Lembar kerja ini menampilkan prosedur perhitungan untuk menentukan ketebalan lapisan filter tegak
(inclined) dan filter horizontal yang merupakan sistem drainase internal suatu bendungan tipe urugan
tanah maupun urugan batu.
Karakteristik sistem filtrasi bendungan Kuwil adalah sebagai tabel berikut.
Tabel 1 Sistem filtrasi zona inti
Zona Material Slope Ketebalan Permeabilitas
(m) (cm/det)
1 Inti Clay 1 : 0,25 10-6
2 Filter halus Fine sand 1 : 0,25 10-4
3 Filter kasar Sandy gravel 1 : 0,25 10-3
4 Random batu Random batu 10-3
Dianggap (asumsi) bahwa seepage terjadi pada kondisi aliran laminer sehingga untuk itu digunakan
hukum Darcy.
Perhitungan ketebalan filter tegak (zona 3)
Zona 3 adalah zona filter kasar yang berfungsi menahan gerakan butiran base soil zona 2 (filter halus)
serta merupakan medium fermeabel yang mengalirkan rembesan menuju toe drain melalui filter
horizontal.
Penampang zonasi inti bendungan diperlihatkan pada Gambar-1, basic data untuk perhitungan adalah
sebagai berikut.
H = Tinggi muka air di hulu bendungan = 51,50m (tinggi muka air normal)
k = Permeabilitas zona filter 3 = 1,67 x 10-4 cm/det = 1,67 x 10-6 m/det
kb = Permeabilitas zona inti = 10-6 cm/det = 10-8 m/det
1
sin α = sin 16o = 0,2879
Secara umum karena tebal pemadatan yang tidak begitu tebal sedangkan permeabilitas arah horizontal
biasanya lebih tinggi dari pada permeabilitas vertikal, maka untuk mengestimasi volume rembesan
melalui zona 3 dianggap permukaan freatik akan turun 30% pada titik di mana permukaan garis
rembesan memotong slope hilir zona 3 (filter drain).
Maka debit rembesan pada potongan X – Y (Gambar 1) adalah:
q = 0.9H x k,
= 0.9 x 51,50 x 1 x 10-8
= 77,4 x 10-8m3/d/meter panjang1
= 0,77 x 10-6 m3/det
Ketebalan filter zona 3 dapat di tentukan dengan menggunakan hukum Darcy sebagai berikut:
q, = k.i.A
di mana A = t, x 1 = t, (i.e., cross-section area untuk 1 meter panjang bendungan)
i = sin α = sin 16o = 0.2879 (α = 16o)
Hitungan:
0,77 x 10-6=1.67 x lO-6 x 0.2879 x t,
Atau t = [0,77 x lO-6]/ [1.67x lO-6x0.2756] = 1,59m Untuk kepentingan praktis diambil ketebalan 2m
1
Rembesan juga dapat dihitung menggunakan flownet
2
Tabel A-5 SNI 8065:2016, Permeabilitas alami tanah tak terkonsolidasi
2
q = 2,55 x 10-6 x 51,4/205,63 x 30 = 19,12 x 10-6 m3/det/m panjang bendungan.
Bila diasumsikan dengan diafragma wall dapat dicapai efisiensi 80%, maka debit rembesan melalui
fondasi sekarang menjadi: q = 0,20 x 19,12 x 10-6 m3/d. = 3,82 x 10-6 m3/det
Debit rembesan total yang bisa ditahan oleh filter horizontlal: (0,77 + 3,82) x 10-6 = 4,59x10-6m3/det)
Ketebalan filter horizontal
q = k x (t2/L3)
k = 1,67 x 10-6 m/d
t = ketebalan filter horizontal
L3 = Panjang filter horizontal (= 135,15m)
4,59 x 10-6 = (1.67x 10-6 x t2) == t = 1,65m
Untuk faktor keamanan SF = 2 maka t = 2 x 1,65 = 3,3m, diambil 3,00m
Typical hydraulic conductivity for unconsolidated sedimentary material
Material Hydraulic conductivity (m/det)
Gravel 3 × 10−4–3 × 10−2
Coarse sand 9 × 10−7–6 × 10−3
Medium sand 9 × 10−7–5 × 10−4
Fine sand 2 × 10−7–2 × 10−4
Silt, loess 1 × 10−9–2 × 10−5
Till 1 × 10−12–2 × 10−6
Clay 1 × 10−11–4.7 × 10−9
Unweathered marine clay 8 × 10−13–2 × 10−9
Karst and reef limestone 1 × 10−6–2 × 10−2
Limestone, dolomite 1 × 10−9–6 × 10−6
Sandstone 3 × 10−10–6 × 10−6
Siltstone 1 × 10−11–1.4 × 10−8
Salt 1 × 10−12–1 × 10−10
Anhydrite 4 × 10−13–2 × 10−8
Shale 1 × 10−13–2 × 10−9