Tatap Muka ke 8
Mata Kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)
Prodi S1 Teknik Sipil
Pendahuluan
• Keterbatasan sumber daya yang tersedia dan meningkatnya kebutuhan
akan sumber daya membuat kita perlu mengelola sumber daya yang ada
sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.
• Operasi waduk adalah kebijakan/ aturan dalam rangka memanfaatkan
sumber daya waduk baik pemanfaatan ruang tampungannya maupun
pemanfaatan airnya dengan dalam berbagai kondisi hidrologi sesuai fungsi
tujuannya.
• Pengaturan pemanfaatan sumber daya waduk didasarkan atas
pertimbangan sumber daya yang tersedia dan kebutuhan yang diperlukan
pada pengoperasian yang optimum berdasarkan hasil analisis.
• Kebijakan operasi ini nantinya akan menjadi pedoman bagi operator dalam
memanfaatkan sumber daya waduk.
• Pada saat perencanaan waduk, pedoman pengoperasian waduk biasanya
telah direncanakan untuk mengatur pelepasan/ release guna memenuhi
kebutuhan/ demands rencana
Rencana Operasi Tahunan Waduk
(ROTW)
• Digunakan bagi pengelola aduk sebagai acuan
dalam rangka pengendalian/ pengaturan air
harian rutin waduk untuk memenuhi
kebutuhan air di hilir selama setahun
• Dibuat berdasarkan Pola Operasi Waduk
(POW). POW ini merupakan kerangka dasar
operasi waduk untuk jangka panjang
Contoh pola operasi waduk
138
Tahun kering 2
136
Elevasi muka air waduk (m)
Tahun kering 1
Normal RWL
134
Kurva operasi baru
132
130
128
126
Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nop Des
Bulan
POW Tahun normal, tahun basah, dan
tahun kering
• Tahun basah adalah tahun pada saat debit lebih besar dari 115%
dan tahun kering adalah tahun pada saat debit kurang dari 85% dan
debit rata-rata tahun normal dianggap 100%
• Penyusunan POW didasarkan pada tingkat ketersediaan air dengan
probabilitas tertentu.
• Tingkat ketersediaan 50% adalah sama dengan debit rata-rata,
• Tahun Normal adalah pada saat debit dengan tingkat ketersediaan
berkisar antara 35% sampai 65%.
• Tahun Basah adalah debit dengan tingkat ketersediaan di bawah
35%,
• Tahun Kering adalah debit dengan tingkat ketersediaan di atas 65%
• POW mempertimbangkan kondisi debit air waduk pada tahun
basah untuk batas atas dan tahun kering untuk batas bawah
Pola Perhitungan
• Konvensional
• Simulasi
• Optimasi
Konvensional
– Kondisi I : keluaran air dari waduk lebih kecil dari target (kebutuhan)
– kondisi II: keluaran air dari waduk sesuai dengan kebutuhan air yang
diperlukan atau sesuai target.
– kondisi III: keluaran air dari waduk besarnya sama dengan kebutuhan/target
ditambah dengan besarnya debit yang terbuang melalui pelimpah.
– Pola operasi optimal : menjaga agar tidak terjadi limpasan air di atas pelimpah
dan tidak adanya pengurangan kebutuhan akibat tampungan yang cenderung
menurun di bawah ambang kritis
SOP (Standard Operating Policy)
• Kebijakan pola pengoperasian waduk
berdasarkan SOP adalah dengan menentukan
outflow terlebih dahulu berdasarkan
ketersediaan air di waduk dikurangi
kehilangan air, dengan memaksimalkan
outflow agar dapat memenuhi semua
kebutuhan dengan syarat air waduk berada
dalam zona tampungan efektif.
Penentuan besarnya pelepasan
• RLt = It + St-1 - Et – Smaks apabila It + St-1 - Et - Dt
> Smaks
• RLt = It + St-1 - Et - Smin apabila It + St-1 - Et - Dt
< Smin
• RLt = Dt apabila Smin < It + St-1
- Et - Dt < Smaks
Simulasi
• TMA waduk disimulasikan dengan berbagai kondisi tipe debit air
masuk (inflow) dan karakteristik waduk sehingga didapatkan kurva
pola pengoperasian waduk pada kondisi tahun basah, normal dan
kering
Optimasi
Macam model optimasi:
• Program Linier
• Program Non Linier
• Program Dinamik
Data yang diperlukan
Data hidrologi dan klimatologi
• Bendungan baru
– Data atau hasil analisis debit air masuk (inflow) minimal 10 tahun terakhir,
– Data hujan (harian atau jam-jaman) minimal 10 tahun terakhir,
– Data klimatologi selama 5 tahun dari stasiun terdekat.
• Bendungan lama (sudah beroperasi)
– Data operasi waduk harian : inflow, release (outflow lewat intake), spill out,
elevasi muka air waduk hasil pengamatan pada minimal 5 tahun terakhir
– Data air masuk dan air keluar pada kejadian banjir berupa debit banjir
maksimum dan data debit jam-jam an selama periode waktu pada minimal 5
tahun terakhir,
– Data hujan (harian atau jam-jaman) minimal 10 tahun terakhir,
– Data klimatologi selama 5 tahun dari stasiun terdekat.
– Data penyusunan pola operasi waduk sebelumnya.
• Untuk waduk seri perlu data operasi waduk di hulunya
Data pembagian fungsi tampungan waduk
Urugan Tanah
Tipe Bendungan Elevasi tampungan mati EL. 306,0 mdpl
homogen Data
Tinggi Bendungan diatas dasar teknis
19 m Pelimpah Ogee tanpa pintu
sungai waduk
Panjang Puncak 185 m Elevasi puncak pelimpah EL. 320,0 m
Elevasi muka air maksimum EL. 321,0 m Tipe alat operasi Pintu sorong
90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
140 140
Elevasi muka air waduk (m)
130 130
125 125
Kapasitas tampungan
Luas permukaan waduk
120 120
115 115
0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00
Kapasitas Tampungan
Max = 6.000.000m3 = 0,3171m3/detik
Kapasitas Tampungan
Min = 100.000m3 = 0,0032m3/detik
No INFLOW DEMAND
1 0,50 4,17
2 0,49 4,17
3 1,33 4,17
4 2,55 4,17
5 2,71 4,17
6 8,45 4,17
7 3,22 4,17
8 5,31 4,17
9 0,70 4,17
10 0,30 4,17
11 4,01 4,17
12 8,09 4,17
13 12,84 4,17
14 9,78 4,17
15 5,77 4,17
16 1,70 4,17
17 3,18 4,17
18 0,19 4,17
19 0,33 4,17
20 2,11 4,17
21 3,10 4,17
22 3,89 4,17
23 10,90 4,17
24 7,62 4,17
25 5,22 4,17
26 4,26 4,17
27 3,03 4,17
28 2,19 4,17
29 1,54 4,17
30 0,16 4,17