SUMBERDAYA AIR
Pertemuan-6
1
❑ Prasarana/Infrastruktur
Sumberdaya Air
Dr. Ir. Supriyanto, M.P.
Non-struktural:
• Penyusunan peraturan
• Penyusunan program kegiatan
• Penghijauan, konservasi lahan
Prasarana Sumber Daya Air
• Prasarana SDA adalah bangunan air beserta bangunan lain
yang menunjang kegiatan pengelolaan sumber daya air, baik
langsung maupun tidak langsung.
120
115
Luas
Volume
110
105
100
- 1.0 2.0 3.0
Elevasi
Luas
km^3
Contoh:
Penentuan Tampungan Waduk
Perhatikan kurva
massa inflow waduk di
samping. Berapakah
suplai air yang bisa
disediakan dari suatu
reservoir dengan
kapasitas 30000 acre
ft?
Algoritma “Sequent Peak”
• Untuk menghitung kekurangan kumulatif.
• Apabila:
• Qt = inflow dalam selang waktu t
• Rt = outflow/kebutuhan dalam selang waktu t
• Kt = kekurangan air pada akhir selang waktu t
• Kt = Rt-Qt+Kt-1, apabila (Rt-Qt+Kt-1) < 0 , maka Kt =
0.
Algoritma “Sequent Peak”
Keandalan Waduk
• Keandalan waduk didefinisikan sebagai probabilitas di
mana waduk dapat mensuplai kebutuhan yang
diharapkan selama usia guna (lifetime) tanpa adanya
kekurangan.
• Usia guna biasanya antara 50 – 100 tahun.
• Bagaimana cara perhitungannya?
• Menyusun 500-1000 set kondisi inflow dan pengambilan. Lama
waktu dari masing-masing set adalah sama dengan usia guna /
lifetime.
• Dari masing-masing set diambil harga tampungan yang
diperlukan.
• Lakukan analisis frekuensi pada harga-harga tampungan.
• Buat kurva keandalan: volume tampungan vs. probabilitas.
• Makin besar volume tampungan → makin besar keandalannya.
Sedimentasi Waduk
Sedimentasi Waduk
• Tidak semua sediment yang masuk ke waduk akan
terendapkan.
• Sebagian akan terbawa keluar bersama aliran.
• Jumlah bagian dari sedimen yang terendapkan tergantung
pada kapasitas waduk dan inflow.
• Trap efficiency = = f(kapasitas/inflow).
Sedimentasi Waduk
Brune, 1953
Sedimentasi Waduk
Linsley (1982)
Linsley (1982)
Jam ke I 2S/dt - O 2S/dt + O O S Elevasi
12 2 5.6 9 1.7 1.6 3.0
24 5.2 8.2 12.8 2.3 2.3 5.2
36 10.1 14.9 23.5 4.3 4.1 9.0
48 12.2 16.2 37.2 10.5 5.8 11.5
60 8.5 16.3 36.9 10.3 5.7 11.3
72 4.7 16.3 29.5 6.6 4.9 10.5
84 2.3 14.9 23.3 4.2 4.1 8.7
14 14.0
12 12.0
Debit (m3/det)
Elevasi (m)
10 10.0
8 Inflow 8.0
6 Outflow 6.0
4 4.0
2 2.0
0 0.0
0 50 100 0 20 40 60 80 100
Jam ke... Jam ke ...
(Sosrodarsono, 1985)
Penanggulangan Gerusan Dengan Groin / Krib
Penyelesaian:
• Alternatif untuk mengatasi masalah erosi tebing dipilih sesuai dengan
keadaan daya dukung tanah dan metoda perlindungan yang
dikehendaki.
• Perlindungan tebing ini dapat dilakukan dengan:
• Mengubah pola aliran dengan cara pembangunan krib atau
• Dengan perlindungan langsung pada permukaan tebing.
• Berdasarkan pertimbangan:
• Penyebab utama dari erosi adalah terkonsentrasinya arus pada
tebing di sisi luar
• Lebar sungai masih mencukupi untuk berfungsi sebagai jalur
navigasi dan
• Stabilitas tebing yang relatif rendah apabila dibangun perkuatan
langsung berupa revetment.
• Maka usulan penanggulangan erosi adalah dengan pembangunan krib
pengarah arus pada sisi luar dari tikungan.
Sifat hidraulis
• Berdasarkan sifat hidraulis terdapat tiga jenis krib, yaitu:
krib lolos air, krib kedap air, dan krib semi kedap.
Formasi Krib
• Terdapat 3 jenis formasi krib: tegak lurus terhadap arah
arus aliran, condong ke arah hulu dan condong ke arah
hilir. Dalam perencanaan ini digunakan krib dengan
formasi tegak lurus terhadap arah aliran utama,
mengingat jari-jari tikungan yang relatif besar (1.913 m).
Tinggi Krib
• Elevasi ujung mercu krib berada 0,5 – 1,0 meter di atas
rata-rata elevasi muka air rendah.
Panjang Krib dan Interval Krib
• Panjang dan jarak antar krib satu dan lainnya ditetapkan
secara empiris berdasarkan pada pengamatan data
sungai yang ada, antara lain situasi sungai, alignment
sungai, lebar sungai, dan jari-jari tikungan sungai.
• Perbandingan antara panjang krib (l) dan lebar sungai (B)
pada lazimnya kurang dari 0,10. Sehingga untuk lebar
sungai rata-rata 335 m, ditentukan bahwa panjang krib
maksimum yang dapat dibuat adalah = 0,1 x 335 = 33,5
meter.
• Jarak antar krib (D)untuk sisi luar dari tikungan
ditentukan berdasarkan perbandingan D/l = 1,5, sehingga
jarak interval maksimum antar krib adalah = 1,5 x 33,5 =
50,25 50 meter.