Anda di halaman 1dari 62

SUNGAI ALLUVIAL

Adalah sungai yang tampang melintang, memanjang dan kemiringan dasarnya selalu berubah
terhadap waktu, debit airnya bebas alami, material penyusunan tebing dan dasar sungai baik kwalitas
maupun kwantitasnya dibentuk dan ditentukan oleh aliran air.
Sungai ini terletak pada alur alluvium yang materialnya lepas/ tak terkonsolidasi dan terendap setelah
dibawa aliran air. Hasil pelapukan batuan yang di bawa aliran air dan perlahan-lahan diendapkan
akan membentuk alluvium.
Sungai ini tidak mempunyai bentuk geometri yang tetap karena keseimbangan yang terjadi bersifat
sementara.
Keseluruhan proses alluvial merupakan proses berulang dan menuju keseimbangan yang terus
menerus karena shear stress tergantung dari jari – jari hidrolik dan kemiringan hidrolik.
 
Keseimbangan sungai alluvial :
S.D=Q.I
dengan : S = debit sedimen
D = diameter rata-rata sedimen
Q = debit air
I = kemiringan dasar sungai

Hubungan antara I dasar sungai , Q dan tipe sungai Alluvial


Menurut Lane dalam penelitiannya pada beberapa sungai alluvial di USA

I. ≤ 0,0007 sungai meander


 
I. ≥ 0,004 sungai kelabang

I = kemiringan memanjang dasar sungai


Q = debit
BENTUK – BENTUK SUNGAI ALUVIAL :
1. SUNGAI LURUS
2. SUNGAI BERBELOK
3. SUNGAI BERKELABANG
MEANDER
Sungai berbelok – belok dengan sudut lengkungan dan jari – jari lengkungan yang
bervariasi

Sinuosity (P) =

Berkaitan dengan sifat-sifat sungai, umumya P = 1,5 – 2,5


Di lengkung luar penggerusan
Di lengkung dalam pengendapan
I dasar relatif kecil
Crossing bagian sungai yang lurus yang menghubungkan 2 lengkungan
Bentuk lengkungan ditentukan oleh jenis tanah dasar dimana
sungai mengalir
r = jari – jari lengkung
B = lebar sungai
= 4 ~5 sungai di daratan alluvial
 
= 7 ~8 sungai di daratan yang terdiri dari material yang terkonsolidasi
 
= 2 ~3 sungai diatas dasar yang tidak mudah tererosi
MEANDER
Hasil pengamatan di lapangan dapat diketahui :
- besar kedalaman terbesar terdapat tidak jauh dari sebelah hilir
lengkungan

- kecil kedalaman bertambah pada bagian menuju lengkungan


dan sesudahnya berangsur –angsur normal

SUNGAI LURUS (Straight Stream)


Pada Q besar nampak lurus
Q kecil terlihat gundukan –
gundukan pasir (Sand bar)
Aliran tidak bercabang – cabang tetapi berkelok –
kelok diantara Sand bar yang ada.
Sinuosity P ~ 1,3
SUNGAI KELABANG (Braided Stream)
- Tidak stabil
- Tampang sungai lebar
- Jumlah angkutan sedimen besar
- Kecepatan aliran sedang
- Pada Qbesar sebagian sand bar terangkut
aliran banjir
- I dasar sungai besar sungai lebar tetapi dangkal
- Tebing tererosi sungai bertambah lebar pada Q besar

Jenis material : bed load & suspended load sedikit clay dan
Silt
 
Metamorfose Sungai Alluvial
Variasi debit, variasi debit sedimen, kondisi alur, kondisi tebing
sungai serta proses erosi dan pengendapan menyebabkan
perubahan pada tipe sungai alluvial.
Metamorfose Sungai Alluvial
Sungai lurus atau meander menjadi sungai kelabang
- Sungai menjadi bertambah lebar
- Meander menjadi lurus
- Terjadi erosi tebing, Cut off (secara alami) dan pembentukan pulau – pulau
pasir
Sungai lurus dan sungai kelabang menjadi sungai meander
- Sungai lurus berubah menjadi berbelok – belok 2 pulau – pulau pasir
- Sungai braided, kestabilan palung sungai bertambang
- Kemiringan dasar sungai berkurang & mengurangi peristiwa erosi
Sungai meander dan sungai kelabang menjadi lurus
- Pulau – pulau pasir yang ada ditumbuhi vegetasi dan membentuk bantalan
banjir (flood plain)
- Lebar sungai menjadi sempit
- Pada waktu banjir adanya tumbuhan di pulau – pulau pasir menyebabkan muka
air naik
- Sungai meander menjadi lurus karena terjadi terobosan aliran/cut off
- Terjadi erosi karena kemiringan bertambah besar
- Sungai tidak stabil
Adanya kemungkinan perubahan tipe sungai perlu menjadikan perhatian dalam
perencanaan sungai, karena bisa menimbulkan hal – hal yang tidak diinginkan mis.
Kerusakan bangunan yang ada sungai.
Sifat Sungai DiBagian Lengkung
Sifat sungai dibagian lengkung
Pada tikungan timbul gaya sentrifugal aliran
terdesak bertikungan luar lalu membelok kebawah,
sehingga menyebabkan penggerusan pada tebing dan
dasar sungai.

Sifat sungai dibagian lurus


- Umumnya dangkal
- Material hasil erosi bagian lengkung diendapkan
dibagian lurus (crosing)
- Pada Qkecil, mungkin juga terjadi pengendapan
dibagian ini
Sifat Sungai Di Bagian Lurus
Peristiwa erosi & pengendapan berlangsung terus
dan meander bertendensi bergerak kearah hilir,
lengkungan bertambah tajam & rapat hal ini
memungkinkan puncak lengkungan putus
sehingga terbentuk cut off dan danau tanduk sapi
(oxbow lake).
Pada pertumbuhan meander arah aliran berubah,
amplitudo bertambah dan kemiringan dasar
semakin kecil. Hal tersebut diatas terjadi pada
debit besar dan pada kondisi tebing sungai lemah.
DEGRADASI SUNGAI 
Penggerusan yang terjadi pada dasar sunga yang dalam jika dibiarkan
akan menyebabkan kerusakan tebing sungai maupun bangunan yang ada.
Cara mengatasi degradasi sungai :
- Membangun ground sill agar tidak terjadi degradasi
- Konstruksi yang dibangun sudah diperhitungkan terhadap degradasi
- Membuat bangunan yang tidak menimbulkan degradasi
- Membuat bangunan yang dapat menampung sedimen
 
AGRADASI SUNGAI 
Terjadi sedimentasi pada alur sungai
Cara mengatasinya dengan :
- Mengendalikan jumlah angkutan sedimen, misalnya membuat
checkdam
- Penggerukan sedimen di dasar sungai
- Pengendalian delta yang menghambat aliran air sungai
ANGKUTAN SEDIMEN
 
Menurut jenisnya angkutan sedimen dibagi 2 macam :
- Angkutan dasar (bed load), gerakan masih ada kontak dengan dasar
sungai dengan menggelinding, menggeser dan melompat.
- Angkutan suspensi (suspended load), gerakannya melayang di dalam
air kecenderungan untuk mengendap di lawan oleh gaya turbulen air.
 
Menurut asalnya angkutan sedimen dibagi 2 macam :
- Angkutan sedimen dasar (bed material transport)
Berasal dari bahan sedimen yang ada di dasar sungai menurut jenis
mekanismenya dapat berupa bed load & suspended load
- Angkutan melayang (wash load), berasal dari daerah pengaliran sungai
sebagai erosi selalu melayang, hampir tidak pernah mengendap.
Sedimen ini selalu diperhitungkan untuk menghitung umur waduk
MUARA SUNGAI
Kondisi di muara sungai penampang melintang sungai mempunyai lebar
yang terbesar, tetapi kedalamannya kurang. Kemiringan dasar landai sehingga
kecepatan aliran & turbulensi kecil keadaan tersebut menjadikan gaya seret kecil
dan sedimen yang halus terjadi didaerah ini.
Proses pengaliran air dan sedimen serta pengendapan sedimen dipengaruhi oleh
tinggi muka air di laut, gelombang dan arus.
Ada beberapa bentuk muara yang proses terjadinya ditentukan oleh kondisi pantai
( pasang surut, gelombang, arus, topografi, arah angin dsb) antara lain :
Lagoon : danau air asin yang terpisah dari laut oleh tanggul pasir atau karang
Estuarium : muara sungai yang terbentuk karena perbedaan pasang surut yang
besar
Delta : muara sungai berbentuk daratan yang berada dicabang – cabang
sungai.
Jenis Sungai Lagoon, Estuarium, Delta
Alluvial Fans
 
Pada lokasi dimana sungai alluvial mengalami perubahan
kemiringan dari kemiringan yang relatif curam menjadi
kemiringan yang landai
Misalnya di daerah bergunung masuk daerah alluvial atau
dari anak sungai yang curam masuk ke sungai utama yang
landai Akan berbentuk suatu Alluvial Fan

Daerah yang mengalami peninggian akibat pengendapan


ini disebut “alluvial cone”, apabila air mengalir diatas
daerah ini dan terbentuk saluran yang bercabang-cabang
maka disebut “Alluvial Fan”
Alluvial Fans
Keterangan gambar :
a. Pengaliran air dalam palung sungai
b. Mulai terjadi pengendapan, sebagian tampang melintang
tertutup
c. Pengendapan terus berlangsung dan membentuk timbunan,
air bertambah tinggi dan akhirnya meluap dibantaran sungai
d. Air yang meluap di bantaran mengalir dengan kecepatan
rendah dan sedimen dengan diameter halus mengendap
disamping sungai
Hal ini tidak diinginkan karena aliran tidak dapat atau sulit
masuk kembali ke sungai utama
e. Pada ketinggian ini dasar sungai menjadi lebih tinggi daripada
tanah disekitarnya. Endapan sedimen yang ada sebagian besar
terdiri dari sedimen halus (fine sedimen)
Daerah sekitar endapan tersebut mulai saat itu berkembang terus.
Gambar Alluvial Fan
Pengendapan menyebabkan perubahan lebar sungai
kemiringan dasar alluvial fan dipengaruhi oleh
- Kemiringan dasar sungai
- Luas daerah aliran sungai dibagian hulu alluvial
cone
- Erosi yang terjadi di daerah aliran sungai
- Karakteristik iklim setempat
Sungai-sungai cabang di alluvial fan alliran tidak tetap
tetapi berpindah-pindah arah
Material Pembentuk Dasar dan Tebing Sungai
 
Bentuk alur sungai aluvial dipengaruhi oleh :
- Jenis material dasar
- Jenis material tebing sungainya
Kemiringan dasar sungai pada bagian hulu pada umumnya curam dengan
material dasar yangn relatif kasar.
Semakin ke hilir I dasar dan material dasar semakin kecil
Material tebing sungai juga berubah-ubah :
Pada hulu sungai tebing sungai terdiri batu atau boulder yang besar
Pada umumnya tebing sungai tidak terdiri dari material yang homogen
namun terdiri dari lapisan-lapisan gravel, pasir, silt maupun clay.
Lapisan-lapisan ini juga berbeda pada :
- Ukuran butiran
- Permeabilitas maupun kohesinya.
Tanah yang mengadung clay biasanya bersifat kohesif, sedang yang
mengandung pasir, gravel maupun silt pada umumnya tidak kohesif.
Tebing sungai yang terdiri dari material yang kohesif :
- Pada umumnya lebih tahan terhadap erosi permukaan
- Mempunyai permeabilitas yang kecil yang lebih tahan terhadap
bahaya erosi yang ditimbulkan oleh rembesan maupun “piping”
- Alur sungainya biasanya relatif sempit.
 
EROSI PADA TEBING SUNGAI
 
Pada bagian tertentu alur sungai selalu berubah bentuknya yang
disebabkanoleh interaksi perubahan-perubahan parameter aliran
seperti :
- Kecepatan
- Kedalaman alur
- Kemiringan sungai
- Kerapatan dan viscositas campuran air dan sedimen
- Besar angkutan sedimen dan
- Material pembentuk dasar dan tebing sungai
Stabillitas tebing sungai dipengaruhi oleh variabel aliran tersebut dan juga geometri
alurnya sendiri.
Erosi pada tebing sungai dapat terjadi dengan beberapa jalan yaitu :
- Hanyutnya partikel-partikel pembentuk tebing secara terus menerus
- Longsornya bongkahan-bongkahan kecil tebing sungai
- Longsornya bongkahan tunggal yang besar pada tebing sungai
Perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi stabilitas tebing sungai :
Perubahan pada permukaan dapat berupa
- Erosi pada kaki tebing yang ditimbulkan oleh aliran
- Erosi pada permukaan air yang disebabkan oleh gelombang
- Timbulnya celah-celah yang dalam pada material yang kohesif akibat
kekeringan dan
- Adanya beban diatas tebing
Perubahan kandungan air moisture content yang dapat berupa :
- Piping pada tebing non kohesif yang ditimbulkan oleh rembesan
- Elevasi muka tanah jauh diatas elevasi muka air sungai
- Pengembangan dan penyusutan jenis tanah clay mempengaruhi stabilitas
tebing
- Dsb.
Jenis tanah pembentuk tebing sangnat berpengaruh terhadap
jenis-jenis erosi yang terjadi, antara lain:
- Tebing sungai yang kohesif mempunyai permeabilitas rendah dan
pematusannya lambat sehingga stabilitasnya berubah pada saat rapid

drowdown.
Tebing jenis ini dapat longsor mendadak pada konsisi jenuh air faktor
ketinggian sangat menentukan dalam analisa stabilitas tebing
- Tebing sungai yang non kohesif dipengaruhi oleh erosi permukaan
sehingga tebing rusak secara berangsur-angsur
Kecepatan erosi dipengaruhi oleh :
- Arah arus terhadap tebing sungai
- Turbulensi aliran
- Rembesan, piping dan pengaruh gelombang
- Tebing sungai yang berlapis-lapis mengalami proses erosi tebing yang
kompleks, yang dapat mengalami longsor maupun erosi sebagai
akibat adanya aliran air tanah maupun piping.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan bangunan pelindung tebing :
- Proses degradasi dasar sungai
- Perlindungan kaki tebing terhadap erosi/gerusan arus
- Rembesan pada tebing
- Stabilitas tebing
- Erosi akibat arus sungai

 PERBAIKAN DAN PENGATURAN ALUR SUNGAI

Bertujuan untuk melakukan kegiatan agar sungai


tidak/sesedikit mengkin menimbulkan kerugian
serta sebnayak mungkin mendatangkan
keuntungan

Ada 2 kegiatan pokok perbaikan dan pengaturan alur sungai :


a. Perbaikan, pengaturan/pengendalian arah dan tempat kedudukan alur sungai
b. Perbaikan, pengaturan/pengendalian dasar sungai
 
Perencanaan harus dilakukan secara menyeluruh apabila
melakukan perencanaan perbaikan dan pengaturan alur sungai
harus diperhatikan keanekaragaman hayati (biota air) yang
sangat banyak.
Yang harus diperhatikan :
a. Tidak terlalu direkayasa, sealami mungkin
b. Memprioritaskan fungsi bukan keindahan bentuk
c. Seminimal mungkin biaya operasi dan
pemeliharaannya
d. Melibatkan banyak pihak dalam masyarakat
e. Tahan berfungsi untuk waktu yang lama
f. Memperhitungkan segala potensi yang ada
g. Sesuai dengan keadaan iklim dan hidrologi setempat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi geometri alur sungai :
a. Debit air
Pola dan besaran debit air sungai sangat dipengaruhi oleh pola dan besaran hujan
yang jatuh
b. Kemiringan DAS
c. Beban sedimen
Produksi sedimen yang masuk ke dalam sungai dipengaruhi oleh beberapa
parameter antara lain : kemiringan memanjang sungai, vegetasi, jumlah hujan
tahunan dll. Alur sungai dengan beban sedimen yanng besar dapat mengakibatkan
alur sungai melebar serta berpindah-pindah dan alur sungai yang beban
sedimennya kecil akan membuat alur sungai kecil dan relatif tetap
d. Ketahanan tebing dan dasar sungai
e. Vegetasi pada DAS
f. Geologi
Geologi disepanjang alur sungai juga mempengaruhi bentuk alur sungai. Pada jenis
batuan sedimen, umumnya lebih mudah tererosi.
g. Temperatur
h. Perubahan iklim
i. Aktifitas manusia
Aktifitas manusia sangat besar pengaruhnya terhadap alur sungai yang disebabkan
oleh pengerusakan vegetasi pada DAS. Ulah manusia juga dapat mempengaruhi
perubahan iklim
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan alur sungai
1. Setiap pekerjaan yang sedang maupun yang sudah dilakukan pada sungai
sebaiknya dilakukan pemantauan secara terus menerus dan bila ada
kekurangan/kelemahannya, perlu dicari penyelesaian teknisnya.
2. Perencanaan harus dibuat luwes dan tidak boleh merubah kondisi alamiah
sungai secara total, harus mengikuti kemauan alamiah sungai.
3. Semua perencanaan bangunan sungai perlu mempertimbangkan akan
terjadinya perubahan sehingga bangunan tersebut masih tetap berfungsi,
misalnya akibat degradasi/agradasi, gerusan tebing dll.
4. Perkiraan perubahan sungai dapat dilakukan dengan rumus-rumus empiris,
model matematis, maupun model fisik
5. Harus mendukung pada kegiatan pembinaan sungai, baik untuk
perlindungan maupun untuk pengembangan penggunaan dan
pengendalian sumber-sumber air
6. Semua kegiatan pengaturan sungai harus dilakukan optimasi dengan cara
meninjau beberapa alternatif yang layak dilaksanakan.
7. Alternatif yang dipilih harus optimal dengan memandang dari segi teknis
(fungsi kekuatan dan cara pelaksanaan)
- Segi ekonomis (biaya pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan)
- Segi sosial dan segi lingkungan.
KRIB
- Panjang krib menjorok ke sungai harus disesuaikan dengan
alignment sungai yang diinginkan dan tidak menimbulkan
penyempitan alur sungai yang dapat menyebabkan banjir atau
degradasi.
- Jarak pemasangan krib dapat diperhitungkan dengan rumus
empiris, kurang lebih 1-2 kali lebar sungai atau panjang krib
- Arah krib dibuat tegak lurus aliran air atau serong ke arah hilir
aliran air sungai
- Tinggi krib disesuaikan dengan bantaran sungai
- Krib harus mampu menahan gaya yang terjadi yaitu tekanan
air,
banjir, timbunan sampah dan material lain yang terbawa air
sungai.
- Krib harus stabil terhadap degradasi dasar sungai.
Ada 2 type Krib :

1. Krib lolos air :


Dipergunakan untuk mengurangi kecepatan alliran dan
memperkecil angkutan sedimen.
Erosi dapat dikurangi dan terjadi sedimen disekitar krib

2. Krib rapat air :


Digunakan untuk membelokkan arah aliran air agar
menjauhi yang dilindungi.
Perlu diperhitungkan dampak pada dasar sungai,
degradasi
MACAM-MACAM KRIB
 
 Permeable Krib (Krib yang lolos air)
Pada tipe ini air masih dapat mengalir melalui krib.
Fungsinya : untuk melindungi tebing terhadap gerusan arus
sungai dengan cara meredam energi yang terjadi. Dapat
mengendapkan sedimen yang ada dalam aliran sungai.

 Impermeable Krib (Krib yang rapat air)


Disebut juga sebagai krib padat karena aliran sungai tidak
dapat mengalir melalui tubuh krib.
Fungsinya : untuk membelokkan aliran air sungai yang
menggerus tebing yang cukup dalam pada bagian hilirnya.
Ada 2 jenis krib yang rapat air :
a. Yang terendam
Biasanya terjadi penggerusan yang dalam pada bagian hilir krib sehingga
berfungsi sebagai kolam olakan. Pada bagian hilirnya harus diberikan
konstruksi pelindung yang fleksibel seperti matras atau bolder batu yang
besar-besar.
Contoh : krib yang dibangun dari bronjong, pasangan batu atau dari matras
b. Yang tidak terendam
Aliran air sungai akan mengikuti arah ujung krib tidak terjadi kolakan air
dibagian hilir krib.
 
 Semi Permeable Krib
Berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeabel dan krib padat yang padat
pada bagian bawah berfungsi sebagai pondasi bentuk permeabel pada
bagian atas disesuaikan dengan fungsi dan kondisi setempat.
 Krib silang dan memanjang
Krib ini formasinya tegak lurus atau hampir tegak lurus arah arus sungai
sehingga dapat merintangi arus sungai.
PENGARUH RINTANGAN/BANGUNAN DALAM SUNGAI TERHADAP KARAKTERISTIK
SUNGAI

• Rintangan-rintangan alam
Rintangan-rintangan alam yang terdapat
didalam sungai bisa berupa alur tidak sama
keras batuan dasarnya,adanya ambang atau
drempel alam, bagian sungai yang logok dsb.
• Ambang alam/drempel
• Logokan
a. Ambang alam/drempel
b. Logokan
BANGUNAN-BANGUNAN DISUNGAI

PELIMPAH KECIL

Sifat aliran selain tergantung pada


pelimpah, juga tergantung pada elevasi
muka air dibagian hilir.
Bila hhilir = hn

Aliran tidak
menyebabkan
perubahan dibagian
hulu maupun di
bagian hilir pelimpah
Bila hhilir > hn

Akan timbul back


water yang
mengakibatkan
kecepatan aliran
berkurang dan
menimbulkan
pengendapan dibagian
hulu pelimpah.
Bila hhilir < hn

Kecepatan dihilir
pelimpah akan
bertambah, sehingga
mengakibatkan
penggerusan dihilir
pelimpah
BENDUNG KECIL
Pada keadaan perbedaan muka air
dihulu dan dihilir bendung tidak
terlalu besar tidak terjadi Pada bendung yang lebih tinggi akan
perubahan. Angkutan sedimen (bed timbul back water di bagian hulu bendung
load) akan tertahan dimuka bendung. dan penggerusan di bagian hilir.
Gambar diatas ini menunjukkan kejadian setelah
beberapa waktu.
Pengendapan terus menerus terjadi dimuka bendung, demikian juga akan
terjadi di sungai bagian hulu. Dasar baru akan terbentuk dari pengendapan
ini dan sejajar dasar lama.
Adanya pengendapan menyebabkan muka air dihulu akan naik sehingga
sifat aliran sedikit dimuka bendung bukan lagi berupa back water melainkan
menjadi draw down.
Perubahan disekitar lokasi bendung akan iikuti oleh perubahan disungai
baik dibagian hulu maupun dibagian hilir.
Pengendapan akan menyebabkan kapasitas sungai menjadi berkurang
sehingga pada waktu banjir air akan meluap dari paling sungai. Dibagian
hilir terjadi perubahan dari angkutan sedimen, konsentrasi berkurang
akibat tertahannya sedimen dimuka bendung (bed load). Hal ini menjadikan
daya gerus menjadi bertambah dan kestabilan dasar sungai menjadi
terpengaruhi.

Untuk mengatasi peluapan air akibat back water, pembuatan bendung


umumnya diikuti oleh pembuatan tanggul disepanjang pengaruh back
water, tetapi adanya tanggul ini pun akan menimbulkan pengaruh lain pada
drainase daerah.
BENDUNG YANG RELATIF TINGGI (Bendungan/waduk)
 
Untuk memperoleh kapasitas yang besar, waduk dibangun melintang sungai
dengan ketinggian melebihi tebing sungai, kecuali bila tebing sungai sangat
curam.
Sungai dengan tebing yang tidak terlalu curam waduk yang luas
Sungai dengan tebing yang curam sempit dan memanjang
Penggenangan yang terjadi lebih luas dari bantaran banjir (flood plain) sampai
jauh ke hulu akan menimbulkan bayak perubahan pada karakteristik sungai.
Pembendungan mengakibatkan air tertahan di daerah waduk dan pengaliran
ke bagian hilir tidak lagi berjalan secara alamiah sepenuhnya tapi telah
dipengaruhi oleh pengaturan manusia.
Dalam mempelajari pengaruh adanya waduk terhadap karakteristik sungai,
akan dibahas 3 masalah :
- Pola pengendapan sedimen akibat adanya waduk
- Bagaimana pengaruh adanya waduk terhadap sungai di hulu
- Bagaimana pengaruh adanya waduk terhadap sungai di hilir
a> Pengendapan sedimen di waduk
Akibat pembendungan, kecepatan aliran yang menuju bendung menjadi berkurang,
aliran turbulensi berkurang sehingga memudahkan terjadinya pengendapan.
Butiran yang besar (bed load) akan mengendap dibagian hulu sedangkan makin ke hilir
butiran yang mengendap semakin halus (fine particles).
Akibat adanya back water, butir yang besar akan mengendap terlebih dahulu dan membentuk
dasar/lapisan yang disebut Top Set Bed
Adanya ombak mengakibatkan gerakan pada sedimen dan membentuk dasar/lapisan yang
lebih landai disebut Fore Set Bed
Makin ke hilir (mendekati lokasi bendung) kecepatan semakin kecil dan butir-butir yang halus
dapat diendapkan disebut Bottom Set Bed
Sedimen yang diendapkan di waduk tidak tetap tinggal dimana ia diendapkan, melainkan
akan bergerak sesuai dengan fluktuasi muka air di waduk.
Secara umum waduk berfungsi menyimpan air pada musim hujan dan melepaskan air pada
musim kemarau.
Apabila fungsinya kita perinci lagi maka kita kenal waduk untuk keperluan irigasi, air minum,
PLTA, dan pengendali banjir.
Bermacam fungsi tersebut dapat kita peroleh dari waduk yang dirancang untuk keperluan
tersebut waduk serba guna.
Setiap keperluan ditentukan berapa jumlahnya dan pada elevasi berapa muka air efektifnya,
daerah di waduk dimana diadakan pengaturan muka air untuk berbagai keperluan disebut
dengan Daerah Regulasi.
Pada waktu elevasi muka air di waduk tinggi, pengendapan segera terjadi
dihulu. Bila elevasi muka air turun, maka endapan akan tergerus dan
terbawa ke bagian yang rendah.
Bila muka air konstan di daerah regulasi terbentuk profil a1
Bila muka air dibawah daerah regulasi terbentuk profil a2
Bila muka air dibawah daerah regulasi dan diatas batas minimum muka air
terbentuk profil b
Perubahan dari satu profil ke profil yang lain tergantung pada 2 faktor :

 Duration curve muka air diwaduk.


- Bila waduk terisi penuh dalam waktu yang lama, profil b akan
mendekati profil a1 (terjadi pada waduk PLTA)
- Bila muka air hampir mendekati batas minimum (waduk pengendali
banjir),profil b mendekati a2

 Debit sungai yang berkaitan dengan kapasitas angkutan sedimen


(STC).
Muka air berada diatas batas minimum pada sebagian besar waktu,
tetapi sungai mengangkut sedimen pada waktu yang lama.
 
Dampak pengendapan di waduk :
- Berkurangnya kapasitas waduk
- Merusak lingkungan
- Menghambat kerja pintu-pintu air
dan menggerus (abrasi) turbin
- Pengaruh terhadap ekologi
- Pengaruh terhadap pariwisata
- Pengaruh terhadap pelayaran.
Pengaruh adanya waduk pada sungai di bagian
hulu waduk
Pengaruh adanya waduk pada sungai di bagian
hilir waduk
PENGARUH JEMBATAN
PENGARUH BANGUNAN TERJUN
Pengaruh Perbaikan sungai untuk Pengendalian Debit
- Pengerukan dasar sungai
Pengaruh Sudetan
(cut – off, by pass)
Sudetan adalah saluran
yang dibuat untuk
melancarkan aliran banjir
bila sungai utama tidak
mampu menampung aliran
banjir atau kecepatan
aliran terlalu kecil sehingga
menyebabkan peluapan
Pengaruh tanggul
Pengaruh pengaturan sungai
Pengaruh pengaturan sungai

Anda mungkin juga menyukai