Anda di halaman 1dari 35

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan


melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan
lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari
jalan, sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan
menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan
jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga
pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para
pengguna jembatan (Struyk, 1984).

Keamanan jembatan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan dalam


perancangan jembatan. Beban primer, beban sekunder, dan beban khusus harus
diperhitungkan dalam perancangan jembatan agar memiliki ketahanan dalam
menopang beban – beban tersebut. Keselamatan dan keamanan pengguna
jembatan menjadi hal penting yang harus diutamakan. Keberadaan jembatan saat
ini terus mengalami perkembangan, dari bentuk sederhana sampai yang paling
kompleks, demikian juga bahan – bahan yang digunakan mulai dari bambu, kayu,
beton dan baja. Penggunaaan bahan baja untuk saat – saat sekarang maupun di
masa mendatang, untuk struktur jembatan akan memberikan keuntungan yang
berlebih terhadap perkembangan serta kelancaran sarana transportasi antar daerah
maupun antar pulau yang ada di 2 seluruh Indonesia (Siswanto, 1999).

Wilayah indramayu sendiri sudah banyak melakukan pembangunan proyek


jembatan yang berguna untuk melancarkan transportasi yang ada, salah satunya
adalah Jembatan pabean yang berada di, Desa pabean, Kecamatan indramayu,
indramayu.Di wilayah ini banyak terdapat sungai yang menyebabkan
2

terganggunya transportasi darat pada khususnya. juga melihat permasalahan tidak


lancarnya aliran sungai cimanuk yang terbendung oleh jalan lama yang melintang
menghalang laju air seperti yang kita ketahui pemerintah sudang melakukan
pembangunan kawasan wisata di cimanuk,sehingga air dapat mengalir dan jernih,
maka pemerintah membangun jembatan untuk mengatasi masalah tersebut.

Jembatan pabean sudah dibangun menggunakan beton prategang pada


pembangunan tahap 1 (gambar ) dan akan di lanjutkan pembangunan opritnya di
tahap ke 2 ini juga menggunakan beton prategang. Kenuntungan menggunakan
beton prategang antara lain

1. Beton bebas dari retak-retak akibat beban layan. Khususnya apabila


beton berada di tempat yang terbuka terhadap cuaca atau pada daerah
yang sangat korosif. Sehingga korosi tulangan akibat retak-retak dapat
dihindarkan. Karena beton prategang bebas retak, maka seluruh
penampangnya dapat bekerja secara efektif sehingga memiliki kekakuan
yang lebih besar.
2. Beton prategang dapat mengakomodir susut dan rangkak dengan baik.
3. Pratekan dari beton mengurangi kecenderungan/resiko terjadinya retak-
retak miring.
4. Penggunaan tendon yang melengkung pada beton prategang dapat
berfungsi sebagai kekuatan yang membantu untuk memikul geser.
Bahkan kekuatan geser ini lebih konsisten dibandingkan dengan
kekuatan geser dalam beton biasa.
5. Dapat memperkecil lendutan, karena materialnya bermutu tinggi,
penampangnya berfungsi sepenuhnya (tanpa retak) dan seakan-akan
telah terjadi lendutan keatas sebelum memikul beban layan.
3

1.2 Tujuan Proyek


Tujuan pembangunan jembatan pabean tahap 2 ini adalah untuk
mempermudah pengendara dalam melintasi sungai cimanuk dan untuk
memperlancar aliran sungai cimanuk yang tertahan akibat tertutup oleh jalan.

1.3 Gambaran Umum Proyek


Informasi Lelang
Kode Lelang : 2272589
Nama Lelang : Pembangunan Jembatan Pabean
Kab. Indramayu

Keterangan

Tahap Lelang Saat Ini : Lelang sudah selesai


Instansi : Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu
Satuan Kerja :DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN
RUANG
Kategori : Pekerjaan Konstruksi
Metode Pengadaan : e-Lelang Umum
Metode Kualifikasi : Pascakualifikasi
Metode Dokumen : Satu File
Metode Evaluasi : Sistem Gugur
Anggaran : 2017 - APBD
Nilai Pagu Paket : Rp. 6.950.000.000,00
Nilai HPS Paket : Rp. 6.869.892.000,00

Jenis Kontrak
Cara Pembayaran : Gabungan Lump Sum Dan Harga Satuan
Beban Tahun Anggaran : Tahun Tunggal
Sumber Dana : Pengadaan Tunggal
4

Kualifikasi Usaha : Perusahaan Non Kecil


Syarat Kualifikasi

Ijin Usaha Klasifikasi


SIUJK : Menengah

Pemenang Lelang

Nama lelang : Pembangunan Jembatan Pabean


Kab. Indramayu
Kategori : Pekerjaan Konstruksi
Instansi : Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu
Satuan Kerja :DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN
RUANG
Pagu : Rp. 6.950.000.000,00
HPS : Rp. 6.869.892.000,00
Nama Pemenang : PT. MAJOMA SURYA ABADI
Alamat : Jl. RAYA BULAK BLOK ROMA RT 008/003
DESA BULAK KEC.JATIBARANG
INDRAMAYU
NPWP : 66.557.923-437.000
Harga Penawaran : Rp. 6.726.364.000,00
5

II

TINJAUAN PROYEK

2.1 Data Teknis Proyek


2.1.1 Data Primer
Pengambilan / pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung dilokasi proyek yaitu :
1. Observasi di lapangan / pengamatan langsung pada lokasi.
2. Interview / Tanya jawab baik dengan pelaksana kegiatan dan pengawas
kegiatan.
3. Studi dokumentasi berupa foto.
2.1.2 Data Sekunder
Data teknis proyek yang di dapat dari kerja praktik diantaranya meliputi :
1. Gambar teknis meliputi gambar rencana proyek .
2. Rencana Anggaran Biaya Proyek
2.1.3 Klasifikasi Jembatan
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi
untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya
rintangan rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran
irigasi, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-
lain.
Jenis jeembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konsruksi dan tipe
struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan
kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yangsederhana sampai kontruksi
yang mutakhir.
Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat di bedakan sebagai berikut:
1. Jembatan jalan raya
2. Jembatan kereta api
6

3. Jembatan pejalan kaki


Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat di bedakan berdasarkan berikut:
1. Jembatan di atas sungai atau danau
2. Jembatan di atas lembah
3. Jembatan di atasi jalan yang ada
4. Jembatan di atas saluran irigasi
5. Jembatan di dermaga

Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat di bedakan menjadi


beberapa macam, antara lain :

1. Jembatan kayu
2. Jembatan beton
3. Jembatan prategang
4. Jembatan baja
5. Jembatan konposit

Pada proyek ini jenis jembatan yang digunakan berdasarkan bahan konstruksinya
adalah jembatan prategang.

2.2 Admisistrasi Proyek


2.2.1 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek adalah organisasi kontraktor yang menangani
masalah proyek tersebut secara langsung.atau secara umum dapat diartikan dua
orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara
bersama-sama dengan kemampuan dan keahlianya masing-masing untuk
mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja
yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan
kualitas tinggi.
Berikut adalah struktur organisasi proyek :
1. Owner/ Pemilik Proyek
7

Dalam Proyek Pembangunan jembatan pabean ini yang menjadi pemilik


proyek atau pemberi tugas adalah Kementrian Pekerjaan Umum dan
perumahan Rakyat.
2. Konsultan Perencana
Dalam Proyek Pembangunan Perlindungan dan Perkuatan Tebing Sungai
Cimanuk Desa Pilangsari ini yang menjadi konsultan perencana adalah PT.
GANES ENGINEERING CONSULTANT.
3. Pelaksana Proyek/ Kontraktor
Dalam Proyek Pembangunan Perlindungan dan Perkuatan Tebing Sungai
Cimanuk Desa Pilangsari ini yang menjadi kontraktor adalah PT. MAJOMA
SURYA ABADI
4. Konsultan Pengawas
Dalam Proyek Pembangunan Perlindungan dan Perkuatan Tebing Sungai
Cimanuk Desa Pilangsari ini yang menjadi konsultan pengawas adalah PT.
GRAHA KONSULTAN

2.2.2 Hubungan Organisasi Proyek


Dalam suatu proyek pasti memerlukan sistem koordinasi yang efektif dan
efisien, yang bertujuan untuk mewujudkan kelancaran dan lebih terjaminnya
pelaksanaan suatu proyek.
Pihak-pihak organisasi yang terlibat langsung dalam suatu proyek
konstruksi tersebut umumnya adalah sebagai berikut:
 Pemilik proyek (Owner)
 Konsultan
 Kontraktor
Sedangkan Hubungan dari pihak organisasi tersebut di atas dapat dibedakan atas:
Hubungan fungsional, yaitu hubungan yang sesuai dengan fungsinya masing-
masing dengan kerangka acuan kerja atau perjanjian kontrak yang telah disepakati
dan lebih bersifat teknis seperti:
1. Pemilik Proyek dengan konsultan
2. Pemilik Proyek dengan kontraktor pelaksana
8

3. Konsultan dengan Kontraktor Pelaksana

Hubungan kontraktual, yaitu hubungan kerjasama yang terikat dalam bentuk


kontrak antara pihak-pihak yang terlibat dan lebih bersifat kerjasama bisnis
seperti:

1. Pemilik Proyek dengan Konsultan


2. Pemilik Proyek dengn Kontraktor Pelaksana

Pemilik

Konsultan Kontraktor

Gambar 2.2.2 Hubungan organisasi proyek

Keterangan Gambar :

( ) :Hubungan Fungsional

( ) : Hubungan Kontraktual

Ketiga unsur tersebut dituntut untuk mempunyai sikap professional yang


tinggi, yakni diantaranya:

1. Mempunyai sikap mental yang baik


2. Mempunyai teknis yang memadai
3. Memahami tugas dan wewenang masing-masing .
9

Pada dasarnya hubungan antara ketiga unsur organisasi adalah sebagai


berikut:

1. Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas


1. Konsultan pengawas membantu Pemilik Proyek (Owner) dalam
bidang pengawasan teknis di lapangan.
2. Konsultan pengawas bertanggung jawab kepada pemilik proyek
terhadap terlaksananya pekerjaan terutama dalam kaitannya dengan
mutu hasil pekerjaan.
3. Semua instruksi dari pemimpin proyek (dalam hal ini sebagai pemilik
proyek) kepada kontraktor harus melalui konsultan pengawas,
demikian pula apabila ada usulan dari kontraktor harus melalui
konsultan pengawas, namun demikian Owner (diwakili stafnya) dapat
mengawasi secara langsung.
4. Pemimpin proyek dapat menolak atau menyetujui usulan konsultan
pengawas tentang masalah perubahan perencanaan proyek, baik yang
menimbulkan perubahan pembayaran atau tidak.
5. Konsultan pengawas terikat kontrak dengan pemilik proyek.

2. Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana


1. Kontraktor pelaksana melaksanakan tugas yang diberikan oleh
pemilik proyek.
2. Kontraktor pelaksana bertanggung jawab kepada pemilik proyek
terhadap terlaksananya pekerjaan proyek dengan baik agar tercapainya
suatu tujuan dengan dokumen kontrak.
3. Pemimpin proyek membayar kontraktor pelaksana atas hasil pekerjaan
sesuai dengan hasil / prestasi kerja yang telah di capai.
4. Kontraktor pelaksana terikat kontrak dengan Owner.
10

2.3 Sumber Daya Proyek


2.3.1 Sumber Daya Manusia
Dalam proyek ini sumber daya manusia yang terlibat memiliki tugas dan
perannya masing-masing. Sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek
tersebut diantaranya :
1. Owner
Pemilik proyek adalah perorangan atau badan usaha baik swasta maupun
pemerintah yang memiliki sumber dana untuk membuat suatu bangunan dan
menyampaikan keinginannya kepada ahli bangunan agar dapat
dibuatkannya.Adapun tugas-tugas dari owner atau pemilik adalah:
 Menyediakan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek,
 Mengeluarkan surat perintah kerja kepada kontraktor mengenai
pembangunan proyek sesuai dengan dokumen kontrak,
 Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen
konstruksi (MK),
 Memerintahkan penambahan atau pengurangan pekerjaan suatu proyek,
 Menyetujui atau menolak perubahan suatu pekerjaan,
 Menerima suatu pekerjaan apabila telah memenuhi persyaratan’
 Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor),
 Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa,
 Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan,
 Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang atau badan usaha yang bergerak dibidang
perencanaan kontruksi, yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk membuat
perencanaan secara lengkap dari suatu bangunan seperti yang diingikan oleh
pemilik proyek.Pada umumnya tenaga-tenaganya dipimpin oleh arsitek atau
insinyur.Adapun tugas-tugas dari konsultan perencana secara umum adalah:
11

 Membuat gambar kerja,


 Membuat program kerja agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan,
 Membuat semua persyaratan, administrasi, dan spesifikasi teknis,
 Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik kedalam desain
bangunan
 Membuat solusi untuk masalah yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.

3. Pelaksana Proyek/ Kontraktor


Kontraktor adalah sinonim dengan kata Pemborong, definisi lain
“Kontraktor” berasal dari kata “kontrak” artinya surat perjanjian atau kesepakatan
kontrak bisa juga berarti sewa, jadi kontraktor bisa disamakan dengan orang atau
suatu badan hukum atau badan usaha yang di kontrak atau di sewa untuk
menjalankan proyek pekerjaan berdasarkan isi kontrak yang dimenangkannya dari
pihak pemilik proyek yang merupakan instansi /lembaga pemerintahan, badan
hukum, badan usaha, maupun perorangan, yang telah melakukan penunjukan
secara resmi Berikut aturan-aturan penunjukan, dan target proyek ataupun
order/pekerjaan yang di maksud tertuang dalam kontrak yang di sepakati antara
pemilik proyek (owner) dengan kontraktor pelaksana. Wilayah bidang usaha
kontraktor sebenarnya sangat luas,dan setiap kontraktor memiliki fokus usaha dan
spesialisasi di bidangnya.
Kontraktor proyek adalah rekanan peserta pelelangan yang berdasarkan
hasil penelitian panitia pelelangan dan pimpinan bagian proyek dianggap paling
sesuai untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan surat penunjukan dari pimpinan
bagian proyek. Secara umum tugas-tugas dari kontraktor adalah:
 Membuat metode kerja,
 Menyiapkan tenaga kerja, peralatan bahan-bahan, dan segala sesuatu yang
digunakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
 Melaksanakan pekerjaan berdasarkan keahlian dan pengalaman yang dimiliki
sesuai dengan gambar rencana yang dibuat oleh konsultan perencana dan
tidak keluar dari spesifikasi kerja yang telah disetujui,
12

 Berkewajiban melaksanakan pekerjaan seperti yang telah diinstruksikan


oleh owner,
 Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara keseluruhan
kepada owner.
Pihak-pihak dari kontraktor yang biasanya terlibat dalam proyek adalah sebagai
berikut:
1. Direksi
Direksi adalah pemimpin proyek yang diberi kuasa penuh oleh kontraktor
untuk memimpin dan mengarahkan semua unsur organisasi untuk kegiatan
pelaksanaan proyek. Kedudukan direksi dalam organisasi adalah membawahi
project manager, dan site engineer.Sedangkan tugas dari direksi adalah sebagai
berikut :
 Membina dan menjaga hubungan yang baik antara pemilik dan konsultan
perencana dalam rangka penyelesaian proyek,
 Berhak memberikan instruksi kepada bawahannya untuk memperbaki
penyimpangan – penyimpangan yang akan terjadi dilapangan selama proyek
berlangsung,
 Berhak memberikan teguran, peringatan tertulis dan sanksi apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan pedoman kerja dibuat.

2. Project Manager (PM)


Project manager adalah wakil yang diberi kuasa oleh direksi proyek dan
kontraktor untuk memimpin dan bertanggung jawab penuh atas proses
pelaksanaan di lapangan serta hasil akhir yang diperoleh dari proyek yang
dipimpinnya. Kedudukan Project Manager (PM) dalam organisasi proyek adalah
membawahi Site Engineer (SE) dan Site Manager (SM).Tugas seorang Project
Manager (PM) diantaranya adalah sebagai berikut:
 Menyusun rencana kerja proyek (RKP) beserta sasaran kerja yang akan
dicapai.
 Menyelesaikan rencana anggaran biaya proyek (RAB).
 Menetapkan rencana anggaran biaya proyek (RAB).
13

 Memantau dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan proyek.


 Menghadiri site meeting yang diadakan tiap minggu baik meeting antara
kontraktor dan pemilik proyek.
 Menentukan rencana upah borongan biaya overhead dan alat.
 Melakukan evaluasi akhir biaya proyek secara menyeluruh terhadap RAB,
dan menyusun laporan akhir biaya proyek.
 Mengelola sumber daya untuk mendukung project schedule.

3. Site Manager (SM)


Bagian dari kontraktor yang biasanya mengurusi sumber daya manusia yang
bertanggung jawab mengenai berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan,
pegawai, buruh, manager dan tenaga kerja lannya. Site manajer operasional
mempunyai tugas antara lain :
 Membantu manajer proyek dalam pelaksanaan di lapangan,
 Membantu time schedule dan revisi time schedule,
 Sebelum memulai pekerjaan site manajer dan mandor mengadakan
perjanjian harga borongan yang tertulis dalam surat perjanjian,
 Memeriksa dan menandatangani surat - surat pembayaran gaji mandor dan
karyawan lainnya.
4. Site Engineer
Site Engineeradalahpersonal sipil yang membantu semua unsur pelaksanaan
struktur yang ada. Bertanggung jawab kepada Direksi, Project Manager (PM), dan
Site Manager(SM).Kedudukannya dalam organisasi proyek adalah membawahi
drafter, safety control, dan adm. Secretariat.Tugas dari seorang Site Engineering
(SE) adalah sebagai berikut :
 Menyusun metode pelaksanaan pekerjaan yang efesien sesuai spesifikasi.
 Menentukan cara pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan
murahBerkomunikasi dengan konsultan perencana mengenai pelaksanaan
konstruksi secara teknis serta mengajukan usulan atas alternatif
pemecahannya.
14

 Melakukan supervisi di lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan di


lapangan serta menginformasikan penyimpangan yang terjadi kepada
project manager.
 Mempersiapkan prosedur pelaksanaan untuk menjamin pencapaian sasaran
kerja.
 Mengajukan daftar kelengkapan sarana yang dibutuhkan untuk pencapaian
sasaran kerja kepada owner.
 Melakukan monitoring secara intensif terhadap tahapan pelaksanaan
kegiatan harian, mingguan, dan laporang keuangan.
 Melakukan evaluasi terhadap penyimpangan mutu dan menetapkan cara
agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang sama.
 Mempersiapkan data-data untuk penyusunan schedule, diantaranya
membuat item aktifitas kegiatan, time duration, item bahan dan equipment.

5. Quality Control
Quality Control adalah seorang staf yang memastikan setiap item pekerjaan
di proyek mampu diproduksi dengan kualitas maksimal sesuai dengan standar
perusahaan akan kualitas produk bangunan. Kedudukan di proyek adalah sejajar
dengan Site manager dibawah Project Manager.Adapun tugas Quality Control
adalah :
 Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang untuk
intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau owner
untuk memastikan material yang akan digunakan sudah sesuai dengan
criteria yang diinginkan pemilik proyek bangunan,
 Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada pelaksana, sub
kontraktor atau mandor apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan
atau pemngadaan material yang mempengaruhi mutu hasil pekerjaan
dilapangan,
 Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkankan
maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status kepada
15

bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah melihat


kualitas bahan,
 Mengikuti jalanya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap
penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu pekerjaan
dapat dicegah, hal ini lebih baik jika dibanding perlakuan pengecekan
pekerjaan pada hasil akhir saja sehingga apabila terjadi mutu yang kurang
baik harus dilakukan bingkar pasang yang dapat menyebabkan biaya
tambahan,
 Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sudah
sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing,
 Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi material bahan
kepada supplier sebelum melakukan pembelian sehingga material terpilih
sesuai dengan standar kualitas yang dalam kontrak kerja,
 Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang
berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada proyek bangunan.

6. Pelaksana
Pelaksana adalah bagian dari kontraktor yang bertugas dan bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan teknis dilapangan. Hak dan kewajiaban pelaksana
antara lain :
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja, metode kerja,
gambar kerja, dan spesifikasi pekerjaan,
 Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil kerja dilapangan.
 Mengusulkan perubahan rencana pelaksanaan karena kondisi dilapangan
yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan yang sesuai
dengan rencana,
 Menjaga kebersihan dan ketertiban dilapangan,
 Mengontrol setiap kebutuhan proyek untuk dilaporkan kepada manager
proyek.

7. Surveyor
16

Surveyor mempunyai bermacam tugas dalam pembangunan proyek gedung,


secara umum pekerjaan surveyor berhubungan dengan pengukuran bangunan dan
pemetaan tanah pada kawasan yang akan dikembangkan.Tugas Surveyor adalah :
 Menentukan titik-titik batas area proyek, ini diperlukan untuk pembuatan
alur pagar proyek dan penentuan koordinat gedung,
 Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan untuk
diaplikasikan dilapangan,
 Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi dan lantai basement,
kesalahan dalam penentuan elevasi ini dapat menyebabkan pemborosan
pekerjaan urugan dan galian tanah,
 Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile
cap,
 Memantau kedataran cor beton pada pekerjaan lantai basement atau plat
lantai diatasnya,
 Marking atau menentukan as kolom gedung, pada pekerjaan ini
menggunakan istilah pinjaman as 1 m untuk mengecek apakah pembesian
dan bekisting kolom sudah terletak pada posisi yang benar,
 Pengecekan ketegakan kolom dengan menggunakan waterpass atau benang
ukur yang deberi bandul,
 Menghitung ketinggian elevasi cor kolom beton, agar pas untuk menaruh
balok dan plat lantai, kesalahan dalam pekerjaan ini dapat menyebabkan
adanya bobok beton atau cor ulang untuk menambah ketinggian kolom,
 Pengecekan kedataran elevasi balok lantai agar sesuai dengan gambar
rencana,
 Marking perletakan stek besi tulangan struktur diatasnya,
 Marking perletakan void dan lobang lift gedung agar berada tepat pada
posisi rencana,
 Membuat as elevasi bangunan tiap lantai, dibuat dengan cara membuat garis
pinjaman dengan ketinggian 1 m dari lantai gedung,
17

 Marking posisi pekerjaan arsitektur seperti pemasangan dinding batu bata,


pemasangan kepalaan keramik, penentuan posisi titik lampu,penentuan
posisi sanitair toilet, dll.

8. Logistik
Logistik berkaitan dengan keberadaan suatu barang / alat di proyek dan juga
kebutuhan material di proyek. Tugas dan kewajiban logistik sebagai berikut :
 Membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan proyek,
 Melakukan survey dan memberikan informasi kepada kepala proyek tentang
sumber bahan dan harga,
 Menyelenggarakan pembelian bahan yang telah diputuskan oleh kepala
proyek sesuai dengan jadwal pengadaan bahan dan prosedur perusahaan,
 Menyelenggarakan administrasi pergudangan tentang penerimaan
penyimpanan dan pemakaian bahan.

9. Administrasi
Administrasi proyek dimulai dari masa persiapan pelaksanaan pembangunan
sampai dengan pemeliharaan dan penutupan kontrak kerja.Tugas administrasi dan
keuangan proyek bangunan adalah sebagai berikut :
 Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai bulanan
sampai dengan pekerja harian dengan spesialisai keahlian masing-masing
sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan,
 Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain – lain,
 Membuat dan melakukan verifikasi bukti - bukti pekerjaan yang akan
dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek,
 Mengisi data - data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja,
menyimpan data - data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta
tunjangan karyawan,
 Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi,
18

 Mencatat aktivas proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat - alat


proyek dan sejenisnya,
 Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika proyek yang
dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali
kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang dikerjakan.

10. Safety Officer


Safety Officer adalah staff yang fokus pada masalah pengelolaan aspek
keselamatan dan kesehatan kerja, serta pengelolaan proyek yang berwawasan
lingkungan.

11. Operator
Operator adalah seseorang yang mengoprasikan alat berat di proyek.Tugas
dan kewajiban operator, antara lain:
 Mengoperasikan mesin/peralatan dengan benar,
 Menjaga kebersihan, kondisi, dan keamanan mesin/peralatan,
 Melaporkan ke atasan apabila mesin/peralatan rusak/perlu diperbaiki.

12. Mandor
Mandor adalah selaku manajer pada line terdepan yang akan menetukan
dalam pencapaian hasil akhir dari suatu kegiatan. Tugas kepada mandor diberikan
dalam bentuk partisipasi pemborongan dan upah tenaga kerja untuk suatu bagian
pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Perjanjian pemborongan tersebut tentu saja harus didasarkan pada
kesepakatan yang tegas, jelas, dan profesional, sebagaimana layaknya yang
diterapkan dalam kontrak perjanjian untuk pekerjaan sub kontrak. Tugas Mandor
adalah :
 Dapat membaca gambar konstruksi,
 Dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan,
 Menangani pekerjaan acuan, pembesian, pengecoran, dan mengawasi
pekerjaan tenaga kerja bawahannya.
19

13. Pekerja
Pekerja adalah orang yang mengerjakan pelaksanaan pembangunan atas
petunjuk dari mandor.Pekerja atau tukang mempunyai tugas melaksanakan
pekerjaan yang diberikan sesuai dengankeahlian masing - masing dan pekerja
tersebut berhak menerima upah yang sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.

14. Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas adalah perusahaan / badan hukum yang ditunjuk oleh
owner untuk melaksanakan pengawasan pekerjaan dilapangan, selama kegiatan
pelaksanaan proyek berlangsung.Tunjuannya adalah agar pelaksanaan pekerjaan
tidak menyimpang dari gambar kerja yang diterapkan.

2.3.2 Alat dan Bahan yang digunakan


a. Alat yang digunakan untuk mobilisasi
Peralatan atau alat berat dalam pekerjaan sipil banyak berkaitan dengan
mobilisasi, pemindahan tanah (earth moving) dan segala aspek yang timbul dari
peralatan yang digunakan untuk memindahkan tanah tersebut.Karena pekerjaan
ini berhubungan dengan tanah, pile cap, maka perlu diketahui sifat tanah dan tipe
galian tanah. Sifat fisik yang harus dihadapi alat berat akan berpengaruh dalam :
1. Menentukan jenis alat dan taksiran atau kapasitas produksi.
2. Perhitungan volume pekerjaan.
3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.
Ketidaksesuaian pemilihan jenis alat berat terhadap kondisi material yang
ada berakibat tidak efisiennya alat (lost time). Dalam proyek ini alat berat yang
digunakan adalah jenis excavator PC 120.
20

b. Alat yang digunakan untuk pengukuran


Dalam suatu proses pembangunan baik pembangunan gedung maupun
pembangunan jalan dan lain sebagainya terlebih dahulu diawali dengan tahapan
pengukuran dan pemetaan lokasi pembangunan. Pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan antara lain dilakukan untuk penentuan posisi, misalnya dalam
penentuan lokasi pemasangan tiang pancang, penentuan PI (Point Intersection)
dalam survey jalur, dan lain sebagainya. Dalam peiaksanaan penentuan posisi
tersebut, biasanya digunakan metode pengukuran terestris, yaitu menggunakan
alat pengukur sudut (theodolit atau Total Station) dengan mengikatkan pada titik
awal yang digunakan sebagai acuan dan biasanya diambil dari sebaran titik BM
(Bench Mark) yang telah diketahui koordinatnya di sekitar lok-asi bang'man
tersebut.Alat Teodolite hiasanya digunakan dalam pengukuran sudui, baik sudut
horizontal maupun vertical.Berikut merupakan jenis-jenis theodolite :
1. Teodolite repetisi (pusat rangkap)
Teodolite repetisi dilengkapi dengan sistem sumbu tegak rangkap atau
sebuah repetisi pengunci.Rancangan ini menyebabkan sudut-sudut dapat
diulang beberapa kali dan langsung ditambahkan pada lingkdran instrumen.
Contoh dari teodolite jenis repetisi adalah teodolite repetisi Lietz TG6 (atas
kebaikan Lietz Company) dan teodolite repetisi T-l (atas kebaikan Wild
Heerbrugg Instruments, Inc.). Masing-masing teodorite ini dapat dibaca
langsung ke menit terdekat dengan kemungkinan menaksir sampai 0,1
menit. Kedua instrumen ini mempunyai pemampas lingkaran vertikal yang
otomatik.Teropong dengan okuler shdar pembesaran 30x, pemusatan optis
dan kepekaa.n gelembung nivo lingkaran 30 sekon/2 mm pembagian skala.
2. Teodolite Reiterasi
Teodolite arah (reiterasi) adalah jenis instrumen tanpa ulang yang tak
mempunyai gerakan bawah.yang dibaca lebih baik disebut arah daripada
sudut. Setelah dibuat bidikan pada sebuah titik, arah garis dibaca pada
lingkaran.pengamatan ke arah titik berikutny4 menghasilkan arah baru,
sehingga sudut antara dua garis adalah arah kedua dikurangi arah pertama.
21

Teodolite reiterasi mempuryai gerakan orientasi lingkaran untuk membuat


pemasangan kasar lingkaran horizontal pada kedudukan sembarang yang
dikehendaki.
3. Teodolite digital etektronik
Kemajuan-kemajuan teknologi modem akhir-akhir ini mendorong produksi
teodolit digital erektronik yang secara otomatis dapat membaca dan
merekam sudut-sudut horizontal dan vertikal. Rancangan teodolite digital
elektronik mirip dengan rancangan theodolite biasa.Perbedaan yang
mendasar adalah kemampuannya untuk secara otomatik menemukan harga-
harga sudut dan memmjukkannya keluar clalam bentuk digital, karenanya
tak perlu membaca lingkaran lewat mikroskop.Dalam proyek ini alat ukur
yang digunakan adalah menggunakan theodolite digital.

Gambar 2.1 Alat ukur theodolite digital


22

1. Alat yang digunakan untuk pengeboran


a. Alat bor
Pondasi tipe bore pile dapat dipasang dengan berbagai metode dan alat.
Salah satunya adalah dengan menggunakan alat bore pile crane. Alat ini dapat
digunakan untuk mengebor tanah yang akan di jadikan tempat berdirinya
bangunan. Dengan menggunakan alat ini, teknisi bore pile dapat membuat
lubang dengan diameter antara 50 cm hingga 80 cm. Alat ini dapat membuat
lubang dengan kedalaman mulai dari 6 meter dan bahkan lebih dari 24 m.
Besarnya diameter dan kedalaman lubang tergantung pada jenis dan besarnya
gedung. membutuhkan banyak air. Air akan mempermudah alat ini untuk
membuat lubang dengan diameter dan kedalaman yang diinginkan. Walaupun
begitu, jenis mata bor tertentu dapat mengebor tanpa menggunakan air. Setelah
lubang-lubang pondasi di buat, maka tahap selanjutnya adalah pembersihan
lubang dari sisa tanah. Setelah bersih, maka lubang bor akan dimasuki pipa dan
kerangka baja. Setelah kerangka ini terpasang, pengecoran pun dimulai.
b. Mesin Las
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah
ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilakukan
dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las merupakan sambungan
setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Mengelas merupakan salah satu cara menyambung logam dengan menggunakan
panas. Salah satu cara menyambung logam selain dengan menggunakan las gas
adalah dengan cara menggunakan las listrik, ini yang biasa disebut dengan las
busur listrik atau umumnya disebut las listrik.
Las listrik adalah suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan
tenaga listrik sebagai sumber panas dan elektroda sebagai bahan tambah.
Penyalaan busur api dapat dilakukan dengan dua cara untuk pesawat las AC
penyalaan busur api yang digunakan dengan cara menggoreskan elektroda pada
benda kerja, sedangkan untuk mesin las DC, penyalaan yang digunakan dengan
cara disentuhkan atau dihentakkan pada benda kerja Dalam memilih besarnya arus
yang digunakan, tergantung pada besar kecilnya diameter elektroda dan jenis serta
23

tipe elektroda yang digunakan, karena tiap-tiap elektroda memiliki ampere


minimum dan maximum.
2. Bahan yang digunakan
a. Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete)
Secara umum manajemen (pengelolaan) usaha Readymix Concrete tidak
banyak berbeda dengan manajemen jenis usaha produksi yang lain. Secara garis
besar pengelolaan usaha bidang operasional ini meliputi beberapa bidang yaitu:
(Asmarawitjitra. 1991)
1. Bidang produksi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa jenis usaha readymix concrete mempunyai
kekhususan dibandingkan dengan jenis usaha produksi lain yang dilihat dari sifat
hasil produksinya antara lain:
• Adanya batasan setting time.
• Tidak bisa dilakukan stock (persediaan).
• Sangat peka terhadap kontaminasi dengan cairan-cairan kimia dan beberapa
cairan lain.
Hal-hal yang termasuk dalam bidang produksi adalah:
a. Peralatan
Peralatan yang dipakai dalam memproduksi readymix concrete terdiri dari :
• Truk mixer.
• Wheel loader.
• Batching plant unit.
b. Bahan Baku dan Penolong
Bahan baku yang dipergunakan meliputi:
• Semen (curah, semen sak).
• Air bersih.
• Agregat (pasir dan batu peeah).
• Concrete Admixture. Sistem Proses Produksi.
c. Sistem proses produksi pada usaha readymix concrete ada dua macam yaitu:
a. Proses kering ( dry process).
b. Proses basah (wet process).
24

2. Bidang logistik.
Hal yang penting dalam bidang logistik adalah penyimpanan (loading)
bahan baku dari material-material.
3. Bidang finansial.
Sebagaimana diketahui bahwa usaha readymix concrete membutuhkan dana
yang cukup besar, diantaranya untuk modal kerja guna pembelian bahan baku dan
bahan penolong. Untuk bidang usaha readymix concrete kebutuhan dana
umumnya diperlukan untuk:
• Investasi.
• Modal kerja.
• Membayar kewajiban pajak dan deviden untuk pesaham.

4. Bidang pemasaran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bidang pemasaran ready mix
concrete, antara lain:
• Perencanaan pemasaran dikaitkan dengan kapasitas produksi.
• Perencanaan pengiriman yang disesuaikan dengan jadwal konsumen.
• Kebijaksanaan harga.
• Promosi/pelayanan.
• Diversifikasi produk.
25

III

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan jembatan pabean ini,


meliputi pekerjaan :
1.1 Pekerjaan Persiapan
1.1.1 Pembersihan lokasi pekerjaan
Tahap pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah
membersihkan area pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara
membersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.
1.1.2 Pekerjaan pengukuran
Pengukuran pada lokasi proyek guna menentukan elevasi ataupun titik-titik
pada lokasi proyek yang nantinya akan dipasang pile. Pekerjaan ini dilakukan
dengan menggunakan alat ukur yang bernama theodolite.
1.1.3 Pemasangan papan nama proyek
Papan nama proyek dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan
guna mengidentifikasi proyek yang sedang di laksanakan.
1.1.4 Pembuatan direksi keet
Direksi keet adalah bangunan sementara sebagai tempat penyimpanan bahan
material yang akan digunakan , tempat rapat/ koordinasi lapangan. Dalam proyek
ini direksi keet yang digunakan adalah dengan menyewa rumah warga setempat
yang berdekatan dengan lokasi proyek.

1.2 Pekerjaan Struktur


Pekerjaan struktur merupakan pekerjaan utama yang dilaksanakan.Dalam
proyek ini pekerjaan struktur meliputi pengeboran, pengecoran, Berikut
merupakan tahapan pekerjaan pengeboran pada lokasi proyek :
26

1. Persiapan lokasi atau titik bore pile


Mempersiapkan lokasi titik dimana alat bore akan diletakan, tanah mampu
menopang berat alat tersebut.
2. Persiapan alat pengeboran
Pasang alat untuk pengeboran yang sesuai dengan kebutuhan sehingga alat
bore tersebut dapat menembus tanah pada elevasi yang telah ditentukan dan
ukuran diameter yang di tentukan guna mencapai daya dukung yang telah di
tentukan.Pada proyek ini alat pemancangan yang digunakan adalah crane bore
pile.
3. Kegiatan pengeboran
a. Pengeboran di titik yang sudah di tentukan hingga kedalaman yang di
inginkan
b. Memasukan chasing dengan seling dan pengelasan pada sambungan
c. Memasukan tulangan dan pengelasan pada tulangan
d. Kemudian pengecoran pada titik yang telah di bore
4. Kegiatan pengecoran
a. Mendatangkan ready mix dan pompa
b. Pengecoran dilakukan menggunakan pipa tremi dengan tujuan tidak
terjadi segresi
5. Pemotongan pile yang tidak terpakai
Setelah selesai melakukan pekerjaan pengecoran, potong bagian tiang yang
tidak diperlukan.

6. Pekerjaan pilecap
Setelah selesai melakukan pekerjaan pengecoran dan pemotongan bagian
tiang yang tidak diperlukan, kemudian lakukan pekerjaan pembesian, pasang
bekisting begian yang akan dilakukan pengecoran setelah itu lakukan proses
pengecoran pada pile cap.
27

IV

PENGENDALIAN

4.1 Pengendalian Mutu


Pada proyek konstruksi, ada tiga proses yang harus dilakukan untuk
mendapatkan mutu yang baik. Ini adalah syarat yang harus dilakukan dalam
memanajemen mutu dalam suatu proyek. Adapun ketiga proses mutu tersebut
adalah perencanaan mutu (Quality Planning), pengendalian mutu (Quality
Control) dan penjaminan mutu (Quality Assurance). Ketiga proses ini dilakukan
dalam suatu manajemen proyek agar proyek tersebut menghasilkan mutu yang
baik.

Gambar 4.1 Proses mutu

1. Perencanaan Mutu (Quality Planning)


Perencanaan mutu merupakan proses mengidentifikasi standar kualitas
yang relevan, yang sesuai dengan kebutuhan pemilik dan memenuhi standar
peraturan yang berlaku untuk setiap bagian pekerjaan, penetapan standar
spesifikasi yang diberlakukan dalam proyek dan perencanaan strategi
pencapaian standar yang direncanakan.
28

Perencanaan mutu biasanya berkaitan dengan pemilik (owner), yaitu proses


produksi, desain produk, atau pelayanan. Perencanaan mutu ini biasanya
dilakukan di tahap-tahap awal, sebelum tahap pelaksanaan. Untuk proyek
konstruksi, merencanakan mutu ini sangat perlu sebagai acuan untuk melakukan
proses selanjutnya seperti penjaminan mutu dan pengendalian mutu di tahap
selanjutnya. Secara garis besar, Perencanaan mutu bertujuan mengidentifikasi dan
menetapkan standar mutu yang relevan bagi proyek dan merumuskan strategi
pencapaiannya untuk memastikan proyek dan pekerjaan yang dihasilkan dapat
memehuhi standar mutu yang dapat diterima. Perencanaan mutu diharapkan
memenuhi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek yang sedang
dikerjakan :
 Memahami kebutuhan owner/pemberi tugas
 Memahami peraturan yang berlaku untuk setiap bagian pekerjaan
 Mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk desain dan
pelaksanaan konstruksi
2. Menganalisa dan menetapkan standar kualitas yang ingin dicapai proyek :
 Penyusunan dan penetapan RKS/Spesifikasi Umum dan Teknis
 Penetapan peraturan-peraturan yang dipakai dan harus ditaati dalam
pelaksanaan pekerjaan
3. Merencanakan strategi pencapaian kualitas :
 Pemilihan jenis/tipe/merk material (Spesifikasi Material)
 Perencanaan metoda pelaksanaan : urutan kerja dan strategi kerja
 Analisa kebutuhan material, alat dan sumber daya manusia yang
diperlukan, baik dari sisi jumlah/volume, penjadwalan waktu, jenis,
kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan
 Antisipasi permasalahan yang mungkin timbul dan strategi
penanganannya
 Sinkronisasi, evaluasi dan validasi keselarasan antara standar kualitas
(metoda, volume, kemampuan) dengan biaya dan waktu penyelesaian
pekerjaan.
29

2. Penjaminan Mutu (Quality Assurance)


Penjaminan mutu merupakan suatu proses menjalankan apa yang sudah
ditetapkan dan direncanakan dalam perencanaan mutu, mengawal, mengevaluasi
dan verifikasi pelaksanaan terhadap rencana yang dibuat, serta identifikasi dan
antisipasi masalah yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek. Tujuan
utama kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-tindakan yang
dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang
berkepentingan bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan
mutu proyek telah dilaksanakan dengan berhasil.
Penjaminan mutu diharapkan memenuhi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Menjalankan apa yang sudah ditetapkan dan direncanakan.
2. Mengawal strategi pencapaian kualitas supaya berjalan sesuai dengan apa
yang telah ditetapkan, supaya memenuhi persyaratan pengujian dan
evaluasinya serta memenuhi metoda pelaksanaan yang baik, dengan urutan
kerja yang benar dan kelengkapan material, alat dan sumber daya manusia
yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
3. Mengevaluasi pelaksanaan apakah sesuai dengan rencana strategi
pencapaian kualitas dalam batas toleransi yang dapat diterima.
4. Mengidentifikasi dan pencegahan/antisipasi masalah yang mungkin timbul
dari kondisi lokasi kerja, material, alat dan sumber daya manusia yang ada
serta melakukan evaluasi dan antisipasi problem dengan mengacu pada
strategi yang telah direncanakan sebelumnya.
5. Memberikan verifikasi keselarasan pelaksanaan pekerjaan dari pemenuhan
kualitas, biaya dan waktu terhadap rencana.

3. Pengendalian Mutu (Quality Control)


Pengendalian mutu merupakan suatu proses pemeriksaan dan pengujian
terukur, mulai dari material (spesifikasi), pemasangan (sesuai gambar) dan hasil
kerja (sesuai toleransi spesifikasi teknis hasil pekerjaan) dan penilaian
berdasarkan standar RKS/Spesifikasi Teknis dan peraturan yang ditetapkan harus
dipatuhi oleh proyek.5 Pengendalian mutu melakukan tindakan-tindakan berupa
30

testing, pengukuran, dan pemerikasaan untuk memantau apakah kegiatan


konstruksi telah dilakukan sesuai dengan rencana.Pengendalian mutu dilakukan
pada tahap pelaksanaan proyek, khususnya pada tahap pengwasan dan
pengendalian, agar mengetahui apakah tahap-tahap pelaksanaan proyek sudah
dilakukan sesuai dengan syarat dan rencana pada perencanaan mutu.Lalu jika
tidak dilakukan sesuai syarat, maka dilakukan penindak-lanjutan.
Pengendalian mutu diharapkan memenuhi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Melaksanakan inspeksi (material, alat, pekerjaan)
2. Memeriksa dokumen sertifikasi (material, alat, tenaga kerja)
3. Menyaksikan pelaksanaan dan menganalisa hasil pengujian (material,
pekerjaan)

4.2 Pengendalian Biaya


Pengendalian merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang
bertujuan agar pekerjaan-pekerjaan dapat berjalan mencapai sasaran tanpa banyak
penyimpangan. Pengendalian proyek adalah suatu usaha sistematis untuk
menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang system
informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis
kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar, dan
mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya yang
digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran
(Soeharto,1997).
Sumber daya proyek khususnya proyek konstruksi terdiri dari material,
tenaga kerja, pendanaan, metode pelaksanaan dan peralatan.Sumber daya
direncanakan untuk mencapai sasaran proyek dengan batasan waktu, biaya dan
mutu.Tantangan pada pelaksanaan proyek adalah bagaimana merencanaakan
jadual waktu yang efektif dan perencanaan biaya yang efisien tanpa megurangi
mutu. Waktu dan biaya merupakan dua hal penting dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi selain mutu, karena biaya yang akan dikeluarkan pada saat pelaksanaan
sangat erat kaitannya dengan waktu pelaksanaan pekerjaan.
31

Perkiraan biaya adalah memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang


diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia
(Soeharto, 1997).Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan proyek.Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui
berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek.Selanjutnya,
perkiraan biaya memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas yaitu
merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja,
pelayanan, maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun penekanannya
berbeda-beda untuk masing- masing organisasi peserta proyek. Bagi pemilik,
angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu patokan
untuk menentukan kelayakan investasi. Bagi kontraktor, keuntungan finansial
yang akan diperoleh tergantung pada seberapa jauh kecakapan membuat perkiraan
biaya. Bila penawaran harga yang diajukan di dalam proses lelang terlalu tinggi,
kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahan.
Sebaliknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah, kontraktor
akan mengalami kesulitan di kemudian hari. Sedangkan bagi konsultan, angka
tersebut diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk
berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek
Biaya proyek pada proyek konstruksi dibedakan menjadi dua jenis yaitu
biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost).(Soeharto,
1997).

Biaya langsung adalah semua biaya yang berhubungan langsung dengan pekerjaan
konstruksi di lapangan.Biaya langsung dapat diperoleh dengan mengalikan
volume/kuantitas suatu pekerjaan dengan harga satuan (unit cost) pekerjaan
tersebut.Harga satuan pekerjaan ini terdiri atas harga bahan, upah buruh dan biaya
peralatan. Biaya-biaya yang dikelompokkan dalam jenis ini yaitu :
1. Biaya Bahan
Biaya bahan terdiri dari biaya pembelian material, biaya transportasi, biaya
penyimpanan material dan kerugian akibat kehilangan atau kerusakan material.
32

2. Biaya Pekerja/Upah (Labour/Man Power)Biaya pekerja ini dibedakan atas :


a. Upah harian
b. Upah borongan
c. Upah berdasarkan produktivitas
3. Biaya Peralatan
Beberapa unsur yang terdapat dalam biaya peralatan ini antara lain adalah
sewa (bila menyewa), biaya operasi, biaya pemeliharaan, biaya operator, biaya
mobilisasi, dan lain-lain yang terkait dengan peralatan.
33

TUGAS LAPANGAN

Perhitungan beban pada jembatan

 Beban mati

Beban Parameter Volume Berat Satuan Berat


b (m) t (m) L (m) n
slab 7 0,2 25 1 25 KN/m³ 875
deck slab 1,2 0,07 25 4 25 KN/m³ 210
balok prategang 25 5 21,1 KN/m³ 2637,5
diafragma 25 4 3,88 KN/m³ 388
aspal 0,1 7 25 1 22 KN/m³ 385
parapet dan trotoar 0,78 25 2 24 KN/m³ 945
pier :
head 10 1,7 2,3 1 24 KN/m³ 938,4
body 1,57 2,7 1 24 KN/m³ 101,8
pile cap 1 10 8 1 24 KN/m³ 1920
TOTAL 8400,7

 Beban lajur (D)


Untuk bentang < 30 menurut SNI T-02-2005 , mengunakan q = 9 ,
sehingga di dapat :
5,5+𝑏 5,5+𝑏
D = 2 x (q x l x + p x Dla x )
2 2
5,5+7 5,5+7
= 2 x (9 x 25 x + 49 x 0,4 x )
2 2

= 3057,5 KN
34

VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari kegiatan kerja praktek pada pekerjaan
Perlindungan dan Perkuatan Tebing S.Cimanuk Ds.Pilangsari dan
Ds.Jatibarang Baru Kab.Indramayu Tahap II adalah sebagai berikut :
a. Jenis pekerjaan tersebut menggunakan sheet pile
b. Waktu pelaksanaan pekerjaan berjalan secara efektif karena tidak
adanya keterlambatan pekerjaan dalam pelaksanaan proyek
c. Pemodelan yang dibuat pada program plaxis 3D Foundation dengan
memasukan beban 100 kN hasilnya aman.
6.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
35

a. Sebaiknya setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan pengawas selalu


berada di lokasi proyek untuk memastikan agar pelaksanaan proyek
tersebut sesuai berdasakarkan data perencanaan
b. Mengutamakan aspek keamanan terutama pada pekerja proyek
dengan menyertakan perlengkapan safety ketika berada di lokasi
proyek guna meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

Anda mungkin juga menyukai