Anda di halaman 1dari 76

REKAYASA HIDROLOGI

8. ANALISIS DEBIT BANJIR

Bambang Adi Riyanto


Doddi Yudianto
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil
Universitas Katolik Parahyangan
Jln. Ciumbuleuit No. 94, Bandung
SKALA DAS & ANALISIS BANJIR
Untuk DAS kecil diasumsikan hujan
konstan dalam ruang dan waktu
dihitung menggunakan Metode
Rasional.
Untuk DAS menengah diasumsikan
hujan konstan dalam ruang dan
bervariasi dalam waktu
dimodelkan dengan menggunakan
Unit Hydrograph.
Untuk DAS besar diasumsikan
hujan bervariasi dalam ruang
maupun waktu dimodelkan
dengan menggunakan Distributed
Model.
PERHITUNGAN DEBIT BANJIR

Q Puncak Rasional

Hubungan
Rasional
Hujan - Hidrograf
SCS
Limpasan

Unit Actual
Hidrograph Sintetik Penelusuran
Banjir
Banjir
Rencana
(Flood Routing)

Analisis
Frekuensi
Data Debit
PERHITUNGAN DEBIT BANJIR

Muskingum
Saluran Muskingum Cunge
Kinematik
Hidrologi

Waduk /
Storage Indication
Reservoir
Penelusuran
Banjir
(Flood Routing)
Aliran Tetap
(Steady Flow)
Hidraulika
Aliran Tak Tetap
(Unsteady Flow)
KARAKTERISTIK DAS KECIL
Karakteristik DAS kecil:
Hujan dapat dianggap terdistribusi merata waktu dan ruang.

Durasi hujan umumnya melebihi waktu konsentrasi (tc).


Waktu konsentrasi (tc) adalah waktu yang diperlukan oleh
limpasan hujan untuk mengalir dari titik/lokasi yang paling
jauh sampai ke titik/lokasi yang ditinjau (outlet).
Limpasan terutama berasal dari aliran permukaan.

Tampungan saluran dapat diabaikan.

Batasan luasan maks DAS kecil sulit ditentukan karena:


tergantung kepada variasi kemiringan DAS, tumbuhan
penutup lahan, dsb;
tergantung kepada waktu konsentrasi dan luas DAS.

DAS kecil apabila tc < 1 jam atau mempunyai luas < 250 - 300
hektar (Goldman et.al, 1986).
METODE RASIONAL
Respon limpasan pada DAS kecil dapat digambarkan
menggunakan hubungan parameter yang sederhana, dengan
memasukkan semua pengaruh proses hidrologi ke dalam
beberapa parameter seperti intensitas hujan dan luas DAS.
Metode rasional sesungguhnya merupakan metode lama yang
masih digunakan di berbagai tempat di dunia, termasuk di
Indonesia.
Sesuai dengan pemahaman DAS kecil, metode rasional
dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang terjadi
mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh DAS
dengan durasi hujan minimum sama dengan waktu konsentrasi
(tc).
METODE RASIONAL
Asumsi dasar metode Rasional:
Puncak limpasan terjadi saat seluruh DAS berkontribusi.

Q puncak pada suatu titik merupakan fungsi dari intensitas

hujan rata-rata dari hujan badai yang mempunyai durasi =


waktu konsentrasi.
Intensitas hujan seragam di seluruh daerah dan tetap

terhadap waktu.
Frekuensi banjir = frekuensi hujan. Asumsi ini sesungguhnya

kurang tepat untuk daerah lolos air dimana respon yang


sesungguhnya sangat bervariasi dari satu kejadian hujan
dengan kejadian hujan lainnya akibat pengaruh kondisi
kelengasan tanah.
METODE RASIONAL
Data DAS dan
Parameter (Luas A,
INTENSITAS Koefisien Limpasan C, DEBIT PUNCAK
HUJAN MERATA Waktu Konsentrasi tc
QMAX = C Irt A
Lengkung IDF
Intensitas Hujan Merata
dari Lengkung IDF
Irt

tc tc Waktu Konsentrasi

Karena merupakan black box model, hubungan antara curah hujan


dan aliran permukaan tidak dapat dijelaskan dalam bentuk hidrograf.
METODE RASIONAL
Metode rasional hanya menghasilkan nilai debit puncak Qp,
walaupun bila tidak ada proses difusi, bisa menghasilkan
hidrograf berbentuk segitiga sama kaki, dengan tinggi Qp dan
lebar dasar 2tc.
3 bentuk hidrograf metode rasional yang tergantung kepada
waktu konsentrasi dan durasi hujan:
Durasi hujan = tc, disebut Concentrated, bentuk hidrograf
segitiga dengan puncak terjadi pada waktu konsentrasi.
Durasi hujan > tc, disebut Superconcentrated, bentuk
hidrograf trapesium dengan puncak terjadi pada waktu
konsentrasi.
Durasi hujan < tc, disebut Subconcentrated, bentuk
hidrograf trapesium dengan puncak terjadi pada waktu akhir
durasi hujan, akan tetapi Qp < dari dua kondisi sebelumnya.
METODE RASIONAL
Durasi hujan

Durasi hujan Durasi hujan

Qmaks = Qe
METODE RASIONAL
Koefisien limpasan C, didefinisikan sebagai perbandingan antara
puncak aliran permukaan terhadap intensitas hujan.
Koefisien limpasan merupakan parameter yang paling
menentukan dalam perhitungan debit banjir sehingga pemilihan
nilai C yang tepat mutlak memerlukan pengalaman hidrologi
yang luas.
Faktor yang mempengaruhi nilai C antara lain, kondisi dan sifat
tanah (porositas & derajat kepadatan tanah), laju infiltrasi
tanah, persentasi lahan kedap air, kemiringan lahan, tanaman
penutup lahan, intensitas hujan, dan kondisi air tanah.
Keterbatasan metode rasional:
Semua faktor kehilangan air (infiltrasi, tampungan
cekungan, evapotranspirasi, dsb) dicakup dalam koefisien
limpasan C.
Nilai C dianggap tetap pada suatu DAS (jarang terjadi).
METODE RASIONAL
Keterbatasan metode rasional:
Bias yang terjadi karena pemilihan koefisien C.

Kesulitan untuk menentukan besarnya waktu konsentrasi tc.


Nilai tc ini pada suatu DAS tidak selalu tetap pada kondisi
hujan dan limpasan yang berbeda.
Metode ini mengasumsikan hujan tetap dan merata di
seluruh wilayah. Pada DAS yang luas kondisi ini tak
terpenuhi karena terjadi pergerakan hujan dan pola hujan
badai.
Asumsi bahwa frekuensi hujan = frekuensi banjir adalah
kurang benar, khususnya untuk daerah yang sangat lolos air.
Batasan luas maksimum dimana metode rasional sahih,
bervariasi dari satu negara ke negara lainnya.
METODE RASIONAL
Persamaan umum metode rasional
QP 0,278 K C I A
QP : Debit puncak dengan periode ulang T [m3/s]
K : Koefisien koreksi, untuk metode rasional yang dimodifikasi, 1
untuk metode rasional biasa.
C : Koefisien limpasan rata-rata.
I : Intensitas hujan rata-rata dengan durasi sama dengan waktu
konsentrasi tc [mm/jam].
A : Luas DAS [Km2].
METODE RASIONAL
Intensitas curah hujan merupakan salah satu parameter yang
berpengaruh dalam perhitungan debit banjir berdasarkan
metode rasional I = f(tc).
Waktu konsentrasi (tc) diperlukan untuk menentukan intensitas
hujan rata-rata pada kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF).
Rumus waktu konsentrasi:
t c ti tt
dimana
tc : Waktu konsentrasi
ti : Waktu aliran limpasan permukaan
tt : Waktu untuk mengalir dalam saluran
METODE RASIONAL

t c ti tt
METODE RASIONAL
Salah satu metode untuk memperkirakan besarnya waktu
konsentrasi adalah metode Kirpich (1940)
0,06628 L0,77
ti
S 0,385
dimana
ti : Waktu konsentrasi aliran permukaan [jam]
L : Panjang lintasan aliran [Km]
S : Kemiringan lahan [m/m]
METODE RASIONAL
Waktu konsentrasi menurut Hathaway

0,606L n 0, 467
ti
S 0, 234
dimana
ti : Waktu konsentrasi aliran permukaan [jam]
L : Panjang lintasan aliran [Km]
S : Kemiringan lahan [m/m]
n : Koefisien kekasaran sesuai tabel berikut
Jenis Permukaan Nilai n
Halus, kedap air 0,02
Halus, tanah terbuka 0,10
Berumput jarang, tanaman berjajar atau tanah
0,20
kosong bergelombang
Padang rumput 0,40
Hutan kayu berdaun rontok 0,60
Hutan cemara 0,80
METODE RASIONAL
METODE RASIONAL
Formula untuk menghitung waktu yang diperlukan untuk
mengalir dalam saluran (tt)
L
tt
60 V
dimana
tt : Waktu untuk mengalir dalam saluran [menit]
L : Panjang saluran [m]
V : Kecepatan aliran dalam saluran [m/s]
METODE RASIONAL
Intensitas hujan rata-rata diperoleh dari kurva Intensitas-Durasi-
Frekuensi (IDF).
Untuk memperoleh lengkung IDF ada 2 macam pendekatan:
Menggunakan analisis frekuensi dan korelasi regresi jika

data hujan dari pos hujan otomatis tersedia cukup panjang


Metode Talbot, Metode Sherman, Metode Ishiguro.
Menggunakan rumus empiris dari Mononobe dan Bell.
METODE RASIONAL
Lengkung IDF Periode Ulang 10 Tahun

450
400 Talbot : 11.631,39
I
Intensitas Hujan [mm]

350 t 35,52

300 Ishiguro : 664,37


I
250 t 0,67

200 Sherman : 1.033,6


I
150 t 0,58

100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Waktu [menit]

Data I II III
METODE RASIONAL

Jika DAS terdiri atas beberapa jenis tata guna lahan dengan
koefisien limpasan yang berbeda, maka nilai koef limpasan
komposit dapat dihitung dgn persamaan berikut:
n
Ci Ai
CDAS i 1 n
Ai
i 1
METODE RASIONAL
Jenis Tanah Tipe Daerah Aliran Keterangan Nilai C
Tata Guna Lahan Loam Lempung Lempung
Berpasir Siltloam Padat Perumputan Tanah pasir, datar, 2% 0,05 - 0,10
Tanah pasir, rata-rata 2-7% 0,10 - 0,15
Hutan
Tanah pasir, curam, 7% 0,15 - 0,20
Kemiringan 0-5% 0,10 0,30 0,40 Tanah gemuk, datar, 2% 0,13 - 0,17
5 - 10 % 0,25 0,35 0,50 Tanah gemuk, rata-rata, 2-7% 0,18 - 0,22
10 - 30 % 0,30 0,50 0,60 Tanah gemuk, curam, 7% 0,25 - 0 35
Padang Rumput/Semak-semak Perdagangan Daerah kota lama 0,75 - 0,95
Daerah pinggiran 0,50 - 0,70
Kemiringan 0-5% 0,10 0,30 0,40
Perumahan Daerah single family 0,30 - 0,50
5 - 10 % 0,15 0,35 0,55
Multi unit , terpisah-pisah 0,40 - 0,60
10 - 30 % 0,20 0,40 0,60
Multi unit ,tertutup 0,60 - 0,75
Tanah Pertanian
Suburban 0,25 - 0,40
Kemiringan 0-5% 0,30 0,50 0,60 Daerah rumah apartemen 0,50 - 0,70
5 - 10 % 0,40 0,60 0,70 Industri Daerah ringan 0,50 - 0,80
10 - 30 % 0,50 0,70 0,80 Daerah berat 0,60 - 0,90
Pertamanan, kuburan 0,10 - 0,25
Jenis Tanah Dikerjakan Perumputan Tanah Hutan
Tempat bermain 0,20 - 0,35
Laju infiltrasi di atas rata-rata, Halaman kereta api 0,20 - 0,40
biasanya tanah pasir dan 0,20 0,15 0,10 Daerah yang tak dikerjakan 0,10 - 0,30
kerikil
Jalan Beraspal 0,70 -0,95
Laju infiltrasi sedang, tanah
0,40 0,35 0,30 Beton 0,80 - 0,95
leem
Batu 0,70 - 0,85
Infiltrasi rendah, tanah liat, Untuk berjalan dan naik kuda 0,75 - 0,85
0,50 0,45 0,40
tanah keras Atap 0,75 - 0,95
MODIFIKASI METODE RASIONAL
Untuk menghindari kesalahan dan ketidak konsistensian,
metode Rasional perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:
Faktor Koreksi K:

2 tc
K
2 tc tt
dimana :
tc: ti + tt
tc: Waktu konsentrasi [jam]
ti : Waktu aliran limpasan permukaan [jam]
tt : Waktu untuk mengalir dalam saluran [jam]
MODIFIKASI METODE RASIONAL
Pendekatan lain untuk faktor koreksi K, dihubungkan dengan
luas tangkapan air A:
A < 20 Ha K=1
20 Ha < A < 50 Ha K = 1,05
50 Ha < A < 100 Ha K = 1,10
A > 100 Ha K = 1,15
Koefisien limpasan C ditentukan dalam nilai banding luasan
kedap air:
Luas Kedap Air
C 0,9 I (1 I )C p I
Jumlah Luas
dimana :
Cp : Koefisien limpasan untuk daerah tak kedap air
I : Nilai banding luas kedap air
A
DAS dengan Tata Guna
Lahan Tidak Homogen METODE RASIONAL A1, C1

A3, C3 B
A2, C2
Bagi Menjadi Sub DAS
dengan Tata Guna Lahan
A5, C5
Homogen, Ci Outlet A4, C4
Hitung Koef C Gabungan :
n
C
Ukur Luas Setiap Sub DAS, AC
A
i i
Ai C DAS i 1
n
tt
A i

B
i 1
Luas DAS [km2] :
n
A A i ti
i 1 Outlet
C
Ukur Jarak Limpasan Hitung Kemiringan Lahan Hitung Q Outlet :
Permukaan AB [m] AB
Q = 0,278 K C I A [m3/s]
Hitung V dan ti baru
Ukur Panjang Saluran Hitung Waktu Limpasan
BC [m] Permukaan tt [menit]

Perkirakan Kecepatan Tidak


Hitung Waktu Konsentrasi ti awal = ti baru ?
Aliran dalam Saluran V
tc = tt + ti [menit]
Hitung ti = BC/(60 V) [menit]
Ya
Gunakan tc Untuk
ti = ti baru Menentukan I dengan Kurva SELESAI
IDF
CONTOH SOAL
Hitunglah besarnya debit puncak jika pada suatu DAS seluas
450 ha terjadi hujan dengan intensitas 25 thn sebesar 90
mm/jam dan komposisi penggunaan lahan seperti tersaji pada
tabel berikut.
PENYELESAIAN
Berdasarkan komposisi tata guna lahan yang tersedia, maka
besarnya koefisien limpasan komposit:

1,40 0,2 1,28 0,15 0,90 0,35 0,42 0,9 0,50 0,8
CDAS 0,348
1,4 1,28 0,90 0,42 0,50

Besarnya debit puncak:


Q 0,278CIA 0,278 0,348 90 4,5 39,18 m3 / s
CONTOH SOAL
Suatu DAS yang terdiri atas beberapa sub DAS memiliki
karakteristik seperti terlihat pada gambar. Dengan lengkung
intensitas hujan dengan periode ulang 10 thn yang mengikuti
persamaan I=15.538/(t+46,69), hitunglah besarnya debit
banjir!

A2 = 60 ha A3 = 75 ha
C2 = 0,45 C3 = 0,50
A1 = 40 ha ti = 14 mnt ti = 12 mnt
C1 = 0,25
ti = 12 mnt
1 2 3

L =200 m L =250 m
td= 2 mnt td= 3 mnt
PENYELESAIAN
A2 = 60 ha A3 = 75 ha
C2 = 0,45 C3 = 0,50
A1 = 40 ha ti = 14 mnt ti = 12 mnt
C1 = 0,25
ti = 12 mnt
1 2 3

L =200 m L =250 m
td= 2 mnt td= 3 mnt

Titik Tinjau Luas (km2) Koef C Rata to (mnt) L Sal (m) td (mnt) tc (mnt) I (mm/jam) Q (m3/dt)
1 0.40 0.250 12 12 264.747 7.360
2 0.60 0.450 14 14 256.022 19.217
2 dari 1 200 2 14
1.00 0.370
2 dari 2 200 2 16 247.855 25.494
3 0.75 0.500 12 12 264.747 27.600
3 dari 1 250 3 17
1.75 0.426
3 dari 2 250 3 19 236.535 48.989
PENGARUH URBANISASI
HIDROGRAF SATUAN
Hidrograf didefinisikan sebagai hubungan antara salah satu
unsur aliran terhadap waktu; hidrograf muka air dan hidrograf
debit aliran. Praktis yang umumnya disebut sebagai hidrograf
adalah hidrograf debit aliran.
Hidrograf satuan adalah hidrograf limpasan langsung yang
dihasilkan oleh hujan efektif yang terjadi merata di seluruh DAS
dengan intensitas sama selama satuan waktu tertentu (hujan
satuan = 1 cm).
Hidrograf satuan digunakan untuk memperkirakan hubungan
antara hujan efektif dan aliran permukaan.
Sherman (1932) menyatakan bahwa suatu sistem DAS memiliki
sifat khas yang menyatakan respon DAS terhadap suatu
masukan tertentu berdasarkan 3 prinsip dasar:
HIDROGRAF SATUAN
C D
B E

P X

E
B C D

1000 1000

500 500

0 1 2 3 0 1 2 3
Gambar 1. Waktu (jam) Gambar 2. Waktu (jam)

1500
1000
1000
500
500

0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 3. Waktu (jam) Gambar 4. Waktu (jam)
HIDROGRAF SATUAN
1. Pada hujan efektif berintensitas seragam pada suatu daerah
aliran tertentu, intensitas hujan yang berbeda tetapi memiliki
durasi yang sama, akan menghasilkan limpasan dengan
durasi yang sama meskipun jumlahnya berbeda.
2. Pada hujan efektif berintensitas seragam pada suatu DAS
tertentu, intensitas hujan yang berbeda tetapi memiliki durasi
sama, akan menghasilkan hidrograf limpasan dimana
ordinatnya pada sembarang waktu memiliki proporsi yang
sama dengan proporsi intensitas hujan efektifnya.
3. Prinsip superposisi pada hidrograf yang dihasilkan oleh hujan
efektif berintensitas seragam yang memiliki periode-periode
yang berdekatan dan/atau tersendiri.
HIDROGRAF SATUAN
HIDROGRAF SATUAN
Ketiga asumsi tersebut secara tidak langsung menyatakan
bahwa tanggapan/respon DAS terhadap hujan adalah linier,
walaupun sebenarnya kurang tepat.
Namun demikian, penggunaan hidrograf satuan telah banyak
memberikan hasil yang memuaskan untuk berbagai kondisi.
Dengan diperolehnya hidrograf satuan, besarnya limpasan
permukaan untuk sembarang hujan badai dapat diperkirakan
melalui proses konvolusi.
HIDROGRAF SATUAN
Berdasarkan hyetograph hujan efektif dan hidrograf limpasan
permukaan pada suatu DAS, hitunglah besarnya limpasan
permukaan untuk sebuah DAS seluas 34,48 km2 akibat hujan
efektif 100 mm dengan distribusi jam-jaman 30 mm, 50 mm,
dan 20 mm.

Sesuai tabel, diketahui hidrograf


memiliki M = 3 dan N = 11,
sehingga jumlah unit atau pulsa
hidrograf satuan N-M+1 = 9.
HIDROGRAF SATUAN
HIDROGRAF SATUAN

Dengan UH tersebut maka besarnya limpasan permukaan untuk DAS


seluas 34,48 km2 akibat hujan efektif 100 mm dengan distribusi jam-
jaman 30 mm, 50 mm, dan 20 mm dapat diperkirakan sebagai berikut:
HIDROGRAF SATUAN
HIDROGRAF SATUAN
Pada suatu kejadian banjir yang berlangsung akibat hujan badai
dengan durasi 1 jam-an diperoleh hasil pencatatan hidrograf banjir
sungai adalah seperti tersaji pada tabel. Jika luas DAS adalah 200
hektar dan besarnya aliran dasar/baseflow adalah konstan 1,0
m3/s, tentukanlah hidrograf satuannya dengan durasi 1 jam-an.
Jam ke- 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Debit (m3/s) 1.0 4.0 7.4 11.2 9.0 6.4 4.6 3.4 2.2 1.0
Baseflow (m3/s) 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
HIDROGRAF SATUAN
Total DRO = 40,2 m3/s
Volume DRO = 40,2 x 1 x 60 x 60 = 14,472 x 104 m3
tinggi hujan efektif = (14,472 x 104)/(200x104) = 72 mm
UH = (10/72) x DRO
Debit Baseflow
Jam ke- DRO (m3/s UH (m3/s) 12.0
(m3/s) (m3/s)
10.0
0 1.0 1.0 0.00 0.00
1 4.0 1.0 3.00 0.42 8.0

Q (m3/s)
2 7.4 1.0 6.40 0.89 6.0
3 11.2 1.0 10.20 1.42 4.0
4 9.0 1.0 8.00 1.11
2.0
5 6.4 1.0 5.40 0.75
6 4.6 1.0 3.60 0.50 0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0
7 3.4 1.0 2.40 0.33
8 2.2 1.0 1.20 0.17 Jam ke-

9 1.0 1.0 0.00 0.00


DRO UH
Total DRO 40.20
METODE HIDROGRAF S
In deriving a unit hydrograph from measured storm data, the
characteristics of the UH depend on the effective duration of the
rainfall excess.
The duration of the excess is important because it must be
coordinated with the watershed time of concentration when
using the unit hydrograph for design. Therefore it is necessary
to transform the unit hydrograph so that it represents a
different effective duration of rainfall excess.
The S hydrograph method was developed based on the idea:
whereas an infinite number of effective durations are possible,
only one S hydrograph exists for a watershed.
METODE HIDROGRAF S
S hydrograph is sometimes reffered to as either a S-graph or a
summation hydrograph.
METODE HIDROGRAF S
Jam ke- UH (m3/s) UH (m3/s) UH (m3/s) UH (m3/s) UH (m3/s) UH (m3/s) UH (m3/s) UH (m3/s) UH (m3/s) S-Curve1
0 0.0 0.00
1 0.4 0.0 0.42
2 0.9 0.4 0.0 1.31
3 1.4 0.9 0.4 0.0 2.72
4 1.1 1.4 0.9 0.4 0.0 3.83
5 0.8 1.1 1.4 0.9 0.4 0.0 4.58
6 0.5 0.8 1.1 1.4 0.9 0.4 0.0 5.08
7 0.3 0.5 0.8 1.1 1.4 0.9 0.4 0.0 5.42
8 0.2 0.3 0.5 0.8 1.1 1.4 0.9 0.4 0.0 5.58
9 0.0 0.2 0.3 0.5 0.8 1.1 1.4 0.9 0.4 5.58

Jam ke- S-Curve1 S-Curve1 Selisih UH 2 Jam 6.0


0 0.00 0.00 0.00
1 0.42 0.42 0.21 5.0
2 1.31 0.00 1.31 0.65
3 2.72 0.42 2.31 1.15 4.0

4 3.83 1.31 2.53 1.26


3.0
5 4.58 2.72 1.86 0.93
6 5.08 3.83 1.25 0.63
2.0
7 5.42 4.58 0.83 0.42
8 5.58 5.08 0.50 0.25 1.0
9 5.58 5.42 0.17 0.08
0.0
Faktor koreksi = 0,5 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0

UH2jam = FK x Selisih S-Curve 1 S-Curve 2 UH 2 jam


SUPERPOSISI HIDROGRAF
Three streams A, B, and C join together just upstream of a gauging
system. The 4 hours unit hydrograph for each stream at the
confluence is given the following table. If a storm passes over the
catchment of the stream as given below, calculate and plot the
total flow hydrograph which would result at the gauging station.
Assume that a constant baseflow of 150 m3/s persists throughout
the period of the storm. What is the total volume of direct run off
produced by the storm?
SUPERPOSISI HIDROGRAF
Time UH A UH B UH C
0 0.0 0.0 0.0
4 12.0 15.0 17.0
8 30.0 35.0 45.0
12 30.0 41.0 60.0
16 17.0 33.0 52.0
20 4.0 15.0 25.0
24 0.0 4.0 12.0
0.0 0.0 0.0

Catchment Start of storm Rainfall (mm) Duration (hour)


A 13.00 100 4
B 15.00 150 4
C 17.00 200 8

Q1 = 100/10 x UHA
Q2 = 150/10 x UHB
Q3 = x 200/10 x UHC
SUPERPOSISI HIDROGRAF
Time UH A Q1 UH B Q2 UH C Q3
0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
4 12.0 120.0 15.0 225.0 17.0 170.0
8 30.0 300.0 35.0 525.0 45.0 450.0
12 30.0 300.0 41.0 615.0 60.0 600.0
16 17.0 170.0 33.0 495.0 52.0 520.0
20 4.0 40.0 15.0 225.0 25.0 250.0
24 0.0 0.0 4.0 60.0 12.0 120.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

700.0

600.0
Uraikan Q tiap jam
500.0
Flow (m3/s)

400.0

300.0

200.0

100.0

0.0
0 4 8 12 16 20 24
Jam ke-

Q1 Q2 Q3
SUPERPOSISI HIDROGRAF
Time T Q1 (m3/s) Time Q2 (m3/s) Time Q3 (m3/s) Time Q3 (m3/s) BF (m3/s) Total (m3/s)
0 13.00 0 150 150
1 25 150 175
2 15.00 70 2 0 150 220
3 85 3 50 150 285
4 17.00 120 4 100 4 0 150 370
5 180 5 150 5 40 150 520
6 210 6 225 6 80 150 665
7 270 7 300 7 130 150 850
8 21.00 300 8 370 8 170 8 0 150 990
9 305 9 460 9 220 9 40 150 1175
10 310 10 525 10 300 10 80 150 1365
11 305 11 540 11 390 11 130 150 1515
12 01.00 300 12 600 12 450 12 170 150 1670
13 270 13 610 13 500 13 220 150 1750
14 250 14 615 14 550 14 300 150 1865
15 200 15 600 15 580 15 390 150 1920
16 170 16 570 16 600 16 450 150 1940
17 140 17 520 17 590 17 500 150 1900
18 100 18 495 18 580 18 550 150 1875
19 70 19 460 19 540 19 580 150 1800
20 40 20 370 20 520 20 600 150 1680
21 20 21 280 21 470 21 590 150 1510
22 10 22 225 22 400 22 580 150 1365
23 5 23 180 23 320 23 540 150 1195
24 0 24 120 24 250 24 520 150 1040
Total 3755 8365 7680 6240

Volume of DRO = (3755 + 8365 + 7680 + 6240) x 1 x 60 x 60 = 93,74 x 10 6 m3


SUPERPOSISI HIDROGRAF
2500

2000
Flow (m3/s)

1500

1000

500

0
0 4 8 12 16 20 24
Jam ke-

Q1 Q2 Q3 Q4 Total
SUPERPOSISI HIDROGRAF
The two hours unit hydrograph for a basin is given on the following
table. Determine the volume of DRO which will occur when a 5
hours storm made up to 2 hours of rain at rate of 100 mm/hr
followed by 3 hours of rain at 50 mm/hr fall on the basin. During
the storm, the rainfall losses are estimated to be 10 mm/hr.
Time UH2hr 10
0 0.0
1 1.7 8
2 5.6
6
3 8.4
4 5.6
4
5 3.4
6 1.7 2
7 0.8
0
8 0.3
0 2 4 6 8 10
9 0.0
SUPERPOSISI HIDROGRAF
For 2 hours storm
P = 2hr (100 mm/hr 10 mm/hr) = 180 mm
For 3 hours storm
P = 3hr (50 mm/hr 10 mm/hr) = 120 mm

Time UH2hr 2hr storm


0 0.0 0.0
DRO of 2hr storm
1 1.7 30.6 = UH2hr x 180 mm / 10 mm
2 5.6 100.8
3 8.4 151.2
4 5.6 100.8
5 3.4 61.2
6 1.7 30.6
7 0.8 14.4
8 0.3 5.4
9 0.0 0.0
SUPERPOSISI HIDROGRAF
For 3 hours unit hydrograph
UH3hr = Selisih S x 2/3
Time UH2hr UH2hr UH2hr UH2hr UH2hr Scurve1 Scurve2 Selisih S UH3hr
0 0.0 0.0 0.0 0.0
1 1.7 1.7 1.7 1.1
2 5.6 0.0 5.6 5.6 3.7
3 8.4 1.7 10.1 0.0 10.1 6.7
4 5.6 5.6 0.0 11.2 1.7 9.5 6.3
5 3.4 8.4 1.7 13.5 5.6 7.9 5.3
6 1.7 5.6 5.6 0.0 12.9 10.1 2.8 1.9
7 0.8 3.4 8.4 1.7 14.3 11.2 3.1 2.1
8 0.3 1.7 5.6 5.6 0.0 13.2 13.5 0.0 0.0
9 0.0 0.8 3.4 8.4 1.7 14.3 12.9 0.0 0.0
SUPERPOSISI HIDROGRAF
DRO of 3 hours storm
= UH3hr x 120 mm / 10 mm
UH3hr 3hr storm Time 2hr storm 3hr storm DRO (m3/s)
0.0 0.0 0 0.0 0.0
1.1 13.6 1 30.6 30.6
3.7 44.8 2 100.8 0.0 100.8
6.7 80.8 3 151.2 13.6 164.8
6.3 76.0 4 100.8 44.8 145.6
5.3 63.2 5 61.2 80.8 142.0
1.9 22.4 6 30.6 76.0 106.6
2.1 24.8 7 14.4 63.2 77.6
0.0 0.0 8 5.4 22.4 27.8
0.0 0.0 9 0.0 24.8 24.8
Total DRO 820.6

Volume of DRO = 820,6 x 1 x 60 x 60 = 2.954.160 m3


HIDROGRAF SATUAN SINTETIS
Sebagaimana diungkapkan sebelumnya bahwa untuk
menurunkan hidrograf satuan diperlukan rekaman data
limpasan dan data hujan.
Namun, sering kali pada DAS tidak dijumpai adanya pencatatan
limpasan.
Untuk itu, hidrograf satuan diturunkan berdasarkan data dari
DAS yang sama atau terdekat yang memiliki karakteristik yang
sama Hidrograf Satuan Sintetis.
HIDROGRAF SATUAN SINTETIS
Secara umum, hidrograf satuan sintetis dibedakan menjadi:
1. UH sintetis yang mengkaitkan karakteristik hidrograf
(debit puncak, waktu dasar, dsb) dengan karakteristik DAS
Snyder 1938 dan Gray 1961.
2. UH sintetis berdasarkan hidrograf satuan tidak berdimensi
SCS 1972.
3. UH sintetis berdasarkan model simpanan DAS Clark
1943.
Metode UH sintetis yang sering kali digunakan untuk
memperkirakan limpasan lahan khususnya terkait dgn
penggunaan lahan adalah metode SCS.
METODE SCS
Hidrograf tidak berdimensi SCS (Soil Conservation Services)
adalah hidrograf satuan sintetis dimana debit dinyatakan
sebagai nisbah debit q terhadap debit puncak qp dan waktu
dalam nisbah waktu t terhadap waktu naik dari hidrograf
satuan Tp.
Jika debit puncak dan waktu keterlambatan dari suatu durasi
hujan efektif (lag time) diketahui, maka hidrograf satuan
dapat diestimasi dari UH sintetis SCS.
METODE SCS
lagtime(t p ) 0,6 Tc
t
Waktu _ naik (T p ) r t p
2
time _ base(t b ) 5 T p
CA
qp
Tp

Tp = waktu dari awal hujan sampai puncak banjir (jam)


tp = waktu dari massa hujan sampai debit puncak (jam) lag time
tb = waktu dasar hidrograf satuan tdk berdimensi (jam)
untuk hidrograf satuan segitiga tb = 2,67xTp
qp = debit puncak (m3/s)
A = luas DAS atau lahan (km2)
C = 2,08 (SI) atau 483,4 (English System)
METODE SCS
METODE SCS
Jika suatu DAS seluas 5 km2 diketahui memiliki waktu konsentrasi
15 jam, hitunglah UH sintetis SCS 10 menitan untuk DAS tersebut!

Durasi hujan tr = 10 menit = 0,166 jam


Lag time tp = 0,6 tc = 0,6 x 15 = 0,9 jam
Waktu naik Tp = 0,5 tr + tp = 0,5 x 0,166 + 0,9 = 0,983 jam
Debit puncak qp = (2,08 x 5)/0,938 = 10,58 m3/s.cm
Waktu dasar tb = 5 Tp = 5 x 0,983 = 4,915 jam

Ordinat hidrograf tdk berdimensi diperoleh dengan mengalikan nilai


pada sumbu horisontal dengan Tp dan sumbu vertikal dengan qp.
t/Tp t (jam) q/qp q (m3/s) t/Tp t (jam) q/qp q (m3/s)
0 0.000 0.0000 0.0000 2.6 2.556 0.1070 1.1321
0.2 0.197 0.1000 1.0580 2.8 2.752 0.0770 0.8147
0.4 0.393 0.3100 3.2798 3.0 2.949 0.0550 0.5819
0.6 0.590 0.6600 6.9828 3.2 3.146 0.0400 0.4232
0.8 0.786 0.9300 9.8394 3.4 3.342 0.0290 0.3068
1.0 0.983 1.0000 10.5800 3.6 3.539 0.0210 0.2222
1.2 1.180 0.9300 9.8394 3.8 3.735 0.0150 0.1587
1.4 1.376 0.7800 8.2524 4.0 3.932 0.0110 0.1164
1.6 1.573 0.5600 5.9248 4.2 4.129 0.0100 0.1058
1.8 1.769 0.3900 4.1262 4.4 4.325 0.0070 0.0741
2.0 1.966 0.2800 2.9624 4.6 4.522 0.0030 0.0317
2.2 2.163 0.2070 2.1901 4.8 4.718 0.0015 0.0159
2.4 2.359 0.1470 1.5553 5.0 4.915 0.0000 0.0000

12.0

10.0

8.0
Q (m3/dt)

6.0

4.0

2.0

0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0
Jam ke-
METODE SCS
Bila diketahui jenis tata guna lahan, panjang lahan, dan
kemiringan lahan rata-rata, maka besarnya lag time dapat
ditentukan sebagai berikut.
METODE SCS
METODE SNYDER
Berdasarkan hasil penyelidikan sejumlah kejadian banjir di
Amerika dengan luas 30 30.000 km2, Snyder (1938)
mengembangkan rumus-rumus empirik untuk menurunkan
hidrograf satuan.
Menurut Snyder bahwa karakteristik DAS yang mempunyai
pengaruh terhadap hidrograf satuan antara lain: luas DAS,
bentuk DAS, topografi, kemiringan saluran, kerapatan sungai,
dan daya tampung saluran.
3 parameter UH sintetis Snyder: lebar dasar hidrograf, debit
puncak, dan keterlambatan DAS (basin lag).
METODE SNYDER
METODE SNYDER
Selanjutnya Snyder mendefinisikan standar hidrograf satuan
sebagai hubungan antara durasi hujan tr dan keterlambatan
waktu DAS tp yaitu:
tp = 5,5tr

Berdasarkan hidrograf satuan standar diperoleh:


tp = C1 x Ct x (L x Lc)0,3

dimana
tp = keterlambatan waktu DAS (jam)
L = panjang sungai utama dari outlet ke batas hulu (km)
Lc = jarak antara outlet ke titik berat DAS (km)
C1 = 0,75
Ct = koefisien yang tergantung karakteristik DAS
METODE SNYDER
qp = (C2 x Cp) / tp

dimana
qp = debit puncak persatuan luas (m3/s/km2/cm)
C2 = 2,75
Cp = koefisien yang tergantung karakteristik DAS

Berdasarkan hidrograf satuan yang diturunkan diperoleh


durasi efektif tR (jam), keterlambatan waktu DAS tpR (jam),
dan debit puncak persatuan luas qpR (m3/s/km2/cm).
METODE SNYDER
Jika tpR = 5,5 tR maka
tr = tR, tp = tpR, dan qp = qpR

Jika tpR 5,5 tR, maka


tr tR
t p t pR
4

Jika DAS tidak terukur memiliki kemiripan dengan DAS


terukur, maka koef Ct dan Cp DAS terukur dapat digunakan
untuk memperkirakan limpasan DAS tidak terukur.
METODE SNYDER
Hubungan antara qp dan qpR adalah
q pt p
q pR
t pR
Waktu dasar hidrograf satuan tb (jam)
C3 dimana C3 = 5,56
tb
q pR
Lebar hidrograf satuan pada debit yang sama dgn prosentase
tertentu dari debit puncak qpR adalah
1, 08
W C w q pR dimana Cw75% = 1,22
Cw50% = 2,14
METODE SNYDER
Berdasarkan peta topografi suatu DAS diketahui L = 50 km,
Lc = 25 km, dan A = 2.000 km2. Apabila dari hidrograf satuan
yang diturunkan untuk DAS tsb diperoleh tR = 12 jam, tpR =
24 jam, dan debit puncak 80 m3/s/cm, tentukan koef Ct dan
Cp untuk hidrograf satuan tersebut.
Jika sebuah sub DAS seluas 500 km2 memiliki kemiripan
karakteristik dengan DAS di atas, dengan L = 15 km dan Lc =
10 km, hitunglah UH 5 jam-an dari sub DAS tersebut.
METODE SNYDER
5,5tR = 5,5 x 12 = 66 jam, jauh lebih besar dibandingkan tpR
= 24 jam.
tr tR
t p t pR
4
t r 12
t p 24 t r 12
4 5,5tr 24
t p 5,5t r 4
(5,5 4)t r 24 4 t r 12
t r 4 jam t p 22 jam

t p C1 Ct ( L Lc ) 0,3
22 0,75 Ct (50 25) 0,3
Ct 3,45
METODE SNYDER
Debit puncak persatuan luas qpR =80/2000 = 0,04
m3/s/km2/cm, koef Cp dpt dihitung dengan qp=qpR dan tp=tpR
C2C p
q pR
t pR
C p 0,35

Karena kemiripan karakteristik, maka sub DAS memiliki Ct =


3,45 dan Cp = 0,35.
t p C1 Ct ( L Lc ) 0,3
t p 0,75 3,45 (15 10) 0,3 11,63 jam
METODE SNYDER
Hidrograf satuan 5 jam-an tR = 5 jam
tr tR
t p t pR
4
t p
5,5 t R
tpR tp
t pR 12,35 jam
4
C2C p 2,75 0,35
qp 0,083m 3 / s / km2 / cm
tp 11,63
q p t p 0,083 11,63
q pR 0,078m 3 / s / km2 / cm
t pR 12,35

Sehingga debit puncak hidrograf satuan adalah


Qp 0,078x500 38,97m3 / s / cm
METODE SNYDER
Lebar hidrograf satuan dihitung sebagai berikut:
1, 08
W C w q pR
W75 1,22 0,078 1, 08 19,18 jam
W50 2,14 0,078 1,08 33,65 jam

C3
tb
q pR
5,56
tb 71,28 jam
0,078

Anda mungkin juga menyukai