Anda di halaman 1dari 29

M-13

PERHITUNGAN ALIRAN BANJIR

EMAN AGUS T.P S.Pd., M.T.


Curah hujan, infiltrasi, runoff
ANALISA HUJAN
• HUJAN DAN LIMPASAN
 Merupakan dua fenomena yang saling terkait
Hujan merupkn fenomena alam yg tdk diket
scr pasti namun dapat dilakukan perkiraan
berdasarkan data hujan terdahulu
 Semakin banyak data hujan yg kita dapat mk
akan smkin mendekati akurasi
Limpasan
• Merupakan bagian dr curah hujan yg berlebih
mengalir selama periode hujan atau setelah
periode hujan
• Surface
• Subsurface
Hujan
• Pengelompokan hujan setiap hari (24jam) yg
besarnya tertentu slm brtahun2 mperlihtkan
bhw hujan2 kcil lebih sering drpd hujan2 besar
• Pada hujan 40 mm terjadi rata-rata 10 tahun
sekali, artinya dalam 50 tahun terjadi 5 kali dan
dalam 100 tahun terjadi 10 kali
• Jumlah air yang dihasilkan akibat hujan
tergantung dari intensitas hujan dan lama
waktu hujan
Intensitas Hujan
• Intensitas hujan adalah jumlah hujan yang
dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume
hujan tiap satuan waktu
• Intensitas hujan yg besar dalam wkt singkat
berbeda jumlahnya dg intensitas hujan yg klecil
dalam wkt yg panjang
• Banjir tjd akibat limpasan yg besar shg
mnybabkn sungai dn saluran tdk mampu
mnampung lagi.
HUJAN RENCANA
• Adl hujan harian maksimum yang akan
digunakan untuk menghitung intensitas hujan
dan kemudian menghitung debit rencana
• Rumus Hujan Rencana dapat dihitung melalui
metode Gumbel dan Log Pearson III
• Rumus Debit rencana menggunakan metode
rasional
Model Prediksi Aliran Permukaan
Metode Rasional dalam menduga aliran permukaan,
metode ini dapat menggambarkan hubungan antara
debit limpasan dengan besar curah hujan secara
praktis.
Dua komponen utama yang digunakan ialah waktu
konsentrasi (Tc) dan intensitas curah hujan (I).
Metode ini sangat baik untuk DAS yang berukuran
sampai dengan 30 km2.
SIKLUS HIDROLOGI PADA SUATU DAERAH ALIRAN SUNGAI

evapotranspirasi

Aliran Permukaan

Peresapan Arus antara


Permukaan Air
Tanah

Pelepasan air tanah


Perubahan dalam Aliran Run-off karena Perubahan Penggunaan Lahan yg menyebabkan banjir
Rumus yang digunakan :
Q = (1/3,6) C . I . A
dimana ;
Q = Debit puncak banjir (m3/det).
C = Koefisien limpasan (Runoff).
I = Intensitas hujan selama waktu
konsentrasi (mm/jam).
A = Luas daerah pengaliran (km2).
Angka koefisien aliran.
Angka koefisien aliran (C ) adalah perbandingan antara tinggi
aliran permukaan dan tinggi curah hujan untuk janggka waktu
yang cukup panjang ( C = h aliran permukaan / h curah hujan)
Faktor yang mempengaruhi aliran permukaan adalah, curah
hujan, luas daerah, kemiringan lahan, infiltrasi, kelembaban
tanah, perkolasi, klimatologi dll.
Perubahan penggunaan lahan juga akan mempengaruhi
koefisien aliran permukaan.
Rumus Mononobe
Adalah rumus intensitas hujan yang daerahnya tidak
mempunyai alat pencatat curah hujan otomatis, maka
curah hujan dari data ombrometer dapat dapat dijadikan
intensitas hujan dengan menggunakan rumus ini.

I = R24 / 24 x (24 / t)2/3


dimana :
I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi
(mm/jam).
t = Lama Hujan (mm).
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam.
Contoh perhitungan
Data curah hujan maksimum adalah 240 mm, berapa
intensitas hujan dengan menggunakan rumus mononobe.

I = R24 / 24 x (24 / tc)2/3


240 / 24 (24/tc) 2/3
10 (24/tc)2/3
• Koefisien limpasan (C) dapat diperkirakan
dengan meninjau kondisi daerah pengaliran
dan sungai. Harga-harga C dapat dilihat pada
Tabel 3. Harga tersebut berbeda-beda karena
adanya perbedaan faktor topografi daerah
pengaliran, perbedaan penggunaan lahan dan
lain-lain.
Tabel Coefisien Aliran Permukaan

Kondisi Daerah Pengaliran dan Koefisien


Sungai Limpasan
Daerah pegunungan yang curam 0,75 – 0,90
Daerah pegunungan tersier 0,70 – 0,80
Tanah bergelombang dan hutan 0,50 – 0,75
Tanah dataran yang ditanami 0,45 – 0,60
Persawahan yang diairi 0,70 – 0,80
Sungai di daerah pegunungan 0,75 – 0,85
Sungai kecil di dataran 0,45 – 0,75
Sungai besar yang lebih dari setengah 0,50 – 0,75
daerah
pengalirannya terdiri dari daratan
Contoh

Suatu daerah aliran sungai dengan luas 200 ha


yang terdiri dari 40 % hutan, dan 60 %
pertanian. Curah hujan dengan intensitas 36
mm/jam, berapa debit puncak?
Penyelesaian:
Luas daerah aliran sungai A = 200 ha = 2 km2
Koefisien aliran C:
40 % hutan = 0,40x 0,50 = 0,20
60 % pertanian = 0,60x 0,8 = 0,48
Jumlah C = 0,68
Intensitas hujan I = 36 mm/jam
Rumus : Q = 0,278 x C I A
0,278 x 0,68 x 36 x 2
13,6 m3/dt
DAERAH ALIRAN SUNGAI
B

HB

HA
A

Gambar 1. Suatu DAS yg menggambarkan


waktu konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah lamanya waktu yang
diperlukan oleh air hujan yang jatuh pada titik terjauh dari
titik pengamatan banjir di sungai. Lama waktu konsentrasi
sangat tergantung pada karakteristik DAS, panjang jarak yg
ditempuh air hujan, kemiringan lahan dan lainnya.
Titik B ttitik terjauh dari titik pengamatan A yang
mempunyai ketinggian HB. Titik pengamatan A mempunyai
ketinggian HA. Sedangkan H adalah selisih HB dan HA.
L panjang titik terjauhyaitu jarak tempuh dari titik B ke titk A.
Waktu konsentrasi dengan rumus Kirpich secara empiris
menggunakan rumus sbb:
tc = 0,0195 (L/√S) 0,77
tc = 6.95(L 1,155 / H 0,385)
dimana:
t = lama waktu konsentrasi
L = panjang jarak titik terjauh didaerah pengaliran
sungai sampai titik pengamatan banjir, diukur
menurut jalanya sungai
H = selisih ketinggian antara titik terjauh dan titik
pengamatan
S = kemiringan rerata yaitu perbandingan selisih
ketinggian dengan panjang jarak titik terjauah
(H/L)
tc = 0,0195 (L/√S) 0,77 menit
Jadi bila:
L = 2 km = 2000 m; s = 1 % = 0,01
tc = 0,0195 ( L/ √0,01) 0,77
= 0,0195 (2000/ √0,01)0,77
= 0,0195 x 20,000 0,77
= 39,97 menit
= 0.66 jam
Jadi intensitas hujan menurut Mononobe, adalah
I = 240/24 (24 / 0.66)2/3
= 10 x 36.3 2/3
= 107 mm/jam
Intensitas hujan (I) dihitung dengan rumus :
2/3
Xt  24 
I   
24  Tc 
dimana :
I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam).
Xt = Hujan rencana (mm).
Tc = Waktu konsentrasi (jam).

Waktu konsentrasi (Tc) dihitung dapat digitung dengan rumus


Flow Through Time dan Dermot: Flow through time adalah
waktu yang dibutuhkan oleh air hujan untuk mengalir melalui
alur sungai dan mencapai bagian hilir
Diketahui:
• Luas catchment area= 9,305 km2
• Luas sta hujan A = 3,545 km2
• Luas sta hujan B = 2,305 km2
• Luas sta hujan C = 3,455 Km2
• Data stasiun A: Thn 2000 = 144 mm; 2001 = 112 mm;
2002 = 96; 2003=112 mm; 2004=154 mm; 2005 =
65mm; 2006=95 mm; 2007 = 100mm; 2008= 115 mm;
2009 = 131 mm.
• Data stasiun B mulai 2000-2009: 48mm; 75mm; 96
mm; 89 mm; 82 mm; 160 mm; 68mm; 63mm; 58mm;
75mm.
• Data stasiun C mulai 2000-2009: 108 mm; 117mm;
121mm; 138mm; 100mm; 98mm; 95mm, 80mm,
83mm, 73mm
Hitunglah:
Hujan max rata2 dgn metode :
• arithmatic mean
• Polygon thiessen
Soal

Suatu daerah perumahan dengan luas saluran


0.82 km2. Panjang sungai utama 3,5 km dengan
kemiringan rerata 1,5 %. Curah hujan efektif 200
mm/jam, berapa debit puncak pada periode
ulang tersebut ?

Anda mungkin juga menyukai