4 2
w v
HL=β sin 60 ° ( ) 3
b 2g
4
0,01
HL=1,79× 0,866 × (
0,05 )
3
×0,0000002
HL=3,7 ×10−8
i. Tinggi Muka Air setelah Melewati Kisi ¿ H−HL
¿ 15−3,7× 10−8
¿ 14,96 m
Hb=k
2g
Vb 2
Hb=2
2 × 9,81m/ s2
Vb 2
0,044=2
2 × 9,81m/s 2
V b =0,43 m/ s
2
Vb=0,65 m/ s
Q
Vb=
Ab
Q
Ab=
Vb
0,04 m 3 /s
Ab=
0,65m/ s
Ab=0,061 m 2
4.3.2 Kompartemen II
Rencana desain kompartemen II yaitu sebagai berikut.
a. Waktu Detensi (td) = 15 menit
b. G = 20 s-1
Perhitungan kompartemen II bak flokulasi diuraikan sebagai berikut.
a. Volume Bak
V =Q × td
V =0,04 m 3 /s × 900
V =36 m3
Asumsi P : L : h = 3 : 2 : 1
Maka, dimensi bak flokulasi kompartemen I sebagai berikut.
Panjang (P) = 5,43 m
Lebar (L) = 3,62 m
Tinggi (h) = 1,81 m
b. Headloss
g× HL
G=
√ v × td
9,81 m/ s 2 × HL
20=
√
0,893 ×10−6 × 900 s
H l=0,032m
c. Luas Penampang Saluran (Luas Basah)
A=L× h
A=3,62m ×1,81 m
A=6,55 m2
d. Keliling Basah
P=L+2 h
P=3,62+2 ( 1,81 )
e. P=7,24 mJari-jari Basah
A
R=
P
6,55 m 2
R=
7,24 m
R=0,9 m
f. Slope
∆H
( S )=
P
0,01
( S )=
7,24 m
( S )=0,0013
g. Kecepatan Aliran Saluran
Koefisien kekasaran saluran terbuat dari beton (n) = 0,013
1
vL= R2 /3 S 1/ 2
n
1
vL= ( 0,9)2 /3 (0,0013)1 /2
0,013
vL=2,57 m/s
h. Kehilangan Tekanan pada Saat Aliran Lurus (HL)
2
n × vL × L1/ 2
HL= ( R2/ 3 )
2
0,013 ×2,57 ×(3,62)1/ 2
HL= ( 0,92/ 3 )
2
0,063
HL= ( 0,93 )
HL=0,072
HL=0,0049 m
i. Kehilangan Tekanan Total (Htot)
Keterangan:
Hb = Headloss Belokan
Vb = Kecepatan Aliran Belokan
Ab = Luas Belokan
Htot =H l−Hb
Hb=0,032 m−0,0049 m
Hb=0,027 m
Vb 2
Hb=k
2g
Vb 2
Hb=2
2 × 9,81m/ s2
Vb 2
0,027=2
2 ×9,81 m/s 2
V b =0,26 m/s
2
Vb=0,51m/ s
Q
Vb=
Ab
Q
Ab=
Vb
0,04 m 3 /s
Ab=
0,51m/ s
4.3.3 Ab=0,078 m2Kompartemen III
Rencana desain kompartemen III yaitu sebagai berikut.
a. Waktu Detensi (td) = 20 menit
b. G = 10 s-1
Perhitungan kompartemen II bak flokulasi diuraikan sebagai berikut.
a. Volume Bak
V =Q × td
V =0,04 m3 / s × 1.200
V =48 m 3
Asumsi P : L : h = 3 : 2 : 1
Maka, dimensi bak flokulasi kompartemen I sebagai berikut.
Panjang (P) =6m
Lebar (L) =4m
Tinggi (h) =2m
b. Headloss
g× HL
G=
√ v × td
9,81 m/s2 × HL
10=
√
H l=0,01m
0,893 ×10−6 × 1.200 s
Hb=k
2g
Vb 2
Hb=2
2 × 9,81m/ s2
Vb 2
0,005=2
2 ×9,81 m/s 2
V b =0,049 m/ s
2
Vb=0,22m/ s
Q
Vb=
Ab
Q
Ab=
Vb
0,04 m 3 /s
Ab=
0,22m/ s
Ab=0,18 m 2
Tabel 4.2 Desain Unit Flokulasi
Parameter Kriteria Desain Kompartemen I Kompartemen II Kompartemen III
10 – 60 s-1 -1
G 30 s 20 s-1 10 s-1
(SNI 6774)
15 – 45 menit
Td 10 menit 15 menit 20 menit
(SNI 6774)
<1m
Headloss 0,049 m 0,032 m 0,01 m
(Kawamura, 2000)
Sumber: Perhitungan, 2021
4.4 Perhitungan Unit Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan partikel secara gravitasi. Bangunan
sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan flokulen yang terbentuk akibat adanya
penambahan koagulan pada proses koagulasi dan flokulasi. Bentuk bangunan
sedimentasi secara umum berupa (Anggraeni dan Susanawati, 2011):
a. Lingkaran (circular), air baku masuk melalui bagian tengah lingkaran dan
secara horizontal menuju ke outlet di bagian keliling lingkaran.
b. Segi empat (rectangular), air baku mengalir secara horizontal dari inlet
menuju outlet.
Bak sedimentasi berfungsi untuk mengurangi atau menurunkan beberapa
parameter seperti BOD dan COD. Efisiensi penyisihan BOD dan COD adalah 25 –
40% sedangkan TSS adalah 50-70%. Dalam bak ini terjadi ditribusi tingkat
pengendapan partikel karena adanya partikel dengan ukuran berbeda yang
menyebabkan kecepatan mengendapnya juga berbeda.
Bak sedimentasi terdapat tube settler atau plate settler yang berfungsi
untuk meningkatkan efisiensi pengendapan karena dapat mempercepat
pengendapan dengan cara memperpendek area pengendapan (Darmasetiawan,
2001). Sudut settler yang disarankan adalah 45o - 60o dengan tujuan agar
endapan yang telah terbentuk tidak tertahan pada settler (Schulz dan Okun,
1984).
Kriteria desain unit sedimentasi ialah sebagai berikut.
a. Surface Loading Rate (Q/A) = 0,8 – 2,5 m3/m2/jam
= 2,2 × 10-4 - 7 × 10-4 m/s
b. Rasio Panjang terhadap Lebar =5:1
c. Reynold Number (Re) = < 2.000
d. Froude Number (Fr) = > 10-5
e. Efisiensi Penyisihan = 90%
f. Kondisi performance bak (n) = 1/3 (Good Performance)
Perencanaan desain unit sedimentasi IPA 1 Kecamatan Kapuas diuraikan
sebagai berikut.
4.4.1 Perhitungan Dimensi Bak Sedimentasi
Kriteria perencanaan bak sedimentasi ialah sebagai berikut.
a. Surface Loading Rate (Q/A) = 7 × 10-4 m/s
b. to/td = 3,5
Maka, dapat diperoleh:
¿ = Vo
td Q
A
Q
Vo= ¿ ×
td A
Vo=3,5× 7 ×10−4 m/s
Vo=2,45× 10−3 m/s
Debit yang diolah (Q) = 80 L/s ≈ 0,08 m3/s
Bak sedimentasi yang akan dirancang dengan debit sebesar 0,08 m3/s dibagi
menjadi 5 unit dengan masing-masing bak memiliki ukuran dan kapasitas yang sama.
Sehingga debit tiap bak sedimentasi yang akan diolah adalah sebagai berikut.
0,08 m 3 /s
Debit tiap bak =
5 unit
m3 / s
Debit tiap bak =0,016
unit
Q
A=
Vo
0,08 m 3 /s
A=
2,45 ×10−3 m/ s
A=32,65 m2
Setelah diketahui luas permukaan bak, maka ditentukan panjang dan lebar dengan
perbandingan P : L adalah 5 : 1.
Panjang (P) = 12,75 m
Lebar (L) = 2,55 m
4.4.2 Perhitungan Desain Zona Pengendapan (Tube Settler)
Kriteria perencanaan zona pengendapan dengan tube settler ialah sebagai
berikut.
a. Waktu Detensi dalam Tube (td) = 5 – 20 menit
b. Perbandingan P : L =4:1–6:1
c. Lebar Tube Settler (w) = 0,05 m
d. Tinggi Tube Settler = 0,5 m
e. Tebal Tube Settler = 2,5 x 10-3 m
f. Kemiringan Tube Settler (θ) = 30 °−60 °
g. Jarak Antar Settler (W) = 10 cm
h. Viskositas Kinematis (v) pada 25°C = 0,9055 x 10-6 m2/s