Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

REKAYASA HIDROLOGI

Oleh :

FLORENCE AGUSTINA SAMOSIR


1507111665

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

BAB II ISI ....................................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Banjir ................................................................................................................... 3

2.1.1 Dampak Banjir ................................................................................................................ 3

2.2 Penelusuran Banjir dengan Hidrologi ................................................................................... 4

2.2.1 Metode yang Digunakan pada Penelusuran Banjir......................................................... 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 18

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 19


1

BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan oleh semua
benda hidup serta merupakan energi yang mempertahankan permukaan bumi secara
konstan (Chow dkk, 1988). Dalam satu tahun di Indonesia memiliki dua musim, yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Di saat musim kemarau air berkurang dan akan
mengakibatkan kekeringan, sedangkan musim penghujan air sangat banyak tersedia
memungkinkan dapat terjadinya banjir. Banjir merupakan musibah yang cukup sering
menelan kerugian materi dan korban jiwa. Untuk itu banyak yang meneliti tentang
pergerakan banjir dan pemantauan banjir, baik di sungai maupun lewat kolam
penampungan (reservoir). Penelusuran banjir adalah perhitungan gerakan air banjir
yang lewat di kolam penampungan dengan menggunakan matematik untuk menghitung
air yang keluar (outflow) dari kolam penampungan (storage) sebagai akibat dari air
yang masuk (inflow).

Dalam waktu terakhir ini sekitar bulan Januari dan Februari 2002 banyak terjadi
bencana banjir dimana-mana. Kejadian banjir saat itu dapat dikategorikan sebagai
bencana alam besar dan sebaran kejadiannya meliputi beberapa lokasi. Di Pulau
Sumatra meliputi: Medan, Riau dan beberapa lokasi lainnya sedangkan di Pulau
Jawa meliputi :Jabotabek, Krawang, Situbondo, Pekalongan, Bondowoso, dan di
beberapa tempat lainnya dalamskala yang lebih kecil.Banjir yang terjadi saat itu
disebabkan oleh beberapa sumber seperti : tingginya curah hujan yang berlangsung
dalam durasi lama, sehingga menyebabkan banyak genangan air di wilayah perkotaan.
Selain itu banjir disebabkan oleh meluapnya sungai-sungai utama yang melalui daerah
pemukiman dan perkotaan, akibat intensitas curah hujan yang tinggi di daerah hulu
atau sering disebut sebagai banjir bandang atau kiriman.

Dalam studi hidrologi fluktuasi dan perjalanan gelombang debit aliran dari satu
titik bagian hulu ke titik berikutnya di bagian hilir dapat diketahui /diduga pola dan
2

waktu perjalanannya. Metode itu biasa dikenal sebagai metode penelusuran banjir
(flood routing) Menurut Soemarto (1987) Penelusuran banjir adalah merupakan
peramalan hidrograf di suatu titik pada suatu aliran ataubagian sungai yang didasarkan
atas pengamatan hidrograf di titik lain. Hidrograf banjir dapat ditelusurlewat palung
sungai atau lewat waduk. Dalam prakteknya kajian penelusuran banjir ini bertujuan
untuk :

1. Peramalan banjir jangka pendek;


2. Perhitungan hidrograf satuan pada berbagai titik sepanjang sungai dari
hidrograf satuan di suatu titik sungai tersebut;
3. Peramalanterhadap kelakuan sungai setelah terjadi perubahankeadaan palung
sungai (misalnya karena adanyapembangunan bendungan atau pembuatan
tanggul)dan
4. Deviasi hidrograf sintetik
3

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai
atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar
dari batasan alaminya. Ukuran danau atau badan air terus berubah -
ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang
terrjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti
desa, kota, dan permukiman lain.

Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran
air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan
rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan
akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai
dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari
nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar
dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa
nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.

Banjir yang terjadi saat itu disebabkan oleh beberapa sumber seperti
tingginya curah hujan yang berlangsung dalam durasi lama, sehingga
menyebabkan banyak genangan air di wilayah perkotaan. Selain itu banjir disebabkan
oleh meluapnya sungai- sungai utama yang melalui daerah pemukiman dan perkotaan,
akibat intensitas curah hujan yang tinggi di daerah hulu atau sering disebut sebagai
banjir bandang atau kiriman.

2.1.1 Dampak Banjir


Dampak Primer

a. Kerusakan Fisik
4

Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan,


sistem selokan bawah tanah, jalan raya dan kanal.

Dampak Sekunder

a. Ketersediaan air
Kontaminasi air. air minum bersih mulai langka
b. Penyakit
Penyebaran penyakit bawaan air
c. Pertanian dan persediaan makanan
Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen
d. Transportasi
Jalur transportasi hancur sulit mengirimkan bantuaan pada saat terjadi banjir
pada orang yang membutuhkan

Dampak Tersier/ Jangka panjang

a. Ekonomi
Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan
kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga.

2.2 Penelusuran Banjir dengan Hidrologi


Dalam studi hidrologi fluktuasi dan perjalanan gelombang debit aliran darisatu
titik bagian hulu ke titik berikutnya di bagian hilir dapat diketahui /
diduga pola dan waktu perjalanannya. Metode itu biasa dikenal sebagai metode
penelusuran banjir (flood routing). Menurut Soemarto (1987) $enelusuran banjir
adalah peramalan hidrograf di suatu titik pada suatu aliran atau bagiansungai yang
didasarkan atas pengamatan hidrograf di titik lain. Hidrograf banjir dapat ditelusuri
lewat palung sungai atau lewat waduk.
5

Penelusuran banjir dapat juga di artikan sebagai penyelidikan perjalanan


banjir (flood tracing) yang didefinisikan sebagai upaya prakiraan corak banjir pada
bagian hilir berdasarkan corak banjir di daerah hulu (sumbernya). Oleh karena itu
dalam kajian hidrologi penelusuran banjir (flood routing) dan penyelidikan banjir (flo
od tracing) untuk peramalan banjir dan pengendalian banjir. Untuk melakukan
analisis penelusuran banjir dihitungdengan menggunakan persamaan kinetik dan
persamaan seri. Akan tetapi cara iniadalah perhitungan yang sangat sulit dan sangat
lama dikerjakan. Oleh karena itu untuk keperluan praktek-praktek perhitungan
hidrologi digunakan cara perhitungan yang lebih sederhana yaitu dengan metode
perhitungan persamaan seri dan persamaan penampungan. Salah satu cara / metode
yang biasanya digunakan adalah metode Muskingum (Sosrodarsono dan Takeda,
(1980). Penelusuran banjir dapat diterapkan atau dilakukan melalui / lewat dua bentuk
kondisi hidrologi,yaitu lewat palung sungai dan waduk. Penelusuran banjir lewat
waduk hasil yang diperoleh dapat lebih eksak (akurat) karena
penampungannya adalah fungsi langsung dari aliran keluar (outflow).
Dalam kajian ini penelusuran banjir dilakukan lewat palung sungai.$enelusuran banjir
adalah sebuah cara untuk menentukan modifikasi aliran banjir,
berdasar pada konfigurasi gelombang banjir yang bergerak dari suatu tampungan.

Gambar 1 Hidrograf Banjir


6

Perilaku perubahan elevasi muka air pada proses penelusuran banjir diwaduk
adalah ketika hidrograf banjir yang terjadi masuk ke tampungan waduk,muka air
waduk akan terus mengisi ke kapasitas tampungan sementara (surcharge storage) yaitu
tampungan yang terletak di atas ambang pelimpah. Aliran keluar melalui pelimpah
akan terus mengalami kenaikkan sampai elevasi tertentu hingga
mencapai elevasi maksimum setara dengan debit outflow maksimumnya, walaupun
peningkatan aliran keluar tidak setaraf dengan peningkatan aliran yang masuk. Proses
ini akan terjadi sampai puncak banjir tercapai, ketika inflow dan outflow akan menjadi
sama. Sesudah itu debit outflow akan berangsur-angsur mengalami pengurangan yang
selanjutnya pada waktu tertentu debit outflow lebih besar dari inflow. Selama
proses penelusuran banjir berlangsung, jumlah air yang disimpan sementara di dalam
waduk disebut reduksi banjir. Hidrograf outflow dari waduk akan mempunyai puncak
terendah tergantung pada ukuran waduk dan besarnya kapasitas banjir yang tersedia.

A. Penelusuran banjir dipengaruhi oleh :


1. Bentuk DAS
DAS yang mempunyai bentuk lebar akan menunjukkan ciri debit
aliran puncak lebih besar daripada debit aliran puncak pada DAS yang
memanjang;
2. Luas DAS
Semakin luas DAS, semakin besar pula debit banjirnya;
3. Topografi
Kemiringan tanah dan alur sungai semakin besar menunjukkan debit
puncak besar;
4. Geologi;
5. Kerapatan jaringan kuras; dan
6. Tata Guna Lahan
7

B. Penelusuran banjir di sungai


1. Hidrologi
Menggunakan hidrograf banjir (konsep tampungan) dalam metode
Maskingum
2. Hidraulika
Dilakukan dengan melihat karakter sungai (profil memanjang, profil
melintang, kondisi alur, kondisi bangunan sepanjang sungai, kondisi
pembentuk alur)

2.2.1 Metode yang Digunakan pada Penelusuran Banjir


2.2.1.1 Metode Muskingum
Metode Muskingum adalah suatu cara perhitungan yang digunakan dalam
penelusuran banjir dengan pendekatan hukum kontinyuitas.

Konsep Penelusuran Hidrologi Cara Muskingum :


1. Penelusuran satu pangsa (river reach) tertentu, atau sebuah reservoir
2. Diperlukan informasi tentang hubungan antara tinggi muka air dan tampungan
(discharge storage). Kedua hubungan tersebut dapat diperoleh dari data inflow
dan outflow ke dalam pangsa sungai tersebut.
3. Tidak terdapat aliran

Metode Muskingum menggunakan asumsi :


1. Tidak ada anak sungai yang masuk ke dalam bagian memanjang palung sungai
yang ditinjau;
2. Penambahan dan kehilangan air yang berasal dari air hujan, air tanah dan
evaporasi semuanya diabaikan.

Untuk melakukan perhitungan dengan persamaan kontinyuitas, maka dimensi


waktu (t) harus dibagi menjadi periode–periode Dt yang lebih kecil, yang disebut
sebagai periode penelusuran (routing period). Periode penelusuran (Dt) harus dibuat
lebih kecil dari tempuh dalam bagian memanjang sungai tersebut, sehingga selama
8

periode penelusuran (Dt) puncak banjirnya tidak dapat menutup bagian memanjang
sungai secara menyeluruh (Soemarto, 1987). Persamaan kontinyuitas yang umum
dipakai dalam penelusuran banjir adalah sebagai berikut:

I – D = dS/St (1)

dimana :

I = debit yang masuk ke dalam permulaan bagian memanjang palung sungai yang
ditinjau (bagian hulu) (m3/det)

D = debit yang keluar dari akhir bagianmemanjang palung sungai yang ditinjau (bagian
hilir) (m3/det)

S =besarnya tampungan (storage) dalam bagian memanjang palung sungai yang


ditinjau (m3).

dt = periode penelusuran (detik, jam atau hari) Untuk selang waktu t, maka persamaan
di atas

berubah menjadi :

I = (I1 + I2)/2

D = (D1 + D2)/2

dS = S2 – S1

Sehingga persamaan (1) menjadi :

(I1 + I2)/2 - (D1 + D2)/2 = S2 – S1 (2)

Angka subscript 1 merupakan keadaan pada saat permulaan periode


penelusuran dan subcript 2 merupakan keadaan pada akhir periode penelusuran.
Persamaan (2) di atas terdapat dua komponen yang tidak diketahui nilainya, yaitu D2
dan S2. Sedangkan data yang lain seperti I1 dan I2 dapat diketahui dari hidrograf debit
9

masuk, serta D1 dan S1 dapat diketahui dari periode sebelumnya. Oleh karena itu,
untuk mendapatkan dua nilai komponen tersebut diperlukan persamaan ketiga. Sampai
tahap ini membuktikan bahwa penelusuran banjir lewat palung sungai cukup rumit dan
sulit, bila dibandingkan dengan penelusuran banjir lewat waduk. Persamaan yang
digunakan pada waduk lebih sederhana, yaitu :

D 2 = f (S2).

Penelusuran banjir lewat palung sungai nilai tampungan (storage) tidak hanya
merupakan fungsi dari debit keluar (outflow) saja, akan tetapi tergantung kepada debit
masuk (inflow) dan debit keluar (outflow).

Contoh perhitungan dengan metode Muskingum

Diketahui

Koefisien tampungan, Yaitu perkiraan waktu perjalanan Air sungai (K) = 2.3

Faktor pembobot, yanmg bervariasi antara 0 dan 0.5 (x) = 1.5

Δt = 1 Jam
10

Tabel Hasil Perhitungan


11

2.2.1.2 Metode Mc. Carthy


Menurut Mc Carthy dalam Wilson (1974) yang kemudian diken al sebagai
metode Muskingum, diajukan suatu persamaan dimana storage merupakan fungsi dari
inflow sebagai berikut :

S = K { x I + (1 – x) D} (3)

dimana :

x = konstanta tak bersatuan dari ruas sungai

K = konstanta storage yang berdimensi waktu

Nilai x dan K harus dicari dari data pengamatan hidrograf I dan D yang diukur
dari dua tempat lokasi pengukuran, dalam hal ini hidrograf I diperoleh dari pos
pengukuran Depok dan hidrograf D diperoleh dari pos pengukuran Manggarai.
Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1980) berdasarkan praktek dan pengalaman bahwa
nilai x untuk sungai-sungai alam berkisar antara 0 sampai 0.50. Akan tetapi makin
curam kemiringannya, makin besar harga x itu. Biasanya harga x terletak antara 0.10
dan 0.30. Kadang-kadang harga x bernilai negatip.
12

Untuk mendapatkan nilai konstanta x dan K harus ditempuh melalui beberapa


tahapan. Secara umum urutan tahapan yang ditempuh untuk mendapatkan nilai x dan
K adalah sebagai berikut (Wilson, 1974) :

Gambar 2 Hubungan antara Inflow dan Outflow

Seperti terlihat pada Gambar menunjukkan secara simultan inflow (I) dan
outflow (D) dari satu ruas sungai. Selama I > D, air memasuki storage dalam ruas
sungai tersebut dan apabila I < D, maka air meninggalkan (keluar) dari storage tersebut.

Gambar 3 Hubungan antara air memasuki dan meninggalkan storage.

Gambar di atas berbentuk agak berbeda, merupakan gambaran hubungan antara


air memasuki storage dan meninggalkan storage. Sedangkan Gambar 3, menunjukkan
hubungan akumulasi storage dengan waktu.
13

2.2.1.3 Storage Routing Method (Metode Penelusuran Simpanan)


Persamaan ini mengambil persamaan kontinuitas sebagai dasar pengembangan
persamaan simpanan (storage equation). Bila suatu gelombang banjir melewati suatu
ruas saluran, hidrograf aliran masuk (inflow) di bagian hulu dan aliran keluar (outflow)
di bagian hilir akan seperti pada Gambar 4.

Gambar 4 Hidrograf aliran masuk dan aliran keluar di dalam ruas saluran dari
suatu banjir yang melewatinya.

Anggapan dan Penjabaran Metode Simpanan:

Metode ini mengabaikan kehilangan atau tambahan air selama pengaliran melewati
ruas saluran, dengan kata lain volume aliran keluar = volume aliran masuk.

Total area di bawah hidrograf dianggap sama karena volume air banjir tidak
berubah.

Puncak banjir akan menurun setelah suatu selang waktu.

Laju simpanan air di dalam ruas saluran = perbedaan antara ordinat hidrograf inflow
dengan outflow, digambarkan oleh area yang diarsir di dalam gambar. Persamaannya ditulis
sebagai berikut:
14

∆S/∆t = I – O (4)

di mana:

∆S/∆t = perubahan di dalam simpanan selama periode

∆t I = aliran masuk rata-rata selama ∆t

O = aliran keluar rata-rata selama ∆t

∆t = periode penelusuran (routing period)

Nilai ∆S/∆t akan positif jika simpanan meningkat dan negatif jika simpanan menurun.
Besarnya ∆S dapat juga ditulis sebagai integrasi I dan O terhadap dt, sebagai berikut:

(5)

Di mana: t1 dan t2 masing-masing menyatakan waktu pada awal dan akhir periode
penelusuran. Agar persamaan lebih mudah digunakan, dibuat anggapan bahwa aliran rata-
rata pada waktu t1 dan t2 adalah sama dengan aliran rata-rata selama periode tersebut.
Sehingga hasil integrasi persamaan (1.2) dapat ditulis menjadi:

(6)

Komentar atas metode simpanan tersebut: Metode ini tidak cocok dipakai untuk
sungai-sungai yang mempunyai kapasitas simpanan besar dan tahanan tinggi, karena
pada sungai seperti ini akan banyak terjadi kehilangan volume air, sementara metode
simpanan di atas mengabaikan kehilangan ataupun tambahan volume air.

Pada persamaan (6), menganggap bahwa (I1 + I2)/2 = I secara tak langsung
menunjukkan bahwa hidrografnya linier di dalam periode penelusuran ∆t. Jadi ∆t harus
pendek agar dapat memberikan hasil yang lebih tepat.
15

Periode penelusuran ∆t harus lebih kecil dari pada waktu perjalanan banjir
melalui ruas sungai karena bila tidak maka puncak gelombang di dalam periode
tersebut mungkin akan melewati seluruh ruas sungai tersebut.

2.2.1.4 Metode Analogi Difusi (Diffusion Analogy)


Metode ini dibangun dengan menggunakan teori difusi aliran yang statistikal.
Menurut teori ini, persamaan differensial untuk difusi partikel-partikel pada suatu
aliran tak tunak (unsteady) adalah

(7)

di mana N = jumlah partikel, t = waktu, x = jarak, dan K = koefisien difusi.

Anggapan dan Penjabaran:

Apabila partikel-partikel mengalir dalam suatu arah sepanjang sumbu x,


persamaan ini memberikan distribusi partikel di dalam arah aliran sebagai fungsi jarak
dan waktu.

Di dalam sungai alam, gangguan-gangguan aliran disebabkan oleh


ketidakteraturan saluran dan mempunyai besaran yang tetap. Gangguan-gangguan itu
bercampur, dissipatif, dan berdifusi seiring pergerakan aliran sepanjang saluran. Di (7)
11 dalam mengaplikasikan teori difusi ke aliran air, anggapan yang dipakai difusi
gangguan-gangguan beranalogi dengan difusi partikel-partikel. Apabila semua efek
gangguan pada aliran merupakan representasi variasi kedalaman y, maka persamaan
(7) dapat ditulis:

(8)

Di dalam sungai-sungai alam, ketidak-teraturan menyebabkan ketidak-


teraturan pula pada simpanan, dan persamaan di atas menyatakan besarnya laju
16

perubahan di dalam simpanan akibat ketidak-teraturan. Dengan memasukkan item ini


ke dalam persamaan kontinuitas saluran prismatis, maka persamaan kontinuitas untuk
saluran alam dapat ditulis:

(9)

Anggapan selanjutnya ialah bahwa saluran relatif lebar sehingga aliran secara
rata-rata merupakan aliran seragam dan tunak (steady). Jadi debit per satuan lebar dapat
memakai rumus Chezy atau Manning. Rumus Chezy adalah:

(10)

Dengan mensubtitusi persamaan q ini ke dalam persamaan (3.3) dan


menyederhanakannya, diperoleh:

(11)

Persamaan ini merupakan persamaan differensial dasar untuk aliran banjir pada

sungaisungai alam. Dapat dilihat bahwa koefisien dari tergantung dari tahanan

saluran dan kemiringan, dan koefisien dari tergantung dari ketidak-teraturan


saluran.

Penyelesaian persamaan (11) ini oleh Hayami untuk perambatan suatu


gelombang banjir adalah sebagai berikut:

(12)
17

di mana y adalah kedalaman pada suatu titik berjarak x dari hulu suatu ruas sungai, yn
adalah kedalaman normal aliran pada titik yang sama sebelum banjir datang, yo adalah
kedalaman di bagian hulu, t adalah waktu, K adalah koefisien difusi, Vw = 1,5V, V
adalah kecepatan rata-rata, dan X adalah variabel.

Catatan :

Metode ini sudah mempertimbangkan ketidak-teraturan saluran yang banyak


dijumpai di sungai-sungai alam sehingga lebih akurat, tetapi penyelesaian metode ini
merupakan persamaan differensial yang sudah mendetail seperti metode numerik.
Metode ini cocok untuk sungai-sungai yang lebar, alirannya seragam dan tunak. Hal
ini sesuai dengan asumsi yang diambil di dalam menerapkan rumus Chezy atau
Manning
18

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Karakteristik sungai dan jenis aliran menentukan pemilihan metode


penelusuran banjir
2. Untuk sungai-sungai yang mempunyai kapasitas simpanan besar dan tahanan
tinggi, Metode Simpanan lebih cocok digunakan. Metode Muskingun hanya
cocok untuk aliran yang berubah secara perlahan-lahan dan kemiringan saluran
yang kecil.
3. Sungai atau saluran yang karakteristiknya kurang teratur, Metode Difusi lebih
cocok dipilih, dengan penyelesaian melalui persamaan matematika differensial
atau dengan metode numerik.

B. Saran

1. Survey karakteristik sungai atau saluran dan aliran perlu dilakukan dengan
cermat agar memudahkan pemilihan metode yang akan dipakai
2. Pemrograman komputer perlu dibuat untuk penyelesaian yang lebih akurat
19

Daftar Pustaka

Chow, Ven Te, Ph.D., “Open Channel Hydraulics”, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.,
Japan, 1959

Chow, Ven Te, Ph.D., “Handbook of Applied Hydrology”, A Compendium Of Water-


Resources Technology, McGraw-Hill Book Company, America, 1964

Linsley, Ray K. Jr., Max A. Kohler, Joseph L. H. Paulhus, “Hidrologi Untuk Insinyur”,
Terjemahan oleh Yandi Hermawan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1989

Anda mungkin juga menyukai