Anda di halaman 1dari 15

METODE RASIONAL

ROSSANA MARGARET, M.T


Metode Rasional
Metode ini didasari atas beberapa asumsi, yaitu:
1. Debit pengaliran Q yang diakibatkan oleh curah hujan dengan
intensitas tersebut berlangsung selama waktu tiba banjir
2. Debit aliran maksimum (Qmak) yang diakibatkan oleh curah hujan
dengan intensitas I, dan berlangsung selama waktu tiba banjir,
mempunyai hubungan linier dengan intensitas hujan I
3. Peluang terjadinya debit maksimum sama dengan peluang terjadinya
intensitas hujan untuk waktu tiba banjir
4. Koefisien pengaliran yang sama digunakan pada curah hujan untuk
setiap peluang.
5. Koefisien pengaliran yang sama digunakan pada semua curah hujan
yang terjadi di suatu daerah aliran
Metode Rasional
Metode ini digunakan dengan anggapan kondisi DPS
sebagai berikut:
1. Intensitas curah hujan merata diseluruh DPS dengan durasi tertentu.
2. Lamanya curah hujan = waktu konsentrasi dari DPS.
3. Puncak banjir dan intensitas curah hujan mempunyai tahun berulang
yang sama.
4. Luas DAS < 300 km².
Metode Rasional

Dimana :
α = koefisien setara 1/3,6 atau 0,278
Q = debit rancangan dengan kala ulang T tahun, m³/dt
C = koefisien pengaliran
I = intensitas hujan dengan kala ulang T tahun, mm/jam
A = luas daerah pengaliran, km²

Untuk menghitung debit banjir rancangan dengan Metode Rasional digunakan


beberapa komponen yaitu : waktu tiba banjir (tc), intensitas curah hujan (I) dan
koefisien limpasan (C).
Waktu Banjir (tc)
Waktu tiba banjir adalah selang waktu antara permulaan hujan dan saat pada seluruh
areal daerah aliran ikut berperan pada pengaliran sungai atau waktu yang diperlukan
oleh hujan yang jatuh di titik terjauh dari daerah pengaliran untuk mencapai titik yang
ditinjau.
Beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung waktu tiba banjir adalah:

Rumus Bayern Persamaan Bransby – Williams

Persamaan Kirpich
Persamaan Mc Dermot
Waktu Banjir (tc)
Rumus Bayern Persamaan Bransby – Williams

Persamaan Mc Dermot Persamaan Kirpich

Dimana :
tc = waktu tiba banjir (jam)
H = beda tinggi antara titik yang ditinjau dengan titik yang terjauh dari alur sungai (m).
L = panjang alur sungai dari titik yang terjauh sampai titik yang ditinjau (km).
W = kecepatan rambat banjir (km/jam)
A = luas daerah pengaliran (km² )
I = kemiringan dasar sungai rata-rata (m/m)
Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi persatuan waktu dimana air
tersebut terkonsentransi.

Intensitas hujan berdasarkan persamaan Dr. Mononobe:

Dimana :
i = intensitas hujan (mm/jam)
R24 = hujan harian maksimum (mm)
t = lama hujan (jam)

Disini hujan harian maksimum dipakai hujan rancangan berdasarkan kala ulang tertentu,
dengan demikian intensitas hujan yang didapat juga berdasarkan kala ulang tertentu.
Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran adalah suatu besaran yang didasarkan pada keadaan daerah
pengaliran dan karakteristik hujan di daerah tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya koefisien pengaliran:

1. Keadaan hujan
2. Luas dan bentuk daerah aliran
3. Kemiringan daerah aliran dan kemiringan dasar sungai
4. Daya infiltrasi dan perkolasi tanah
5. Kebasahan tanah
6. Suhu dan angina
7. Daya tampung palung sungai dan daerah sekitarnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka harga koefisien pengaliran untuk tiap daerah
tidak akan pernah sama dan tidak mungkin untuk memperhitungkan semua faktor itu
sendiri-sendiri. Untuk mempermudah perhitungan ditempuh berbagai cara, ada yang
memperhitungkan pengaruh faktor-faktor tersebut sebagai faktor umum yang
didasarkan pada amatanamatan daerah, ada juga yang mencoba membagi faktor
tersebut menjadi beberapa kelompok
Berdasarkan kemiringan daerah Berdasarkan type daerah aliran

Berdasarkan jenis tanah


Langkah Analisis

Tentukan
intensitas Analisis debit
Tentukan nilai Tentukan hujan (I) banjir
koefisien waktu banjir dengan rancangan
pengaliran (C) tiba (tc) menggunakan berdasarkan
persamaan Dr. kala ulang (QT)
Mononobe
Metode Wenduwen
Metode ini digunakan untuk menghitung debit banjir rancangan pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) dengan luas kurang dari 100 km²
Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah :
Metode Wenduwen

Dimana:
Q = debit banjir rancangan dengan periode ulang n tahun, m³/detik
α = koefisien pengaliran
A = luas daerah pengaliran sungai, km²
L = panjang sungai, km
I = kemiringan sungai
R = curah hujan dengan periode ulang n tahun.
β = koefisien reduksi
tc = waktu konsentrasi (tiba banjir), jam
Rn = curah hujan maksimum, m³/dt/km²
Metode Haspers
Dasar dari metode ini yaitu metode rasional. Adapun prosedur perhitungannya adalah
sebagai berikut:
Metode Haspers

Dimana:
Q = debit banjir rancangan dengan periode ulang T tahun, m³/detik
α = koefisien pengaliran
β = koefisien reduksi
RT = limpasan per km² daerah tadah hujan, dengan kala ulang t tahun (m³/dt/km²)
R = Curah hujan rancangan dengan kala ulang T tahun (mm)
R = distribusi hujan selama t jam (mm)
A = luas daerah aliran sungai (km²)
I = kemiringan sungai rata-rata
Bagaimana
Kelasnya?
(Enter your own creative tag line above)

Anda mungkin juga menyukai