Anda di halaman 1dari 14

Tugas 1

Perhitungan dan Hubungan Bukaan Pintu dengan Rating Curve Debit,


Lengkung Kapasitas Waduk.

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Perencanaan & Pengelolaan Waduk

Kelas G

Dosen Pengampu :

Ir. Suwanto Marsudi, MS.

Disusun Oleh :

Aldi Ainun Habibi / 175060401111021 (Absen : 3)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

MALANG
2020
A. Definisi Pelimpah (Spillway)

Spillway atau disebut dengan pelimpah merupakan bangunan air beserta instalasinya yang
berfungsi untuk mengalirkan debit banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan
keamanaan bendungan terhadap overtopping dan gerusan di hilir. Dimana kapasitasnya
ditentukan terutama berdasarkan debit banjir yang diperhitungkan akan melalui bangunan air.
Pelimpah selain terdapat pada bendungan, dapat pula digunakan sebagai kelengkapan utama
pada bendung, embung, kantong lahar, dan lain-lain. Dengan adanya pelimpah, elevasi muka air
di hulu didesain tidak akan melampaui batas maksimum berkaitan dengan debit banjir rencana.
1. Jenis – Jenis Pelimpah
a. Free-overfall (straight drop) spillway
Karakteristik dari pelimpah tipe ini meliputi:
 Cocok pada bendung pelengkung yang tipis atau bendung dengan puncak yang memiliki
bagian hilir yang nyaris vertikal.
 Sebuah kolam olakan perlu dibangun di dasar ketinggian jatuh bebas
 Loncatan hidrolik dapat terbentuk pada bagian datar jika tailwater memiliki kedalaman
yang cukup.
 Permasalahan hidrolik utama yang sering muncul dalam desain pelimpah tipe ini adalah
karakteristik dari pengaturan dan peredaman energi aliran di hilir.

Gambar. Straight Drop Spillway


b. Chute spillway
Chute spillway atau pelimpah banjir tipe peluncur memungkinkan aliran yang melimpah di
atas mercu pelimpah untuk mengalir pada suatu saluran terbuka yang curam yang disebut
peluncur atau terusan. Saluran terbuka tersebut biasanya dibuat dari pelat-pelat beton bertulang.

Gambar. Pelimpah Jenis Chute Spillway


Bangunan semacam ini relatif ringan dan cocok untuk bendungan urugan dengan kondisi
topografi yang mendukung untuk dibangunnya chute spillway tersebut. Bila kemiringan peluncur
dapat disesuaikan terhadap keadaan topografi daerahnya, maka jumlah urugan dapat dikurangi.
Peluncur kadang-kadang mempunyai lebar yang seragam, tetapi ada juga yang lebarnya
dipersempit untuk penghematan dan kemudian diperlebar di dekat ujungnya untuk mengurangi
keceparan aliran. Dinding di samping peluncur juga harus cukup tinggi.

c. Side channel spillway

Gambar. Side Channel Spillway yang dilengkapi chute / peluncur


Ilustrasi pelimpah banjir jenis luapan samping atau side channel spillway dapat dilihat
pada Gambar sebelumnya Seperti terlihat pada gambar tersebut, side channel spillway adalah
pelimpah yang alirannya, setelah lewat di atas mercu, disalurkan di dalam suatu alur yang
arahnya sejajar dengan mercu. Setelah melalui alur samping tersebut air biasanya dialirkan
melalui suatu peluncur (chute) atau terowongan (tunnel).

Gambar. Aliran pada sebuah side channel spillway

Mercu pelimpah tipe ini biasanya berupa bagian gaya berat yang dibuat dari beton, tetapi
dapat juga berupa lantai perkerasan yang terletak di atas timbunan tanah atau permukaan tanah
asli.
2. Jenis Pintu di Pelimpah
Jenis jenis pintu yang ada di bendungan-bendungan di Indonesia adalah:

 Pintu air
 Pintu Sorong (Slide Gate)
 Pintu Bonet (Boneted Gate)
 Pintu Roda Tetap (Fixedwheel Gate)
 Pintu Aliran Pancar (Jet Flow Gate)
 Pintu Radial Pelimpah (Spillway Radial Gate)
Salah satu dari jenis-jenis pintu untuk pelimpah adalah Pintu Radial atau Radial Gate. Pintu
radial umumnya diapasang pada bangunan pelimpah sehingga disebut pintu radial pelimpah
(spillway).
Rumus debit pengaliran pada spillway memakai jenis pintu radial adalah sebagai berikut :

Q=C d . B . a . √(2 g hi)

Dengan :
Cd : koefisien debit (0.611)
B : lebar efektif/total lebar pintu (m)
a : tinggi bukaan pintu (m)
hi : tinggi air di hili (m)
g : gravitasi (9.81 m2/detik)

Untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut, maka bangunan pelimpah direncanakan


sedemikian rupa, agar pada saat mengalirkan debit banjir abnormal, perbedaan elevasi
permukaan di hulu dan di hilir bendung pengatur tidak kurang dari 2/3 tinggi air di atas mercu
bendung tersebut (Sosrodarsono, 1989:190).

3. Contoh Perhitungan Pelimpah dengan Pintu Radial


Diketahui :
H = 1,0 m

Percepatan gravitasi = 9,81 m/dt2

Cd = 0,6

Lebar pintu = 6,0 m

a = 0,2 m

Elevasi puncak mercu = 41.00 m

Sehingga:

Q = Cd . B . a . √ 2. g . H

= 0,6 . 6 . 0,2 . √ 2.9 .81 .1

= 3,189 m3/dtk
Didapatkan hasil debit sebesar 3,189 m 3/detik untuk bukaan pintu setinggi 0,2 meter. Untuk
perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah.
a) Bukaan Pintu 0,2 m
Tabel 1. Perhitungan Debit Bukaan Pintu = 0,2 m

Q
Elevasi H Cd Q
komulatif
(m3/dtk
m m   (m3/dtk)
)
40 0 0 0 0
41 1 3,189 3,189
42 1,5 3,906 7,095
43 2 4,510 11,605
44 2,5 5,043 16,648
45 3 5,524 22,172
46 3,5 5,966 28,138
47 4 6,378 34,517
48 4,5 6,765 41,282
49 5 7,131 48,413
50 5,5 7,479 55,893
0,6
51 6 7,812 63,705
52 6,5 8,131 71,835
53 7 8,438 80,273
54 7,5 8,734 89,007
55 8 9,020 98,028
56 8,5 9,298 107,326
57 9 9,568 116,893
58 9,5 9,830 126,723
59 10 10,085 136,808
60 10,5 10,334 147,142

b) Bukaan pintu 0,4 m


Tabel 1. Perhitungan Debit Bukaan Pintu = 0,4 m

Q
Elevasi H Cd Q
komulatif
m m   m3/dtk m3/dtk
40 0   0 0
41 1 6,378 6,378
42 1,5 7,812 14,190
0,6
43 2 9,020 23,211
44 2,5 10,085 33,296
Q
Elevasi H Cd Q
komulatif
45 3 11,048 44,344
46 3,5 11,933 56,277
47 4 12,757 69,033
48 4,5 13,531 82,564
49 5 14,263 96,826
50 5,5 14,959 111,785
51 6 15,624 127,409
52 6,5 16,262 143,671
53 7 16,876 160,546
54 7,5 17,468 178,014
55 8 18,041 196,055
56 8,5 18,596 214,651
57 9 19,135 233,787
58 9,5 19,660 253,446
59 10 20,170 273,616
60 10,5 20,668 294,285
c) Bukaan Pintu 0,6 m
Tabel 1. Perhitungan Debit Bukaan Pintu = 0,6 m

Q
Elevasi H Cd Q
komulatif
m m   m3/dtk m3/dtk
40 0   0 0
41 1 9,568 9,568
42 1,5 11,718 21,285
43 2 13,531 34,816
44 2,5 15,128 49,944
45 3 16,572 66,515
46 3,5 17,899 84,415
47 4 19,135 103,550
48 4,5 20,296 123,846
49 5 21,394 145,240
0,6
50 5,5 22,438 167,678
51 6 23,436 191,114
52 6,5 24,393 215,506
53 7 25,314 240,820
54 7,5 26,202 267,022
55 8 27,061 294,083
56 8,5 27,894 321,977
57 9 28,703 350,680
58 9,5 29,489 380,169
Q
Elevasi H Cd Q
komulatif
59 10 30,255 410,425
60 10,5 31,003 441,427

d) Bukaan Pintu 0,8 m


Tabel 1. Perhitungan Debit Bukaan Pintu = 0,8 m

Q
Elevasi H Cd Q
komulatif
m m   m3/dtk m3/dtk
40 0   0 0
41 1 12,757 12,757
42 1,5 15,624 28,381
43 2 18,041 46,421
44 2,5 20,170 66,592
45 3 22,095 88,687
46 3,5 23,866 112,553
47 4 25,514 138,067
48 4,5 27,061 165,128
49 5 28,525 193,653
50 5,5 29,917 223,570
0,6
51 6 31,248 254,818
52 6,5 32,524 287,342
53 7 33,751 321,093
54 7,5 34,936 356,029
55 8 36,082 392,111
56 8,5 37,192 429,303
57 9 38,270 467,573
58 9,5 39,319 506,892
59 10 40,341 547,233
60 10,5 41,337 588,570

e) Bukaan Pintu 1,0 m


Tabel 1. Perhitungan Debit Bukaan Pintu = 0,8 m

Q
Elevasi H Cd Q
komulatif
m m   m3/dtk m3/dtk
40 0   0 0
41 1 15,946 15,946
0,6
42 1,5 19,530 35,476
Q
Elevasi H Cd Q
komulatif
43 2 22,551 58,027
44 2,5 25,213 83,240
45 3 27,619 110,859
46 3,5 29,832 140,691
47 4 31,892 172,583
48 4,5 33,827 206,410
49 5 35,656 242,066
50 5,5 37,397 279,463
51 6 39,060 318,523
52 6,5 40,655 359,177
53 7 42,189 401,366
54 7,5 43,670 445,036
55 8 45,102 490,138
56 8,5 46,490 536,628
57 9 47,838 584,467
58 9,5 49,149 633,615
59 10 50,426 684,041
60 10,5 51,671 735,712

f) Hubungan Bukaan Pintu dengan Lengkung Debit


Elevasi H a1 a2 a3 a4 a5
m m 0,2 0,4 0,6 0,8 1
40 0 0 0 0 0 0
41 1 3,189 6,378 9,568 12,757 15,946
42 1,5 3,906 7,812 11,718 15,624 19,530
43 2 4,510 9,020 13,531 18,041 22,551
44 2,5 5,043 10,085 15,128 20,170 25,213
45 3 5,524 11,048 16,572 22,095 27,619
46 3,5 5,966 11,933 17,899 23,866 29,832
47 4 6,378 12,757 19,135 25,514 31,892
48 4,5 6,765 13,531 20,296 27,061 33,827
49 5 7,131 14,263 21,394 28,525 35,656
50 5,5 7,479 14,959 22,438 29,917 37,397
51 6 7,812 15,624 23,436 31,248 39,060
52 6,5 8,131 16,262 24,393 32,524 40,655
53 7 8,438 16,876 25,314 33,751 42,189
54 7,5 8,734 17,468 26,202 34,936 43,670
55 8 9,020 18,041 27,061 36,082 45,102
56 8,5 9,298 18,596 27,894 37,192 46,490
57 9 9,568 19,135 28,703 38,270 47,838
Elevasi H a1 a2 a3 a4 a5
58 9,5 9,830 19,660 29,489 39,319 49,149
59 10 10,085 20,170 30,255 40,341 50,426
60 10,5 10,334 20,668 31,003 41,337 51,671

Hubungan Bukaan Pintu dengan Lengkung Debit


Grafik
12

10

8 Rating Curve
a=0,2
a=0,4
H (m)

6
a=0,6
a=0,8
4 a=1

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160

Q (m3/dtk)

Hubungan Bukaan Pintu dengan Lengkung Debit


B. Lengkung Kapasitas Waduk
Lengkung kapasitas waduk (storage capacity curve of reservoir) merupakan suatu kurva
yang menggambarkan hubungan antara luas muka air (reservoir area), volume (storage
capasity) dengan elevasi (reservoir water level). Dari lengkung kapasitas waduk ini akan
diketahui berapa besarnya tampungan pada elevasi tertentu, sehingga dapat ditentukan
ketinggian muka air yang diperlukan untuk mendapatkan besarnya volume tampungan pada
suatu elevasi tertentu, kurva ini juga dipergunakan untuk menentukan besarnya kehilangan air
akibat perkolasi yang dipengaruhi oleh luas muka air pada elevasi tertentu. 
Metoda Ripple dan Sequent Peak Algoritma sering digunakan untuk menentukan berapa
kapasitas tampung suatu waduk yang direncanakan dengan mensimulasikan hubungan antara
besarnya ketersediaan air dan kebutuhan air. Perhitungan kapasitas tampung tersebut seringkali
dihadapkan kepada kesalahan karena permasalahan tidak akuratnya perhitungan ketersediaan air
yang sangat tergantung pada variabilitas dari kondisi iklim dan durasi data yang digunakan.
Untuk mengurangi kesalahan karena variabilitas kondisi iklim tersebut besarnya debit yang
digunakan sebagai dasar dalam perhitungan ketersediaan air perlu diperpanjang dengan
pendekatan stokastik, sehingga variabilitas dari data ketersediaan air dapat diketahui. Untuk
mengurangi kesalahan akibat dari durasi data yang digunakan telah dilakukan penelitian oleh
beberapa ahli, dimana bila digunakan data dengan durasi harian akan memberikan kapasitas
storage yang lebih besar disbanding dengan durasi bulanan (Bertold Treiber and Gert A. Schultz,
1976).

Volume tampungan waduk dirumuskan sebagai berikut :

a 1 + a2
V= x (Elv . 2−Elv .1 )
2

Dengan :
V : Volume Genangan Waduk (m3)
a1 : Luas Genangan Waduk 1 (m2)
a2 : Luas Genangan Waduk 2 (m2)
Elv.1 : Elevasi Tinggi Air 1 (m)
Elv.2 : Elevasi Tinggi Air 2 (m)
Dari rumus diatas didapatkan volume genangan waduk dalam m3. Hasil perhitungan
volume genangan waduk dikomulatifkan agar dapat membuat grafik lengkung kapasitas
waduk.

1. Contoh Perhitungan Lengkung Kapasitas Waduk


Tabel. Kapasitas Tampungan Waduk Batang Agam

Elevasi (+m) Luas Genangan (m2)


40 0
41 1823284
42 4196388
43 6321203
44 8236006
45 9816711
46 12849639
47 14881061
48 16534168
49 18534168
50 20534186
Sumber : http:/pustaka.pu.go.id
Dari tabel elevasi muka air waduk dan luas genangan waduk, dapat di hitung volume genangan
waduk sebagai berikut :

Tabel. Hasil Perhitungan Volume Genangan Waduk

Elevasi (+m) Luas Genangan (m2) Volume Tampungan (m3) Vol. Tampungan Kumulatif (m3)
40 0 0 0
41 1823284 3038806,67 3038806,67
42 4196388 14642922,57 17681729,24
43 6321203 26113253,65 43794982,89
44 8236006 36287620,3 80082603,19
45 9816711 45074011,82 125156615
46 12849639 56496016,02 181652631
47 14881061 69264661,37 250917292,4
48 16534168 78501802,18 329419094,6
49 18534168 88501898,21 417920992,8
50 20534186 98458851,54 516379844,3
Lengkung Kapasitas Waduk
Luas (103 m2)
600000000 500000000 400000000 300000000 200000000 100000000 0
50
48
46
44
Volume
Elevasi (m)

42
Luas
40
38
36
34
32
30
0 100000000 200000000 300000000 400000000 500000000 600000000
Volume (103 m3)

Grafik. Lengkung Kapasitas Waduk

Anda mungkin juga menyukai