BAB V
PERENCANAAN TEKNIS / DED BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
5.1 Intake
Intake merupakan bangunan yang digunakan untuk menyadap air dari sumber untuk
keperluan pengolahan. Intake pada desain ini merupakan intake sungai (Shore Intake).
Bangunan intake dilengkapi dengan :
1. Saluran pembawa
2. Bar screen
3. Bak pengumpul yang dilengkapi dengan pompa
Asumsi-asumsi yang digunakan :
1. Ketinggian muka air bangunan sadap pada saluran pembawa sama dengan muka air
sungai.
2. Elevasi muka air maksimum (HWL) = + 3 m (dpl)
3. Elevasi muka air minimum (LWL) = + 1,5 m (dpl)
4. Elevasi muka air rata-rata (AWL) = + 2 m (dpl)
5. Elevasi lokasi pengolahan air adalah = + 7 m (dpl)
6. Elevasi dasar sungai = + 0 m (dpl)
A= = = 1 m2
A = 1 m2
H=L= =1m
H=1m;L=1m
b. Jumlah kisi
Lebar kisi (w) = 125 cm = 0,0125 m
Jarak kisi (b) = 6 cm = 0,06 m
Jumlah kisi (n) = - 1 = 15,7 buah = 16 buah
h. Tinggi kecepatan
= = 0,013 m
= 3 x 1,67 x 0,866 .
= 6,82 x m
= 0,682 cm < 15 cm
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:
HL =
= = 0,01834 m
Q 0,6m 3 / dt
A 1m 2
V 0,6m / dt
A =
1 = 3,14
r = 0,56 m = 0,6 m
D = 2 r = 1,2 m
Dari luas diatas didapat nilai D pipa sebesar 1,2 m
Kedalaman saluran =2m
A
Lebar saluran = 1 / 2 0,5m
H
Freeboard = 15 % x H
= 15 % x 2 m = 0,3 m
Panjang saluran = 100 cm = 1 m
= 45 : 3 = 15 m
c. Dimensi bak
P : L = 1 : 0,75
L = 0,75P
A = P x L = 0,75 P2
A 15
Maka, panjang bak, P 4,5m
0,75 0,75
Lebar m 3,4 m
Panjang m 4,5 m
Kedalaman m 3m
Free board m 0,6 m
Td det 75 detik
Sumber : Analisis penulis, 2019
5.1.4 Pompa
5.1.4.1 Kriteria Desain Pompa
Efisiensi pompa 40 – 90 % (Sularso, 2000)
Kecepatan air dalam pipa untuk air baku (0,6 - 2) m/dtk
5.1.4.2 Perencanaan Pompa
Untuk menaikkan air baku ke instalasi pengolahan air minum maka dibutuhkan pompa.
Digunakan 1 pompa ditambah 1 pompa standby dimana Q tiap pompa = 600 lt/dtk =
0,6 m3/dtk
Beda Tinggi = 5 m
Panjang Pipa = 10 m
Efisiensi = 75 %
Kecepatan Air dalam pipa 1 m/dtk
5.1.4.3 Perhitungan Pompa
a. Diameter pipa inlet (hisap) atau outlet pada pompa
(direncanakan)
4Q 4 X 0,6
D 0,87 m = 900 mm (di pasaran)
V 3,14 x1
Maka pipa = 900 mm = 0,9 m pipa inlet atau outlet pada pompa
+8
+3
b. Kehilangan Tekanan
Hf mayor
Q
H mayor ( 2.63
)1,85 xL
0.2785 xCxD
0,6
( 2.63
)1,85 x10m = 0,008 m
0,2785 x130 x0,9
Hf minor
Pompa
Gate valve , terdapat 2 gate valve saat sebelum dan sesudah pompa
Asumsi : : = , maka, k = 0,15
Pada Belokan
belokan 90o
k = 0.33
k = 0.41
= 12/(2x9,81) = 0,051 m
Head pompa = Hf+Hs+Hv
= 0,0987 + 18 + 0,051 = 18,15 m
c. Daya Pompa
Q.Hp. A
P
Keterangan : P = daya pompa (kg m/dtk)
Q = debit (m3/dt)
= efisiensi pompa, diasumsikan 75 %
= berat jenis air (1000 kg/m3)
5.2 Prasedimentasi
5.2.1 Kriteria desain dan perencanaan
Beban permukaan (vo) = 20 – 80 m3/m2/hari, diambil = 60 m3/m2/hari
waktu detensi = 0,5 – 3 jam
P:L = (2 – 6) : 1, diambil 3 : 1
P:H = (5 – 20) : 1 diambil 10 : 1
NFr = > 10-5
NRe = < 2000
Kecepatan inlet (vi) = 0,2 – 0,5 m/detik
Tinggi air di V-notch (ho) = 2 – 5 cm, diambil 3 cm = 0,03 m
Waktu pengurasan = 1 – 3 hari
% removal = 60 – 80 %
Tinggi freeboard = min 30 cm (50 – 60 %)
Konsentrasi effluen = (100 – 60) % * kekeruhan
Slope =1–2%
Kemiringan plate = 45 – 60o
Jarak antar plate (wp) = 25 – 100 cm
Tebal plate (tp) = 2,5 – 5 m
Panjng plate (Pp) = 1000 – 2500 mm
Lebar plate (Lp) = 1000 – 1200 mm
Jarak plate ke pipa inlet = 1 – 1,4 m
Jarak gutter ke plate = 0,3 – 0,4 m
Tinggi plate = 1 – 1,2 m
Debit (Q) = 1000 l/detik = 1 m/detik
Viskositas kinematis = 0,893 x 10-6 m2/detik (25oC)
Viskositas dinamis = 0,890 x 10-3 kg/m*detik
Kerapatan air = 997 kg/m3
Berat jenis air = 9,77 KN/m3
Kerapatan lumpur = 2600 kg/m3
Tebal gutter = 2 cm
Kadar lumpur =3%
Safety Factor = 0,1
5.2.2 Perhitungan
1) Zona pengendapan
Direncanakan 2 buah bak prasedimentasi dengan debit 0,3 m3/detik untuk setiap bak
A = Q / vo
0,3m 3 / det
=
6,94 x10 4 m / det
= 432,28 m2
A =PxL → P = 3L
= 3L x L = 3L2
L = 12 m
P = 3L = 3 x 12 = 36 m
Q 0,3m 3 / det
vh = = 0,0069 m/det
LxH (12 x3,6)m 2
Jari-jari hidrolis
v 2 (0,0069) 2
NFR = = 2,18 x 10-6 < 10-5 (tidak memenuhi)
gR 9,81x 2,25
Karena Nre dan NFR tidak memenuhi kriteria desain, maka perlu memodifikasi bak
dengan membuat sekat-sekat pada arah memanjang. Bak dibagi menjadi 30 sekat dengan
perhitungan masing-masing sekat adalah sbb:
P1 = 36 m, H1 = 3,6 m, L= 0,4
L1 xH 0,4 x3,6
R= = 0,189 m
L1 2 H 0,4 (2 x3,6)
Q 0,01m 3 / det
vh = = 0,0069 m/det
LxH (0,6 x3,6)m 2
4,7 4,7
CD = = 0,0079 m/det
Re(1 / 3) 1768(1 / 3)
2) Zona inlet
= (4 x 0,30/3,14)1/2 = 0,62 m
P saluran =1m
3) Zona lumpur
Debit lumpur
29,9m 3
= = 2,99 m2
10m
L = 0,598
4) Zona outlet
0,3
< 5 x 3 x 6,94 x 10-4
nx10
n > 2,88
Ho = 0,2 m
= 0,81 m
Pg = ½ P= ½ 36= 18 m
Transfer O2 -
Waktu Detensi -
Tipe cascade towers dapat mencegah korosi dan alga. Sebelum air baku masuk ke dalam
aerator akan melewati pintu sorong untuk menentukan besarnya debit air baku yang akan diolah
dan masuk ke dalam bak penampung.
5.3.2 Aerator
Kriteria Desain Perencanaan
- Menggunakan Cascade Towers
5.3.3 Perhitungan
- Kedalaman : 3- 5m
- Lebar : 5-9 m
Luas Cascade
Luas cascade = 0,05 m2.s/l x 100 l/s = 5 m2
Dimensi Cascade
Panjang (P) : Lebar (L) = 1 : 1
5 =LxL
L = 2,236 m; P = 2,236 m
HL cascade = 0,5 x 10 = 5 m
Panjang = 2,236 m
Lebar = 2,236 m
Tinggi = 5 m
Tenaga Pompa
Z2 – Z1 = 9 m
p = 0,15 m
L = 3,15 m
Qk = 0,18 m3/s
1 1
Q 0,54 0,59 0,54
HM = 2 , 63
xL 2 , 63
x3,15
0,2785.C HW .p 0,2785.130.0,15
HM = 15,852 m
HT = 29,607m
.Q.Ht
P
Q = debit (m3/dt)
1017,1.x0,59.x 29,607
P= = 236,89 kg.m / s
75
5.4 Koagulasi
Pada perencanaan ini, unit koagulasi yang digunakan adalah koagulasi yang memanfaatkan
gaya hidrolis sebagai pengaduk. Gaya hidrolis dimunculkan dengan melewatkan air pada sebuah
terjunan. Unit koagulasi terdiri atas kelengkapan sebagai berikut:
1. Bak Koagulasi
2. Saluran menuju bak koagulasi
3. Bak pembubuh koagulan
4. Pompa pembubuh
5.4.2 Perencanaan
Jumlah bak (n) = 2
Tinggi terjunan (H) =2m
Lebar bak (b) =4m
Lebar terjunan (w) =1m
G = 400/detik
Td = 20 detik
Massa jenis air = 997 kg/m3
Keperluan IPA = 10%
Debit rencana (Q) = 0.59 m3 / s
0,59 : 2 (Jumlah bak) = 0,295 m3 / s
5.4.3 Perhitungan
a. Nilai Headloss
b. Bilangan terjunan
q = Q / w = 0,295 / 1 = 0,295 m/s
c. Panjang terjunan
Ld = 4,3 x H x D0,27
= 4,3 x 2 x ( ) 0,27
= 1,366 m
d. Kedalaman air di titik 1 (Y1) dan titik 2 (Y2)
Y1 = 0,54 x H x D0,425
= 0,54 x 2 x ) 0,425
= 0,059 m
Y2 = 1,66 x H x D0,27
= 1,66 x 2 x ( ) 0,27
= 0,527 m
Rasio kedalaman = Y2/Y1 = 0,527 / 0,059 = 8,93 > 2,83 (ok)
e. Bilangan Froud
Untuk bilangan Fr = 11,12 maka L/Y2 = 6,1 (dari hasil plot pada grafik di atas)
L/Y2 = 6,1
L = 6,1 x Y2 = 6,1 x 0,2134 = 1,3 m
g. Panjang bak setelah terjunan (Lb)
Waktu loncatan hidrolis t2 = 2 detik (asumsi)
Waktu terjunan t1 = 1 detik
R=
Headloss saluran
5.4.2 Perencanaan
Tabel 5.9 Perencanaan Unit Flokulasi
Keterangan Perencanaan
Kedalaman (H) 5m
5.4.3 Perhitungan
5.1.1.1 Dimensi Ruang 600 lps
Q = 0,6 m3/det – 29,9 m3/hari = 0,59 m3/det
Maka, P =
P=
P = 4,2 meter; L = 4,2 meter
Jadi direncanakan masing-masing zona dengan H = 5 m; P = 4,2 m; L= 4,2 m
5.1.1.1.1 Zona 1
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):
td = 900 detik
G x td = 55,08 x 900 = 49.572 (sesuai)
d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):
hf total = 0,00336 m
5.1.1.1.2 Zona 2
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):
td = 900 detik
G x td = 49,22 x 900 = 44,298 (sesuai)
d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):
hf total = 0,00175m
5.1.1.1.3 Zona 3
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):
td = 900 detik
G x td = 42,47 x 900 = 38,223 (sesuai)
d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):
hf total = 0,00607 m
5.1.1.1.4 Zona 4
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):
td = 900 detik
G x td = 35,24 x 900 = 31.716 (sesuai)
d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):
hf total = 0,000369 m
5.1.1.1.5 Zona 5
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):
td = 900 detik
G x td = 26,866 x 900 = 24.179 (sesuai)
d. Perhitungan Jari-Jari Hidrolis (R):
hf total = 0,00754 m
5.1.1.1.6 Zona 6
a. Perhitungan Kecepatan Aliran (v):
td = 900 detik
hf total = 0,00778 m
Satua Zona
Uraian Rumus
n 1 2 3 4 5 6
H (tinggi air) M H2 = H1 - h1 5 4,6 4,3 4 3,86 3,8
L (lebar) M Direncanakan 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2
P (Panjang) M Direncanakan 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2
5.1.1.3 Baffle
Tinggi baffle =5m
Lebar baffle =5m
Luas bukaan = 0,3 m
Kecepatan aliran (v) = 0,5 m/s
Headloss tiap belokan (HL)
5.5 Sedimentasi
Kriteria desain beberapa jenis sedimentasi adalah sebagai berikut :
Tabel 5.8 Kriteria Desain Unit Sedimentasi
Sedimentation Tank
Rectangular
Kriteria Grit Chamber with High-Rate
Sedimentation Tank
Desain (Aliran Horizontal) Settler (Plate/Tube
(Aliran Horizontal)
Settler)
Jumlah tangki Dua Dua Dua
minimum
Kedalaman air 10 - 16 ft (3 - 5 m) 10 - 15 ft (3 - 4,5 m) 12 - 15 ft (3,6 - 4,5
m)
Kec. aliran 10 - 15 fpm 1 - 3,5 fpm Maksimum 0,5 fpm
rata-rata (3 - 4,5 m/menit) (0,3 - 1,7 m/menit) (0,15 m/menit)
Diameter orifice = 3 cm
o = 60 – 120 m3/m2 . hari
Kemiringan plate () = 45 - 60o (Darmasetiwan,2001)
Jarak antar plate (wp) = 25 – 100 mm
Tebal plate (tp) = 2,5 – 5 mm (Darmasetiwan,2001)
Panjang plate (Pp) = 1000 – 2500 mm
lebar plate (lp) = 1000 – 1200 mm
NFR = 10-5
NRE = 500
Jarak pipa inlet ke zona lumpur = 0,2 – 0,3 m
Jarak plate ke pipa inlet = 1 – 1,4 m
Jarak gutter ke plate = 0,3 – 0,4 m
Tinggi plate = 1 – 1,2 m
Kadar lumpur = 4 - 6%
5.5.2 Perhitungan
Bentuk bangunan 4 persegi panjang, dengan P : L = 3 : 1
Q/A = 1,53 x 10-3 m/dt
td = 1 jam = 3600 dt
NRe < 500
NFr > 10-5
Kedalaman bak, H = 3 m
Jarak antar plate, w = 5 cm = 0,05 m
Tinggi plate, h = 1 m
Sudut kemiringan plate, α = 60°
Tebal plate, t = 0,5 cm = 0,005 m
Y/Yo = 75 %
Faktor keamanan, good performance = 1/3 ( hal 25-14 Kawamura, 1991)
Q = 590 lps
A = = 192,8 m2
P = 3L
P:L = 1:1
192,8 = 3L2
L =8
P =8x3
= 24 m
H =3m
F = 0,3 m
Kecepatan horizontal partikel
VH = = = 0,01 m/s
Jari-jari hidrolis
R= = =1m
Karena NRe dan NFr tidak memenuhi kriteria desain, perlu penambahan plate settler pada
bak sedimentasi. Perhitungannya adalah sbb :
Kecepatan aliran masuk plate
= Vo x sin
Dimensi plate
l = = = 1,15 m
h =1m
w = 0,05 m
t = 0,005 m
α = 60°
Jumlah plate
Jari-jari hidrolis
R= = = 0,025 m
A = = = 0,5 m2
A =
0,5 m2 =
D = 0,798 m = 798 mm
Diameter orifice
P pipa = Pbak = 24 m
Wor = 1,5 m
nor = = 16
Aor = = 0,03 m2
Aor =
0,03 m2 =
D = 0,195 m
Ws = Q x Cs x 86400
Ws = 110,1 kg/hari
Debit lumpur
Qs = = = 0,84 m3/hari
Ps = = = 4,8 m
Ls = = = 2,7 m
Vkerucut = 1/3 x A x Hs
Hs = = = 0,3 m
D pembuang = 0,15
n > 6,8
Dimensi gutter
Qg = 2,49 x Lg x Ho3/2
Ho = 0,678 ft = 0,2 m
Hg = Ho + ( 20%Ho) + Ho + freeboard
= 0,74
Pg = P = 24 m
Jumlah V- notch
Dimensi V-notch
= ½ x 0,03 m = 0,015 m
=2x3x1
= 6 cm = 0,06 m
= 2 (3 + 1,5) x 1
= 9 cm = 0,09 m
W’ = = = 0,075 m
Misal, jarak antar gutter ke tepi = b maka jarak antar gutter (b’) = 2b
Loutlet = 2Lg + 2b + 2b
5,2 = 2 (0,3) + 4b
b = 1,15 m
Asal = = = 0,5 m2
H air = 0,09 m
H sal = H air + F
P sal = 0,5 m
hf = 6,4 m
Ekspansi
Cm - 90-160 20–50 h -
Pasir
Headloss
M - 0,2 – 3,0 - -
filter bersih
(Sumber: Kawamura, 1991; Al-Layla, 1980; Reynolds, 1982; Darmasetiawan, 2001)
Tabel 5.15. Kriteria Desain Unit Filtrasi
5.6.2 Perencanaan
Q = 0,589 m3/s = 8,46 mgd
vf = 8 m/jam = 2,23 x 10-3 m/dtk
Diameter orifice = 1,5 cm = 0,015 m
Aor : A = 2 x 10-3 : Af
Jarak antar orifice = Jarak antar lateral = 20 cm = 0.2 m
Vbw = 0,6 m/mnt = 0,01 m/dtk
5.6.3 Perhitungan
L = 4,6 m
P = 9,2 m
H=3m
= = 1,889 m
5.6.3.5 Backwash
5.6.3.5.1 Pasir
1) Vbw = 0,01 m/s
2) Porositas saat ekspansi (Pe):
1
1 / 4,5 w
3, 6 1
Vbw 3
Pe = 2,95 x x x
s w
1 1
g 3, 6
Dp 2
(0,893x10 6 ) 1 / 4.5
1 / 3.6
997 (0,01) 1 / 3
= 2,95 x x x
(9,81) 1 / 3.6
2600 997 (5 x10 4 ) 1 / 2
= 0,6
3) Persentase ekspansi
Pe Po
0,6 0,4
% ekspansi = 1 Pe x 100% = x 100% = 50 %
1 0,6
4) Tinggi ekspansi
Le Lp
% ekspansi = x100%
Lp
Le 0,8
50 % = x100%
0,8
Le = 1,2 m
5.6.3.5.3 Kerikil
1) Tinggi ekspansi
Le Lk
H ekspansi = x100%
Lk
Le 0,3
50 % = x100%
0,3
Le = 0,45 m
2) Porositas saat ekspansi:
(Pe – Po) / (1 – Pe) = (Le – Lk) / (Lk)
(Pe – 0,4) / (1 – 0,4) = (0,45 – 0,3) / (0,3)
Pe = 0,7
3) Debit saat backwash:
Qbw = Vbw x Abak
= 0,01 m/s x 52,8 m2 = 0,528 m³/s
Volume backwash:
Vbw = Qbw x tbw
= 0,528 m³/s x 600 s
= 316,8 m³
1) Saluran gutter:
Panjang gutter (Pg) = panjang bak = 10,8 m
Lebar gutter (Lg) = 0,3 m (asumsi)
Kedalaman air di saluran gutter:
2 2
3 3
Qbw 0,482
Hg = = = 1,107 m
1,38 xLg 1,38 x0,3
2) Air sisa pencucian dari gutter akan masuk ke dalam gullet dengan:
Lebar saluran (Lbuang) = 0,2 m (asumsi)
Debit yang akan ditampung (Qbuang) = 0,482 m3/s
2 2
3 3
Qbuang 0,482
Hbuang = = = 1,45 m
1,38 xLbuang 1,38 x0,2
= 0,10086 m
b) Kerikil
Cek bilangan Reynold
1 vf Dk
Nre = 1 Po 6
= (1 / (1 – 0,4)) x ((2,23x10-3) x (3 x 10-3) / 0,893 10 )
= 1,25 > 5 (tdk memenuhi)
(1 Po) 2 vf
180 Lk
Hfk = g Po 3 Dk 2
Lateral
Debit (Qlat) = Q1 / Nlat = 0,058 / 31 = 2,01 x 10-3 m3/s
Kecepatan (vlat) = Qlat / Alat = 2,01 x 10-3 / 0,0934 = 0,0216 m/s
Headloss (hflat) = 1,3 x hf = 1,3 x f x (Plat/Dlat) x (vlat²/2g)
= 1,3 x 0,026 x (1,88/0,086) x (0,02162/(2x9,81))
= 13,9 x 10-5 m
b) Manifold
Debit (Qman) = Q1 / Nman = 0,0625 / 1 = 0,0625 m3/s
b) Kerikil
1 vbw Dk
NRe = 1 Pe =
Hfk =
Debit orifice (Qor) = Qbw / Nor = 0,186 / 264,46 = 7,06 x 10-4 m3/s
Kecepatan di orifice (vor) = Qor / Aor = 7,06 x 10-4 / 1,77 x 10-4 = 3,99 m/s
Headloss (hfor) = 1,7 x (vor²/2g) = 1,7 x (3,99²/(2x9,81)) = 1,37 m
b) Lateral
Debit (Qlat) = Qbw / Nlat = 0,186 / 31 = 6,02 x 10-3 m3/s
Kecepatan (vlat) = Qlat / Alat = 6,02 x 10-3 / 0,0934 = 0,064 m/s
Headloss (hflat) = 1,3 x hf = 1,3 x f x (Plat/Dlat) x (vlat²/2g)
= 1,3 x 0,026 x (1,116/0,0619) x ((0,064)2/(2x9,81))
= 1,27x 10-4 m
c) Manifold
Debit (Qman) = Qbw / Nman = 0,186 / 0,0625 = 0,29 m3/s
Kecepatan (vman) = Qman / Aman = 0,29 / 0,1401 = 2,134 m/s
Headloss (hfman) = 1,3 x hf = 1,3 x f x (Lman/Dman) x (vman²/2g)
= 1,3 x 0,026 x (9,8/0,422) x (2,134²/(2x9,81))
= 1,82 m
catatan: Pada Tahapan Filtrasi dengan saringan pasir cepat, memiliki efisiensi sebesar
91,53% untuk paramater warna & 95,55 % untuk parameter besi (Rani, 2013). Sedangkan
untuk parameter Mn, unit filtrasi dengan saringan pasir cepat memiliki efisiensi sebesar
84,4% (Sari,2011)
5.7 Desinfeksi
Pada perencanaan ini, desinfeksi dilakukan dengan penambahan klorin bebas.
Dipilihnya desinfektan tersebut adalah karena proses desinfeksi terhadap bakteri dan virus
sangat baik dan efektif. Di samping itu, apabila dilihat dari biaya yang dikeluarkan juga lebih
sedikit. Walaupun terdapat produk samping berupa pembentukan THM, namun apabila
kadarnya ≤ 0,1 mg/L masih dapat ditoleransi (standar EPA, Kawamura, 1991 hal 282)
5.7.2 Perencanaan
a. Desinfeksi menggunakan kaporit : Ca(OCl)2
b. Kadar Klor dalam kaporit : 60 %
5.7.3 Perhitungan
Dosis klor = DPC + sisa klor = 1,2 + 0,3 = 1,5 mg/l
Dosing Rate = = (600 L/s x 1,5 mg/l) : 5000 mg/L = 0,18 L/det
Dosing rate per hari = 0,18 L/det x 24 jam x 3600 detik = 15552 L/hari
Dosing Setiap Pembubuhan
Dosing rate per hari = 15552 L/hari / 8 jam = 1944 L/jam
Kebutuhan Kaporit
Kebutuhan Kaporit = 60 % x Dosis Klor x Q
100
= x 1,5mg/l x 600 l/det
60
1Wkap
Debit Kaporit =
massajeniskap
130kg / hari
= = 151,2 L/hr
0,86
95
Q pelarut = x31,4 L / hari
5
= 596,5 L/hari = 6,9 x10-6 m3/dt
Qlarutan dalam sehari = 747,7 L/hari : 3 = 249,2 L/8 jam = 31,15 l/jam
Kehilangan Tekan
Headloss pada pipa khlor
Panjang Pipa Khlor (L) =4m
Diameter Pipa (D) = 0,5 inch = 1,27 cm = 0,0127 m
Debit pipa Khlor = 748 L/hari
= 0,748 m3/hari = 8,66 x 10-6 m3/detik
Perhitungan
Kecepatan dalam pipa vpipa = Qpipa / Apipa
7,66 x 10 6 m 3 / dtk
2
7,7 x10 4 m / dtk
(0,25 x3,14 x0,0127)m
Vbak 0,2
Luas permukaan : As 0,2m 2
H 1
Pbak = Lbak
As L2
0,2 L2
L P 0,446m
= 995,7 kg/m3
g = 9,81 m/det2
Kecepatan (v1) saat masuk ke bak pengadukan = 2 m/det
Kecepatan (v2) saat keluar dari bak pengadukan = 1 m/det
Waktu tinggal = 30 detik
V = Q x td
= 0,6 m3/dt x 30 dt
= 18 m3
Direncanakan ukuran ruang pengadukan :
Panjang = 4 m
Lebar = 3 m
Tinggi = 1,5 m
100
1,5mg / L 2,5mg / L 0.0174mol / L , d
60
Diameter inlet
A= = 0,6 m/detik : 2 m/detik = 0,3
D= = = 0,62 = 620 mm
Perhitungan pH
Dosis chlor yang digunakan 1,5 mg/L dengan kadar chlor dalam kaporit 60 %. Kaporit
yang ditambahkan :
dengan Mr Ca(OCl)2 = 143
[CO2] = 0
[HCO3‾] = 0 mg/L
Mg2+ 0 24 0 0
SO42‾ 0 98 0 0
Cl‾ 0 35,5 0 0
Na+ 0 23 0 0
µ 0,055
0,5
pK 1' pK1 log
1 1,4 0,5
K ' 5,89 10 8
pHbaru log K '
CO 2sisa
HCO3baru
pHbaru log 5,89 10 8 0,7213 7,68
pH baru setelah proses desinfeksi masih masuk dalam range 7,5 – 8,5 yang diijinkan untuk air
minum, sehingga tidak perlu melakukan proses netralisasi pH
5.11Pengolahan Lumpur
PRASEDIMENTASI
Kualitas
Pada prasedimentasi, bentuk padatan yang dihasilkan umumnya adalah pasir dan scum. Pasir
yang mengendap umumnya merupakan padatan anorganik yang dapat mengendap dengan
kecepatan pengendapan yang tinggi. Sedangkan residual scum berupa material yang
mengambang pada air, umumnya berupa lemak, minyak, sabun atau material sejenis. Spesific
gravity scum umumnya kurang dari 1,0 dan umumnya berkisar antara 0,95.
Kuantitas
No. PRASEDIMENTASI
Range 0.9-1.4
3
3. Dry solids, lb/10 gal
Typical 1.25
Range 110-170
4. Dry solids, kg/103 gal
Typical 150
Kadar Lumpur = 3%
a. Removal
= 0,195 kg/m3
= 0,078 kg/m3
= 0,117 kg/m3
%Removal =
= x100%
= 60 %
b. Produksi Lumpur
Produksi Lumpur =
= 0,00227 m3/detik
= 196,128 m3/hari
1.4.1. SEDIMENTASI
Kualitas
Karakteristik lumpur yang terdapat pada bak sedimentasi pada unit pengolahan air bersih
umumnya berupa kandungan bahan kimia berupa koagulan yang digunakan. Presipitasi bahan
kimia dengan menggunakan garam logam umumnya akan berwarna gelap dan mengandung
banyak besi. Jika berlumpur, hidrasi dari besi atau alumunium akan menyebabkan lumpur
menjadi kental. Selain itu, karakteristik lumpur dari bak sedimentasi juga tergantung pada
kualitas air baku. Bila sumber air baku memiliki konsentrasi padatan tersuspensi yang tinggi
(TSS) maka lumpur dari pengolahan kimia dengan menggunakan koagulan akan memiliki
persentasi presipitasi hidroksida dan kekentalan yang tinggi.
Kuantitas
No. SEDIMENTASI
Range 2.0-3.3
3
3. Dry solids, lb/10 gal
Typical 2.5
Range 240-400
3
4. Dry solids, kg/10 gal
Typical 300
Pendekatan kuantitas lumpur yang dihasilkan dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
empiris berdasarkan Cornwell et al. (1987).
Cornwell (1996) menyatakan kisaran korelasi TSS dan kekeruhan berada dalam 0,7 – 2,2.
Dalam perhitungan ini, nilai korelasi antara TSS dan kekeruhan diasumsikan 1,0.
Ws = Q x (0,44 Al + SS + A)
Ws = 8732 mg/L.detik
=754.4450 kg/hari
Debit lumpur
Qs = = = 5,8m3/hari
1.4.2. FILTRASI
Kualitas
Residual yang berasal dari unit filtrasi berupa air dari pencucian (filter backwash water).
Residual yang berasal dari unit ini sulit ditangani dikarenakan memiliki kandungan padatan
yang sedikit. Padatan dari air pencucian ini akan sulit dipisahkan karena kandungan padatanya
relatif kecil, umumnya jumlah padatan yang masuk ke dalam unit ini berkisar 4-10mg/L
(AWWA/ASCE/U.S. EPA, 1996). Sedangkan kandungan air yang terdapat pada filter
backwash water ini relatif besar volumenya, yaitu berkisar antara 2-5% dari total air yang
diproses.
Kuantitas
No. FILTRASI
Typical 0.15
Range 12-24
3
4. Dry solids, kg/10 gal
Typical 20
Solid Loading kekeruhan = NTU x 1,0 = (2,64) NTU X 1,0 = 2,64 mg/L
= 0,264 kg/m3
Kadar solid = = x x
= 120 mg/L
= 1,2 %
Produksi Lumpur =
= 0,00017 m3/detik
= 14,688 m3/hari
Sg lumpur = 1,000
= 17625 kg/hari
Kriteria design:
Beban hidrolis = 20 cm
% pemisahan TSS = 90 %
% pemisahan BOD = 70 %
Aliran leachate = 75 %
Perencanaan:
Karakteristik lumpur
= 60 kg/m3
= 6 kg/hari
= 2190 kg/tahun
= 5,475 m2
= 0,5 m2
=2LxL
= 2 L2
L2 =
L =
L =
L = 1,73 m
P = 2 x 1,723 m = 3,45 m