Anda di halaman 1dari 71

HIDROLOGI SUNGAI

What is river?
Apa yang anda ketahui tentang
sungai?
YANG PERLU ANDA KETAHUI

• Luas total, luas daratan, luas perairan


• Jumlah sungai, pembagian wilayah sungai
SUNGAI DI INDONESIA
• KEPPRES 12-2012 tentang PENETAPAN WILAYAH
SUNGAI
• PETA PEMBAGIAN WILAYAH SUNGAI

• Luas total : 518 juta ha


• Daratan : 192 juta ha (37%)
• Perairan : 326 juta ha (63%)
• Wilayah Sungai (WS) : 131 WS (Keppres 12-2012)
• Daerah Aliran Sungai : 5.590 DAS
DAERAH ALIRAN SUNGAI

Apa yang Anda ketahuai tentang DAS?


THE FACTS OF INDONESIA
• Luas total : 518 juta ha
• Daratan : 192 juta ha (37%)
• Perairan : 326 juta ha (63%)
• Wilayah Sungai (WS) : 133 WS
• Daerah Aliran Sungai : 5.590 DAS
• Cekungan Air Tanah : 421 CAT
• Huja tahunan : 2.817 mm (5.368 milyar m3)
• Aliran permukaan : 1.437 mm (2.737 milyar m3)
• Aliran mantap : 688 milyar m3 (25%)
• Aliran terbuang : 2.049 milyar m3 (75%)
SISTEM SUNGAI
Sungai merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan yang ada di
bumi. Baik manusia, hewan dan tumbuhan semua makhluk hidup
memerlukan air untuk dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Sungai mengalir dari hulu ke hilir bergerak dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah.
Air sungai berakhir di laut sehingga air yang tadinya terasa tawar
menjadi asin terkena zat garam di laut luas.
SUNGAI DALAM AL-QUR’AN
• Dan sampaikanlah kabar gembira pada orang-orang yang beriman
dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai (QS 2 / Al –
Baqarah : 25).

• Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan


air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia
mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu, dan
Dia telah menundukkan bahtera bagimu agar berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-
sungai bagimu (QS 14 / Ibrahim : 32).
• dll.
PENGERTIAN DAN DEFINISI
• a river is a natural stream of water that
empties into another body of water
• a river is a large natural stream of water
flowing in a channel to the sea, a lake, or
another river.
• a river is a large natural stream of fresh
water flowing along a definite course, usually
into the sea, being fed by tributary streams.
PP. No. 38 th 2011 tentang sungai
• Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan
berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai
dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh
garis sempadan.
• Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan
anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
PP. No. 38 th 2011 tentang sungai

Sungai terdiri atas:


a. palung sungai; dan
b. sempadan sungai.
Palung sungai dan sempadan sungai membentuk
ruang sungai.
PP. No. 38 th 2011 tentang sungai

• Garis sempadan adalah garis maya di kiri


dan kanan palung sungai yang ditetapkan
sebagai batas perlindungan sungai.
• Sempadan sungai berfungsi sebagai ruang
penyangga antara ekosistem sungai dan
daratan, agar fungsi sungai dan kegiatan
manusia tidak saling terganggu
PP. No. 38 th 2011 tentang sungai

• Perlindungan ruas restorasi sungai


ditujukan untuk mengembalikan sungai ke kondisi
alami.
What are functions of a river?
A river is an extremely complex environment which carries out
fundamental processes in order to maintain environmental
equilibrium, with benefits for both the natural world and the human
world. Of these benefits, we should begin by stressing the crucial
role that aquatic ecosystems play in the depuration of water.

1. the best water depurators in the world


2. the filter function of the river ecotone
3. the energy base of the food chain
4. the river as an ecological highway
KLASIFIKASI SUNGAI
Sungai dapat kita bagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pembentukannya,
yaitu :
1. Sungai Hujan
Sungai hujan adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan
yang berkumpul membuat suatu aliran besar. Sungai-sungai yang ada di
Indonesia umumnya adalah termasuk ke dalam jenis sungai hujan.
2. Sungai Gletser
Sungai gletser adalah sungai yang sumber airnya berasal dari salju yang
mencair berkumpul menjadi kumpulan air besar yang mengalir. Sungai
Membramo / Memberamo di daerah Papua /Irian jaya adalah salah satu
contoh dari sungai gletser yang ada di Indonesia.
3. Sungai Campuran
Sungai campuran adalah sungai di mana air sungai itu adalah
pencampuran antara air hujan dengan air salju yang mencair. Contoh
sungai campuran adalah sungai Digul di pulau Papua / Irian jaya.
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Tangkapan Air (DTA)
Daerah Pengaliran Sungai (DPS)

Watershed
Catchment area
River basin
WHAT IS …. DAS?
• Catchment area is an area, from which the collected rain water is
directed to the reservoir for storage purposes.
• Catchment area is a river of drainage basin in the entire area drained
by a stream or system of connecting streams such that all stream
flow originating in the area discharged through a single outlet.
(Linsley, 1980)
• Watershed is a geographic area that drains to a common point,
which makes it an attractive unit for technical efforts to conserve soil
and maximize the utilization of surface and subsurface water for
crop production, and a watershed is also an area with administrative
and property regimes, and farmers whose actions may affect each
other’s interests.
• Watershed is an area confined by drainage divides, often having only
one outlet of discharge
KARAKTERISTIK DAS
Karakteristik DAS adalah gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh
parameter - parameter seperti morphologi, morphometri, hidrologi, geologi,
tanah, land use dan sosial ekonomi serta budaya masyarakat.

1. Iklim
1. Tipe Iklim
2. Hujan, Evaporasi f) Kemiringan DAS.
2. Morphologi DAS yang meliputi : g) Gradien sungai utama.
a) Bentuk DAS. h) Panjang sungai utama.
b) Orientasi DAS ( Aspect ). i) Perbedaan tinggi maksimum.
c) Bentuk drainase (drainage pettern). j) Dan lain - lain.
d) Kepadatan drainase ( drainage density ).
e) Keliling DAS.
KARAKTERISTIK DAS
3. Hidro-orologi DAS : 6. Penutupan lahan :
a) Debit sungai. a) Penutupan lahan masa lalu ( > 5
b) Curah Hujan. tahun )
c) Erosi. b) Penutupan lahan saat ini (< 5
d) Kandungan lumpur. tahun )
4. Geologi : 7. Sosial Ekonomi dan Sosial
a) Jenis batuan induk yang dominan. budaya masyarakat :
b) Jenis mineral batuan dan mineral a) Demografi penduduk.
c) Penyebaran jenis batuan dan b) Sosial masyarakat ( tingkat
mineral pendidikan, kelembagaan dll. )
5. Tanah : c) Ekonomi masyarakat (mata
pencaharian, tingkat
a) Jenis Tanah. pendapatan)
b) Asosiasi tanah. d) Budaya masyarakat (adat
c) Sifat fisik dan kimia tanah. istiadat, kebiasaan dll.).
MORPHOLOGI DAS
Bentuk DAS:
• Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran sungai dan ketajaman
puncak banjir.
• Bentuk daerah aliran sungai ini sulit untuk dinyatakan secara kuantitatif.
Dengan membandingkan konfigurasi basin, dapat dibuat suatu indeks yang
didasarkan pada derajat kekasaran atau circularity dari DAS.
• AVERY (1975) menyatakan indeks untuk bentuk DAS dengan rumus berikut
:

0,28 x PDAS
Indeks Bentuk 
ADAS
• Jika DAS berbentuk lingkaran maka indeks bentuk mendekati 1 (satu).
MORPHOLOGI DAS
BENTUK DAS
Bentuk DAS/Watershed Shape Bentuk DAS mempunyai variasi
yang tak terhingga dan bentuk ini dianggap mencerminkan
bagaimana aliran air mencapai outlet. DAS yang berbentuk
lingkaran akan menyebabkan air dari seluruh bagian DAS
mencapai outlet dalam waktu yang relatif sama. Akibatnya
puncak aliran terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
Sejumlah parameter telah dikembangkan untuk menentukan
bentuk DAS antara lain :
MORPHOLOGI DAS
Sejumlah parameter telah dikembangkan untuk menentukan bentuk DAS antara lain :

1) Panjang terhadap pusat DAS (Lca):


Jarak (dalam satuan mil) yang diukur sepanjang sungai utama dari outlet hingga
kesuatu titik di pusat DAS.
2) Faktor bentuk /Shape Factor (Ll) : Ll = (Llca)0.3
L adalah panjang DAS (mil)
3) Circularity ratio (Fc): Fc = P/(4πA)0.5
P adalah keliling DAS (ft), dan A adalah luas DAS (ft2)
4) Circularity ration (Rc): Rc = A/A0
A0 adalah luas suatu lingkaran yang mempunyai keliling sama dengan keliling
DAS.
5) Elongation Ration (Re): Re = 2/Lm(A/π)0.5
Lm adalah panjang maksimum DAS (ft) yang sejajar dengan sungai utama.
WATERSHED SHAPE

A number of watershed parameters have been developed to reflect basin shape. The
following are a few typical parameters:

1. Length to the center of area (Lca): the distance in miles measured along the main channel from
the basin outlet to the point on the main channel opposite the center of area.
2. Shape Factor (L1) : L1 = (LLca)0.3
Where L is the length of the watershed in miles
3. Circularity ratio (Fc): Fc = P/(4pA)0.5
Where P and A are the perimeter (ft) and area (ft2) of the watershed, respectively.
4. Circularity ration (Rc): Rc = A/Ao
Where Ao is the area of a circle having a perimeter equal to the perimeter of the
basin.
5. Elongation Ration (Re): Re = 2/Lm(A/p)0.5
Where Lm is the maximum length (ft) of the basin parallel to the principal drainage
lines.
Generally, the shape factor (Ll) is the best descriptor of peak discharge. It is negatively correlated with
peak discharge (i.e. as the Ll decreases, peak discharge increases).
WATERSHED SHAPE
d. Bentuk DAS/Watershed Shape
Bentuk DAS mempunyai variasi yang
tak terhingga dan bentuk ini
dianggap mencerminkan bagaimana
aliran air mencapai outlet. DAS yang
berbentuk lingkaran akan
menyebabkan air dari seluruh bagian
DAS mencapai outlet dalam waktu
yang relatif sama. Akibatnya puncak
aliran terjadi dalam waktu yang
relatif singkat.
BENTUK DAS
• Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki
debit banjir sekuensial dan berurutan. Memerlukan
waktu yang lebih pendek untuk mencapai mainstream.
Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk
lainnya.[1]
• Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit
banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan
memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu
ayam untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi
yang relatif landai daripada bulu ayam.[1]
• Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi
memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai
arah sungai di bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu
sekuensial dan berurutan.[1]
BENTUK DAS
MORPHOLOGI DAS
• HORTON (1932) mengembangkan faktor bentuk DAS dengan
rumus:

A DAS
Rf  2
Lb
dimana :
Rf = Faktor Bentuk
ADAS = Luas DAS
Lb = Panjang sungai utama.
MORPHOLOGI DAS
• MILLER (1953) menggunakan circularity ratio dengan
menggunakan rumus :

A DAS
Rc 
Ac
dimana :

Rc = circularity ratio
ADAS = Luas DAS
Ac = Luas lingkaran yang mempunyai perimeter = perimeter DAS

Bila besarnya nilai Rc adalah 1 berarti bentuk DAS tersebut adalah


lingkaran.
MORPHOLOGI DAS
• SCHUMM (1956) menggunakan elongation ratio, dengan
menggunakan rumus :

D
Re 
Lb
dimana :
Re = elongation ratio
D = Diameter lingkaran yang mempunyai luas = luas DAS
Lb = Panjang sungai utama
MORPHOLOGI DAS

• YAMAMOTO dan ORR (1972) dan SEYHAN (1977)


menggunakan ratio menyerupai buah pir ( lemniscate ratio )
dengan rumus :
K
Lemniscate Ratio 
PDAS

Nilai lemniscate ratio = 1 berarti DAS berbentuk


buah pir. Perimeter lemniscate (K) atau lemniscate L x Lphi
constant diperoleh dengan rumus : K
dimana : 4A DAS
L = Panjang maksimum DAS (jarak horisontal dari
outlet ke titik terjauh DAS)
MORPHOLOGI DAS
Batas DAS:
 Batas DAS yang tergambar pada suatu peta
jaringan sungai adalah batas artificial atau
batas buatan, karena pada kenyataannya
batas tersebut tidak tampak di lapangan.
 Batas tersebut meski Orientasi DAS (Aspect
) pun tidak tampak di lapangan tetapi pada
kenyataannya, batas tersebut membatasi
jumlah air hujan yang jatuh di atasnya.
 Batas DAS besar tersusun atas beberapa
sub-DAS, dan sebuah sub-DAS
kemungkinan tersusun oleh beberapa sub-
sub-DAS.
Batas DAS hingga Sub-DAS
(Strahler, 1975)
MORPHOMETRI DAS
Morfometri adalah nilai kuantitatif dari parameter-parameter
yang terkandung pada suatu daerah aliran sungai (DAS).

Morphometri DAS Meliputi :


1. Kepadatan drainase ( drainage density ).
2. Keliling DAS.
3. Kemiringan DAS.
4. Gradien sungai utama.
5. Panjang sungai utama.
6. Perbedaan tinggi maksimum.
7. Dan lain - lain.
KERAPATAN DRAINASE (DRAINAGE DENSITY)

The Drainage Density is found by totaling the lengths of all streams and
rivers in a drainage basin and then dividing by the total area of the drainage
basin.

A basin with a high drainage density will often produce more flashy
hydrographs ( plot of water stage vs time). High drainage densities can be a
cause for a greater flood risk

Kerapatan aliran merupakan pengukuran terhadap panjang aliran


(stream length) per unit daerah pengaliran (drainage area atau basin
area). Kerapatan aliran dapat dituliskan menggunakan persamaan :
KERAPATAN DRAINASE (DRAINAGE DENSITY)

• Metode kuantitatif lain dalam jaringan sungai suatu DAS adalah penentuan kerapatan


aliran ( dranage density ) yang dinyatakan dalam rumus :
L

i
Dd
A
dimana : Dd = Kerapatan aliran
L = Panjang sungai total (km)
A = Luas DAS (km2)
• LYNSLEY (1949) menyatakan bahwa jika nilai kepadatan aliran lebih kecil dari 1 mile/
mile2 (0,62 km/ km2), DAS akan mengalami penggenangan, sedangkan jika nilai
kerapatan aliran lebih besar dari 5 mile/ mile2 ( 3,10 km/ km2), DAS sering mengalami
kekeringan.
KEMIRINGAN DAS

• Kecepatan dan tenaga erosif dari overland flow sangat dipengaruhi oleh
tingkat kelerengan lapangan. Untuk mengukur lereng dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Abney Level atau clinometer. Pada potret udara
pengukuran lereng dapat dilakukan dengan menggunakan slope meter atau
dengan mencari beda tinggi dengan paralaks meter atau dengan
menggunakan rumus AVERY (1975) dan HORTON (1945) menggunakan
contour method dengan rumus:

CL
Lereng  x100
A
dimana : C = interval kontur (m)
L = total panjang kontur (m)
A = luas DAS (m2)
KEMIRINGAN DAS

• Jika suatu daerah mempunyai lereng yang seragam, maka


lereng rata - rata dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus :
c
Lereng  ctg
c d
Lereng  x100 atau
d

dimana : c = perbedaan elevasi antara titik tertinggi dan terendah


pada DAS (m)
d= Jarak horizontal antara elevasi titik tertinggi dan titik
terendah tersebut (m)
GRADIEN SUNGAI UTAMA

• Salah satu cara menghitung gradien sungai rata – rata adalah dengan slope
faktor yang dikembangkan oleh BENSON (1962) yaitu dengan menghitung
lereng saluran antara 10 % dan 85 % jarak dari outlet.
• The channel slope can be described with any one of a number of computation
schemes. The most common is:
Sc = DEc/Lc

• In which DEc is the difference in elevation between the points defining the upper
and lower ends of the channel and Lc is the length of the channel between the
same to points. The 10-85 slope can also be used:

S10-85 = DE10-85/L10-85
For cases where the channel slope is not uniform, a weighted slope may provide an
index that better reflects the effect of slope on the hydrologic response of the
watershed.
NOMENKLATUR SUNGAI
Ordo : berangkat dari sungai terkecil ( ujung
mata air) berturut-turut meningkat ke cabang
yang lebih besar.

1 1 1
1
2
2
1 3

2 3
1

17/04/2018 Pranoto.SA 44
Sungai Besar,
Sungai Sedang, Sungai kecil

Sungai Besar, sebagai contoh adalah : Bengawan


Solo, Citandui, Brantas. Di Kalimantan:
Mahakam,Kapuas,dll.
Sungai Sedang adalah anak sungai langsung dari
sungai besar.
Sedangkan Sungai Kecil adalah, seluruh sungai
setelah sungai sedang.

17/04/2018 Pranoto.SA 45
Sungai Utama
dan
Anak Sungai

Sungai Utama :
Alur sungai yang besar atau terpanjang

Anak Sungai /Cabang Sungai :


Alur sungai yang lebih kecil yang akhirnya
menyatu dengan sungai utama
1

17/04/2018 Pranoto.SA 46
Zoning dan Kemiringan Sungai
• Zoning dapat diartikan sebagai daearah,
areal , wilayah, atau bagian lokasi.
• Zona sungai : zona memanjang (Makro)
dan zona melintang.
• Zona melintang sering juga disebut
sebagai komponen sungai atau Penampang
Sungai (Mikro)

17/04/2018 Pranoto.SA 47
Upstream, middle stream dan down Stream ,
atau ada yang menyebut :
Zona1, zona 2, dan zona 3.

A C
D

Debit Q

C
D

1 Zona 1 Zona 2 Zona 3 Kecepatan

17/04/2018 Pranoto.SA 48
Karakteristik Zona
Zona 1 Zona 2 Zona 3
Up stream Mid stream Down stream
Kemiringan Curam Kemiringan Sedang Kemiringan Landai

Erosi Erosi dan sedimentasi Sedimentasi


seimbang
Cenderung menjeram cenderung melebar
Sedimen yang
Sedimen yang dibawa Ø sedang Sedimen yang dibawa
dibawa Ø besar Ø kecil
Alur sungai meander
Alur sungai lurus Alur sungai
meandering / braided

17/04/2018 Pranoto.SA 49
Penampang Melintang

Kondisi Asli Sungai Kondisi Sungai Dengan Tanggul Berdasar Qd(1)

Kondisi Sungai Dengan Tanggul Berdasar Qd(2)


17/04/2018 Kondisi Sungai Dengan Tanggul Berdasar Qd(3)
Pranoto.SA 50
Sketsa Penampang Sungai

17/04/2018 Pranoto.SA 51
ORDE SUNGAI
Orde sungai adalah nomor urut setiap segmen
sungai terhadap sungai induknya. Metode
penentuan orde sungai yang banyak digunakan
adalah Strahler.
Sungai orde 1 menurut Starhler adalah anak-anak
sungai yang letaknya paling ujung dan dianggap
sebagai sumber mata air pertama dari anak
sungai tersebut.
Segmen sungai sebagai hasil pertemuan dari
orde yang setingkat adalah orde 2, dan segmen
sungai sebagai hasil pertemuan dari dua orde
sungai yang tidak setingkat adalah orde sungai
yang lebih tinggi.
BIFURCATIO RATIO

Ni
Rb 
Ni 1
Rb = bifurcation ratio
Ni = jumlah sungai orde i
Ni+1 = jumlah sungai orde i+1
POLA ALIRAN
Bagian hulu dari suatu DPS merupakan daerah yang
mengendalikan aliran sungai dan menjadi satu
kesatuan dengan daerah di bagian hilir yang
menerima aliran tersebut.
Karakteristik DPS dan alur sungai dapat dinyatakan
secara kuantitatif dan kualitatif, yang sangat
membantu dalam pelaksanaan pekerjaan
hidrometri, antara lain :
 Merencanakan rancangan jaringan pos duga air
 Melaksanakan survey lokasi pos duga air
 Analisa debit
POLA ALIRAN
• Sungai di dalam DPS mengikuti suatu aturan :
aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan
satu arah di mana cabang dan anak sungai
mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar
dan membentuk suatu pola tertentu.
• Pola ini tergantung pada : kondisi topografi,
geologi, iklim, vegetasi yang terdapat di dalam
DPS ybs.
• Secara keseluruhan kondisi tsb menentukan
karakteristik sungai di dalam bentuk polanya.
Pola aliran yang terdapat di Indonesia
1. RADIAL
Biasanya dijumpai di daerah lereng gunung
berapi atau daerah dengan topografi
berbentuk kubah. Misal : sungai di lereng G
Semeru, G Ijen (Jawa Timur), G Merapi (DIY),
G Slamet (Jawa Tengah)
2. Rektangular
Terdapat di daerah batuan kapur. Misal : di
daerah Gunung Kidul (DIY)
3. TRELLIS
Biasanya dijumpai pada daerah dengan lapisan
sedimen di daerah pegunungan lipatan. Misal :
di Sumatera Barat, Jawa Tengah.
4. DENDRITIK
Pada umumnya terdapat pada daerah dengan
batuan sejenis dan penyebarannya luas. Misal :
suatu daerah ditutupi oleh endapan sedimen
yang luas dan terletak pada suatu bidang
horizontal di daerah rendah bagian Timur
Sumatera dan Kalimantan.
• Pola aliran dari suatu DPS dapat merupakan
petunjuk awal tentang jenis dan struktur
batuan yang ada.
• Petunjuk ini diperlukan untuk memperkirakan
rencana bentuk konstruksi bangunan pos duga
air.
SKETSA POLA ALIRAN SUNGAI
• Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur
dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang
homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan
sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan
batuan kristalin yang homogen.
• Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan
antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola
aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan.
• Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara
pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara
ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan
monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang
pendek) atau dekat pantai.
• Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus,
sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan
sedimen terlipat atau terungkit dengan litologi yang berselang-seling
antara yang lunak dan resisten.
• Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai
pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah
mencirikan daerah glacial bagian bawah.
• Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik.
Berkembang pada vulkan atau dome.
• Radial Centripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah.
Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.
• Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk
sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang
berseling antara lunak dan keras.
• Pinnate : Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai
membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat
pada bukit yang lerengnya terjal.
• Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai
utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi
karst. Tabel 1. merupakan pola pengaliran dengan karaktersitiknya. Sumber
:http://imfact 23.s.wordpress.com
KONSERVASI SUNGAI
Konservasi Ekosistem Sungai
• Konservasi : perlindungan, kekekalan, pelestarian
• Ekologi : hubungan antara makluk hidup dan lingkungannya
• Ekosistem : sistem yang terbentuk oleh interaksi suatu
masyarakat organisme (kehidupan )

Konservasi Ekosistem Sungai : Usaha perlindungan sistem yang telah


terbentuk oleh interaksi kehidupan ( Flora , fauna) dan lingkungannya di
suatu sungai

• Dengan demikian Konservasi Ekosistem Sungai dimengerti sebagai usaha


mempertahankan sistem sungai asli yang stabil, mengembalikan sungai ke
sistem aslinya, sedapat mungkin mengurangi atau mrngeliminir dampak
negatif akibat perubahan artifisial secara alami. Yang perlu disadari disini
adalah bahwa nilai alami yang telah seimbang dinamis baik fisik, flora ,
dan fauna tidak bisa dinilai dengan uang. Hal tersebut sebenarnya
mengandung pengertian mempertahankan siklus kehidupan alami yang
dinamis dan murah.
1

17/04/2018 Pranoto.SA 65
Flora dan Fauna
• Konfigurasi vegetasi sungai
Mempunyai kekhususan, keteraturan, keterkaitan
( memanjang sungai, maupun melintang sungai)

17/04/2018 Pranoto.SA 66
Fauna Sungai
Mempunyai kekhususan, keteraturan, keterkaitan

17/04/2018 Pranoto.SA 67
Piramida rantai makanan dalam ekosistem
(River and Japan NO. 15/02/2000/, Sobirin/ MCC, 2002)
ekosistem sungai juga ditemui berbagai tingkatan makhluk hidup dimulai dari bakteri
pembusuk, produsen, konsumen tingkat bawah dan menengah serta konsumen
tingkat tinggi.

17/04/2018 Pranoto.SA 68
CONTOH APLIKASI KONSERVASI DAS

Ceck Dam 8
Chek Dam 6 Chek Dam 1
Chek Dam 3 Chek Dam 2
Chek Dam 4 Chek Dam 5 Contoh Konservasi
Check Dam 7 Penempatan Lokasi
Structural Measures
Bangunan Restorasi Sub-
sub DAS Kalong
K. Kalong
Keterangan :

Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Dam Parit 2005
K. Kemit Dam Parit 2006
Sampai pertemuan berikutnya

Anda mungkin juga menyukai