Anda di halaman 1dari 10

ANALISA STABILITAS TUBUH BENDUNGAN PADA PERENCANAAN

BENDUNGAN LADONGI KABUPATEN KOLAKA TIMUR SULAWESI


TENGGARA

Zhafarina Malaha Nasmiarta1, Andre Primantyo Hendrawan2,


Anggara Wiyono Wit Saputra.2
1)
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2)
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
e-mail: zhafarinamalaha@gmail.com

ABSTRAK
Bagian paling penting dari bendungan adalah tubuh bendungan (main dam) karena
secara garis besar tubuh bendungan adalah penahan rembesan air ke arah hilir serta
penyangga tampungan air tersebut. Dalam perencanaan bendungan urugan tanah, terutama
bendungan urugan tipe zonal, analisa desain zona-zona penyusun tubuh bendungan sangat
dibutuhkan. Besar ketebalan zona-zona tubuh bendungan inilah yang nantinya akan
mempengaruhi besarnya rembesan dan nilai keamanan stabilitas bendungan.
Pada penelitian ini dilakukan analisa ketersediaan material tubuh bendungan.
Dalam penelitian ini memakai tiga alternatif dimensi tubuh bendungan yang akan dianalisa
ketersediaan material tubuh bendungannya. Setelah analisa di atas, analisa selanjutnya
yaitu analisa rembesan tubuh bendungan menggunakan rumus Darcy. Dari analisa
rembesan dapat diketahui kapasitas rembesan tiap alternatif dimensi tubuh bendungan.
Analisa selanjutnya adalah analisa stabilitas lereng tubuh bendungan. Analisa ini
menggunakan metode Bishop yang dilakukan dengan perhitungan manual. Tidak hanya
dengan perhitungan secara manual, analisa ini juga menggunakan bantuan program Geo-
Studio Slope/W 2007 sebagai bahan perbandingan hasil angka keamanan stabilitas lereng
tubuh bendungan.

Kata kunci: Material, Lereng, Tubuh Bendungan, Angka Keamanan, Stabilitas

ABSTRACT
The most important part of the dam is the dam body (main dam) because the main
function of the dam body is used to retain water seepage in the downstream direction and
to buffer the water reservoir. In the planning of earthfill dam, especially for the zonal types
earthfill dam, an analysis of the dam body zones making up design is needed. The thickness
zones of the dam body affects the amount of seepage and stability of dam safety value.
In this research the writer analyzes the dam body material availability. There are
three alternatives of dam body that will be analyzed in this research. After the above
analysis, the researcher conducted further analysis of the dam body seepage analysis using
the Darcy formula. The analysis results the seepage capacity of the dam body dimensions
of each alternative. Then, the further analysis is the slope stability of the dam body. This
analysis used Bishop method which is conducted by manual calculation. Not only by using
manual calculation, this analysis also uses the help of Geo-Studio program Slope / W in
2007 as a comparison result of safety value of dam body slope stability.

Keywords: Material, Slope, Main Dam, Safety Factor, Stability


1. PENDAHULUAN 2. Berapa kemiringan lereng hulu dan
Menurut Peraturan Pemerintah hilir efektif yang direncanakan
Republik Indonesia Nomor 37 Pasal 1 menurut hasil analisa ketersediaan
Tahun 2010 tentang bendungan, definisi bahan material timbunan yang
bendungan adalah bangunan yang berupa dibutuhkan untuk tiap dimensi yang
urukan tanah, urukan batu, beton dan/atau direncanakan?
pasangan batu yang dibangun untuk 3. Berapa material yang dibutuhkan
menahan dan menampung limbah untuk tiap-tiap alternatif dimensi dan
tambang (tailing) atau menampung zona tubuh bendungan yang
lumpur sehingga terbentuk waduk. direncanakan?
Bagian paling inti dari bendungan 4. Berapa kapasitas rembesan pada tiap
adalah tubuh bendungan (main dam) alternatif dimensi tubuh bendungan
karna secara garis besar tubuh bendungan yang dihitung secara manual?
adalah penahan rembesan air ke arah hilir 5. Berapa angka keamanan stabilitas
serta penyangga tandonan air tersebut. lereng pada tiap alternatif dimensi
Dalam perencanaan bendungan tubuh bendungan yang dihitung
urugan tanah, terutama bendungan manual dengan menggunakan
urugan tipe zonal, analisa desain zona- metode Bishop serta dibantu dengan
zona penyusun tubuh bendungan sangat program Geo-Studio SLOPE/W
dibutuhkan. Besar ketebalan zona-zona 2007?
tubuh bendungan inilah yang nantinya 6. Bagaimana korelasi antara kebutuhan
akan mempengaruhi besarnya rembesan material tubuh bendungan yang
dan nilai keamanan stabilitas bendungan. direncanakan dengan angka
Seperti halnya dalam perencanaan keamanan stabilitas tiap alternatif
Bendungan Ladongi yang terletak pada dimensi yang ada?
Kabupaten Kolaka Timur Provinsi
Sulawesi Tenggara. Bendungan ini Untuk memfokuskan permasalahan pada
direncanakan menggunakan bendungan studi ini, maka diperlukan suatu batasan
urugan tipe zonal (inti tegak). Maka perlu masalah. Adapun batasan masalah pada
dianalisa lebih lanjut mengenai zona- studi ini adalah sebagai berikut:
zona penyusun tubuh bendungan seperti 1. Lokasi studi pada as rencana
kemiringan hulu dan hilir yang efektif Bendungan Ladongi Kabupaten
dan besarnya tebal zona-zona tersebut. Kolaka Timur Sulawesi Tenggara
Berbagai macam fungsi dari Bendungan 2. Metode yang digunakan dalam
Ladongi yang nantinya akan dijalankan analisa faktor keamanan stabilitas
yaitu untuk pengembangan irigasi, adalah metode Bishop dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dibantu program Geo-Studio
penyediaan air baku untuk air bersih, Slope/W 2007 sebagai
pengendalian banjir (flood control), perbandingan
penggolontoran, perikanan, sarana 3. Data yang digunakan dalam studi
olahraga dan pariwisata. Bendungan ini adalah data teknis, data geologi
Ladongi ini harus mempunyai stabilitas pondasi dan data material timbunan
yang aman agar fungsi-fungsi bendungan tubuh Bendungan Ladongi
yang telah disebutkan dapat berjalan Kabupaten Kolaka Timur Sulawesi
dengan baik. Tenggara
Berdasarkan uraian di atas maka 4. Tidak membahas analisa rembesan
rumusan masalah dalam studi ini adalah: bawah bendungan
1. Bagaimana kondisi dan ketersediaan 5. Tidak membahas analisa hidrologi,
bahan material timbunan tubuh hidrolika, ekonomi, lingkungan dan
Bendungan Ladongi? sosial budaya
2. BAHAN DAN METODE Analisa Ketersediaan Material Tubuh
Lokasi studi yang akan digunakan Bendungan
adalah lokasi Bendungan Ladongi yang Pada studi ini, dilakukan analisa
terletak di Kabupaten Kolaka Timur - awal berupa analisa ketersediaan material
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan tubuh bendungan. Analisa ini memiliki
jarak ± 120 km sebelah Barat Kota beberapa tahap, yaitu penentuan dimensi
Kendari Ibu Kota Provinsi Sulawesi dan zona material tubuh bendungan,
Tenggara, berada di Daerah Aliran penentuan kemiringan hulu dan hilir
Sungai Ladongi yang merupakan efektif tubuh bendungan, analisa
Wilayah Sungai (WS) Lasolo-Konaweha. ketersediaan material timbunan tubuh
Data pendukung studi yang bendungan dan analisa kebutuhan
dibutuhkan antara lain adalah data teknis material yang direncanakan.
Bendungan Ladongi sebagai data untuk Pada tahap penentuan dimensi
menganalisa kapasitas rembesan dan dan zona material tubuh bendungan dan
stabilitas tubuh bendungan, data geologi tahap analisa ketersediaan material
Bendungan Ladongi untuk mengetahui timbunan tubuh bendungan memakai
kondisi geologi dan tanah pada lokasi hasil analisa yang telah direncanakan
pembangunan Bendungan Ladongi, dan oleh PT. Wecon Konsultan.
data material timbunan Bendungan Sedangkan pada tahap penentuan
Ladongi untuk mengetahui kondisi kemiringan hulu dan hilir efektif tubuh
material timbunan yang ada. bendungan memakai pedoman dari
Secara umum tahapan pengerjaan Departemen Permukiman dan Prasarana
yang dilakukan terdiri dari tiga tahap, Wilayah (Pd T-14-2004-A) dan Design of
yaitu analisa ketersediaan material tubuh Small Dams.
bendungan, analisa rembesan tubuh Untuk tahap analisa kebutuhan
bendungan, dan analisa stabilitas lereng material yang direncanakan,
tubuh bendungan. menggunakan cara metode perhitungan
volume timbunan tanah yang bernama
metode penampang rata-rata, seperti pada
rumus di bawah ini

� +�
Volume = x�

dimana:
A1 = Luas penampang 1
A2 = Luas penampang 2
Gambar 1. Lokasi Rencana Pembangunan d = Jarak antar penampang 1 dan 2
Bendungan Ladongi

Aliran

Gambar 3. Metode Penampang Rata-rata


Gambar 2. Gambar Teknis Bendungan
Ladongi
Analisa Rembesan Tubuh Bendungan theory) yang digunakan dalam
Tahap selanjutnya dilakukan menganalisa stabilitas lereng dan
adalah analisa rembesan tubuh menghitung nilai faktor keamanan
bendungan untuk mengetahui kapasitas tanggul.
filtrasi yang ada pada tiap alternatif tubuh Secara umum, metode analisis
bendungan yang direncanakan. Untuk stabilitas lereng yang digunakan dalam
memperkirakan besarnya kapasitas Slope/W mengikuti beberapa metode
filtrasi dapat digunakan jaring-jaring yang ada, diantaranya Metode Ordinary
trayektori aliran filtrasi yang dihitung (Fellenius), Metode Bishop, Metode
dengan rumus sebagai berikut: Janbu, Metode Spencer, Metode
Morgenstern-Price, Metode Crops of
Nf Engineering, Metode Lowe-Karafiath,
Qf  KH L Metode Keseimbangan Batas, dan
Nd
Metode Tekanan Terbatas.
dimana: Untuk lebih mengetahui tentang
Qf = kapasitas aliran filtrasi tahap pengerjaan penelitian ini dapat
Nf = angka pembagi dari garis-garis mengacu pada gambar di bawah ini.
trayektori aliran
Nd = angka pembagi dari garis-garis
equipotensial
K = koefisien permeabilitas tanah
L = panjang aliran air pada tubuh
bendungan

Analisa Stabilitas Tubuh Bendungan


Pada analisa stabilitas ini
menggunakan dua cara yaitu dengan cara
manual dan dengan bantuan program
Geo-studio Slope/W 2007. Untuk analisa
stabilitas tubuh bendungan cara manual
menggunakan metode Bishop.
Metode Bishop adalah metode
yang umum digunakan dan memiliki
hasil yang cukup akurat untuk analisa
stabilitas lereng tubuh bendungan. Dalam
metode ini, pengaruh gaya–gaya pada sisi
tepi tiap irisan diperhitungkan.
n p
1

n 1
(cbn  Wn tan  )
m ( n )
Fs = n p

Wn sin  n
n 1
Gambar 4. Bagan Alir Pengerjaan
Sedangkan untuk membantu Penelitian
analisa analisa stabilitas tubuh bendungan
agar lebih cepat dan efektif dapat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan bantuan software Geo- Dalam studi ini, pada analisa
studio Slope/W 2007. ketersediaan material tubuh bendungan
Geo-studio Slope/W merupakan untuk kondisi dan ketersediaan bahan
suatu software yang menggunakan teori material timbunan tubuh Bendungan
keseimbangan batas (limit equilibrium Ladongi adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Ketersediaan Material Eksisting
untuk Bahan Timbunan Tubuh
EL. 125.80

EL. 121.00

Bendungan EL. 103.00

EL. 90.000

Ketersediaan
Material Sumber Keterangan EL. 82.00

(m3 )

200.000 Area genangan Area genangan 439.01

Material Inti
400.000
Borrow area Ds. Ds. Putemata (7 km dari Gambar 6. Potongan Melintang Tubuh
Putemata as bendungan)
Bendungan Alternatif 2
Agregat Halus Ds. Trimulya, Kec.
2.000.000 Quarry, Crushing
dan Kasar Onimbute (20 km)
Ds. Putemata (7 km dari
Batu 2.000.000 Quarry
as bendungan) EL. 125.80

EL. 121.00

Ds. Trimulya, Kec.


Rip-rap 2.000.000 Quarry
Onimbute (20 km) EL. 103.00

Sumber: Laporan Akhir Studi Kelayakan EL. 90.000

EL. 82.00

Bendungan Ladongi (2016:43)


417.74

Setelah mengetahui ketersediaan Gambar 7. Potongan Melintang Tubuh


material bahan material tubuh bendungan Bendungan Alternatif 3
yang ada di lapangan, analisa selanjutnya
yaitu penentuan kemiringan hulu dan hilir Dapat dilihat pada gambar di atas,
efektif tubuh bendungan. Penentuan adalah gambar potongan melintang tubuh
kemiringan hulu dan hilir ini didasarkan bendungan yang memiliki 3 alternatif
pada pedoman Pd T-14-2004-A dari kemiringan berbeda dengan zona-zona
Departemen Permukiman dan Prasarana material yang telah direncanakan oleh
Wilayah dan Design of Small Dams. PT. Wecon Konsultan sebagai berikut:
Berikut adalah hasil analisa penentuan 1. Zona 1 (Inti Tanah Kedap Air)
kemiringan hulu dan hilir tubuh 2. Zona 2A (Filter Halus)
bendungan 3. Zona 2B (Filter Kasar)
4. Zona 3 (Urugan Batu)
Tabel 2. Alternatif Kemiringan Lereng 5. Rip-rap
Hulu dan Hilir Tubuh Bendungan
Alternatif Zona
Kemiringan Analisa berikutnya yaitu analisa
Hulu Hilir
kebutuhan material timbunan tiap
Tubuh Bendungan 1:2 1 : 2,25
Zona 1 (Inti) 1 : 0,05 alternatif tubuh bendungan yang dihitung
Alternatif 1
Zona 2A (Filter Halus) 1 : 0,1 menggunakan metode perhitungan
Zona 2B (Filter Kasar) 1 : 0,25 volume timbunan tanah yang bernama
Tubuh Bendungan 1 : 2,5 1 : 2,75 metode penampang rata-rata.
Zona 1 (Inti) 1 : 0,125
Alternatif 2
Zona 2A (Filter Halus) 1 : 0,15
Zona 2B (Filter Kasar) 1 : 0,75
Tabel 3. Kebutuhan Material Timbunan
Tubuh Bendungan 1 : 2,75 1:3 Alternatif 1
Alternatif 3
Zona 1 (Inti) 1 : 0,3 ZONA Material VOLUME (m3)
Zona 2A (Filter Halus) 1 : 0,4
Zona 2B (Filter Kasar) 1 : 0,5
1 Lempung 204981,900
Sumber: Hasil Analisa 2A Agregat Halus 227062,080
2B Agregat Kasar 212493,440
3 Batu 1608795,800
EL. 125.80

EL. 121.00
4 Rip-rap/Batu 352805,760
EL. 103.00
TOTAL 2606138,980
EL. 90.000

EL. 82.00
Sumber: Hasil Perhitungan
393.12

Gambar 5. Potongan Melintang Tubuh


Bendungan Alternatif 1
Tabel 4. Kebutuhan Material Timbunan Tabel 5. Kebutuhan Material Timbunan
Alternatif 2 Alternatif 3
ZONA Material VOLUME (m3) ZONA Material VOLUME (m3)
1 Lempung 296518,920 1 Lempung 484034,700
2A Agregat Halus 198740,520 2A Agregat Halus 236583,820
2B Agregat Kasar 592986,780 2B Agregat Kasar 173363,300
3 Batu 1782400,500 3 Batu 2264991,220
4 Rip-rap/Batu 426355,240 4 Rip-rap/Batu 466400,260
TOTAL 3297001,960 TOTAL 3625373,300
Sumber: Hasil Perhitungan Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 6. Perbandingan Jumlah Kebutuhan Material dengan Ketersediaan Material


ALTERNATIF ZONA MATERIAL KEBUTUHAN MATERIAL (m3) KETERSEDIAAN MATERIAL (m3) KETERANGAN
1 Lempung (Inti kedap air) 204981,900 600000 Tercukupi
2A Agregat Halus 227062,080 Tercukupi
2000000
ALTERNATIF 1 2B Agregat Kasar 212493,440 Tercukupi
3 Batu 1608795,800 Tercukupi
2000000
4 Rip-rap/Batu 352805,760 Tercukupi
1 Lempung (Inti kedap air) 296518,920 600000 Tercukupi
2A Agregat Halus 198740,520 Tercukupi
2000000
ALTERNATIF 2 2B Agregat Kasar 592986,780 Tercukupi
3 Batu 1782400,500 Tercukupi
2000000
4 Rip-rap/Batu 426355,240 Tercukupi
1 Lempung (Inti kedap air) 484034,700 600000 Tercukupi
2A Agregat Halus 236583,820 Tercukupi
2000000
ALTERNATIF 3 2B Agregat Kasar 173363,300 Tercukupi
3 Batu 2264991,220 Tidak tercukupi
2000000
4 Rip-rap/Batu 466400,260 Tercukupi
Sumber: Hasil Analisa

Dari hasil yang terdapat pada Tabel 7. Kapasitas Filtrasi dari Tiap
tabel, hanya alternatif 3 saja yang Alternatif Tubuh Bendungan
memiliki kebutuhan material yang Kapasitas Rembesan (m3/dt)
jumlahnya melebihi ketersediaan
Alternatif 1 3,89 x 10-5
material, terutama pada zona 3 yang
berisikan material batu. Alternatif 2 5,90 x 10-5
Setelah menganalisa kebutuhan Alternatif 3 6,59 x 10-5
dan ketersediaan material untuk tubuh
bendungan, analisa berikutnya adalah Sumber: Hasil Perhitungan
analisa rembesan tiap alternatif tubuh
bendungan. Dikarenakan adanya Analisa terakhir pada penelitian
perbedaan tebal dan tipisnya zona-zona ini adalah analisa stabilitas tubuh
penyusun tubuh bendungan tiap bendungan. Pada analisa stabilitas ini
alternatif, maka hasil dari kapasitas menggunakan dua cara yaitu secara
filtrasi nantinya juga berbeda. Untuk manual dan dengan bantuan program
menghitung kapasitas filtrasi tubuh Geostudio Slope/w 2007. Untuk
bendungan, dapat menggunakan rumus perhitungan stabilitas secara manual
Darcy yang telah dijelaskan di atas. menggunakan metode Bishop yang telah
Berikut adalah hasil analisa rembesan dijelaskan sebelumnya. Berikut adalah
untuk tiap alternatif tubuh bendungan hasil dari analisa stabilitas tubuh
bendungan untuk tiap alternatif tubuh
bendungan:
1. Tubuh Bendungan Alternatif 1 Tabel 9. Perbandingan Perhitungan
Angka Keamanan Stabilitas Alternatif 1
Angka Keamanan (SF)
Kondisi SF Minimum Bishop Slope/W
35° m
EL. 124.30
EL. 119.87

46° m
EL. 126.00

Hulu Hilir Hulu Hilir


EL. 92.50
EL. 90.00
33° m
EL. 103.00

Kosong 1,5 2,177 2,364 1,805 1,943


64.300 m
59.870 m EL. 82.00

32.500 m
FWL +124.30 1,3 1,756 1,863 1,914 1,967
EL. 60.00

NWL +119.87 1,5 1,807 1,999 1,730 1,963


27° m
125.468 m
311.500 m

LWL +92.50 1,3 1,710 1,916 1,767 1,933


39° m
Rapid Drawdown 1,2 1,542 1,828 1,755 1,976
dengan gempa (k = 0,235)
Kosong 1,2 1,334 2,002 1,417 1,513
FWL +124.30 1,1 0,975 1,323 0,934 1,234
NWL +119.87 1,2 1,003 1,195 0,924 1,248
EL. 124.30
EL. 119.87
1
EL. 126.00

LWL +92.50 1,1 0,970 1,343 1,023 1,252


2

64.300 m
EL. 92.50
EL. 90.00
3
4
EL. 103.00

Rapid Drawdown 1,1 0,867 1,281 0,887 1,147


EL. 82.00
59.870 m 5
32.500 m

EL. 60.00
6

132.144 m
7 8 9
10
24° m Sumber: Hasil Perhitungan
311.500 m

41° m
2. Tubuh Bendungan Alternatif 2
Gambar 8. Penggambaran Bidang
Longsor pada Tubuh Bendungan
Alternatif 1 EL. 124.30
35° m EL. 126.00
EL. 119.80
48° m

EL. 103.00
34° m

EL. 92.50

Dapat dilihat bahwa tubuh


EL. 90.00 24° m
64.300 m 15° m
EL. 82.00
59.870 m 7° m
0° m
32.500 m 30° m 22° m 15° m 8° m

22° m
25° m EL. 60.00

bendungan dengan kemiringan alternatif 14.943 m


148.143 m
377.500 m

1 pada semua kondisi dengan gempa (k = 44° m

0,235) tidak memiliki nilai angka


keamanan yang sesuai dengan kriteria
angka keamanan minimum yang telah
ditentukan. Maka dapat disimpulkan EL. 124.30
EL. 119.80
35° m
49° m
EL. 126.00

35° m

bahwa kemiringan tubuh bendungan


EL. 103.00

EL. 92.50
EL. 90.00 24° m
64.300 m 14° m EL. 82.00
59.870 m 6° m
2° m
32.500 m 32° m

alternatif 1 tidak dapat dijadikan acuan


10° m
17° m 25° m

20° m 25° m
EL. 60.00

16.048 m
158.248 m

dalam perencanaan pembangunan


377.500 m

Bendungan Ladongi. Untuk lebih 45° m

lengkapnya, dapat mengacu pada tabel 8 Gambar 9. Penggambaran Bidang


dan tabel 9. Longsor pada Tubuh Bendungan
Alternatif 2

Tabel 8. Rekapitulasi Angka Keamanan Dapat dilihat bahwa tubuh


Stabilitas Alternatif 1 dengan Metode bendungan dengan kemiringan alternatif
Bishop 2 pada kondisi gempa (k = 0,235)
Angka Keamanan (SF)
Kondisi
Hulu Hilir
SF Minimum Keterangan memiliki nilai angka keamanan stabilitas
Kosong 2,177 2,364 1,5 Aman yang tidak sesuai dengan kriteria nilai
FWL +124.30 1,756 1,863 1,3 Aman keamanan minimum yang ditentukan,
NWL +119.87 1,807 1,999 1,5 Aman
LWL +92.50 1,710 1,916 1,3 Aman
hanya pada kondisi kosong gempa yang
Rapid Drawdown 1,542 1,828 1,1 Aman memiliki nilai keamanan yang
dengan gempa (k = 0,235) melampaui nilai angka keamanan
Kosong 1,334 2,002 1,2 Aman
FWL +124.30 0,975 1,323 1,1 Tidak Aman
minimum yang ditentukan. Maka dapat
NWL +119.87 1,003 1,195 1,2 Tidak Aman disimpulkan bahwa kemiringan tubuh
LWL +92.50 0,970 1,343 1,1 Tidak Aman bendungan alternatif 2 tidak dapat
Rapid Drawdown 0,867 1,281 1,1 Tidak Aman
dijadikan acuan dalam perencanaan
Sumber: Hasil Perhitungan
pembangunan Bendungan Ladongi.
Untuk lebih lengkapnya, dapat mengacu
pada tabel 10 dan tabel 11.
Tabel 10. Rekapitulasi Angka Keamanan 3 memiliki nilai angka keamanan
Stabilitas Alternatif 2 dengan Metode stabilitas yang sesuai dengan kriteria nilai
Bishop keamanan minimum yang ditentukan.
Angka Keamanan (SF) Maka dapat disimpulkan bahwa
Kondisi SF Minimum Keterangan
Hulu Hilir
kemiringan tubuh bendungan alternatif 3
Kosong 2,725 3,230 1,5 Aman
FWL +124.30 2,630 2,481 1,3 Aman dapat dijadikan acuan dalam perencanaan
NWL +119.87 2,121 2,673 1,5 Aman pembangunan Bendungan Ladongi.
LWL +92.50 2,377 2,737 1,3 Aman Untuk lebih lengkapnya, dapat mengacu
Rapid Drawdown 2,128 2,600 1,2 Aman
dengan gempa (k = 0,235)
pada tabel 12 dan tabel 13.
Kosong 2,302 2,786 1,2 Aman
FWL +124.30 1,014 1,824 1,1 Tidak Aman Tabel 12. Rekapitulasi Angka Keamanan
NWL +119.87 1,094 1,981 1,2 Tidak Aman Stabilitas Alternatif 3 dengan Metode
LWL +92.50 1,066 2,028 1,1 Tidak Aman
Bishop
Rapid Drawdown 0,942 1,920 1,1 Tidak Aman
Angka Keamanan (SF)
Sumber: Hasil Perhitungan Kondisi SF Minimum Keterangan
Hulu Hilir
Kosong 2,745 3,848 1,5 Aman
Tabel 11. Perbandingan Perhitungan FWL +124.30 2,293 3,280 1,3 Aman
NWL +119.87 2,359 3,362 1,5 Aman
Angka Keamanan Stabilitas Alternatif 2 LWL +92.50 2,054 3,698 1,3 Aman
Angka Keamanan (SF)
Kondisi SF Minimum Bishop Slope/W Rapid Drawdown 1,917 3,476 1,1 Aman
Hulu Hilir Hulu Hilir dengan gempa (k = 0,235)
Kosong 1,5 2,725 3,230 2,293 2,305 Kosong 2,357 3,340 1,2 Aman
FWL +124.30 1,3 2,630 2,481 2,462 2,318 FWL +124.30 1,293 2,483 1,1 Aman
NWL +119.87 1,5 2,121 2,673 2,166 2,385 NWL +119.87 1,330 2,548 1,2 Aman
LWL +92.50 1,3 2,377 2,737 2,005 2,340 LWL +92.50 1,253 2,813 1,1 Aman
Rapid Drawdown 1,2 2,128 2,600 2,004 2,335 Rapid Drawdown 1,166 2,640 1,1 Aman
dengan gempa (k = 0,235)
Kosong 1,2 2,302 2,786 1,811 1,808 Sumber: Hasil Perhitungan
FWL +124.30 1,1 1,014 1,824 1,043 1,374
NWL +119.87 1,2 1,094 1,981 1,022 1,396
LWL +92.50 1,1 1,066 2,028 1,079 1,387
Tabel 13. Perbandingan Perhitungan
Rapid Drawdown 1,2 0,942 1,920 1,084 1,383 Angka Keamanan Stabilitas Alternatif 3
Angka Keamanan (SF)
Sumber: Hasil Perhitungan
Kondisi SF Minimum Bishop Slope/W
Hulu Hilir Hulu Hilir
3. Tubuh Bendungan Alternatif 3 Kosong 1,5 2,745 3,848 2,370 2,507
FWL +124.30 1,3 2,293 3,280 2,484 2,565
NWL +119.87 1,5 2,359 3,362 2,249 2,565
LWL +92.50 1,3 2,054 3,698 2,186 2,558
EL. 124.30
35° m EL. 126.00
Rapid Drawdown 1,1 1,917 3,476 2,170 2,558
EL. 119.80

35° m
48° m

EL. 103.00
dengan gempa (k = 0,235)
Kosong 1,2 2,357 3,340 1,711 1,824
EL. 92.50
64.300 m EL. 90.00 25° m

16° m
59.870 m 8° m
EL. 82.00
1° m
32.500 m 30° m
22° m 14° m 7° m
25° m
20° m

15.582 m
EL. 60.00
FWL +124.30 1,1 1,293 2,483 1,114 1,343
153.282 m

410.500 m NWL +119.87 1,2 1,330 2,548 1,232 1,461


46° m
LWL +92.50 1,1 1,253 2,813 1,129 1,456
Rapid Drawdown 1,1 1,166 2,640 1,120 1,456
Sumber: Hasil Perhitungan

EL. 124.30
EL. 119.80
EL. 126.00
35° m
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
49° m

EL. 103.00
35° m

EL. 92.50 24° m


64.300 m EL. 90.00

Berdasarkan hasil perhitungan


14° m
59.870 m 5° m
EL. 82.00

32.500 m 4° m
12° m
35° m
27° m
19° m
25° m
EL. 60.00 18° m
17.306 m

410.500 m
172.106 m

dan analisa yang dilakukan, maka dapat


48° m
diambil beberapa kesimpulan antara lain
Gambar 10. Penggambaran Bidang pada alternatif 1 dan alternatif 2 memiliki
Longsor pada Tubuh Bendungan kebutuhan material yang tercukupi atau
Alternatif 3 tidak melebihi ketersediaan material yang
Dapat dilihat bahwa tubuh ada di lapangan tetapi alternatif 1 dan
bendungan dengan kemiringan alternatif alternatif 2 memiliki stabilitas yang tidak
aman pada beberapa kondisi dan tidak Bowles, Joseph E., Hainim Johan K.
sesuai dengan kriteria nilai angka 1991. Sifat-Sifat Fisis dan
keamanan minimum yang dianjurkan. Geoteknis Tanah (Mekanika
Lain halnya pada alternatif 3. Pada Tanah). Edisi Kedua. Jakarta:
alternatif 3, memiliki kebutuhan material Penerbit Erlangga.
yang tidak tercukupi atau melebihi dari Calgary. 2008. Stability Modeling with
ketersediaan material yang ada di SLOPE/W 2007 Version,
lapangan tetapi memiliki stabilitas tubuh Engineering Methodology Fourth
bendungan yang lebih stabil dan aman Edition,GEO-SLOPE
pada semua kondisi dibandingkan oleh International Ltd.
alternatif 1 dan 2. Christady Hardiyatmo, Hary. 2010.
Dapat disimpulkan, pada Mekanika Tanah 2 Edisi
perencanaan konstruksi Bendungan Keempat. Yogyakarta: Gajah
Ladongi sebaiknya menggunakan Mada University Press.
alternatif 3 sebagai acuan tetapi Das Bradja M., Endah Noor. 1988.
diharuskan mencari alternatif lokasi lain Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip
untuk mengatasi kekurangan material Rekayasa Geoteknis). Jilid 1.
yang ada. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Departemen Permukiman dan Prasarana
Saran Wilayah. 2004. Analisis Stabilitas
Berdasarkan analisa yang telah Bendungan Tipe Urugan Akibat
dilakukan, ada beberapa saran yang dapat Beban Gempa (Pd-T-14-2004 A).
dilakukan antara lain yaitu untuk Jakarta: Departemen Permukiman
mempermudah analisa kebutuhan dan Prasarana Wilayah
material yang dibutuhkan dan Elvira. 2014. Pengujian Sifat Fisik Tanah
ketersediaan material yang ada di untuk Material Timbunan
lapangan, data-data jenis tanah dan data Bendungan Mujur di Kabupaten
mekanika tanah harus lebih lengkap Lombok Tengah Provinsi Nusa
sesuai dengan standar yang ada. Selain Tenggara Barat. Laporan PKN.
itu, perlunya data yang lebih aktual, tak Tidak dipublikasikan. Malang:
hanya memfokuskan pada data sekunder Universitas Brawijaya
saja, agar menghasilkan analisis yang PT. Wecon Konsultan. 2016. Laporan
lebih optimal dan akurat. Akhir Studi Kelayakan
Bendungan Ladongi. Sidoarjo:
DAFTAR PUSTAKA PT. Wecon Konsultan
Anonim. 2014. Analisa Stabilitas Lereng PT. Wecon Konsultan. 2015. Laporan
Bendungan Menggunakan Geologi Studi Kelayakan
SLOPE/W. Skripsi. Tidak Bendungan Ladongi. Sidoarjo:
dipublikasikan. Bandung: PT. Wecon Konsultan
Universitas Komputer Indonesia. Soedibyo.1988. Teknik Bendungan.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Metode Analisis Stabilitas Lereng Sosrodarsono, S. dan N. Kazuto. 1989.
Statik Bendungan Tipe Urugan Bendungan Type Urugan. Jakarta:
(RSNI M-03-2002).Jakarta: Badan PT Pradnya Paramita.
Standarisasi Nasional Sosrodarsono, S. dan K. Takeda. 1981.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Mekanika Tanah Dan Teknik
Cara Desain Tubuh Bendungan Pondasi. Jakarta: PT Pradnya
Tipe Urugan (RSNI T-01- Paramita.
2002).Jakarta: Badan Standarisasi USBR. 1987. Design of Small Dams.
Nasional United States: USBR

Anda mungkin juga menyukai