Banjir adalah suatu keadaan sungai dimana aliran airnya tidak tertampung oleh
palung sungai, karena debit banjir lebih besar dari kapasitas sungai yang ada. Banjir bisa
sangat merugikan bagi warga yang mendapatkan musibah banjir tersebut.
Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya banjir seperti
Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik, melakukan reboisasi
tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap air dengan cepat,
memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan hijau untuk
penyerapan air, berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan
mempersempit sungai dan sampah rumah juga akan masuk sungai dan hindari
penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran sungai.
Selain upaya pencegahan tersebut, kita sebagai seorang ahli teknik sipil dapat
membuat bangunan-bangunan pengendali banjir yang dapat mengendalikan banjir jika
banjir tersebut sudah tidak dapat dihindari lagi. Banguna-bangunan pengendali tersebut
diantaranya sebagai berikut.
1. Tanggul
Tanggul di sepanjang sungai adalah salah atu bangunan yang paling utama dan
paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap
genangan-genangan yang disebabkan oleh banjir dan badai (gelombang pasang). Tanggul
dibangun terutama dengan konstruksi urugan tanah, karena tanggul merupakan bengunan
menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan yang volumenya sangat
besar. Kecuali tanah, kiranya amatlah sukar untuk memperoleh bahan urugan untuk
pembangunan tanggul dan bahan tanah dapat diperoleh dari hasil galian di kanan-kiri
trase rencana tanggul atau bahkan dapat diperoleh dari hasil pekerjaan normalisasi
sungai, berupa galian pelebaran alur sungai, yang biasanya dilaksanakan bersamaan
dengan pembangunan tanggul.
Dalam tahap perencanaan kiranya perlu diperhatiakan, agar hasil dari pekerjaan
normalisasi sungai dapat dimanfaatkan sebagai bahan tanggul. Selain itu tanah
merupakan bahan yang sangat mudah penggarapannya dan setelah menjadi tanggul
sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang mendukungnya
serta mudah pula menyesuaikan dengan kemungkinan penurunan yang tidak rata,
sehingga perbaikan yang disebabkan oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan.
Selanjutnya tanah merupakan bahan bangunan yang sangat stabil dan tidak akan rusak
selama puluhan, bahkan ratusan tahun. Apabila di beberapa tempat terjadi kerusaka
tanggul, perbaikannya sangat mudah dan cepat menggunakan tanah yang tersedia
disekitar lokasi kerusakan.
1.1. Berbagai Jenis Tanggul
Berdasarkan fungsi dan dimensi tempat serta bahan yang dipakai dan kondisi
topografi setempat, tanggul dapt dibedakan sebagai berikut :
a. Tanggul utama
Bangunan tanggul sepanjang kanan-kiri sungai guna menampung debit banjir
rencana.
b. Tanggul sekunder
Tanggul yang dibangun sejajar tanggul utama, baik di atas bantaran di depan
tanggul utama yang disebut tanggul musim panas maupun di belakang tanggul
utam yang berfungsi untuk pertahanan kedua, andaikan terjadi bobolan pada
tanggul utama. Tergantung pada pentingnya suatu areal yang dilindungi kadangkadang dibangun pula tanggul tersier.
c. Tanggul terbuka
Pada sungai-sungai yang deras arusnya, biasanya dapt dibangun tanggul-tanggul
yang tidak menerus, tetapi terputus-putus. Dengan demikian puncak banjir yang
tinggi tetapi periode waktunya pendek dapat dipotong, karena sebagian banjir
mengalir keluar melalui celah-celah antara tanggul-tanggul tersebut memasuki
areal-areal di belakang tanggul yang dipersiapkan untuk penampungan banjir
sementara. Biasanya areal-areal penampungan tersebut dikelilingi tanggul-tanggul
pula. Setelah banjir mereda, maka air yang tertampung tersebut, kemudian
mengalir kembali ke dalam sungai melalui celah-celah ini. Jadi tidak diperlukan
adanya pintu-pintu atau pelimpah serta bangunan pelengkap lainnya.
Selain ketiga contoh tanggula diatas, masih ada beberapa tanggul, diantaranya ;
tanggul pemisah, tanggul melingkar, tanggul melintang, tanggul pengarah, tanggul
keliling, tanggul tepi, tanggul khusus dan tanggul belakang.
tanggul atau disingkat dengan istilah trase tanggul. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penetapan trase tanggul adalah :
a.
b.
c.
d.
b. Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan merupakan tambahan tinggi pada tanggul untuk menampung
loncatan air dari permukaaan sungai yang sedang mengalir, yang diakibatkan oleh
adanya ombak gelombang dan loncatan hidraulis.
c. Lebar Mercu Tanggul
Untuk merencanakan mercu tanggul biasanya digunakan lebar tanggul seperti
pada tabel berikut :
1.4.
Stabilitas Tanggul
2. Perkuatan Lereng
Perkuatan lereng (revetments) adalah bangunan yang ditempatkan pada
permukaan suatu lereng guna melindungi suatu tebing aIm sungai atau permukaan lereng
tanggul dan secara keseluruhan berperan meningkatkan stabilitas allur sungai atau tubuh
tanggul yang dilindunginya. Telah terjadi pengembangan yang sangat lanjut terhadap
konstruksi, salah satu bangunan persungaian yang sangat vital ini dan pada saat ini telah
dimungkinkan memilih salah satu konstruksi, bahan dan cara pelaksanaan yang paling
cocok disesuaikan dengan berbagai kondisi setempat. Walaupun demikian konstruksi
perkuatn lereng secara terus menerus dikembangkan dan disempurnakan.
2.1 Klasifikasi dan Kontruksi Perkuatan Lereng
Klasifikasi perkuatan lereng berdasarkan lokasi, perkuatan lereng terdiri atas 3
jenis yaitu : perkuatan lereng tanggul (levee revetment), perkuatan tebing sungai (low
water revetment) dan perkuatan lereng menerus (high water revetment). Dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Selain
itu
harus
diadakan
pengamanan-pengamanan
terhadap
Krib adalah bangunan air yang secaa aktif mengatur arah arus sungai dan
mempunyai efek positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya , apabila krib
dibangun secara kurang semestinya, maka tebing dise.berangnyadan bagian sungai
sebelah hilir akan mengalami kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan penelaahan dan
penelitian yang sangat seksama sebelum penetapan type suatu krib yang akan dibangun.
3.1 Klasifikasi krib
a. krib permaebel
Pada tipe permaebel, air dapat mengalir melalui krib. Bangunan ini akan
melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam energi yang
terkandung dalam aliran sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengan itu
mengendapkan sendimen yang terkandung dalam aliran. Krib permaebel terbagi dalam
beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang, rangka piramid dan jenis rangka kotak.
b. Krib impermeabel
Krib dengan konstruksi tipe impermeabel disebut juga krib padat sebab air sungai
tidak dapat mengalir melalui tubuh krib. Bangunan ini digunakan untuk membelokan
arah arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam didepan ujung
krib atau bagian sungai disebelah hilirnya. Untuk mencegah gerusan, biasanya pada
lokasi yang diperkirakan akan terjadi gerusan, dipertimbangkan penempatan pelindung
dengan konstruksi flesibel seperti matras atau hamparan pelindung batu sebagai
pelengkap dari krib padat. Dari segi konstruksi, terdapat beberapa jenis krib,
impermeabel misalnya bronjong kawat, matras dan pasangan batu.
c. Krib semi permeabel
Krib semi permeabel ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeabel dan krib
padat. Biasanya bagian yang padat terletak disebelah bawah dan berfungsi pula sebagai
pondasi.
Sedang
bagian
atasnya
merupakan
konstruksi
yang
permeabel
mungkin
ditinjau
dari
stabilitas
bangaunan
terhadap
gaya
yang
mempengaruhinya; sebaiknya elevasi mereu dibuat 0,50-1,00 meter diatas elevasi ratarata permukaan air rendah. Dari hasil pengamatan terhadap tinggi berbagai jenis krib
yang telah dibangun dan berfungsi dengan baik, diperoleh angka perbandingan antara
tinggi krib dan kedalaman air banjir (hg/h) sebesar 0,20 - 0,30.
3.2.3 Panjang dan jarak antara
Ditetapkan secara empiris yang didasarkan pada pengamatan data sungai yang
bersangakutan antara lain situasi sungai, lebar sungai, kemiringan sungai, debit banjir,
kedalaman air, debit normal, transportasi sedimen dan kondisi sekeliling sungai.
3.2.4 Krib memanjang
Adalah krib yang ditempatkan hampir sejajardengan arah arus sungai dan
biasanya digunakan untuk melindungai tebing alur sungai dan mengatur arah arus sungai
agar alur sungai tidak mudah berpindahpindah.
dibuat di waktu-waktu yang lalu.Dalam proses penentuaqn tipe kirb diperlukan perhatian
khusus pada hal-hal sebagai berikut :
a. Krib permeabel yang rendab dengan konsolidasi pondasi biasanya cukup emmadai
untuk melindungi tebing sungai.
b. Krib tidak coeok.untuk sungai-sungai yang sempit alumya atau untuk sungai-sungai
c.
kecil.
Krib permeabel bereelah besar, seperti krib tiang pancang.
4. CHECK DAM
Check dam adalah bangunan yang berfungsi menampung dan atau menahan
sedimen dalam jangka waktu sementara atau tetap, dan harns tetap melewatkan aliran air
baik melalui mercu maupun tubuh bangunan. Check dam juga digunakan untuk mengatur
kemiringan dasar saluran drainase sehingga mencegah terjadinya penggerusan dasar yang
membahayakan stabilitas saluran drainase.
rencana dan tinggi jagaan tersebut harns diambil sesuai dengan standart yang
berlaku yaitu :
Semua bangunan harns direncanakan aman terhadap debit dengan besaran
Q= m
g Ax
c..................(3.1)
T
dimana :
Q = debit rencana (m3/det)
m = koef. pengaliran = 0,8
Ae = penampung hidrolis
T = lebar permukaan = (b + mh)
b = lebar dasar penampung hidrolis
he = tinggi kritis.
b. Dalamnya gerusan (X)
Dalam gerusan akibat terjun lurus harns dihitung berdasarkan rumus :
x = 1/4 (H2 X H) 2/3 ............................................(3.2)
dimana:
x = dalamnya gerusan dari dasar saluran hilir.
HZ= perbedaan tinggi energi di hulu dan di hilir.
H = tinggi energi di atas ambang
4.5 Perhitungan stabilitas.
a. Perhitungan kekuatan konstruksi
Pembebanan
Dihitung sebagai tembok penahan tanah.
Kekuatan konstruksi
Harns memenuhi peraturan yang berlaku untuk bahan yang dipakai.
b. Perhitungan Stabilitas
Tembok penahan tanah harns stabil terhadap guling dan gaya geser f > 1.2 - 1.5,
dan juga harns stabil terhadap daya dukung tanah.