Total 375.5
Umur Rencana : 40 tahun
VDF4 : 375,5
VDF5 :375,5
(1+0,01𝑖)𝑣𝑟 −1
>R := =0
0,01(𝑖)
(1+0,01(3))40 −1
:= = 75,4013
0,01(3)
> CESA5 = VDF5 x 365 x R
=375,5 x 365 x 75,4013
=10.334.313,7
Jenis Tanah : Normal
CBR : 6,35
Jenis Sambungan : Dowel
Jenis Bahu Jalan : Bahu Beton
285
-Tebal Pelat Beton = = 237,5𝑚𝑚
1,2
150
-Lapis Pondasi LMC = = 125𝑚𝑚
1,2
150
-Lapis Pondasi Agregat Kelas A = = 125𝑚𝑚
1,2
PERKERASAN PERKERASAN
PEMBANDING
LENTUR KAKU
Umur Rencana
20 tahun 40 tahun
(Masa Layanan)
Cenderung Lendutan jarang
Lendutan
melendut terjadi
Perkerasan lentur lebih sensitif
Perilaku terhadap overloading daripada perkerasan kaku,
Overloading ini dikaitkan dengan perilaku terhadap
lendutan
Perkerasan lentur mempunyai tingkat
Kebisingan dan
kebisingan dan vibrasi yang lebih
Vibrasi
rendah
Perkerasan lentur mempunyai daya
Pantulan Cahaya pantul yang lebih lemah daripada
perkerasan kaku
Bentuk Permukaan perkerasan lentur lebih
Permukaan halus dibandingkan perkerasan kaku
PERKERASAN PERKERASAN
PEMBANDING
LENTUR KAKU
Relatif lebih
mudah dan cepat. Dengan teknologi
Dengan teknologi bahan aditif untuk
campuran, waktu beton, maka proses
yang dibutuhkan pematangan bisa
mulai dari berlangsung cepat
Proses Konstruksi
penghamparan sekitar 2 hari,
sampai dibuka tetapi beton yang
untuk lalu lintas terlalu cepat
hanya matang cenderung
membutuhkan mudah retak
waktu sekitar 2 jam
Tidak perlu
Memerlukan
perawatan rutin,
perawatan rutin,
Perawatan tetapi perbaikan
tetapi relative lebih
kerusakan relatif
mudah
lebih sulit
PERKERASAN PERKERASAN
PEMBANDING
LENTUR KAKU
Dikaitkan dengan
Biaya awal lebih
proses biaya awal
mahal tetapi tidak
Biaya Konstruksi lebih murah, tetapi
memerlukan
dan Perawatan perlu ada perawatan
perawatan yang rutin
rutin tahunan dan
sampai umur efektif
lima tahunan
Dengan nilai
Beban
Karakteristik kekakuan yang
didistribusikan
terhadap tinggi maka seluruh
secara berjenjang
Pembebanan beban diterima oleh
pada setiap lapisan
struktur
Material utama
Material yang
adalah agregat,
dibutuhkan adalah
Karakteristik semen, dan filler (jika
aspal dan filler (iika
Material dibutuhkan). Air
dibutuhkan). Sangan
dapat membantu saat
sensitive terhadap air
pematangan beton
Berdasarkan tabel perbandingan perkerasan kaku
dan lentur, jalan kami lebih sesuai jika
menggunakan perkerasan lentur karena :
Biaya konstruksi lebih murah
>Menghitung LEP
LEP = C x LHR x E
-Kendaraan Ringan = 0,5 x 252,5 x 0,0004 = 0,0505
-Bus 8 ton = 0,5 x 12,6x 0,1593 = 1,0040
-Truk 2as 10 ton = 0,5 x 10,1 x 0,35 = 1,7675
LEP = 2,822
>Menghitung LEA
-Kendaraan Ringan = 0,5 x 1176,9 x 0,0004 = 0,2354
-Bus 8 ton = 0,5 x 58, 7x 0,1593 = 4,6754
-Truk 2as 10 ton = 0,5 x 47,1 x 0,35 = 8,2425
LEA = 13,1533
>Menghitung LET
LET = ½ (LEP + LEA)
LET = ½(2,822 + 13,1533)
= 7,99
>Menghitung LER
LER = LET x VR/10
LER = 7,99 x 20/10 =15,98
>Menghitung ITP
CBR = 6,35%
DDT = 5,1 (Gambar 1 halaman 233)
Ipt = 1,5 -2 (Daftar V halaman 233)
FR = 1,0 (Daftar IV halaman 233)
LER = 15,98
Ipo = 3,9 -3,5 dengan roughness > 1000 (Daftar VI hal 234)
Dari nomogram 5 :
ITP =4,3, ITP=4,4
>Penetapan tebal
>Koefisien kekuatan
-peleburan = 0,00 = a
laston = 0,4 = a
-Batu Pecah (CBR 60) = 0,12 = a2
-Sirtu (CBR 50) = 0,12 = a3
1. Lapis Permukaan ITP =4,3
a1 = 0,4
D1= 5 cm (berdasarkan batas batas minimum Tebal
Lapisan Perkerasan Jalan.Daftar VIII)
2. Lapis Pondasi Atas
a2 = 0,12
D2= 15 cm(berdasarkan batas batas minimum Tebal
Lapisan Perkerasan Jalan.Daftar VIII)
3. Lapis Pondasi Bawah
a3 = 0,12
D3= 10 cm(berdasarkan batas batas minimum Tebal
Lapisan Perkerasan Jalan.Daftar VIII)
GAMBAR RANCANA LAPISAN PERKERASAN
ANALISIS KOMPONEN (Pd T-
14-2003)
Data dan Parameter Perencanaan :
CBR : 6,35%
Fcf : 4 Mpa (f’c = 285 kg/cm2 , silinder)
Bahan pondasi bawah : stabilitas
Mutu baja tulangan : BJTU 39 (fy : 3900kg/cm2) untuk BMDT dan BJTU 24 (fy : 2400
kg/cm2) untuk BBDT
µ : 1,3
Bahu jalan : ya
Ruji (dowel) : ya
Data lalu-lintas harian rata- rata :
- Bus Kecil (1+3) : 60 buah/hari
- Bus 8 ton : 45 buah/hari
- Truk 2as 10 ton : 30 buah/hari
- Truk 3 as 13 ton : 35 buah/hari
- Truk 2 as 20 ton : 25 buah/hari
- I : 6 % per tahun
- UR : 40 th
Direncanakan perkerasan beton semen
untuk 2 lajur 2 arah untuk Jalan
Kolektor
Perencanaan meliputi :
Perkerasan beton bersambung tanpa
tulangan (BBTT)
Perkerasan beton bersambung dengan
tulangan (BBDT)
Perkerasan beton menerus dengan
tulangan ( BMDT)
A. Analisis lalu-lintas
5 45.00
6 30.00
8 35.00
270 245.00 25
RD = roda depan, RB = roda belakang, RGD = roda gandeng depan, RGB = roda gandeng belakang, BS = beban
sumbu, JS = jumlah sumbu, STRT = sumbu tunggal roda tunggal
STRG = sumbu tungga roda ganda, STdRG = sumbu tandem roda ganda
MP : mobil penumpang dimana beban sumbu adalah 2 ton, kemudian di distribusi ke
roda depan 1 ton dan roda belakang 1 ton (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Untuk bus 2as dan truk 3as pembagian konfigurasi beban sumbunya sama,
menyesuaikan beban sumbu masing-masing kendaraan (sumber : Pd-T-01-2003
Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Untuk truk gandeng distribus beben sumbu di bagi pada empat roda, yakni roda depan 6
ton, roda belakang 14 ton, roda gandeng depan dan belakang masing-masing 5 ton.
(sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Jumlah kendaraan di ketahui dari data yang ada
Jumlah sumbu per kendaraan, untuk mobil tidak ada ; untuk bus dan truk 3 as yakni 2
sumbu, kecuali truk gandeng 4 sumbu. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan
Perkerasan Jalan Beton Semen)
Jumlah sumbu kendaraan diperoleh dari perkalian antara jumlah kendaraan dan jumlah
sumbu per kendaraan
Beban Sumbu (BS) untuk jenis STRT di ambil dari konfigurasi beban depan, kecuali
truk 2 as (roda depan & roda belakang) dan truk gandeng (roda depan, roda gandeng
depan, dan roda gandeng belakang)
Jumlah sumbu (JS) untuk STRT,STRG,STdRG yakni jumlah kendaraan yang ada
berdasarkan data
Beban sumbu (BS) untuk STRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk
jenis kendaraan bus dan truk 2 as besar
Beban sumbu (BS) untuk STdRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya
untuk jenis truk gandeng
JKSN = 365 x JSKNH x R
= 365 x 270 x 95
= 9362250
Keterangan :
R : factor pertumbuhan lalu-lintas berdasarkan Umur Rencana
(UR) dan laju pertumbuhan per tahun (i) → (table 3 factor
pertumbuhan lalu-lintas Pd T-14-2003 tentang pedoman
perencanaan perkerasan jalan beton semen)
Angka 0,5 pada perhitungan JKSN Rencana merupakan factor
koefisien distribusi dari perencanaan jalan 2 lajur 2 arah (Pd T-14-
2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
B. Repitisi Sumbu Yang Terjadi
lalu lintas
jenis sumbu beban sumbu jumlah sumbu proporsi beban proporsi sumbu
rencana
repetisi yang terjadi
1 2 3 4 5 6 7
STRT 8 35.00 0.142857 0.907407 4213013 546131.25
6 55.00 0.22449 0.907407 4213013 858206.25
5 80.00 0.326531 0.907407 4213013 1248300
4 30.00 0.122449 0.907407 4213013 468112.5
3 45.00 0.183673 0.907407 4213013 702168.75
Total 245.00 1
4213012.5
Jumlah sumbu : akumulasi dari
jumlah sumbu masing-masing
konfigurasi beban sumbu
kendaraan yang beratnya sama
Proporsi Beban : Jumlah sumbu
masing-masing beban/total jumlah
sumbu (STRT/STRG/STdRG)
Proporsi Sumbu : Jumlah total
sumbu (STRT/STRG/STdRG)
dibagi total jumlah sumbu
(STRT+STRG+STdRG)
Lalu lintas rencana : JKSN Rencana
Sumber data beban : Hasil survey
Jenis perkerasan : BBTT dengan ruji
Jenis bahu : beton
Umur rencana : 40 tahun
JSK : 4213012,5
Faktor keamanan beban : 1 (tabel 4 Pd T-14-
2003 tentang pedoman
perencanaan perkerasan jalan beton semen)
f’cf umur 28 hari : 4 Mpa
Jenis & tebal lapisan pondasi : Stabilisasi semen
15 cm
CBR tanah dasar : 6,35%
CBR efektif : 27,5%
Tebal taksiran pelat beton : 8 cm
(diambil nilai minimum (150 mm) karena data yang ada tidak ada di
dalam grafik)
Berdasarkan Analisis – analisis di atas,
persen rusak fatik lebih kecil
(mendekati) 100% maka tebal pelat di
ambil 8cm.