REKAYASA HIDROLOGI
Oleh :
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan oleh semua
benda hidup serta merupakan energi yang mempertahankan permukaan bumi secara
konstan (Chow dkk, 1988). Dalam satu tahun di Indonesia memiliki dua musim, yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Di saat musim kemarau air berkurang dan akan
mengakibatkan kekeringan, sedangkan musim penghujan air sangat banyak tersedia
memungkinkan dapat terjadinya banjir. Banjir merupakan musibah yang cukup sering
menelan kerugian materi dan korban jiwa. Untuk itu banyak yang meneliti tentang
pergerakan banjir dan pemantauan banjir, baik di sungai maupun lewat kolam
penampungan (reservoir). Penelusuran banjir adalah perhitungan gerakan air banjir
yang lewat di kolam penampungan dengan menggunakan matematik untuk menghitung
air yang keluar (outflow) dari kolam penampungan (storage) sebagai akibat dari air
yang masuk (inflow).
Dalam waktu terakhir ini sekitar bulan Januari dan Februari 2002 banyak terjadi
bencana banjir dimana-mana. Kejadian banjir saat itu dapat dikategorikan sebagai
bencana alam besar dan sebaran kejadiannya meliputi beberapa lokasi. Di Pulau
Sumatra meliputi: Medan, Riau dan beberapa lokasi lainnya sedangkan di Pulau
Jawa meliputi :Jabotabek, Krawang, Situbondo, Pekalongan, Bondowoso, dan di
beberapa tempat lainnya dalamskala yang lebih kecil.Banjir yang terjadi saat itu
disebabkan oleh beberapa sumber seperti : tingginya curah hujan yang berlangsung
dalam durasi lama, sehingga menyebabkan banyak genangan air di wilayah perkotaan.
Selain itu banjir disebabkan oleh meluapnya sungai-sungai utama yang melalui daerah
pemukiman dan perkotaan, akibat intensitas curah hujan yang tinggi di daerah hulu
atau sering disebut sebagai banjir bandang atau kiriman.
Dalam studi hidrologi fluktuasi dan perjalanan gelombang debit aliran dari satu
titik bagian hulu ke titik berikutnya di bagian hilir dapat diketahui /diduga pola dan
2
waktu perjalanannya. Metode itu biasa dikenal sebagai metode penelusuran banjir
(flood routing) Menurut Soemarto (1987) Penelusuran banjir adalah merupakan
peramalan hidrograf di suatu titik pada suatu aliran ataubagian sungai yang didasarkan
atas pengamatan hidrograf di titik lain. Hidrograf banjir dapat ditelusurlewat palung
sungai atau lewat waduk. Dalam prakteknya kajian penelusuran banjir ini bertujuan
untuk :
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai
atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar
dari batasan alaminya. Ukuran danau atau badan air terus berubah -
ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang
terrjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti
desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran
air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan
rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan
akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai
dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari
nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar
dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa
nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
Banjir yang terjadi saat itu disebabkan oleh beberapa sumber seperti
tingginya curah hujan yang berlangsung dalam durasi lama, sehingga
menyebabkan banyak genangan air di wilayah perkotaan. Selain itu banjir disebabkan
oleh meluapnya sungai- sungai utama yang melalui daerah pemukiman dan perkotaan,
akibat intensitas curah hujan yang tinggi di daerah hulu atau sering disebut sebagai
banjir bandang atau kiriman.
a. Kerusakan Fisik
4
Dampak Sekunder
a. Ketersediaan air
Kontaminasi air. air minum bersih mulai langka
b. Penyakit
Penyebaran penyakit bawaan air
c. Pertanian dan persediaan makanan
Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen
d. Transportasi
Jalur transportasi hancur sulit mengirimkan bantuaan pada saat terjadi banjir
pada orang yang membutuhkan
a. Ekonomi
Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan
kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga.
Perilaku perubahan elevasi muka air pada proses penelusuran banjir diwaduk
adalah ketika hidrograf banjir yang terjadi masuk ke tampungan waduk,muka air
waduk akan terus mengisi ke kapasitas tampungan sementara (surcharge storage) yaitu
tampungan yang terletak di atas ambang pelimpah. Aliran keluar melalui pelimpah
akan terus mengalami kenaikkan sampai elevasi tertentu hingga
mencapai elevasi maksimum setara dengan debit outflow maksimumnya, walaupun
peningkatan aliran keluar tidak setaraf dengan peningkatan aliran yang masuk. Proses
ini akan terjadi sampai puncak banjir tercapai, ketika inflow dan outflow akan menjadi
sama. Sesudah itu debit outflow akan berangsur-angsur mengalami pengurangan yang
selanjutnya pada waktu tertentu debit outflow lebih besar dari inflow. Selama
proses penelusuran banjir berlangsung, jumlah air yang disimpan sementara di dalam
waduk disebut reduksi banjir. Hidrograf outflow dari waduk akan mempunyai puncak
terendah tergantung pada ukuran waduk dan besarnya kapasitas banjir yang tersedia.
periode penelusuran (Dt) puncak banjirnya tidak dapat menutup bagian memanjang
sungai secara menyeluruh (Soemarto, 1987). Persamaan kontinyuitas yang umum
dipakai dalam penelusuran banjir adalah sebagai berikut:
I – D = dS/St (1)
dimana :
I = debit yang masuk ke dalam permulaan bagian memanjang palung sungai yang
ditinjau (bagian hulu) (m3/det)
D = debit yang keluar dari akhir bagianmemanjang palung sungai yang ditinjau (bagian
hilir) (m3/det)
dt = periode penelusuran (detik, jam atau hari) Untuk selang waktu t, maka persamaan
di atas
berubah menjadi :
I = (I1 + I2)/2
D = (D1 + D2)/2
dS = S2 – S1
masuk, serta D1 dan S1 dapat diketahui dari periode sebelumnya. Oleh karena itu,
untuk mendapatkan dua nilai komponen tersebut diperlukan persamaan ketiga. Sampai
tahap ini membuktikan bahwa penelusuran banjir lewat palung sungai cukup rumit dan
sulit, bila dibandingkan dengan penelusuran banjir lewat waduk. Persamaan yang
digunakan pada waduk lebih sederhana, yaitu :
D 2 = f (S2).
Penelusuran banjir lewat palung sungai nilai tampungan (storage) tidak hanya
merupakan fungsi dari debit keluar (outflow) saja, akan tetapi tergantung kepada debit
masuk (inflow) dan debit keluar (outflow).
Diketahui
Koefisien tampungan, Yaitu perkiraan waktu perjalanan Air sungai (K) = 2.3
Δt = 1 Jam
10
S = K { x I + (1 – x) D} (3)
dimana :
Nilai x dan K harus dicari dari data pengamatan hidrograf I dan D yang diukur
dari dua tempat lokasi pengukuran, dalam hal ini hidrograf I diperoleh dari pos
pengukuran Depok dan hidrograf D diperoleh dari pos pengukuran Manggarai.
Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1980) berdasarkan praktek dan pengalaman bahwa
nilai x untuk sungai-sungai alam berkisar antara 0 sampai 0.50. Akan tetapi makin
curam kemiringannya, makin besar harga x itu. Biasanya harga x terletak antara 0.10
dan 0.30. Kadang-kadang harga x bernilai negatip.
12
Seperti terlihat pada Gambar menunjukkan secara simultan inflow (I) dan
outflow (D) dari satu ruas sungai. Selama I > D, air memasuki storage dalam ruas
sungai tersebut dan apabila I < D, maka air meninggalkan (keluar) dari storage tersebut.
Gambar 4 Hidrograf aliran masuk dan aliran keluar di dalam ruas saluran dari
suatu banjir yang melewatinya.
Metode ini mengabaikan kehilangan atau tambahan air selama pengaliran melewati
ruas saluran, dengan kata lain volume aliran keluar = volume aliran masuk.
Total area di bawah hidrograf dianggap sama karena volume air banjir tidak
berubah.
Laju simpanan air di dalam ruas saluran = perbedaan antara ordinat hidrograf inflow
dengan outflow, digambarkan oleh area yang diarsir di dalam gambar. Persamaannya ditulis
sebagai berikut:
14
∆S/∆t = I – O (4)
di mana:
Nilai ∆S/∆t akan positif jika simpanan meningkat dan negatif jika simpanan menurun.
Besarnya ∆S dapat juga ditulis sebagai integrasi I dan O terhadap dt, sebagai berikut:
(5)
Di mana: t1 dan t2 masing-masing menyatakan waktu pada awal dan akhir periode
penelusuran. Agar persamaan lebih mudah digunakan, dibuat anggapan bahwa aliran rata-
rata pada waktu t1 dan t2 adalah sama dengan aliran rata-rata selama periode tersebut.
Sehingga hasil integrasi persamaan (1.2) dapat ditulis menjadi:
(6)
Komentar atas metode simpanan tersebut: Metode ini tidak cocok dipakai untuk
sungai-sungai yang mempunyai kapasitas simpanan besar dan tahanan tinggi, karena
pada sungai seperti ini akan banyak terjadi kehilangan volume air, sementara metode
simpanan di atas mengabaikan kehilangan ataupun tambahan volume air.
Pada persamaan (6), menganggap bahwa (I1 + I2)/2 = I secara tak langsung
menunjukkan bahwa hidrografnya linier di dalam periode penelusuran ∆t. Jadi ∆t harus
pendek agar dapat memberikan hasil yang lebih tepat.
15
Periode penelusuran ∆t harus lebih kecil dari pada waktu perjalanan banjir
melalui ruas sungai karena bila tidak maka puncak gelombang di dalam periode
tersebut mungkin akan melewati seluruh ruas sungai tersebut.
(7)
(8)
(9)
Anggapan selanjutnya ialah bahwa saluran relatif lebar sehingga aliran secara
rata-rata merupakan aliran seragam dan tunak (steady). Jadi debit per satuan lebar dapat
memakai rumus Chezy atau Manning. Rumus Chezy adalah:
(10)
(11)
Persamaan ini merupakan persamaan differensial dasar untuk aliran banjir pada
sungaisungai alam. Dapat dilihat bahwa koefisien dari tergantung dari tahanan
(12)
17
di mana y adalah kedalaman pada suatu titik berjarak x dari hulu suatu ruas sungai, yn
adalah kedalaman normal aliran pada titik yang sama sebelum banjir datang, yo adalah
kedalaman di bagian hulu, t adalah waktu, K adalah koefisien difusi, Vw = 1,5V, V
adalah kecepatan rata-rata, dan X adalah variabel.
Catatan :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Survey karakteristik sungai atau saluran dan aliran perlu dilakukan dengan
cermat agar memudahkan pemilihan metode yang akan dipakai
2. Pemrograman komputer perlu dibuat untuk penyelesaian yang lebih akurat
19
Daftar Pustaka
Chow, Ven Te, Ph.D., “Open Channel Hydraulics”, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.,
Japan, 1959
Linsley, Ray K. Jr., Max A. Kohler, Joseph L. H. Paulhus, “Hidrologi Untuk Insinyur”,
Terjemahan oleh Yandi Hermawan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1989