What is river?
Apa yang anda ketahui tentang
sungai?
YANG PERLU ANDA KETAHUI
Watershed
Catchment area
River basin
WHAT IS …. DAS?
• Catchment area is an area, from which the collected rain water is
directed to the reservoir for storage purposes.
• Catchment area is a river of drainage basin in the entire area drained
by a stream or system of connecting streams such that all stream
flow originating in the area discharged through a single outlet.
(Linsley, 1980)
• Watershed is a geographic area that drains to a common point,
which makes it an attractive unit for technical efforts to conserve soil
and maximize the utilization of surface and subsurface water for
crop production, and a watershed is also an area with administrative
and property regimes, and farmers whose actions may affect each
other’s interests.
• Watershed is an area confined by drainage divides, often having only
one outlet of discharge
KARAKTERISTIK DAS
Karakteristik DAS adalah gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh
parameter - parameter seperti morphologi, morphometri, hidrologi, geologi,
tanah, land use dan sosial ekonomi serta budaya masyarakat.
1. Iklim
1. Tipe Iklim
2. Hujan, Evaporasi f) Kemiringan DAS.
2. Morphologi DAS yang meliputi : g) Gradien sungai utama.
a) Bentuk DAS. h) Panjang sungai utama.
b) Orientasi DAS ( Aspect ). i) Perbedaan tinggi maksimum.
c) Bentuk drainase (drainage pettern). j) Dan lain - lain.
d) Kepadatan drainase ( drainage density ).
e) Keliling DAS.
KARAKTERISTIK DAS
3. Hidro-orologi DAS : 6. Penutupan lahan :
a) Debit sungai. a) Penutupan lahan masa lalu ( > 5
b) Curah Hujan. tahun )
c) Erosi. b) Penutupan lahan saat ini (< 5
d) Kandungan lumpur. tahun )
4. Geologi : 7. Sosial Ekonomi dan Sosial
a) Jenis batuan induk yang dominan. budaya masyarakat :
b) Jenis mineral batuan dan mineral a) Demografi penduduk.
c) Penyebaran jenis batuan dan b) Sosial masyarakat ( tingkat
mineral pendidikan, kelembagaan dll. )
5. Tanah : c) Ekonomi masyarakat (mata
pencaharian, tingkat
a) Jenis Tanah. pendapatan)
b) Asosiasi tanah. d) Budaya masyarakat (adat
c) Sifat fisik dan kimia tanah. istiadat, kebiasaan dll.).
MORPHOLOGI DAS
Bentuk DAS:
• Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran sungai dan ketajaman
puncak banjir.
• Bentuk daerah aliran sungai ini sulit untuk dinyatakan secara kuantitatif.
Dengan membandingkan konfigurasi basin, dapat dibuat suatu indeks yang
didasarkan pada derajat kekasaran atau circularity dari DAS.
• AVERY (1975) menyatakan indeks untuk bentuk DAS dengan rumus berikut
:
0,28 x PDAS
Indeks Bentuk
ADAS
• Jika DAS berbentuk lingkaran maka indeks bentuk mendekati 1 (satu).
MORPHOLOGI DAS
BENTUK DAS
Bentuk DAS/Watershed Shape Bentuk DAS mempunyai variasi
yang tak terhingga dan bentuk ini dianggap mencerminkan
bagaimana aliran air mencapai outlet. DAS yang berbentuk
lingkaran akan menyebabkan air dari seluruh bagian DAS
mencapai outlet dalam waktu yang relatif sama. Akibatnya
puncak aliran terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
Sejumlah parameter telah dikembangkan untuk menentukan
bentuk DAS antara lain :
MORPHOLOGI DAS
Sejumlah parameter telah dikembangkan untuk menentukan bentuk DAS antara lain :
A number of watershed parameters have been developed to reflect basin shape. The
following are a few typical parameters:
1. Length to the center of area (Lca): the distance in miles measured along the main channel from
the basin outlet to the point on the main channel opposite the center of area.
2. Shape Factor (L1) : L1 = (LLca)0.3
Where L is the length of the watershed in miles
3. Circularity ratio (Fc): Fc = P/(4pA)0.5
Where P and A are the perimeter (ft) and area (ft2) of the watershed, respectively.
4. Circularity ration (Rc): Rc = A/Ao
Where Ao is the area of a circle having a perimeter equal to the perimeter of the
basin.
5. Elongation Ration (Re): Re = 2/Lm(A/p)0.5
Where Lm is the maximum length (ft) of the basin parallel to the principal drainage
lines.
Generally, the shape factor (Ll) is the best descriptor of peak discharge. It is negatively correlated with
peak discharge (i.e. as the Ll decreases, peak discharge increases).
WATERSHED SHAPE
d. Bentuk DAS/Watershed Shape
Bentuk DAS mempunyai variasi yang
tak terhingga dan bentuk ini
dianggap mencerminkan bagaimana
aliran air mencapai outlet. DAS yang
berbentuk lingkaran akan
menyebabkan air dari seluruh bagian
DAS mencapai outlet dalam waktu
yang relatif sama. Akibatnya puncak
aliran terjadi dalam waktu yang
relatif singkat.
BENTUK DAS
• Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki
debit banjir sekuensial dan berurutan. Memerlukan
waktu yang lebih pendek untuk mencapai mainstream.
Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk
lainnya.[1]
• Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit
banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan
memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu
ayam untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi
yang relatif landai daripada bulu ayam.[1]
• Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi
memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai
arah sungai di bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu
sekuensial dan berurutan.[1]
BENTUK DAS
MORPHOLOGI DAS
• HORTON (1932) mengembangkan faktor bentuk DAS dengan
rumus:
A DAS
Rf 2
Lb
dimana :
Rf = Faktor Bentuk
ADAS = Luas DAS
Lb = Panjang sungai utama.
MORPHOLOGI DAS
• MILLER (1953) menggunakan circularity ratio dengan
menggunakan rumus :
A DAS
Rc
Ac
dimana :
Rc = circularity ratio
ADAS = Luas DAS
Ac = Luas lingkaran yang mempunyai perimeter = perimeter DAS
D
Re
Lb
dimana :
Re = elongation ratio
D = Diameter lingkaran yang mempunyai luas = luas DAS
Lb = Panjang sungai utama
MORPHOLOGI DAS
The Drainage Density is found by totaling the lengths of all streams and
rivers in a drainage basin and then dividing by the total area of the drainage
basin.
A basin with a high drainage density will often produce more flashy
hydrographs ( plot of water stage vs time). High drainage densities can be a
cause for a greater flood risk
• Metode kuantitatif lain dalam jaringan sungai suatu DAS adalah penentuan kerapatan
aliran ( dranage density ) yang dinyatakan dalam rumus :
L
i
Dd
A
dimana : Dd = Kerapatan aliran
L = Panjang sungai total (km)
A = Luas DAS (km2)
• LYNSLEY (1949) menyatakan bahwa jika nilai kepadatan aliran lebih kecil dari 1 mile/
mile2 (0,62 km/ km2), DAS akan mengalami penggenangan, sedangkan jika nilai
kerapatan aliran lebih besar dari 5 mile/ mile2 ( 3,10 km/ km2), DAS sering mengalami
kekeringan.
KEMIRINGAN DAS
• Kecepatan dan tenaga erosif dari overland flow sangat dipengaruhi oleh
tingkat kelerengan lapangan. Untuk mengukur lereng dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Abney Level atau clinometer. Pada potret udara
pengukuran lereng dapat dilakukan dengan menggunakan slope meter atau
dengan mencari beda tinggi dengan paralaks meter atau dengan
menggunakan rumus AVERY (1975) dan HORTON (1945) menggunakan
contour method dengan rumus:
CL
Lereng x100
A
dimana : C = interval kontur (m)
L = total panjang kontur (m)
A = luas DAS (m2)
KEMIRINGAN DAS
• Salah satu cara menghitung gradien sungai rata – rata adalah dengan slope
faktor yang dikembangkan oleh BENSON (1962) yaitu dengan menghitung
lereng saluran antara 10 % dan 85 % jarak dari outlet.
• The channel slope can be described with any one of a number of computation
schemes. The most common is:
Sc = DEc/Lc
• In which DEc is the difference in elevation between the points defining the upper
and lower ends of the channel and Lc is the length of the channel between the
same to points. The 10-85 slope can also be used:
S10-85 = DE10-85/L10-85
For cases where the channel slope is not uniform, a weighted slope may provide an
index that better reflects the effect of slope on the hydrologic response of the
watershed.
NOMENKLATUR SUNGAI
Ordo : berangkat dari sungai terkecil ( ujung
mata air) berturut-turut meningkat ke cabang
yang lebih besar.
1 1 1
1
2
2
1 3
2 3
1
17/04/2018 Pranoto.SA 44
Sungai Besar,
Sungai Sedang, Sungai kecil
17/04/2018 Pranoto.SA 45
Sungai Utama
dan
Anak Sungai
Sungai Utama :
Alur sungai yang besar atau terpanjang
17/04/2018 Pranoto.SA 46
Zoning dan Kemiringan Sungai
• Zoning dapat diartikan sebagai daearah,
areal , wilayah, atau bagian lokasi.
• Zona sungai : zona memanjang (Makro)
dan zona melintang.
• Zona melintang sering juga disebut
sebagai komponen sungai atau Penampang
Sungai (Mikro)
17/04/2018 Pranoto.SA 47
Upstream, middle stream dan down Stream ,
atau ada yang menyebut :
Zona1, zona 2, dan zona 3.
A C
D
Debit Q
C
D
17/04/2018 Pranoto.SA 48
Karakteristik Zona
Zona 1 Zona 2 Zona 3
Up stream Mid stream Down stream
Kemiringan Curam Kemiringan Sedang Kemiringan Landai
17/04/2018 Pranoto.SA 49
Penampang Melintang
17/04/2018 Pranoto.SA 51
ORDE SUNGAI
Orde sungai adalah nomor urut setiap segmen
sungai terhadap sungai induknya. Metode
penentuan orde sungai yang banyak digunakan
adalah Strahler.
Sungai orde 1 menurut Starhler adalah anak-anak
sungai yang letaknya paling ujung dan dianggap
sebagai sumber mata air pertama dari anak
sungai tersebut.
Segmen sungai sebagai hasil pertemuan dari
orde yang setingkat adalah orde 2, dan segmen
sungai sebagai hasil pertemuan dari dua orde
sungai yang tidak setingkat adalah orde sungai
yang lebih tinggi.
BIFURCATIO RATIO
Ni
Rb
Ni 1
Rb = bifurcation ratio
Ni = jumlah sungai orde i
Ni+1 = jumlah sungai orde i+1
POLA ALIRAN
Bagian hulu dari suatu DPS merupakan daerah yang
mengendalikan aliran sungai dan menjadi satu
kesatuan dengan daerah di bagian hilir yang
menerima aliran tersebut.
Karakteristik DPS dan alur sungai dapat dinyatakan
secara kuantitatif dan kualitatif, yang sangat
membantu dalam pelaksanaan pekerjaan
hidrometri, antara lain :
Merencanakan rancangan jaringan pos duga air
Melaksanakan survey lokasi pos duga air
Analisa debit
POLA ALIRAN
• Sungai di dalam DPS mengikuti suatu aturan :
aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan
satu arah di mana cabang dan anak sungai
mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar
dan membentuk suatu pola tertentu.
• Pola ini tergantung pada : kondisi topografi,
geologi, iklim, vegetasi yang terdapat di dalam
DPS ybs.
• Secara keseluruhan kondisi tsb menentukan
karakteristik sungai di dalam bentuk polanya.
Pola aliran yang terdapat di Indonesia
1. RADIAL
Biasanya dijumpai di daerah lereng gunung
berapi atau daerah dengan topografi
berbentuk kubah. Misal : sungai di lereng G
Semeru, G Ijen (Jawa Timur), G Merapi (DIY),
G Slamet (Jawa Tengah)
2. Rektangular
Terdapat di daerah batuan kapur. Misal : di
daerah Gunung Kidul (DIY)
3. TRELLIS
Biasanya dijumpai pada daerah dengan lapisan
sedimen di daerah pegunungan lipatan. Misal :
di Sumatera Barat, Jawa Tengah.
4. DENDRITIK
Pada umumnya terdapat pada daerah dengan
batuan sejenis dan penyebarannya luas. Misal :
suatu daerah ditutupi oleh endapan sedimen
yang luas dan terletak pada suatu bidang
horizontal di daerah rendah bagian Timur
Sumatera dan Kalimantan.
• Pola aliran dari suatu DPS dapat merupakan
petunjuk awal tentang jenis dan struktur
batuan yang ada.
• Petunjuk ini diperlukan untuk memperkirakan
rencana bentuk konstruksi bangunan pos duga
air.
SKETSA POLA ALIRAN SUNGAI
• Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur
dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang
homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan
sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan
batuan kristalin yang homogen.
• Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan
antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola
aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan.
• Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara
pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara
ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan
monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang
pendek) atau dekat pantai.
• Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus,
sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan
sedimen terlipat atau terungkit dengan litologi yang berselang-seling
antara yang lunak dan resisten.
• Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai
pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah
mencirikan daerah glacial bagian bawah.
• Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik.
Berkembang pada vulkan atau dome.
• Radial Centripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah.
Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.
• Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk
sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang
berseling antara lunak dan keras.
• Pinnate : Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai
membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat
pada bukit yang lerengnya terjal.
• Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai
utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi
karst. Tabel 1. merupakan pola pengaliran dengan karaktersitiknya. Sumber
:http://imfact 23.s.wordpress.com
KONSERVASI SUNGAI
Konservasi Ekosistem Sungai
• Konservasi : perlindungan, kekekalan, pelestarian
• Ekologi : hubungan antara makluk hidup dan lingkungannya
• Ekosistem : sistem yang terbentuk oleh interaksi suatu
masyarakat organisme (kehidupan )
17/04/2018 Pranoto.SA 65
Flora dan Fauna
• Konfigurasi vegetasi sungai
Mempunyai kekhususan, keteraturan, keterkaitan
( memanjang sungai, maupun melintang sungai)
17/04/2018 Pranoto.SA 66
Fauna Sungai
Mempunyai kekhususan, keteraturan, keterkaitan
17/04/2018 Pranoto.SA 67
Piramida rantai makanan dalam ekosistem
(River and Japan NO. 15/02/2000/, Sobirin/ MCC, 2002)
ekosistem sungai juga ditemui berbagai tingkatan makhluk hidup dimulai dari bakteri
pembusuk, produsen, konsumen tingkat bawah dan menengah serta konsumen
tingkat tinggi.
17/04/2018 Pranoto.SA 68
CONTOH APLIKASI KONSERVASI DAS
Ceck Dam 8
Chek Dam 6 Chek Dam 1
Chek Dam 3 Chek Dam 2
Chek Dam 4 Chek Dam 5 Contoh Konservasi
Check Dam 7 Penempatan Lokasi
Structural Measures
Bangunan Restorasi Sub-
sub DAS Kalong
K. Kalong
Keterangan :
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Dam Parit 2005
K. Kemit Dam Parit 2006
Sampai pertemuan berikutnya