Anda di halaman 1dari 67

TUGAS BESAR

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

BAB V
PERENCANAAN TEKNIS / DED BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

5.1 Intake
Intake merupakan bangunan yang digunakan untuk menyadap air dari sumber untuk
keperluan pengolahan. Intake pada desain ini merupakan intake sungai (Shore Intake).
Bangunan intake dilengkapi dengan :
1. Saluran pembawa
2. Bar screen
3. Bak pengumpul yang dilengkapi dengan pompa
Asumsi-asumsi yang digunakan :
1. Ketinggian muka air bangunan sadap pada saluran pembawa sama dengan muka air
sungai.
2. Elevasi muka air maksimum (HWL) = + 3 m (dpl)
3. Elevasi muka air minimum (LWL) = + 1,5 m (dpl)
4. Elevasi muka air rata-rata (AWL) = + 2 m (dpl)
5. Elevasi lokasi pengolahan air adalah = + 7 m (dpl)
6. Elevasi dasar sungai = + 0 m (dpl)

5.1.1 Bar Screen


Direncanakan bar screen berfungsi menyisihkan benda-benda kasar yang terapung
sehingga tidak mengganggu kerja pompa dan operasi unit pengolahan selanjutnya.
5.1.1.1 Kriteria Desain Bar Screen
Tabel 5.1. Faktor Bentuk
Bentuk Kisi Faktor Bentuk (β)
Persegi panjang dengan sudut tajam 2,42
Persegi panjang dengan pembulatan di depan 1,83
Persegi panjang dengan pembulatan di depan dan 1,67
belakang
Lingkaran 1,79
Sumber : Fair, 1966

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Tabel 5.2. Kriteria Desain Intake


Kawamur
Keterangan Unit Droste Reynolds Metcalf Qasim
a
Kecepatan m/s < 0,6
< 0,6 0,3 – 0,6 0,3 – 0,6
Kemiringa
̊ 60 30 – 75 30 – 45 45 – 60
n Barscreen
Tebal
cm 1,25 – 2 2 – 5 1,25– 3,8 5 – 15
Barscreen
Jarak antar
cm 5 – 7,5 5 – 15 2,5 – 5 2,5 – 5 0,4 – 0,8
Barscreen
H:L 1:2 2,5 – 7,5
Headloss cm 7,5-15 15 15
Sumber : Kawamura (1991); Droste (1997); Reynolds (1982) ;Metcalf, 1991; 5. Al-
Layla, 19806.Qasim, 1985 dalam Bahan Ajar PBPAM 2005

5.1.1.2 Perencanaan Bar Screen


1. Diambil faktor kisi persegi panjang pembulatan di depan dan belakang, β = 1,67
2. Kedalaman maksimum sumber air baku = 400 cm
3. Debit pengolahan = 600 L/s = 0,6 m3/s
4. Kemiringan kisi (θ) = 60° (Kawamura1)
5. Tebal kisi, (w) =0,5inchi = 1,27 cm (Kawamura1)
6. Jarak antar kisi, (b) = 6 cm (Kawamura1)
7. Kecepatan aliran pada saluran pengarah = 0,6 m/s

5.1.1.3 Perhitungan Bar Screen


a. Dimensi Screening
Q = 600 liter/detik = 0,6 m3/detik

A= = = 1 m2

A = 1 m2
H=L= =1m
H=1m;L=1m
b. Jumlah kisi
Lebar kisi (w) = 125 cm = 0,0125 m
Jarak kisi (b) = 6 cm = 0,06 m
Jumlah kisi (n) = - 1 = 15,7 buah = 16 buah

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

c. Lebar saluran kisi


L = (n+1) b + (n . w)
= (16+1) 0,06 + (16 . 0,0125)
= 1,22 m
d. Lebar efektif lubang
Lef = (n+1) b
= (16+1) 0,06
= 1,02 m
e. Tinggi efektif lubang
Tinggi efektif lubang jika kemiringan screen 60º
Hef = H / sin 60º
= 1 m / sin 60º
= 1,15 m
f. Luas efektif
Aef = Lef x Hef
= 1,02 m x 1,15 m
= 1,173 m2
g. Kecepatan aliran saat melewati kisi

Vef = = = 0,5 m/dt ( memenuhi kriteria desain < 0,6 m/dtk)

h. Tinggi kecepatan

= = 0,013 m

i. Headloss ( Kehilangan Tinggi ) saat melewati batang screen


4
 w3 V
2
H f  3 sin 60 0  
 b  2g

= 3 x 1,67 x 0,866 .

= 6,82 x m
= 0,682 cm < 15 cm
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Tabel 5.3. Hasil Perhitungan Bar Screen


Desain Satuan Hasil
Dimensi Screening m2 1

Jumlah Kisi Buah 16

Lebar Saluran Kisi M 1,22

Lebar Efektif Lubang M 1,02

Tinggi Efektif Lubang M 1,15

Luas Efektif m2 1,173

Kecepatan Melewati Kisi m/s 0,5

Kehilangan Energi Cm 0,682

Sumber: Analisis penulis, 2019

5.1.2 Saluran Pembawa Air Baku


5.1.2.1 Kriteria Desain Saluran Pengarah Air Baku
Saluran pembawa berfungsi untuk menyalurkan air dari intake ke bak pengumpul.
Tabel 5.4 Kriteria desain
Keterangan Kriteria desain
Kecepatan minimum 0,3 m/dtk
Kecepatan maksimum
1. Beton 3 m/dtk
2. Besi, Baja, PVC 6 m/dtk
Sumber : Kawamura, 1991
5.1.2.2 Perencanaan Saluran Pembawa Air Baku
Faktor bentuk = 1,67
Tinggi muka air bangunan intake = tinggi muka air sungai = 2 m (asumsi)
Debit air = 600 lt/dtk = 0,6 m3/dtk
5.1.2.3 Perhitungan
a. Dimensi saluran pembawa
Menurut Manning
1 2 / 3 1/ 2
V R S
n
Dimana :

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

v : kecepatan aliran dalam saluran pembawa (m/dtk)


n : koefisien manning = 0,015 karena beton
R : jari-jari hidrolis
S : kemiringan saluran (slope)
1 2 / 3 1/ 2
V  R S
n
2/3
1  bh 
0,6    S 1/ 2
0,015  b  2h 
2/3
1  1x1 
0,6    S 1/ 2
0,015  1  (2 x1) 
S = 3,5 x 10-4

HL =

= = 0,01834 m

L = HL / S = 0,01834 m / 3,5 x 10-4 = 52,4 m

Q 0,6m 3 / dt
A   1m 2
V 0,6m / dt
A =
1 = 3,14
r = 0,56 m = 0,6 m
D = 2 r = 1,2 m
Dari luas diatas didapat nilai D pipa sebesar 1,2 m
Kedalaman saluran =2m
A
Lebar saluran =  1 / 2  0,5m
H
Freeboard = 15 % x H
= 15 % x 2 m = 0,3 m
Panjang saluran = 100 cm = 1 m

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

5.1.3 Bak Pengumpul


5.1.3.1 Kriteria Desain
Tabel 5.5 Kriteria Desain Bak Pengumpul
Keterangan Kriteria desain
Waktu detensi, td  1,0 menit
Kedalaman bak , h 3-5m
Sumber : Kawamura, 1991

5.1.3.2 Perencanaan Bak Pengumpul


Bentuk bak persegi panjang dengan perbandingan P : L = 1 : 0,75
Waktu detensi, td = 75 detik
Kedalaman bak, h = 3 m
5.1.3.3 Perhitungan Bak Pengumpul
a. Volume bak (V)
V = Q x td = 0,6 m3/s x 75 s = 45 m3
b. Luas permukaan bak (A)

= 45 : 3 = 15 m
c. Dimensi bak
P : L = 1 : 0,75

L = 0,75P

A = P x L = 0,75 P2

A 15
Maka, panjang bak, P    4,5m
0,75 0,75

Lebar bak, L = 0,75P = 0,75 x 4,5 m = 3,4 m


Free board = 20 % x h = 20 % x 3 m = 0,6 m
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Bak Pengumpul


Desain Satuan Hasil

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Lebar m 3,4 m
Panjang m 4,5 m
Kedalaman m 3m
Free board m 0,6 m
Td det 75 detik
Sumber : Analisis penulis, 2019
5.1.4 Pompa
5.1.4.1 Kriteria Desain Pompa
 Efisiensi pompa 40 – 90 % (Sularso, 2000)
 Kecepatan air dalam pipa untuk air baku (0,6 - 2) m/dtk
5.1.4.2 Perencanaan Pompa
 Untuk menaikkan air baku ke instalasi pengolahan air minum maka dibutuhkan pompa.
Digunakan 1 pompa ditambah 1 pompa standby dimana Q tiap pompa = 600 lt/dtk =
0,6 m3/dtk
 Beda Tinggi = 5 m
 Panjang Pipa = 10 m
 Efisiensi = 75 %
 Kecepatan Air dalam pipa 1 m/dtk
5.1.4.3 Perhitungan Pompa
a. Diameter pipa inlet (hisap) atau outlet pada pompa

(direncanakan)

4Q 4 X 0,6
D   0,87 m = 900 mm (di pasaran)
V 3,14 x1

Maka  pipa = 900 mm = 0,9 m  pipa inlet atau outlet pada pompa

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

+8

+3

Gambar 5.1 Skema Pompa Intake

b. Kehilangan Tekanan
Hf mayor
Q
H mayor  ( 2.63
)1,85 xL
0.2785 xCxD

0,6
( 2.63
)1,85 x10m = 0,008 m
0,2785 x130 x0,9

Hf minor
Pompa
Gate valve , terdapat 2 gate valve saat sebelum dan sesudah pompa
Asumsi : : = , maka, k = 0,15

2 gate valve, maka 2 x = 0,0153 m

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Pada Belokan
belokan 90o

k = 0.33

terdapat 2 belokan 90o maka hf = 2 x 0,0168 = 0,0336 m


belokan 45o

k = 0.41

terdapat 2 belokan 45o maka hf = 2x 0,0209 = 0,0418 m


Hf minor = 0,0153 + 0,0336 + 0,0418 = 0,0907 m
Hf = Hmayor + Hminor = 0,008 + 0,0907 = 0,0987 m
Hs = beda tinggi + panjang pipa + kedalaman bak pengumpul
= 5+ 10 + 3
= 18 m
Hv = V2/2g

= 12/(2x9,81) = 0,051 m
Head pompa = Hf+Hs+Hv
= 0,0987 + 18 + 0,051 = 18,15 m

c. Daya Pompa
Q.Hp. A
P 

Keterangan : P = daya pompa (kg m/dtk)
Q = debit (m3/dt)
 = efisiensi pompa, diasumsikan 75 %
 = berat jenis air (1000 kg/m3)

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

0,6 x18,15 x1000


P  14520 kg m/dtk
0,75
Karena 1 Hp = 75 kg. m/dtk maka daya pompa = 14520 / 75 = 193,6 Hp
Jadi, dimensi untuk unit intake
a. Screen
P = 100 cm
L = 100 cm
Kisi berbentuk persegi panjang dengan pembulatan depan belakang sebanyak 16 buah
dengan lebar 100 cm, jarak antar kisi 6 cm.
b. Saluran pembawa air baku
L = 100 cm
H = 100 cm
P = 52,4 m = 52,5 m
c. Bak Pengumpul
L = 3,4 m
P = 4,5 m
H=3m
Freeboard = 0,6 m
d. Daya Pompa = 193,6 Hp
Profil ruang lumpur adalah trapesium dengan perbandingan kedua sisi = 1 : 2
Tinggi lumpur = 0,5 m
L trapesium = (jumlah sisi sejajar x t) x 0,5
2,5 = (jumlah sisi sejajar x 0,5) x 0,5
Jumlah sisi sejajar = 10 m
Sisi =1:2 → L + 2L = 10
L = 3,3
Jadi sisi ke-1 = 3,3 m dan sisi ke-2 = 6,6 m

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

5.2 Prasedimentasi
5.2.1 Kriteria desain dan perencanaan
Beban permukaan (vo) = 20 – 80 m3/m2/hari, diambil = 60 m3/m2/hari
waktu detensi = 0,5 – 3 jam
P:L = (2 – 6) : 1, diambil 3 : 1
P:H = (5 – 20) : 1 diambil 10 : 1
NFr = > 10-5
NRe = < 2000
Kecepatan inlet (vi) = 0,2 – 0,5 m/detik
Tinggi air di V-notch (ho) = 2 – 5 cm, diambil 3 cm = 0,03 m
Waktu pengurasan = 1 – 3 hari
% removal = 60 – 80 %
Tinggi freeboard = min 30 cm (50 – 60 %)
Konsentrasi effluen = (100 – 60) % * kekeruhan
Slope =1–2%
Kemiringan plate = 45 – 60o
Jarak antar plate (wp) = 25 – 100 cm
Tebal plate (tp) = 2,5 – 5 m
Panjng plate (Pp) = 1000 – 2500 mm
Lebar plate (Lp) = 1000 – 1200 mm
Jarak plate ke pipa inlet = 1 – 1,4 m
Jarak gutter ke plate = 0,3 – 0,4 m
Tinggi plate = 1 – 1,2 m
Debit (Q) = 1000 l/detik = 1 m/detik
Viskositas kinematis = 0,893 x 10-6 m2/detik (25oC)
Viskositas dinamis = 0,890 x 10-3 kg/m*detik
Kerapatan air = 997 kg/m3
Berat jenis air = 9,77 KN/m3
Kerapatan lumpur = 2600 kg/m3
Tebal gutter = 2 cm
Kadar lumpur =3%
Safety Factor = 0,1

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

5.2.2 Perhitungan
1) Zona pengendapan

Direncanakan 2 buah bak prasedimentasi dengan debit 0,3 m3/detik untuk setiap bak

Luas pengendapan (A)

A = Q / vo

0,3m 3 / det
=
6,94 x10  4 m / det

= 432,28 m2

Dimensi zona dengan perbandingan P : L = 3 : 1, P : H = 10 :1

A =PxL → P = 3L

= 3L x L = 3L2

432,28 m2 = 3L2 → L2 = 144,09

L = 12 m

P = 3L = 3 x 12 = 36 m

H = P /10 = 36/10 = 3,6 m

Cek waktu tinggal (td)

vol PxLxH (36 x12 x3,6)m 3


td =   = 5184 detik
Q Q 0,3m 3 / det

Kecepatan horisontal partikel

Q 0,3m 3 / det
vh =  = 0,0069 m/det
LxH (12 x3,6)m 2

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Jari-jari hidrolis

LxH (12 x3,6)m 2


R=  = 2,25 m
L  2 H (12  (2 x3,6))m

Cek bilangan Reynolds

vhxR 0,0069 x 2,25m 2 / det


N Re = 
v 0,893x10 6 m 2 / det

=17497 > 2000 (tidak memenuhi)

Cek bilangan Froud

v 2 (0,0069) 2
NFR =  = 2,18 x 10-6 < 10-5 (tidak memenuhi)
gR 9,81x 2,25

Karena Nre dan NFR tidak memenuhi kriteria desain, maka perlu memodifikasi bak
dengan membuat sekat-sekat pada arah memanjang. Bak dibagi menjadi 30 sekat dengan
perhitungan masing-masing sekat adalah sbb:

Q1 = Q/30 = 0,3/30 = 0.01 m3/detik

Dimensi tiap jalur/sekat

A1 = Q1/vo = (0.01 m3/detik)/(6,94 x 10-4m/detik) = 14,4 m2

L1 = L/30 = 12/30 = 0,4 m

P1 = 36 m, H1 = 3,6 m, L= 0,4

L1 xH 0,4 x3,6
R=  = 0,189 m
L1  2 H 0,4  (2 x3,6)

Cek waktu tinggal

vol P1 xL1 xH 1 (36 x0,4 x3,6)m 3


td =   = 2,59 detik (memenuhi)
Q Q1 0,01m 3 / det

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Kecepatan horizontal partikel :

Q 0,01m 3 / det
vh =  = 0,0069 m/det
LxH (0,6 x3,6)m 2

Cek bilangan Reynolds

vhxR (0,0069 x0,189)m 2 / det


NRe =  = 1473 < 2000 (memenuhi)
v 0,893 x10 6 m 2 / det

Cek bilangan Froud

vh 2 6.9 x10 3 m / det) 2


NFR = 
gR 9,81m / sx0,1894m

NFR = 2,59 x 10-5 > 10-5 (memenuhi)

Cek kecepatan pengendapan

4,7 4,7
CD =  = 0,0079 m/det
Re(1 / 3) 1768(1 / 3)

Vs = (4 / 3x( g / cd ) x(( s  w) / w) xd

Vs = (4 / 3x(9,81 / 0,0079) x((2600  997) / 997) x0,0001

Vs = 0.56 > 4.2 x 10-3 (memenuhi)

2) Zona inlet

Dimensi saluran inlet :

D = (4 x A/π)1/2 → A saluran = 0,30/v = 0,30/1 = 0,30 m2

= (4 x 0,30/3,14)1/2 = 0,62 m

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

A saluran = L saluran x H air

0,30 m2 = 10 x H air → H air = 0,30/10, = 0,03 m

H saluran = H air + freeboard = 0,03 + 0,30 = 0,33 m

P saluran =1m

3) Zona lumpur

Konsentrasi effluen dan lumpur

Cef = (100 % - 60 %) x kekeruhan = 40 % x 150 mg/l = 60 mg/l

Cs = 60 % x kekeruhan = 60 % x 150 mg/l = 90 mg/l

Berat lumpur per hari/bak

Ws = Q x Cs x 86400 = 300 x 90 x 86400 x 10-6 = 2332,8 kg/hari

Debit lumpur kering

Qds = Ws/ρs = 2332,8 /2600 = 0,897 m3/hari

Debit lumpur

Qs = Qds/% lumpur = (0,897 m3/hari)/3 % = 29,9 m3/hari

Volume bak lumpur

V = Qs x tc = 29,9 m3/hari x 1 hari = 29,9 m3

Luas profil ruang lumpur

L = V bak lumpur/Lebar zone pengendapan

29,9m 3
= = 2,99 m2
10m

Asumsi D pipa penguras = 0,25 m

Profl ruang lumpur adalah trapesium dengan perbandingan kedua sisi = 1 : 2

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Tinggi lumpur = 0,5 m

L trapesium = (jumlah sisi sejajar x t) x 0,5

0,299 = (jumlah sisi sejajar x 0,5) x 0,5

Jumlah sisi sejajar = 1,196 m

Sisi =1:2 → L + 2L = 1,196

L = 0,598

Jadi sisi ke-1 = 0,598 m dan sis ke-2 = 1,196 m

4) Zona outlet

Lebar gutter (Lg) = 1,5 x Ho, Ho = tinggi air dalam gutter

= 1,5 x 0,03 = 0,0045 m

Vo = 6,94 x 10-4 m/detik

Jumlah pelimpah, n → Q/n x L < 5 x H x vo

0,3
< 5 x 3 x 6,94 x 10-4
nx10

n > 2,88

Rencana jumlah gutter untuk zona outlet, n = 3 dengan 45о V-notch

Rencana jumlah gutter (n) adalah 4 dengan 45o V-notch

Debit tiap gutter

Qg= Q/n= 0,3m3/s/4 = 0,075 m3/s x 35,3088= 2,64 Cfs

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Dimensi tiap gutter

Qg = 2,49x Lgx Ho3/2

2,64 Cfs = 2,49x (1,5Ho)x Ho3/2

Ho = 0,2 m

Lg = 1,5x 0,03= 0,045 m

Hg = Ho+ 20%Ho+ ho+ freeboard

= 0,2 + (0,2x0,2)+ 0,03+ 0,3

= 0,81 m

Pg = ½ P= ½ 36= 18 m

Perhitungan Efisiensi Removal Pada ALternatif 3


Bangunan Nama Kualitas air % Efisiensi Nilai Sisa Reoval
Pengolahan Remova baku Pengolahan Removal Treatment
Treatment
Bar Screen TSS
Kekeruhan 150 60% 90 60
Prasedimnetasi BOD
TSS

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

5.3 Unit Aerasi (Cascade Towers)


Karakteristik masing-masing alat aerasi dapat dilihat pada tabel 5.8. Dengan
membandingkan ke-empat alat aerasi pada tabel di bawah ditambah dengan keterangan sumber
buku yang sama (Montgomery, 1985; hal 510), maka dipilih aerasi tipe Cascade Towers untuk
digunakan dalam perencanaan bangunan pengolahan air minum ini. Alasan pemilihannya
karena sistem aerasi tersebut dapat menyisihkan gas CO2 agresif, zat organik dan senyawa
ammonia. Ketiga parameter tersebut merupakan parameter yang perlu dipertimbangkan untuk
dilakukan pengolahan agar air baku dari sungai dapat dijadikan sebagai air minum. Waktu
kontak udara dengan air relatif singkat kurang dari 2 detik, mampu mereduksi 90% CO2.

Tabel 5.8 Karakteristik Alat Aerasi

Kriteria dan Desain Cascade Towers

Transfer O2 -

Tinggi Hidrolis m (ft) 0,9 – 3 (3 – 10)

Waktu kontak udara (s) 0,5 – 1,5

Waktu Detensi -

Aplikasi Penyisihan CO2, kontrol bau dan rasa, nilai estetik

Sumber : Montgomery, 1985

Tipe cascade towers dapat mencegah korosi dan alga. Sebelum air baku masuk ke dalam
aerator akan melewati pintu sorong untuk menentukan besarnya debit air baku yang akan diolah
dan masuk ke dalam bak penampung.

5.3.1 Bak Penampung


Kriteria Desain Perencanaan
a) Waktu tinggal (td) = 3 menit = 180 detik

b) Q = 0,6 m3/det – 29,9 m3/hari = 0,59 m3/det

c) Volume (V) = Q x td = 0,59 m3/detik x 180 det = 106,2 m3

d) maka panjang bak =3m

lebar bak =3m

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

tinggi bak =3m

5.3.2 Aerator
Kriteria Desain Perencanaan
- Menggunakan Cascade Towers

- Tinggi setiap tahap cascade = 0,5 m (Droste, Ronald R, 1997)

- Menggunakan 10 tahap untuk 1 unit aerator (Droste, Ronald R,1997)

- Luas yang dibutuhkan : 4 – 9 m2 (Droste, Ronald R,1997),

Untuk 100 l/s  diambil 5 m2  (5/100) = 0,05 m2.s/l

- Debit (Q) = 590 l/s

5.3.3 Perhitungan
- Kedalaman : 3- 5m

- Lebar : 5-9 m

- Waktu Kontak : 10 – 30 menit

- Gas yang dibutuhkan : 10 – 100 l gas

untuk 100 l/s air  diambil 55 l  (55/100) = 0,55 m2.s/l

Luas Cascade
Luas cascade = 0,05 m2.s/l x 100 l/s = 5 m2

Dimensi Cascade
Panjang (P) : Lebar (L) = 1 : 1

Luas = Panjang (L) x Lebar (L)

5 =LxL

L = 2,236 m; P = 2,236 m

Panjang tiap cascade = 2,236/ 10 = 0,223 m

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

HL cascade = 0,5 x 10 = 5 m

Jadi, dimensi cascade towers yang dibutuhkan :

Panjang = 2,236 m

Lebar = 2,236 m

Tinggi = 5 m

Panjang tiap tahap = 0,223 m

Tenaga Pompa
Z2 – Z1 = 9 m

p = 0,15 m

L = 3,15 m

Qk = 0,18 m3/s

Kehilangan tekanan sepanjang pipa (HM)

1 1
 Q  0,54  0,59  0,54
HM =  2 , 63 
xL   2 , 63 
x3,15
 0,2785.C HW .p   0,2785.130.0,15 

HM = 15,852 m

Kehilangan tekanan pada fitting (Hm)

Hm = 30% x HM

Hm = 0,3 x 15,852 = 4,755 m

Kehilangan tekanan total (HT)

HT = (Z2 – Z1) + HM + Hm

HT = 9 + 15,852 + 4,755

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

HT = 29,607m

Tenaga pompa (Efisiensi = 75%)

 .Q.Ht
P

Keterangan : P = daya pompa (kg m/dtk)

Q = debit (m3/dt)

 = efisiensi pompa, diasumsikan 75 %

= berat jenis air (pada suhu 27oC = 1017,1 kg/m3)

1017,1.x0,59.x 29,607
P= = 236,89 kg.m / s
75

Karena 1 Hp = 75 kg. m/dtk maka daya pompa = 236,89 / 75 = 3,158 Hp

1 Hp =745,7 watt maka, daya pompa = 3,158 Hp = 2354,92 watt

5.4 Koagulasi
Pada perencanaan ini, unit koagulasi yang digunakan adalah koagulasi yang memanfaatkan
gaya hidrolis sebagai pengaduk. Gaya hidrolis dimunculkan dengan melewatkan air pada sebuah
terjunan. Unit koagulasi terdiri atas kelengkapan sebagai berikut:
1. Bak Koagulasi
2. Saluran menuju bak koagulasi
3. Bak pembubuh koagulan
4. Pompa pembubuh

5.4.1 Kriteria Desain


Tabel 5.4. Kriteria Desain Koagulasi Hidrolis Dengan Terjunan
Kriteria Satuan Nilai Sumber

Gradien kecepatan (G) 1/detik 400 - 1000 Nasrullah & Oktiawan,


2005

Waktu detensi (td) Detik 20 – 60 Reynolds, 1982

Headloss m ≥ 0,6 Kawamura, 1991

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Ketinggian pencampuran (H) m ≥ 0,3 Schulz dan Okun, 1984

Bilangan Froud (Fr) - ≥2 Schulz dan Okun, 1984

Rasio Kedalaman (Y2/Y1) - > 2,83 Schulz dan Okun, 1984

5.4.2 Perencanaan
Jumlah bak (n) = 2
Tinggi terjunan (H) =2m
Lebar bak (b) =4m
Lebar terjunan (w) =1m
G = 400/detik
Td = 20 detik
Massa jenis air = 997 kg/m3
Keperluan IPA = 10%
Debit rencana (Q) = 0.59 m3 / s
0,59 : 2 (Jumlah bak) = 0,295 m3 / s

5.4.3 Perhitungan
a. Nilai Headloss

b. Bilangan terjunan
q = Q / w = 0,295 / 1 = 0,295 m/s

c. Panjang terjunan
Ld = 4,3 x H x D0,27
= 4,3 x 2 x ( ) 0,27
= 1,366 m
d. Kedalaman air di titik 1 (Y1) dan titik 2 (Y2)
Y1 = 0,54 x H x D0,425
= 0,54 x 2 x ) 0,425
= 0,059 m
Y2 = 1,66 x H x D0,27
= 1,66 x 2 x ( ) 0,27

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

= 0,527 m
Rasio kedalaman = Y2/Y1 = 0,527 / 0,059 = 8,93 > 2,83 (ok)
e. Bilangan Froud

F = 6,65 > 2 (memenuhi kriteria)


f. Panjang Loncatan Hidrolis

Untuk bilangan Fr = 11,12 maka L/Y2 = 6,1 (dari hasil plot pada grafik di atas)
L/Y2 = 6,1
L = 6,1 x Y2 = 6,1 x 0,2134 = 1,3 m
g. Panjang bak setelah terjunan (Lb)
Waktu loncatan hidrolis t2 = 2 detik (asumsi)
Waktu terjunan t1 = 1 detik

h. Panjang bak unit koagulasi (Lmin)


Lmin = Ld + L + Lb = 2 + 1,3 + 2,38 = ...m
i. Saluran Menuju Bak Koagulasi
Saluran beton dengan koefisien Manning (n) = 0,015
Lebar saluran (L) = 10 cm = 0,1 m
Panjang saluran (p) = 6 m
Freeboard = 15 % dari h saluran m

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

 Tinggi muka air di atas saluran (h)


h = Y2 + HL – H
= 0,527 + 2,86 – 2
= 1,387 m
Hsal = 1,387 + 0,2 (freeboard) = 1,587 m
 Kecepatan pada saluran
Vsal = Q / (Hsal x L) = 0,295 / (1,587 x 0,1) = 1,85 m/s
 Jari-jari hidrolis (R)

R=

 Kemiringan saluran (S)

 Headloss saluran

j. Bak Pembubuh Koagulan


Koagulan yang digunakan = Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.14H2O)
Massa jenis = 134 gr/100 ml = 1,34 kg/l
Konsentrasi larutan alum = 5%
Dosis alum maksimum = 25 mg/l
Pembubuhan alum dilakukan 24 jam sekali
 Kebutuhan Alum

= 7375 mg/dt = 637,2 kg/hari


 Debit Koagulan

Q’= = = 475,52 L/hari = 0,475 m3/hari

 Volume alum yang dibutuhkan selama pencampuran


Val = Q’ x t = 475,52 x 1 hari = 475,52 L = 0,47552 m3
 Volume pelarut

 Dimensi Bak Pembubuh


Diameter bak = 2 meter

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Luas alas bak =

Ketinggian (h) = Vol.Pelarut / luas alas = 12,1 / 3,14 = 3,85 m


Freeboard = 0,2 m
 Pompa Pembubuh Koagulan
Jumlah pompa = 2 buah (sesuai jumlah bak)
Efisiensi pompa =0,75
Head pompa yang disediakan (H) = 10 m
Debit larutan alum (Qal)= 0,475 m3/hari = 5,5 x 10-6 m3/s

Massa jenis larutan yang akan dipompa:

 Daya pompa yang dibutuhkan:

k. Perhitungan Efisiensi Removal


Pada tahap koagulasi, paramater BOD, COD, TSS, & kekeruhan mengalami removal
treatment, namun perhitungan removal akan di lanjutkan terlebih dahulu ke tahap flokulasi.
Pada tahap koagulasi, memiliki efisiensi removal sebesar 72,89% terhadap paramater warna
(rani,2013).

Tabel 5.5. Efisiesi Removal Koagulasi


Kualitas Nilai Sisa
Bangunan Nama % Efesiensi
air baku Removal Removal
Pengolahan Removal Pengolahan
(mg/l) Treatment Treatment

Koagulasi Warna 46 TCU 72,89 33,5294 12,4706

5.4.1 Gambar Sketsa

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Gambar 5. 1 Unit Koagulasi dan Potongan Unit Koagulasi

5.4.2 Gambar Teknik

Gambar 5.2. Layout Unit Koagulasi

Gambar 5.3. Potongan Unit Koagulasi

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

5.4 Unit Flokulasi

5.4.1 Kriteria desain


Kriteria desain flokulasi (pengadukan lambat) beberapa jenis flokulator adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.8 Kriteria Desain Unit Flokulasi
Flokulator Mekanis
Baffle
Kriteria Desain Horizontal Shaft Vertikal Shaft
Channels
dengan Paddle dengan Blade

Gradien kecepatan (dt-1) 20 – 70 10 – 60 10 – 70


Waktu detensi (menit) 10 – 20 30 – 40 20 – 40
Tahapan flokulasi 6 – 10 3–6 2–4
Kec. aliran maksimum 3 fps 3 fps 6 – 9 fps
Area blade/tangki - 5 – 20 % 0,1 – 0,2 %
Blade: D/T - 0,5 – 0,75 0,2 – 0,4
Shaft (rpm) - 1–5 8 – 25

Sumber: Kawamura, 1991


Baffle Channel Vertical merupakan sistem yang paling cocok diterapkan dalam
perencanaan unit flokulasi ini karena sistem ini relatif sederhana, tidak memerlukan peralatan
mekanis dengan tanpa mengurangi keefektifannya (Kawamura, 1991).
Kriteria desain menurut Darmasetiawan (2001):
1) Gradien kecepatan (G) = (20 - 70) /detik
2) Flokulasi dalam 6 tahap:
a. Tahap 1, G = 70/detik
b. Tahap 2, G = 60/detik
c. Tahap 3, G = 50/detik
d. Tahap 4, G = 40/detik
e. Tahap 5, G = 30/detik
f. Tahap 6, G = 25/detik
3) Nilai GT = 10.000 – 100.000
4) Kondisi aliran Nre < 10000
5) Kriteria waktu detensi 10 – 20 menit
6) v = 0,1 – 0,4 m/detik
7) Flokulasi dibagi enam tahap

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

8) υ = 0,8975 x 10-6 m2/detik (pada T = 30° C)

5.4.2 Perencanaan
Tabel 5.9 Perencanaan Unit Flokulasi
Keterangan Perencanaan

Jarak antar baffle 1m

Kedalaman (H) 5m

Jumlah channel (n) 6 buah

Jumlah belokan (n-1) 5 buah (HL = 1-2 ft ≈ 0,3–0,6 m)

Kecepatan pengendapan (v) 0,8975 x 10-6 m2/s

Waktu detensi 15 menit = 900 detik

Sumber: Analisis Penulis, 2018

5.4.3 Perhitungan
5.1.1.1 Dimensi Ruang 600 lps
Q = 0,6 m3/det – 29,9 m3/hari = 0,59 m3/det

Volume Bak (V) = Q x td = 0,59 m3/detik x 900 s = 531 m3


Volume tiap zona = 531 m3 / 6 = 88,5 m3
H=5m
L:P=1:1

Maka, P =

P=
P = 4,2 meter; L = 4,2 meter
Jadi direncanakan masing-masing zona dengan H = 5 m; P = 4,2 m; L= 4,2 m

5.1.1.1.1 Zona 1
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):

b. Perhitungan Tinggi Muka Air (h):

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

c. Perhitungan Gradien Kecepatan (G):

td = 900 detik
G x td = 55,08 x 900 = 49.572 (sesuai)
d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):

e. Perhitungan Slope (S):

f. Perhitungan Volume Bak


Volume bak = Q x td = 0,59 m3/s x 900 s = 531 m3
g. Perhitungan Panjang Lintasan (L)

h. Perhitungan Panjang Lintasan (N)

i. Perhitungan Headloss (Kehilangan Tinggi Tekan)


Kehilangan tekanan pada belokan:

Headloss total sepanjang satu segmen Ls:

hf total = 0,00336 m

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

5.1.1.1.2 Zona 2
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):

b. Perhitungan Tinggi Muka Air (h):

c. Perhitungan Gradien Kecepatan (G):

td = 900 detik
G x td = 49,22 x 900 = 44,298 (sesuai)
d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):

e. Perhitungan Slope (S):

f. Perhitungan Volume Bak


Volume bak = Q x td = 0,59 m3/s x 900 s = 531 m3
g. Perhitungan Panjang Lintasan (L)

h. Perhitungan Panjang Lintasan (N)

i. Perhitungan Headloss (Kehilangan Tinggi Tekan)


Kehilangan tekanan pada belokan:

Headloss total sepanjang satu segmen Ls:

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

hf total = 0,00175m

5.1.1.1.3 Zona 3
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):

b. Perhitungan Tinggi Muka Air (h):

c. Perhitungan Gradien Kecepatan (G):

td = 900 detik
G x td = 42,47 x 900 = 38,223 (sesuai)
d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):

e. Perhitungan Slope (S):

f. Perhitungan Volume Bak


Volume bak = Q x td = 0,59m3/s x 900 s = 531 m3
g. Perhitungan Panjang Lintasan (L)

h. Perhitungan Panjang Lintasan (N)

i. Perhitungan Headloss (Kehilangan Tinggi Tekan)


Kehilangan tekanan pada belokan:

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Headloss total sepanjang satu segmen Ls:

hf total = 0,00607 m

5.1.1.1.4 Zona 4
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):

b. Perhitungan Tinggi Muka Air (h):

c. Perhitungan Gradien Kecepatan (G):

td = 900 detik
G x td = 35,24 x 900 = 31.716 (sesuai)
d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):

e. Perhitungan Slope (S):

f. Perhitungan Volume Bak


Volume bak = Q x td = 0,59 m3/s x 900 s = 531 m3
g. Perhitungan Panjang Lintasan (L)

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

h. Perhitungan Panjang Lintasan (N)

i. Perhitungan Headloss (Kehilangan Tinggi Tekan)


Kehilangan tekanan pada belokan:

Headloss total sepanjang satu segmen Ls:

hf total = 0,000369 m

5.1.1.1.5 Zona 5
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):

b. Perhitungan Tinggi Muka Air (h):

c. Perhitungan Gradien Kecepatan (G):

td = 900 detik
G x td = 26,866 x 900 = 24.179 (sesuai)
d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):

e. Perhitungan Slope (S):

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

f. Perhitungan Volume Bak


Volume bak = Q x td = 0,59 m3/s x 900 s = 531 m3
g. Perhitungan Panjang Lintasan (L)

h. Perhitungan Panjang Lintasan (N)

i. Perhitungan Headloss (Kehilangan Tinggi Tekan)


Kehilangan tekanan pada belokan:

Headloss total sepanjang satu segmen Ls:

hf total = 0,00754 m

5.1.1.1.6 Zona 6
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):

b. Perhitungan Tinggi Muka Air (h):

c. Perhitungan Gradien Kecepatan (G):

td = 900 detik

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

G x td = 22,479 x 900 = 20.231 (sesuai)


d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):

e. Perhitungan Slope (S):

f. Perhitungan Volume Bak


Volume bak = Q x td = 0,59 m3/s x 900 s = 531 m3
g. Perhitungan Panjang Lintasan (L)

h. Perhitungan Panjang Lintasan (N)

i. Perhitungan Headloss (Kehilangan Tinggi Tekan)


Kehilangan tekanan pada belokan:

Headloss total sepanjang satu segmen Ls:

hf total = 0,00778 m

Tabel 5.10. Hasil Perhitungan Unit Flokulasi dengan Baffle Channel

Satua Zona
Uraian Rumus
n 1 2 3 4 5 6
H (tinggi air) M H2 = H1 - h1 5 4,6 4,3 4 3,86 3,8
L (lebar) M Direncanakan 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2
P (Panjang) M Direncanakan 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

A (luas 17,4 17,4


m2 Direncanakan 17,46 17,46 17,46 17,46
dasar) 6 6
h= 0,20 0,05
H (headloss) M 0,403 0,296 0,132 0,074
6 1
1/ 2
G (gradien
1/dt
 Q.h  55,08 49,22
42,4
35,24 26,86
22,4
G =
kecepatan)  .H . A  7 7
V Q 0,13 0,15
m/s v  0,118 0,128 0,147 0,152
(kecepatan) H .B 7 5
Td (detensi) S Direncanakan 900 900 900 900 900 900
G x td Total 49572 44298 38223 31716 24174 20223
Sumber: Analisis Penulis, 2019

 Total headloss channel = (0,00336 + 0,00175 + 0,00607 + 0,000369 + 0,00754 +


0,00778) meter
= 0,026869 meter = 2,6869 cm
 Lebar penampang 4,2 m dan panjang penampang 4,2 m
 A = 4,2 m x 4,2 m = 17,46 m2 = ± 18 m2

5.1.1.2 Saluran Penampung


v Saluran (direncanakan) = 0,5 m/s
Debit (Q) = 0,59 m3/s
Luas Penampang (A) = Q/V
= 0,59 m3/s / 0,5 m/s = 1,18 m
Panjang Saluran = 0,5 m
Lebar Saluran = 0,5 m
Tinggi Saluran =1m

5.1.1.3 Baffle
Tinggi baffle =5m
Lebar baffle =5m
Luas bukaan = 0,3 m
Kecepatan aliran (v) = 0,5 m/s
Headloss tiap belokan (HL)

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Terdapat 5 buah belokan = 5 x HL = 5 x 9,74.10-4 m = 4,87.10-3 m


Headloss Total = 0,002730 m + 9,74.10-4 m = 0,003704 m

5.5 Sedimentasi
Kriteria desain beberapa jenis sedimentasi adalah sebagai berikut :
Tabel 5.8 Kriteria Desain Unit Sedimentasi
Sedimentation Tank
Rectangular
Kriteria Grit Chamber with High-Rate
Sedimentation Tank
Desain (Aliran Horizontal) Settler (Plate/Tube
(Aliran Horizontal)
Settler)
Jumlah tangki Dua Dua Dua
minimum
Kedalaman air 10 - 16 ft (3 - 5 m) 10 - 15 ft (3 - 4,5 m) 12 - 15 ft (3,6 - 4,5
m)
Kec. aliran 10 - 15 fpm 1 - 3,5 fpm Maksimum 0,5 fpm
rata-rata (3 - 4,5 m/menit) (0,3 - 1,7 m/menit) (0,15 m/menit)

Waktu detensi 6-15 menit 1,5-4 jam Minimal 4 menit


Surface 4-10 gpm/ft2 0,5-1,0 gpm/ft2 1,5 - 3 gpm/ft2
loading (10 - 25 m/jam) (1,25 - 2,5 m/jam) (3,8 - 7,5 m/jam)
Panjang : 4 : 1 sampai 8 : 1 Minimal 1: 4 Minimal 1: 4
lebar
Kedalaman : Minimal 1 : 8 Minimal 1: 15 -
panjang air
Weir loading - < 15 gpm/ft2 -
(Sumber : Kawamura, 1991 hal 160)
Pada perancangan ini dipilih bak sedimentasi menggunakan plate settler untuk
mengoptimalkan pengolahan. Dalam waktu yang lebih singkat diperoleh hasil pengendapan
lumpur yang lebih banyak. Jika menggunakan bak sedimentasi konvensional maka diperlukan
ukuran bak yang kecil tetapi dalam jumlah yang relatif banyak agar terpenuhinya syarat
bilangan Renold dan Freud untuk mencapai pengendapan yang optimal.

5.5.1 Kriteria Desain


 Surface loading = 4 – 8 m/jam

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

 Diameter orifice =  3 cm
 o = 60 – 120 m3/m2 . hari
 Kemiringan plate () = 45 - 60o (Darmasetiwan,2001)
 Jarak antar plate (wp) = 25 – 100 mm
 Tebal plate (tp) = 2,5 – 5 mm (Darmasetiwan,2001)
 Panjang plate (Pp) = 1000 – 2500 mm
 lebar plate (lp) = 1000 – 1200 mm
 NFR =  10-5
 NRE =  500
 Jarak pipa inlet ke zona lumpur = 0,2 – 0,3 m
 Jarak plate ke pipa inlet = 1 – 1,4 m
 Jarak gutter ke plate = 0,3 – 0,4 m
 Tinggi plate = 1 – 1,2 m
 Kadar lumpur = 4 - 6%

5.5.2 Perhitungan
 Bentuk bangunan 4 persegi panjang, dengan P : L = 3 : 1
 Q/A = 1,53 x 10-3 m/dt
 td = 1 jam = 3600 dt
 NRe < 500
 NFr > 10-5
 Kedalaman bak, H = 3 m
 Jarak antar plate, w = 5 cm = 0,05 m
 Tinggi plate, h = 1 m
 Sudut kemiringan plate, α = 60°
 Tebal plate, t = 0,5 cm = 0,005 m
 Y/Yo = 75 %
 Faktor keamanan, good performance = 1/3 ( hal 25-14 Kawamura, 1991)
 Q = 590 lps

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

5.5.2.1 Zona Sedimentasi


 Direncanakan 2 bak sedimentasi dengan debit masing-masing 0,295 m3/dt
Dimensi bak
= 1,53 x 10-3 m/s

A = = 192,8 m2

P = 3L
P:L = 1:1
192,8 = 3L2
L =8
P =8x3
= 24 m
H =3m
F = 0,3 m
Kecepatan horizontal partikel
VH = = = 0,01 m/s

Jari-jari hidrolis
R= = =1m

Cek bilangan Reynolds


NRE = = = 11198,21 500 (tidak memenuhi)

Cek bilangan Freud

NFR = = 1 x 10-5 10-5 (tidak memenuhi)

Karena NRe dan NFr tidak memenuhi kriteria desain, perlu penambahan plate settler pada
bak sedimentasi. Perhitungannya adalah sbb :
Kecepatan aliran masuk plate
= Vo x sin

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Vo = = 1,77 x 10-3 m/s

Dimensi plate

l = = = 1,15 m

h =1m

w = 0,05 m

t = 0,005 m

α = 60°

Jumlah plate

Jarak horizontal antar plate, x = = = 0,058 m

Jumlah plate (n) = = = 41,4 buah

Jari-jari hidrolis

R= = = 0,025 m

Cek bilangan Reynolds

NRE = = = 49,55 500 (OK)

Cek bilangan Freud

NFR = = 1,27x 10-5 10-5 (OK)

5.5.2.2 Zona Inlet


Dimensi pipa inlet

A = = = 0,5 m2

A =

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

0,5 m2 =

D = 0,798 m = 798 mm

Diameter orifice

P pipa = Pbak = 24 m

Wor = 1,5 m

nor = = 16

Qor = = 0,018 m3/s

Aor = = 0,03 m2

Aor =

0,03 m2 =

D = 0,195 m

5.5.2.3 Zona Lumpur


Konsentrasi effluent dan lumpur

Cef = (100% - 80%) x turbidity = 0,2 x 5,4 mg/L = 1,08 mg/L

Cs = 80% x turbidity = 0,8 x 5,4 mg/L = 4,32 mg/L

Berat lumpur tiap hari

Ws = Q x Cs x 86400

= 295 L/s x 4,32 mg/L x 10-6 x 86400

Ws = 110,1 kg/hari

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Debit lumpur kering

Qds = = = 0,042 m3/hari

Debit lumpur

Qs = = = 0,84 m3/hari

Volume bak lumpur

V = Qs x tc = 0,84 m3/hari x 3 hari = 2,52 m3

Dimensi ruang lumpur

Ps = = = 4,8 m

Ls = = = 2,7 m

Vkerucut = 1/3 x A x Hs

Hs = = = 0,3 m

D pembuang = 0,15

5.5.2.4 Zona outlet


Lebar gutter (Lg) = 1,5 Ha (tinggi air dalam gutter)

= Vo = 5,56 x 10-4 m/s

Jumlah pelimpah menurut Huisman (1978)

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

n > 6,8

Rencana jumlah gutter, n = 8 buah dengan 45° V-notch

Dimensi tiap gutter

Qg = = = 0,04 m3/s x 35,3088 = 1,41 cfs

Dimensi gutter

Qg = 2,49 x Lg x Ho3/2

1,41 Cfs = 2,49 (1,5 Ho) x ( )

Ho = 0,678 ft = 0,2 m

Lg = 1,5 x 0,2 m = 0,3 m

Hg = Ho + ( 20%Ho) + Ho + freeboard

= 0,2 + (0,2 x 0,2) + 0,2 + 0,3

= 0,74

Pg = P = 24 m

Debit tiap V-notch

Qw = 1,36 tb5/2 = 1,36 x 0,03 5/2 = 2,12 x 10-4 m3/s

Jumlah V- notch

Total jumlah V-notch, n = = = 188 buah

Gutter mempunyai 2 sisi pelimpah, maka tiap sisi (n’) = = 94 buah

Dimensi V-notch

Free board V-notch (Fw) = ½ ho

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

= ½ x 0,03 m = 0,015 m

Lebar muka air V-notch (Lw) = 2ho x tan 45°

=2x3x1

= 6 cm = 0,06 m

Lebar pintu V-notch (Lp) = 2 (ho+ Fw) tan 45°

= 2 (3 + 1,5) x 1

= 9 cm = 0,09 m

Jarak antar V-notch ke tepi

W’ = = = 0,075 m

Misal, jarak antar gutter ke tepi = b maka jarak antar gutter (b’) = 2b

Loutlet = 2Lg + 2b + 2b

5,2 = 2 (0,3) + 4b

b = 1,15 m

Jarak antar gutter (b’) = 2 x 1,15 = 2,3 m

5.5.2.5 Saluran pengumpul


Fungsinya untuk mengumpulkan air dari gutter sebelum menuju bak filtrasi

Asal = = = 0,5 m2

A sal = L sal x H air

0,5 m2 = 5,7 m x H air

H air = 0,09 m

H sal = H air + F

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

= 0,09 + 0,3 = 0,12 m

P sal = 0,5 m

5.5.2.6 Kehilangan tekanan


Headloss pada V-notch

Q/notch = x ( CD x √2g x tan x hf5/2)

0,295/2,12 x 10-4= x ( 1,8 x √2 x 9,81 x 1 x hf5/2)

hf = 6,4 m

5.6 Filtrasi (Rapid Sand Filter)

5.6.1 Kriteria Desain


Tabel 5. 14 Kriteria Desain Unit Filtrasi
Kawam
Keterangan Unit Al-Layla Reynolds Darmasetiawan
ura
Kec.
m/jam 5 – 7,5 4,8 – 15 4,9 - 12,2 7 – 10
Penyaringan
Ukuran
Mm - - 0,3 – 0,7 -
pasir
Tinggi filter M 3,2 – 6 - 0,6 – 0,8 0,3– 0,6
Tinggi bak
M - - < 18 2,4 – 5
filtrasi
Waktu
pencucian Menit - 10 3 – 10 -
dengan air
Kecepatan
m/jam - 56 - 18 – 25
Backwash
Tinggi air di
Cm - 90 – 160 90 -120 300 – 400
atas media

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Ekspansi
Cm - 90-160 20–50 h -
Pasir
Headloss
M - 0,2 – 3,0 - -
filter bersih
(Sumber: Kawamura, 1991; Al-Layla, 1980; Reynolds, 1982; Darmasetiawan, 2001)
Tabel 5.15. Kriteria Desain Unit Filtrasi

KETERANGAN UNIT KRITERIA DESAIN


Kecepatan filtrasi (Vf) m/jam 8 – 12
Tebal media pasir (Lp) Cm 60 – 80
Tebal media kerikil (Lk) Cm 10 – 30
Tebal media karbon (Lc) Cm 7,5 – 30
Waktu backwash (tbw) Menit 5 – 15
Tinggi air di atas media Meter 0,25 – 2
(Ha)
Diameter media (Dm) Cm 0,3 - 6,25
Ekspansi backwash % 30 – 50
A orifice (Aor) : A - (0,0015 - 0,005) : 1
A lateral (Alat) : Aor - (2 - 4) : 1
A manifold (Am) : Alat - (1,5 - 3) : 1
Jarak orifice (Wor) Cm 6 – 20
Porositas - 0,36 - 0,45
Diameter orifice (Dor) Cm 0,6 – 2
Kecepatan backwash cm/s 1 – 1,25
(Vbw) m/menit 0,6 – 0,75
Surface loading m/jam 7 – 12
Vgullet(saluran pembuangan) m/s 0,6 – 2,5
L filtrasi M 3–6
fb Cm 7,5
H reservoir M 2–6
(Sumber: Tri Joko, 2008)

5.6.2 Perencanaan
Q = 0,589 m3/s = 8,46 mgd
vf = 8 m/jam = 2,23 x 10-3 m/dtk
Diameter orifice = 1,5 cm = 0,015 m
Aor : A = 2 x 10-3 : Af
Jarak antar orifice = Jarak antar lateral = 20 cm = 0.2 m
Vbw = 0,6 m/mnt = 0,01 m/dtk

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Tebal lapisan pasir, Lp = 80 cm = 0.8 m


Tebal lapisan kerikil, Lk = 30 cm = 0.3 m
Diameter pasir (Dp) = 0,5 mm = 5 x 10-4 m
Porositas pasir = 0,42
Diameter kerikil (Dk) = 3 mm = 3 x 10-3 m
Porositas kerikil = 0,5
NRe pasir <5
NRe kerikil >5
Ψ pasir = 0.82 (bulat)
A lat = 2 x A or
A manifold = 2 x A lat
% Ekspansi kerikil akibat backwash = 50%
Waktu backwash, tbw = 10 mnt = 600 dtk
v inlet (v in) = v outlet (v out) = 0,8 m/dtk
kecepatan backwash, vbw = 25 m/jam = 6,94 x 10-3 m/dtk
viskositas kinematis air = 0,893 x 10-6 m2/s (pada suhu 25˚)
kerapatan air ( w ) = 997 kg/m3
kerapatan lumpur ( s ) = 2600 kg/m3

5.6.3 Perhitungan

5.6.3.1 Jumlah bak (N)


N = 1,2 x Q0,5
= 1,2 x 8,460,5 = 3,49  4 bak
5.6.3.2 Dimensi bak
Debit per unit filter (Qf)
Qf = 1/5 x 0,589 = 0,12 m3/s
Luas permukaan tiap unit filter (Af)
Qf
Af = vf = 0,147/2,23x 10-3 = 52,8 m²
Direncanakan ukuran bak filtrasi P : L = 2 : 1, maka
Af = 2L²
52,8 = 2L²

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

L = 4,6 m
P = 9,2 m
H=3m

5.6.3.3 Sistem Underdrain


5.6.3.3.1 Orifice
1) Luas Orifice Total (Aor.tot)
Aor.tot = 0,0025 x Af
Aor.tot = 0,0025 x 52,8 m²
Aor.tot = 0,132 m²
2) Luas masing-masing orifice (Aor)
Aor = ¼ x π x Dor²
= ¼ x 3,14 x (0,015)²
= 1,77 x 10-4 m²
3) Jumlah orifice (Nor):
Nor = Aor.tot / Aor = 0,132 m²/ 1,77 x 10-4 m² = 745,76  746 buah
0,0746
5.6.3.3.2 Lateral
1) Luas Lateral (Alat):
Alat = 2 x Aor.tot
= 2 x 0,0616 m² = 0,1232 m²
2) Manifold
Aman = 1,5 x Alat = 1,5 x 0,01232 = 0,1848 m²
Dman = ((4xAman) / π) = ((4x0,1848) / 3,14) = 0,485 m
Panjang Pipa Manifold (Pman) = panjang bak = 9,2 m
3) Jumlah Lateral (Nlat):
Jarak antar Lateral = 0,2 m
Nlat = (Pman / wlat) x 2 = 9,2 m / 0,2 m = 46 buah
4) Diameter Pipa Lateral (Dlat):
Dlat = ((4 x Alat/Nlat) / π)0,5
Dlat = ((4 x 0,1232 m2/46) / 3,14)0,5
Dlat = 0,06 m = 6 cm

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

5) Panjang pipa lateral tiap sisi


Plat =

= = 1,889 m

6) Jumlah orifice tiap lateral = Nor/Nlat = 264,5 / 46 = 6 lubang


7) Jarak antar pusat orifice
wo = (P lat – (Nor/Nlat x Dor)) / (Nor/Nlat + 1)
= (1,889 – ((6 x 0,015)) / (6 + 1) = 1,876 m

5.6.3.4 Sistem Inlet


Inlet masing-masing unit filtrasi dilengkapi dengan sebuah valve yang berfungsi
sebagai pembuka dan penutup saluran air saat akan filtrasi dan pencucian (backwash). Inlet
berupa pipa.
Debit tiap saluran (Qi) = debit / jumlah bak = 0,589 / 4 = 0,147 m³/s
Kecepatan tiap saluran (vi) = 1 m/s
Dimensi pipa:
Ai = Qi / vi = 0,147 / 1 = 0,147 m2
Ai = ¼ x π x Di2
Di = ((4 x 0,147) / 3,14) = 0,433 m

5.6.3.5 Backwash
5.6.3.5.1 Pasir
1) Vbw = 0,01 m/s
2) Porositas saat ekspansi (Pe):
1

 1 / 4,5  w 
3, 6 1
Vbw 3

Pe = 2,95 x x   x
 s  w 
1 1
g 3, 6
Dp 2

(0,893x10 6 ) 1 / 4.5 
1 / 3.6
997  (0,01) 1 / 3
= 2,95 x x   x
(9,81) 1 / 3.6
 2600  997  (5 x10  4 ) 1 / 2
= 0,6
3) Persentase ekspansi

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Pe  Po
0,6  0,4
% ekspansi = 1  Pe x 100% = x 100% = 50 %
1  0,6
4) Tinggi ekspansi
Le  Lp
% ekspansi = x100%
Lp
Le  0,8
50 % = x100%
0,8
Le = 1,2 m
5.6.3.5.3 Kerikil
1) Tinggi ekspansi
Le  Lk
H ekspansi = x100%
Lk
Le  0,3
50 % = x100%
0,3
Le = 0,45 m
2) Porositas saat ekspansi:
(Pe – Po) / (1 – Pe) = (Le – Lk) / (Lk)
(Pe – 0,4) / (1 – 0,4) = (0,45 – 0,3) / (0,3)
Pe = 0,7
3) Debit saat backwash:
Qbw = Vbw x Abak
= 0,01 m/s x 52,8 m2 = 0,528 m³/s
Volume backwash:
Vbw = Qbw x tbw
= 0,528 m³/s x 600 s
= 316,8 m³

5.6.3.6 Saluran Penampung Air Pencuci


Air bekas pencucian berada di atas media penyalur dialirkan ke gullet melalui gutter
dan selanjutnya keluar melalui pipa pembuangan.Dasar saluran gutter harus diletakkan
diatas saluran ekspansi maksimum pada saat pencucian. Hal ini agar pasir pada media
penyaring tidak ikut terbawa pada saat pencucian.

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

1) Saluran gutter:
Panjang gutter (Pg) = panjang bak = 10,8 m
Lebar gutter (Lg) = 0,3 m (asumsi)
Kedalaman air di saluran gutter:
2 2
3 3
 Qbw   0,482 
Hg =   =   = 1,107 m
 1,38 xLg   1,38 x0,3 
2) Air sisa pencucian dari gutter akan masuk ke dalam gullet dengan:
Lebar saluran (Lbuang) = 0,2 m (asumsi)
Debit yang akan ditampung (Qbuang) = 0,482 m3/s
2 2
3 3
 Qbuang   0,482 
Hbuang =   =   = 1,45 m
 1,38 xLbuang   1,38 x0,2 

5.6.3.7 Sistem Outlet


Air yang telah disaring akan dialirkan melalui pipa outlet yang bersambungan dengan
pipa manifold, menuju ke reservoir. Diameter pipa outlet sama dengan diameter pipa
manifold.

5.6.3.8 Kehilangan Tekan


5.6.3.8.1 Headloss pada media yang masih bersih
a) Pasir
Cek bilangan Reynold:
Nre=   Dp  vf = = 0,102 < 5 (Memenuhi)

Koefisien Drag:
24 3

Cd = N Re N Re + 0,34 = (24/0,102) + (3/(0,102)) + 0,34 = 245,03

Headloss (menggunakan persamaan Rose):


1.067 Cd vf 2 1
  Lp  4 
Hfp =  g Po Dp
4
= (1,067/0,82) x (245,03/9,81) x 0,8 x ((2,23x10-3)2 / 0,44) x (1/ (5 10 ) )

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

= 0,10086 m

b) Kerikil
Cek bilangan Reynold
1 vf  Dk

Nre = 1  Po  6
= (1 / (1 – 0,4)) x ((2,23x10-3) x (3 x 10-3) / 0,893 10 )
= 1,25 > 5 (tdk memenuhi)
 (1  Po) 2 vf
180     Lk
Hfk = g Po 3 Dk 2

Hfk = 180 x ((0,893x10-6)/9,81) x ((1–0,4)2 /0,43) x (0,00223 / (3x10-3)) x 0,3


= 8,22 x 10-4 m

c) Headloss total media


Hfmedia = hfpasir + hfkerikil = 0,66 m + 9,22 x 10-5 m = 0,0109 m

5.6.3.8.2 Headloss Sistem Underdrain


a) Orifice
Debit tiap filter = 0,12 m3/s
Debit orifice (Qor) = Q1 / Nor = 0,12 / 746 = 1,61 x 10-4 m3/s
Kecepatan di orifice (vor) = Qor / Aor = 1,61 x 10-4 / 1,77 x 10-4 = 0,9 m/s
Headloss (hfor) = 1,7 x (vor²/2g) = 1,7 x (0,9²/(2x9,81)) = 0,011746

Lateral
Debit (Qlat) = Q1 / Nlat = 0,058 / 31 = 2,01 x 10-3 m3/s
Kecepatan (vlat) = Qlat / Alat = 2,01 x 10-3 / 0,0934 = 0,0216 m/s
Headloss (hflat) = 1,3 x hf = 1,3 x f x (Plat/Dlat) x (vlat²/2g)
= 1,3 x 0,026 x (1,88/0,086) x (0,02162/(2x9,81))
= 13,9 x 10-5 m

b) Manifold
Debit (Qman) = Q1 / Nman = 0,0625 / 1 = 0,0625 m3/s

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Kecepatan (vman) = Qman / Aman = 0,0625 / 0,1401 = 0,446 m/s


Headloss (hfman) = 1,3 x hf = 1,3 x f x (Pman/Dman) x (vman²/2g)
= 1,3 x 0,026 x (6,11/0,422) x (0,446²/(2x9,81))
= 4,77 x 10-1 m

c) Headloss total underdrain


Hfunderdrain = hfor + hflat + hfman = 0,146 + 13,9x10-4 + 4,77x10-1 = 0,625m

5.6.3.8.3 Headloss total awal


Hfawal = hfmedia + hfunderdrain = 0,0109 m + 0,625 m = 0,636 m

5.6.3.8.4 Headloss media pada saat backwash


a) Pasir
1 vbw  Dp

Nre = 1  Pe  = (1/(1–0,6)) x ((112,1x5x10-4) x (0,893x10-6)) = 14

 0.8 (1  Pe)1.8 vbw1.2


130     Le
Hfp = g Pe 3 Dp 1.8

Hfp = 130 x ((0,893x10-6)0,8 /9,81) x ((1–0,6)1,8 /0,63) x (112,11,2 / (5x10-4)1,8) x 1,2


= 0,325 m

b) Kerikil
1 vbw  Dk

NRe = 1  Pe  =

Hfk =

Hfk = 130 x ((0,893x10-6)0,8 /9,81) x ((1–0,6)1,8 /0,63) x (0,011,2 / (3x10-3)1,8) x 0,45


Hfk = 2,46 x 10-4 m

5.6.3.8.5 Headloss sistem underdrain pada saat backwash


a) Orifice

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Debit orifice (Qor) = Qbw / Nor = 0,186 / 264,46 = 7,06 x 10-4 m3/s
Kecepatan di orifice (vor) = Qor / Aor = 7,06 x 10-4 / 1,77 x 10-4 = 3,99 m/s
Headloss (hfor) = 1,7 x (vor²/2g) = 1,7 x (3,99²/(2x9,81)) = 1,37 m

b) Lateral
Debit (Qlat) = Qbw / Nlat = 0,186 / 31 = 6,02 x 10-3 m3/s
Kecepatan (vlat) = Qlat / Alat = 6,02 x 10-3 / 0,0934 = 0,064 m/s
Headloss (hflat) = 1,3 x hf = 1,3 x f x (Plat/Dlat) x (vlat²/2g)
= 1,3 x 0,026 x (1,116/0,0619) x ((0,064)2/(2x9,81))
= 1,27x 10-4 m

c) Manifold
Debit (Qman) = Qbw / Nman = 0,186 / 0,0625 = 0,29 m3/s
Kecepatan (vman) = Qman / Aman = 0,29 / 0,1401 = 2,134 m/s
Headloss (hfman) = 1,3 x hf = 1,3 x f x (Lman/Dman) x (vman²/2g)
= 1,3 x 0,026 x (9,8/0,422) x (2,134²/(2x9,81))
= 1,82 m

5.6.3.8.6 Headloss total pada saat backwash


Hfbw = hfmedia + hfunderdrain
= 0,325 + 2,46 x 10-4 + 1,37 + 1,27 x 10-4 + 1,82
= 3,52 m

5.6.3.9 Pompa Backwash


Headloss pada pompa (hfpompa) = hfbw + hs + sisa tekan = 1,44 + 5 + 1 = 7,44 m
Daya Pompa:
P = (ρ x g x Qbw x hf pompa)/η
= (997 x 9,81 x 0,186 x 7,44) / 0,75
= 18046,32 watt = 24,20 HP

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

5.6.3.10 Perhitungan Efisiensi Removal


% Nilai Sisa
Bangunan Kualitas
Nama Removal Efesiensi Removal Removal
Pengolahan Air Baku
Pengolahan Treatment Treatment
Filtrasi Kekeruhan 20.475 50 10.2375 10.2375

Warna 0.75129 91.53 0.68765 0.06363

catatan: Pada Tahapan Filtrasi dengan saringan pasir cepat, memiliki efisiensi sebesar
91,53% untuk paramater warna & 95,55 % untuk parameter besi (Rani, 2013). Sedangkan
untuk parameter Mn, unit filtrasi dengan saringan pasir cepat memiliki efisiensi sebesar
84,4% (Sari,2011)

5.7 Desinfeksi
Pada perencanaan ini, desinfeksi dilakukan dengan penambahan klorin bebas.
Dipilihnya desinfektan tersebut adalah karena proses desinfeksi terhadap bakteri dan virus
sangat baik dan efektif. Di samping itu, apabila dilihat dari biaya yang dikeluarkan juga lebih
sedikit. Walaupun terdapat produk samping berupa pembentukan THM, namun apabila
kadarnya ≤ 0,1 mg/L masih dapat ditoleransi (standar EPA, Kawamura, 1991 hal 282)

5.7.1 Kriteria Desain


Tabel 5.17

Perhitungan μ Setelah Desinfeksi

Keterangan Kriteria desain


Dosis pembubuhan klorin 1 – 5 mg/L
Sisa klorin di reservoir 0,5 mg/L
Sisa klorin di distribusi 0,2 – 0,3 mg/L
Sumber: Kawamura, 1991

5.7.2 Perencanaan
a. Desinfeksi menggunakan kaporit : Ca(OCl)2
b. Kadar Klor dalam kaporit : 60 %

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

c. Berat jenis kaporit, BJ = 0,86 kg/L


d. Konsentrasi larutan, C = 5 %
e. Kapasitas pengolahan, Q = 150 x 1,1 = 165 L/detik
f. Konsentrasi larutan, C = 50 g/L = 50 mg/m3
g. Daya pengikat Klor, DPC = 1,2 mg /L (asumsi)
h. Sisa klor = (0,2 – 0,4) mg / l, diharapkan 0,3 mg/l
i. Pembubuhan larutan kaporit 3 x sehari (8 jam sekali)

5.7.3 Perhitungan
 Dosis klor = DPC + sisa klor = 1,2 + 0,3 = 1,5 mg/l
 Dosing Rate = = (600 L/s x 1,5 mg/l) : 5000 mg/L = 0,18 L/det

 Dosing rate per hari = 0,18 L/det x 24 jam x 3600 detik = 15552 L/hari
 Dosing Setiap Pembubuhan
Dosing rate per hari = 15552 L/hari / 8 jam = 1944 L/jam

Kebutuhan Kaporit
 Kebutuhan Kaporit = 60 % x Dosis Klor x Q
100
= x 1,5mg/l x 600 l/det
60

= 1500 mg/detik = 129,6 kg/hari = 130 kg/hari

1Wkap
Debit Kaporit = 
 massajeniskap
130kg / hari
= = 151,2 L/hr
0,86

95
 Q pelarut = x31,4 L / hari
5
= 596,5 L/hari = 6,9 x10-6 m3/dt

 Debit Larutan = Qkap + Qpelarut


= 151,2 L/hr + 596,5 L/hr
= 747,7 L/hr = 748 L/hr

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

 Qlarutan dalam sehari = 747,7 L/hari : 3 = 249,2 L/8 jam = 31,15 l/jam
Kehilangan Tekan
 Headloss pada pipa khlor
Panjang Pipa Khlor (L) =4m
Diameter Pipa (D) = 0,5 inch = 1,27 cm = 0,0127 m
Debit pipa Khlor = 748 L/hari
= 0,748 m3/hari = 8,66 x 10-6 m3/detik
 Perhitungan
Kecepatan dalam pipa vpipa = Qpipa / Apipa
7,66 x 10 6 m 3 / dtk
 2
 7,7 x10  4 m / dtk
(0,25 x3,14 x0,0127)m

Kehilangan tekan dalam pipa


1,85
 Q pipa 
hf    L
 0,2785  C  D
2 , 65

1,85
 7,66 x 10 - 6 m 3 / dtk 
hf     4m  0,004m
 0,2785  120  0,0127 2, 65 
 
Dimensi Bak Pelarut
 Volume bak
Vbak  Qpelarut  t  6,9 x  10 6 m 3 / dt  8 jam  3600  0,2m 3

Vbak 0,2
 Luas permukaan : As    0,2m 2
H 1
Pbak = Lbak
As  L2
0,2  L2
L  P  0,446m

Volume ruang pengadukan (T = 30° C)


Q = 600 L/det = 0,6 m3/det
G = 700 /dt
 = 0,798. 10-3 kg/mdet

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

 = 995,7 kg/m3

g = 9,81 m/det2
Kecepatan (v1) saat masuk ke bak pengadukan = 2 m/det
Kecepatan (v2) saat keluar dari bak pengadukan = 1 m/det
Waktu tinggal = 30 detik
V = Q x td
= 0,6 m3/dt x 30 dt
= 18 m3
 Direncanakan ukuran ruang pengadukan :
Panjang = 4 m
Lebar = 3 m
Tinggi = 1,5 m
100
 1,5mg / L  2,5mg / L  0.0174mol / L , d
60

 Diameter inlet
A= = 0,6 m/detik : 2 m/detik = 0,3

D= = = 0,62 = 620 mm

Perhitungan pH
 Dosis chlor yang digunakan 1,5 mg/L dengan kadar chlor dalam kaporit 60 %. Kaporit
yang ditambahkan :
dengan Mr Ca(OCl)2 = 143

 Reaksi yang terjadi


CaOCl 2  H 2O  CaOH 2  HOCl
HOCl  2 H   OCl 
2 H   2 HCO3  2 H 2CO3  2CO2  H 2O

 Dengan penambahan kaporit sebanyak 0.0174 mol/L, akan terjadi penambahan:


[Ca2+] = 0.0174 mol/L = 0,696 g/L

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

[CO2] = 0.0174 mol/L 0,7656 g/L

[HCO3‾] = 0.0174 mol/L = 1,0614 g/L

 Konsentrasi pada awal air baku :


[Ca2+] = 0 mg/L

[CO2] = 0

[HCO3‾] = 0 mg/L

 Konsentrasi di akhir proses desinfeksi :


[Ca2+] total = 0 + 0,696 = 0,696 g/L

[CO2] total = 0 + 0,7656 = 0,7656 g/L

[HCO3‾] total = 0 + 1,0614 = 1,0614 g/L

 Perhitungan ion strength (μ)


Tabel 5.18

Perhitungan μ Setelah Desinfeksi

Ion Konsentrasi (g/L) BM Ci (mol/L) 0,5 x Ci x zi2

Ca2+ 0,696 40 0,0174 3,624 x 10-2

Mg2+ 0 24 0 0

HCO3‾ 1,0614 61 0,0174 2,236 x 10-2

SO42‾ 0 98 0 0

Cl‾ 0 35,5 0 0

Na+ 0 23 0 0

µ 0,055

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

 0,5
pK 1'  pK1  log
1  1,4   0,5

pK 1'  6,7  log


0,0550,5  7,45
1  1,4  0,055
0,5

K '  5,89  10 8

pHbaru   log  K '
CO 2sisa 
 HCO3baru 

pHbaru   log 5,89  10 8  0,7213  7,68 
pH baru setelah proses desinfeksi masih masuk dalam range 7,5 – 8,5 yang diijinkan untuk air
minum, sehingga tidak perlu melakukan proses netralisasi pH

5.11Pengolahan Lumpur

5.11.1 Kuantitas Lumpur

PRASEDIMENTASI

 Kualitas

Pada prasedimentasi, bentuk padatan yang dihasilkan umumnya adalah pasir dan scum. Pasir
yang mengendap umumnya merupakan padatan anorganik yang dapat mengendap dengan
kecepatan pengendapan yang tinggi. Sedangkan residual scum berupa material yang
mengambang pada air, umumnya berupa lemak, minyak, sabun atau material sejenis. Spesific
gravity scum umumnya kurang dari 1,0 dan umumnya berkisar antara 0,95.

 Kuantitas

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

No. PRASEDIMENTASI

1. Spesific gravity of solids 1.4

2. Spesific gravity of sludge 1.02

Range 0.9-1.4
3
3. Dry solids, lb/10 gal
Typical 1.25

Range 110-170
4. Dry solids, kg/103 gal
Typical 150

Sumber: Tchobanoglous et al., 2003

Turbidity Influen = 150 NTU

Turbidity Efluen = 60 NTU

Berat Jenis Lumpur = 1030 kg/m3

Kadar Lumpur = 3%

a. Removal

Kekeruhan influen = 150 NTU x 0,0013 kg/m3/NTU

= 0,195 kg/m3

Kekeruhan efluen = 60 NTU x 0,0013 kg/m3/NTU

= 0,078 kg/m3

Removal lumpur = 0,195 kg/m3 – 0,078 kg/3

= 0,117 kg/m3

%Removal =

= x100%

= 60 %

b. Produksi Lumpur

Produksi Lumpur =

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

= 0,00227 m3/detik

= 196,128 m3/hari

1.4.1. SEDIMENTASI

 Kualitas

Karakteristik lumpur yang terdapat pada bak sedimentasi pada unit pengolahan air bersih
umumnya berupa kandungan bahan kimia berupa koagulan yang digunakan. Presipitasi bahan
kimia dengan menggunakan garam logam umumnya akan berwarna gelap dan mengandung
banyak besi. Jika berlumpur, hidrasi dari besi atau alumunium akan menyebabkan lumpur
menjadi kental. Selain itu, karakteristik lumpur dari bak sedimentasi juga tergantung pada
kualitas air baku. Bila sumber air baku memiliki konsentrasi padatan tersuspensi yang tinggi
(TSS) maka lumpur dari pengolahan kimia dengan menggunakan koagulan akan memiliki
persentasi presipitasi hidroksida dan kekentalan yang tinggi.

 Kuantitas

No. SEDIMENTASI

1. Spesific gravity of solids 1.9

2. Spesific gravity of sludge 1.04

Range 2.0-3.3
3
3. Dry solids, lb/10 gal
Typical 2.5

Range 240-400
3
4. Dry solids, kg/10 gal
Typical 300

Sumber: Tchobanoglous et al., 2003

Pendekatan kuantitas lumpur yang dihasilkan dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
empiris berdasarkan Cornwell et al. (1987).

Q, debit air baku = 295L/detik = 0,295 m3/detik

Al, dosis alum = 0 mg/L

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Cornwell (1996) menyatakan kisaran korelasi TSS dan kekeruhan berada dalam 0,7 – 2,2.
Dalam perhitungan ini, nilai korelasi antara TSS dan kekeruhan diasumsikan 1,0.

Kandungan SS = 1,0 x 9,6 NTU = 9,6 mg/L

A, dosis bahan kimia lain = 20 mg/L (PAC)

Ws = Q x (0,44 Al + SS + A)

Ws = 295 L/detik x ((0,44 x 0) + 9,6 mg/L + 20 mg/L)

Ws = 8732 mg/L.detik

= 8732 mg/L.detik x 10-6 kg/mg x 86400 detik/jam

=754.4450 kg/hari

Debit lumpur kering

Qds = = = 0,290 m3/hari

Debit lumpur

Qs = = = 5,8m3/hari

1.4.2. FILTRASI

 Kualitas

Residual yang berasal dari unit filtrasi berupa air dari pencucian (filter backwash water).
Residual yang berasal dari unit ini sulit ditangani dikarenakan memiliki kandungan padatan
yang sedikit. Padatan dari air pencucian ini akan sulit dipisahkan karena kandungan padatanya
relatif kecil, umumnya jumlah padatan yang masuk ke dalam unit ini berkisar 4-10mg/L
(AWWA/ASCE/U.S. EPA, 1996). Sedangkan kandungan air yang terdapat pada filter
backwash water ini relatif besar volumenya, yaitu berkisar antara 2-5% dari total air yang
diproses.

 Kuantitas

No. FILTRASI

1. Spesific gravity of solids 1.20

2. Spesific gravity of sludge 1.005

3. Dry solids, lb/103 gal Range 0.1-0.2

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Typical 0.15

Range 12-24
3
4. Dry solids, kg/10 gal
Typical 20

Sumber: Tchobanoglous et al., 2003

Perhitungan Solid Loading:

Debit air = 0,14725 m3/ hari

Jumlah Filter box =4

Volume backwash per bak = 79,2 m3/ hari

Rasio NTU : TSS = 1,0 (Cornwell, 1996)

Turbiditas awal = 4,8 NTU

Turbiditas akhir = 2,16 NTU

Kekeruhan tersisihkan = 2,64 NTU (55%)

Solid Loading kekeruhan = NTU x 1,0 = (2,64) NTU X 1,0 = 2,64 mg/L

= 0,264 kg/m3

Debit per Filter (Qf) = 0,12 m3/detik

Filter run = 5 menit = 300 detik

Total Solid = solid loading x Qf x filter run

= 0,264 kg/m3x 0,12 m3/s x 300 detik = 9,504kg

Kadar solid = = x x

= 120 mg/L

= 1,2 %

Produksi Lumpur =

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

= 0,00017 m3/detik

= 14,688 m3/hari

Sg lumpur = 1,000

Solid loading (S) = 14,688 x %TS x massa jenis x Sg

= 14,688 m3/hari x 1,2% x 1000kg/m3 x 1

= 17625 kg/hari

5.11.2 Sludge Drying Bed (SDB)

Bangunan ini digunakan untuk mengeringkan lumpur secara konvensional.

 Kriteria design:

Beban massa/mass loading rate = 400 Kg TSS/m2/tahun

Beban hidrolis = 20 cm

Waktu tinggal = 14 hari

% pemisahan TSS = 90 %

% pemisahan BOD = 70 %

Aliran leachate = 75 %

 Perencanaan:

Jumlah SDB = Sesuai waktu pengeringan

 Karakteristik lumpur

Berat lumpur = 35653.85 kg/hari

Volume lumpur = berat lumpur/BJ lumpur

= 35653.85 kg/hari: 1190 kg/m3

= 29,96 m3/hari 30 m3/hari

 Perhitungan Kapasitas SDB

Ctss = 60.000 mg/L

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

= 60 kg/m3

Beban padatan = Qp x Ctss

= 0,1 m3/hari x 60 kg/m3

= 6 kg/hari

= 2190 kg/tahun

Luasan SDB berdasarkan = massa loading/mass loading rate

= 2190 kg/tahun / 400 Kg TSS/m2/tahun

= 5,475 m2

Luasan SDB berdasarkan beban hidrolis = Qp/hydraulic loading rate x f konversi

= 0,1 m3/hari/ 0,2

= 0,5 m2

Total Luasan = 5,475 m2 + 0,5 m2 = 5,975 m2

 Perhitungan Dimensi SDB

Rencana rasio (panjang:lebar) =2:1

Luas permukaan kolam = (panjang x lebar) kolam

=2LxL

= 2 L2

L2 =

L =

L =

L = 1,73 m

P = 2 x 1,723 m = 3,45 m

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

UUN FAHRUAN EROIKA


21080117130053

Anda mungkin juga menyukai