bangunan pelimpah.
Ketidaknormalan operasi pintu-pintu dapat terjadi oleh
berbagai sebab a.l; keterlambatan pembukaan,
kemacetan atau bahkan kerusakan-kerusakan mekanisme
pintu, yang mengakibatkan terjadi permukaan air waduk
(ha) melampaui batas maksimum rencana.
Biasanya sebagai standart diambil ha = 0.5 m
Tinggi Jagaan
e. Angka tambahan tinggi jagaan yang didasarkan pada
type bendungan.
Mengingat limpasan melalui mercu bendungan urugan
akan sangat berbahaya, maka untuk bendungan type ini
angka tambahan tinggi jagaan (ht) diambil sebesar 1 m
(ht = 1 m)
f. Angka standard untuk tinggi jagaan pada bendungan
urugan
Angka standard untuk tinggi jagaan pada bendungan
urugan adalah sebagai berikut :
- Lebih rendah dari 50 m hf > 2.0 m
- dengan tinggi antara 50 s/d 100 m hf > 3.0 m
- Lebih tinggi dari 100 m hf > 3.5 m
Panjang Bendungan
 Yang dimaksud dengan panjang bendungan
adalah seluruh panjang mercu bendungan yang
bersangkutan, termasuk bagian yang digali pada
tebing-tebing sungai di kedua ujung mercu tersebut.
 Apabila bangunan pelimpah atau bangunan
penyadap terdapat pada ujung-ujung mercu,
maka lebar bangunan-bangunan pelimpah tersebut
diperhitungkan pula dalam menentukan panjang
bendungan

Anda mungkin juga menyukai