Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

RANCANGAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR

4.1 Perhitungan Dimensi Intake


Intake adalah jenis bangunan pengambilan air baku seperti danau, kolam
dan sungai yang berfungsi sebagai bangunan penangkap atau menampung air baku
sebelum disalurkan ke daerah pelayanan. Konstruksi intake disesuaikan menurut
konstruksi bangunan air dan umumnya kualitas air yang dimanfaatkan untuk
pengolahan pada banguanna intake biasanya kurang baik, namun dari segi kuantitas
airnya cukup banyak. Perencanaan sistem penyediaan air bersih di Desa Tebas
Kuala ini menggunakan bangunan penangkan air baku jenis river intake. Intake
jenis ini digunakan karena lebih ekonomis untuk air sungai yang mempunyai
perbedaan level muka air pada musim hujan dan kemaru yang cukup tinggi. Adapun
intake tersebut dapat dilihat seperti gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 5.1 River Intake

Adapun beberapa persyaratan lokasi perencanaan intake akan dibangun yaitu:

1. Intake sebaiknya direncanakan dan ditempatkan pada tempat/sumber air yang


memiliki aliran yang stabil dan tidak deras. Hal ini berguna agar tidak
membahayakan bangunan intake tersebut.
2. Bangunan intake harus kedap air.
3. Tanah di sekitar Intake seharusnya cukup stabil dan tidak mudah terkena erosi.
4. Intake seharusnya terletak jauh sebelum sumber kontaminasi.
5. Intake sebaiknya terletak di hulu sungai suatu kota.
6. Intake sebaiknya dilengkapi dengan saringan kasar yang selalu dibersihkan.
Ujung pipa pengambilan air yang berhubungan dengan pipa sebaiknya juga di
lengkapi saringan.
7. Inlet sebaiknya berada di bawah permukaan badan air untuk mencegah
masuknya benda-benda terapung. Di samping itu sebaiknya terletak cukup di
atas air.
8. Untuk muka air yang berfluktuasi, inlet yang ke sumur pengumpul sebaiknya
dibuat beberapa level.
9. Jika permukaan badan air selalu konstan dan tebing sungai terendam air maka
intake dapat dibuat dekat sungai.

Ketentuan yang direncanakan untuk pembuatan bangunan penangkap air


(intake) dapat dilihat di bawah ini :

Kapasitas Pengolahan : 8.622 L/detik ≈ 0,00862 m3/detik

Kecepatan aliran pada pipa (Vpipa) = 1 m/detik.

Sehingga, luas penampang pipa (A) pada intake dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan kontinuitas, sebagai berikut :

𝑄 =𝐴×𝑣

Dimana:

𝑄 = debit (m3 /detik)

𝐴 = luas penampang (m2 )

𝑣 = kecepatan aliran air (m/detik)

Berdasarkan persamaan di atas tersebut, maka untuk mencari nilai luas penampang
dan diameter pipa dapat dipaparkan sebagai berikut:

- Luas penampang pipa

𝑄
𝐴=
𝑣

0,00862 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐴=
1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

𝐴 = 0,00862 m2
- Diameter pipa

𝐴×4
𝑑2 =
𝜋

0,00862 × 4
𝑑2 =
3,14

𝑑 2 = 0,01 m2

𝑑 = √0,01 m2

𝑑 = 0,1 m = 100 mm

= 3,93 inch ≈ 4 inch

Berdasarkan perhitungan tersebut maka diketahui diameter pipa untuk


mengalirkan air sebesar 0,00862 m3/detik dengan kecepatan aliran dalam pipa
adalah 1 m/detik pada intake adalah sebesar 100 mm atau 4 inch (Sesuai pipa
pemasaran). Pipa yang akan dipilih dan digunakan pada perencanaan ini yaitu pipa
jenis HDPE (high density polyethylene). Pipa HDPE digunakan karena pipa ini
terbuat dari bahan plastik yang non toxic sehingga aman digunakan untuk air
konsumsi karena tidak mencemari air bersih didalamnya dan anti karat. Pipa HDPE
sudah diuji dan terbukti efektif untuk diletakan di atas tanah, dikubur, dan dipasang
pada gedung maupun dipergunakan di laut serta pipa ini juga mempunyai kualitas
dan tingkat kerapatan yang tinggi sesuai dengan spesifikasi SNI 06-4829-
2005/ISO4427:2007.
Setelah mengetahui nilai luas penampang atau diameter pipa, maka
kemudian untuk mengetahui kecepatan aliran air di dalam pipa dapat dilihat pada
perhitungan sebagai berikut:

- Luas permukaan pipa


1
𝐴 = 𝜋𝐷 2
4
1
𝐴 = × 3,14 × 0,12
4
𝐴 = 0,00785 m2
- Kecepatan aliran air di dalam pipa, yaitu :
𝑄
𝑣=
𝐴
0,00862 𝑚3 /𝑠
𝑣=
0,00785 m/s
𝑣 = 1,098 𝑚/𝑠

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui kecepatan


aliran dalam pipa yang digunakan adalah sebesar 1,098 m/detik.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 18 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pengembangan sistem Penyediaan Air Minum
dengan kecepatan aliran minimum dalam pipa adalah 0,3-4,5 m/s maka,
nilai kecepatan aliran air dalam pipa tersebut dinyatakan telah memenuhi
syarat kriteria pipa transmisi.

4.1.1 Perhitungan Bar Screen

Suatu unit operasi yang pertama–tama dijumpai dalam bangunan


pengolahan. Bar screen memiliki fungsi menahan dan menyaring benda – benda
keras dan besar seperti ranting, kayu, dan sampah serta mencegah rusaknya
saringan. Bar screen juga diletakkan pada posisi terawal pengolahan untuk
mencegah masukknya material kasar unit pengolahan (Siregar,2005). Penyaringan
sampah pada bar screen secara mekanik dimaksudkan agar pembersihan dapat
berlangsung secara efektif dan tidak dibatasi oleh waktu maupun kondisi cuaca di
sekitas instalasi air minum.

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan pada perencanaan yaitu:

a. Ketinggian muka air bangunan sadap pada saluran pembawa sama dengan
muka air sungai

b. Elevasi muka air maksimum (HWL) = + 25 m (dpl)

c. Elevasi muka air minimum (LWL) = + 15 m (dpl)

d. Elevasi muka air rata-rata (AWL) = + 20 m (dpl)

e. Elevasi dasar sungai = + 0 m (dpl)


Kriteria desain:

a. Jarak kisi = 2,5 cm - 5 cm (Reynolds)

b. Kemiringan kisi = 60o (Kawamura, 1991)

c. Kecepatan = < 0,6 m/s (Kawamura, 1991)

d. Tebal Bar Screen = 1,25 – 2 (Kawamura, 1991)

Perencanaan Desain:

a. Debit air baku = 8,622 liter/detik = 0,00862 m3 /detik

b. Tinggi muka air di screen = 11 m

c. Lebar kisi (w) = 1 cm = 0,01 m

d. Jarak kisi (b) = 40 mm = 4 cm = 0,04 m

e. Kemiringan kisi (𝜃) = 60˚

f. Kecepatan = < 0,6 m/s

g. Tebal Bar Screen = 1,5 cm

h. Koefisien batang screen (β) = 1,79 (Lingkaran)

Perhitungan:

a. Jumlah Kisi

Apabila jarak antara kisi yang direncanakan adalah 4 cm, maka kisi yang
diperlukan yaitu:

𝑙
𝑛= −1
𝑏
2
𝑛= - 1= 49 buah
0,04 𝑚

b. Lebar Saluran

L = (n + 1) b + (n × w)

= (49 + 1) 0,04 + (49 × 0,01)

= 2 + 0,49 = 2,49 m

c. Lebar efektif lubang


Lef = (n + 1) × b

= (49 + 1) × 0,04 = 2 m

d. Tinggi efektif lubang

H
Hef =
𝑆𝑖𝑛 60°

11
= = 12,7 m
0,866

e. Luas Efektif

Aef = Lef x Hef

= 2 m × 12,7 m = 25,4 m2

f. Kecepatan aliran saat melewati kisi

Q
V=
𝐴𝑒𝑓

0,00862 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=
25,4 𝑚2

= 0,00034 m/detik (memenuhi kriteria desain < 0,6 m/detik)

g. Head velocity pada kisi

𝑣2
Hv =
2𝑔

(0,00034 m/detik) 2
= = 5,89 × 10-9 m
2×9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2

h. Headloss (kehilangan tinggi) saat melewati batang screen


4
𝑤 3
HL = 𝛽 × 𝑠𝑖𝑛60° × ( ) × 𝐻𝑣
𝑏

4
𝑤 3 𝑣2
= 𝛽 × 𝑠𝑖𝑛60° × (𝑏) × 2𝑔

4
0,01 𝑚 3
= 1,79 × 0,866 × (0,04 𝑚) ×5,89 × 10-9 m

= 1,43 × 10-9 m
i. Tinggi muka air setelah melewati kisi

= H – HL

= 11 m – 1,43 × 10-9 m = 10,9 m

4.1.2 Perhitungan Pompa Intake

Pompa merupakan suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida


cair dari suatu tempat yang memiliki elevasi lebih rendah ke tempat yang lain yang
lebih tinggi melalui sistem perpipaan. Kerja yang ditunjukkan oleh sebuah pompa
merupakan fungsi dari head total dan berat cairan yang dipompa dalam jangka
waktu yang diberikan. Daya pompa (Pw) adalah energi yang efektif diterima oleh
air dari pompa per satuan waktu.

Kriteria Desain:

- Efisiensi pompa 40 – 90 % (Sularso, 2000)

- Kecepatan air dalam pipa untuk air baku (0,6 - 2) m/dtk

Perencanaan Desain:

- Kerapatan air = 1000 (kg/m3)

- Debit air yang dipompa = 0,13 m3 /detik

- H total = S x L + elevasi

= 0,0117 x 77,48 m + 1

= 1,907 m

Perhitungan:

- Daya pompa
𝑄.𝜌.𝐻
Pw = 𝑛

Dimana:

Q = Debit output per pompa (m3/s)

H = Head pompa (m)

ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)


g = Percepatan gravitasi (m/s2)

Pw = Daya pompa (Watt)


0,00862×1000×1,907
Pw =
0,85

Pw = 19,34 w = 0,019 kw

Dari pertitungan tersebut maka, daya pompa yang diperlukan untuk


mengalirkan air dengan debit 0,00862 m³/detik diperlukan pompa dengan daya
0,019 kw.

4.2 Perencanaan Unit Filtrasi


Filtrasi didefinisikan sebagai proses pemisahan antara solid–liquid dengan
melewatkan cairan melalui suatu media berpori atau material porus lainnya untuk
menghilangkan sebanyak mungkin zat padat terlarut. Unit filtrasi yang digunakan
berupa saringan pasir lambat (slow sand filter). Menurut (Kawamura,1990)
saringan pasir lambat adalah jenis filtrasi yang umumnya digunakan untuk
mengolah air dengan tingkat kekeruhan kecil dari 50 ppm. Filtrasi jenis ini
pencuciannya dapat dilakukan setelah beberapa minggu atau bulan. Zat
tersuspensi dan koloidal akan tertahan pada lapisan atas filter. Clogging dapat
diatasi dengan melakukan pengikisan pada bagian atas.

Kriteria Desain

Perencanaan saringan pasir lambat (Kawamura, 1990/Al-layla, 1978/Petunjuk


Teknis Sektor Air Bersih, Departemen PU 2005) adalah:

- Kehilangan tekanan pada media pasir dan penyangga:

• Effective size (ES) = (0,45 - 0,8) mm

• Uniform coefficient (UC) = 1,3 - 1,7

• Sphericity (𝜑) = 0,73 - 1

• Porositas (f) = 0,4 - 0,5

• Kecepatan filtrasi = (0,1 - 0,4) m/jam

• Tebal media pasir = minimum 300 mm


• Tebal media kerikil = (10 - 24) inchi

• Konstanta kerikil = 10 - 14

• Diameter kerikil = > 3/64 inchi

• Perbandingan ukuran tiap lapisan = 2 : 1.

- Kehilangan tekanan pada saat underdrain:

• Rasio luas orifice dengan luas area filter = 0,5 - 0,2 %

• Rasio luas pipa lateral dengan luas orifice = (2 - 4) : 1

• Rasio luas manifold dengan luas lateral = (1,5 - 3) : 1

• Diameter orifice = (¼ - ¾)”

• Jarak orifice dengan manifold = (3 - 12)”

• Jarak antar orifice = (3 - 12)”

Perencanaan

- Kapasitas Pengolahan = 0,00862 m³/detik = 31,03 m3/jam

- Kecepatan filtrasi = 0,2 m/jam = 5,556 x 10-5 m3/detik

- Rasio luas orifice dengan luas area filter = 0,25%

- Rasio luas pipa lateral dengan luas orifice = 4 : 1

- Rasio luas manifold dengan luas lateral =3:1

- Diameter orifice = ¾” = 1,905 cm = 0,01905 m

- Jarak antar lateral (w) = 30 cm = 0,3 m

- Panjang pipa manifold = panjang bak

- Kecepatan aliran = 1 m/detik

- Media filtrasi

Media filtrasi terdiri dari:

• Media penyaring digunakan pasir dengan diameter 0,4 mm;

• Media penyangga digunakan kerikil dengan diameter 0,4 - 6 cm


Susunan lapisan media dari yang paling atas sampai lapisan yang paling bawah
dengan ketebalan total lapisan 100 cm terdiri dari:

• Pasir diameter 0,4 mm dengan ketebalan 60 cm;

• Kerikil diameter 0,4 cm dengan ketebalan 7 cm;

• Kerikil diameter 2 cm dengan ketebalan 9 cm;

• Kerikil diameter 3 cm dengan ketebalan 12 cm;

• Kerikil diameter 6 cm dengan ketebalan 12 cm.

- Tinggi bak pengumpul = tinggi bak = 2,6 m

Nilai tinggi bak 2,6 m didapatkan dari penjumlahan lapisan media dari yang
paling atas sampai paling bawah. Adapun perencanaan ketinggian bak dapat
dilihat pada table berikut:

Tabel 4.1 Kedalaman Filter

No Parameter kedalaman bak Ukuran (m) Ukuran (m)


(D) berdasarkan SNI, 2008 perencanaan
1 Tinggi bebas (freeboard) 0,20 s.d 0,30 0,5
2 Tinggi air di atas media pasir 1,00 s.d 1,50 1
3 Tebal pasir penyaring 0,60 s.d 1,00 0,6
4 Tebal kerikil penahan 0,15 s.d 0,30 0,4
5 Saluran pengumpul bawah 0,10 s.d 0,20 0,1
Jumlah 2,05 s.d 3,30 2,6

Perhitungan

a. Perhitungan Dimensi Bak Filtrasi

- Jumlah Filter (N)

N = 0,25 × Q0,5

= 0,25 × (31,03) 0,5

= 1,4 = 2 buah
- Debit tiap filter (Q)
𝑄
Q =
2

0,00862 m³/detik
=
2

= 0,00431 m³/detik

- Luas tiap unit filter (A)

𝑄
A =
𝑣

0,00431 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=
5,556 x 10−5 m/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 77,6 m2

- Dimensi filter

P/L = 2/1

A=PxL

A = 2 L2

• Lebar filter (L)

𝐴
L = √2

77,6 𝑚2
=√ 2

=√38,8 = 6,2 m

• Panjang filter (P)

P =2×L

= 2 × 6,2 m = 12,4 m

• Luas menjadi

A =P×L

= 12,4 m × 6,2 m = 76,88 m2


• Slope (S)
2
𝑄 ×𝑛
S =( 2 )
𝐴 × 𝑅3

2
0,00431 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 ×0,014
=( 2 )
76,88 𝑚2 × 1,283

= 4,4 × 10-13

- Cek perhitungan

Parameter (V)
𝑄
V =𝐴

0,00431 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=
76,88 𝑚2

= 5,6 × 10-5 m/detik = 0,2 m/jam (OK)

b. Perhitungan Sistem Inlet

Kecepatan pada pipa inlet = (0,6-1,2) m/det (Al-Layla).

- Dimensi pipa inlet

• Luas penampang pipa (A)

𝑄
A =
𝑣

0,00431 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=
1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,00431 m2

• Diameter pipa (d)

4×𝐴
d =√
𝜋

4 × 0,00431 𝑚2
=√
3,14

= 0,074 m = 0,075 m
Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui:

d yang digunakan = 75 mm

Jumlah saluran = 1 buah

Lebar saluran = 0,5 m

Panjang saluran = lebar bak filter = 6,2 m

- Cek Perhitungan

• Kecepatan pada pipa inlet


𝑄
v =
𝐴

𝑄
= 1
× 𝜋 × 𝑑2
4

0,00431 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 1
× 3,14 × 0,0752
4

= 0,98 m/detik (OK)

• Kecepatan pada saluran inlet


𝑄
v =
𝐴

0,00431 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=
6,2 ×0,5

= 0,0014 m/detik

c. Perhitungan Sistem Underdrain

- D orifice = ¾ inch = 1,905 cm = 0,01905 m

- Luas orifice (A)


1
A = 4 × π × d2

1
= 4 × 3,14 × (0,01905 m)2 = 0,00028 m2

- Luas bukaan total orifice (Aorifice)

Aorifice = 0,25 % × luas filter


= 0,25 % × 76,88 m2 = 0,192 m2

- Jumlah lubang pada orifice (n)

𝐴𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒
n =
𝐴

0,192 𝑚2
= = 685,7 = 686 buah
0,00028 𝑚2

- Luas bukaan lateral (AL)

AL =4×A

= 4 × 0,00028 m2 = 0,0011 m2

- Luas bukaan total lateral (ATL)

ATL = 4 × Aorifice

= 4 × 0,192 m2 = 0,768 m2

- Diameter pipa lateral (d)

4 × 𝐴𝐿
d =√
𝜋

4 × 0,0011 𝑚2
=√
3,14

= 0,037 m = 0,04 m

d yang digunakan dianggap menjadi 50 mm

- Luas bukaan manifold (AM)

AM = 3 × AL

= 3 × 0,0011 m2 = 0,0033 m2

- Luas bukaan total manifold (ATM)

ATM = 3 × ATL

= 3 × 0,768 m2 = 2,3 m2
- Diameter pipa

4 × 𝐴𝑀 0,5
dm =( )
𝜋

0,5
4 × 0,0033 𝑚2
=( )
3,14

= 0,065 m = 0,07 m

d yang digunakan dianggap menjadi 75 mm

- Panjang pipa lateral

Lebar bak
PL = - dm
2

6,2 𝑚
= – 0,07 = 3 m
2

- Jumlah pipa lateral (nL)

𝑃
nL =
𝑤

12,4 𝑚
= = 41 buah
0,3 𝑚

- Jumlah orifice tiap lateral (nor)


𝑛
nor =
𝑛𝐿

686 buah
= = 16,7 = 17 buah
41 𝑏𝑢𝑎ℎ

- Jarak antar orifice

𝑃𝐿
=
𝑛𝑜𝑟

3𝑚
= = 0,18 m
17

d. Perhitungan Sistem Outlet

- Waktu detensi (Td) yaitu 3600 detik

- Tinggi bak pengumpul = tinggi bak yaitu 2,6 m


- Volume bak

V = Q × Td

= 0,00431 m³/detik × 3600 detik

= 15,5 m³

- Panjang bak pengumpul = lebar bak = 6,2 m

- Lebar bak (L)

𝑉
L =
𝑃 ×𝑡

15,5 𝑚3
= = 0,96 m = 1 m
6,2 𝑚 ×2,6 𝑚

- D outlet = D inlet = 75 mm

e. Perhitungan Headloss Media Filter

- Perhitungan headloss media penyaring (pasir)

• Viskositas kinematik (ν) = 0,898 × 10-2 cm2/detik

• Sphericity (𝜑) = 0,92

• Porositas (ε) = 0,42

• Tebal lapisan media = 60 cm = 0,6 m

• Fraksi berat (x) = 100 %

• Diameter pasir (Dp) = 0,4 mm = 0,04 cm

• Gravitasi (g) = 9,81 m/detik2

Perhitungan Headloss pada Pasir

➢ Kecepatan filtrasi (Vs) = 0,2 m/jam = 0,0056 cm/detik


24
➢ CD =
𝑁𝑅𝑒

24
= = 1043,5
0,023
➢ Nre

φ × Dp × Vs
Nre =
𝑣

0,92 × 0,04 cm × 0,0056 cm/detik


=
0,898 × 10−2

= 0,023 (< 1 OK)


1−𝜀
➢ F = 150 × 𝑁𝑅𝑒 + 1,75

1−0,42
= 150 × + 1,75
0,023

= 3.784,36
𝑥
➢ f x/Dp = f × 𝐷𝑝

100%
= 3784,36 × 0,04 𝑐𝑚

= 94.609

➢ Headloss (Hl)

𝑉𝑠2 ×𝐿×(1−𝜀) 𝑥
Hl = ×(∑𝑓 𝐷𝑝)
𝑔×𝜑×𝜀 3

(0,0056 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2 ×60 𝑐𝑚×(1−0,42)


= ×(94609)
981 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ×0,92×0,423

= 0,6537 cm = 0,0065 m

- Perhitungan headloss media penyangga (kerikil)

• Viskositas kinematik (ν) = 0,898 x 10-2cm2/detik

• Sphericity (𝜑) = 0,72

• Porositas (ε) = 0,55

• Tebal lapisan media = 40 cm = 0,4 m

• Diameter pasir (Dp) = (0,4 - 6) cm

• Gravitasi (g) = 9,81 m/detik2


φ × Dp × Vs
Nre = 𝑣
1−𝜀
f = 150 × 𝑁𝑅𝑒 + 1,75

𝑥
f × 𝐷𝑝

Berdasarkan kriteria desain suusunan lapisan media filter kerikil


dari yang paling atas sampai lapisan yang paling bawah, maka
perhitungan headloss pada kerikil dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.2 Perhitungan Headloss pada Kerikil

Ketebalan Dp Fraksi berat (%) Nre F fx


(cm) (cm) X
7 0,4 17,5 0,180 377,378 165,103
9 2 22,5 0,898 76,876 8,649
12 3 30 1,348 51,834 5,183
12 6 30 2,695 26,695 1,340
∑ 180,274

𝑉𝑠 2 ×𝐿×(1−𝜀) 𝑥
Headloss (Hl) = ×(∑𝑓 𝐷𝑝)
𝑔×𝜑×𝜀 3

0,0056 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ×40×(1−0,55)


= ×(180,27)
981𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘×0,72×(0,55)3

= 0,00087 cm = 8,7 x 10-6 m

- Perhitungan headloss pada underdrain

• Faktor gesekan pipa (f) = 0,02

• C = 0,6

➢ Debit air tiap orifice (Qor)

𝑄 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑎𝑘
Qor =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒

0,00431 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=
686

= 6,3 × 10-6 m3/detik


➢ Kecepatan aliran melalui orifice (v)
𝑄
v =
𝐴

6,3 ×10−6 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


=
0,00028 𝑚2

= 0,0225 m/detik

➢ Kehilangan tekanan pada orifice (Hlorf)

𝑄𝑜𝑟 2
Hlorf =( )
𝐴𝑜𝑟 2 × 𝐶 2 × 2𝑔

(6,3 ×10−6 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2


=( 2 )
(0,00028 𝑚2 ) × (0,6)2 × 2(9,81 𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)

= 7,2 × 10-5 m

➢ Kehilangan tekanan pada lateral (Hllateral)

𝐿 𝑣2
Hllateral = f × 𝐷 × 2𝑔

3𝑚 (5,556 x 10−5 m/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2


= 0,02 × 0,075 m × 2 ×9,81 𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 1,26 × 10-10 m

➢ Hllateral sebenarnya
1
Hllateral = 3 Hllateral × jumlah pipa lateral

1
= 3 × 1,26 × 10-10 m × 41

= 1,72 × 10-9 m

➢ Kehilangan tekanan pada manifold (Hlmanifold)

𝐿 𝑣2
Hlmanifold = f × 𝐷 × 2𝑔

12,4 𝑚 (5,556 x 10−5 m/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2


= 0,02 × 0,075 m × 2 ×9,81 𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 5,2 × 10-10 m

➢ Hl total pada saat filter beroperasi


Hl total = HLpasir + HLkerikil + HLorifice + HLlateral +

HLmanifold

= 0,0065 m + 8,7 x 10-6 m + 7,2 × 10-5 m +

1,72 × 10-9 m + 5,2 × 10-10 m

= 0,0066 m

f. Bak pencuci pasir

Pencucian dilakukan dengan menguruk bagian atas media filter sampai


kedalaman 5 cm.

- Perhitungan dimensi bak pencuci pasir

• Tinggi pasir yang akan diangkat (scrapping) = 5 cm = 0,05 m

• Kedalaman bak pencuci pasir = h = 50 cm = 0,5 m

• Panjang bak filtrasi = 12,4 m

• Lebar bak filtrasi = 6,2 m

• Viskositas kinematik (ν) = 0,898×10-2cm2/dtk

• Sphericity (Ф) = 0,92

• Porositas (ε) = 0,42

• 𝜀𝑒 = 0,423

• Tebal lapisan media = 60 cm = 0,6 m

• Berat jenis pasir (𝜌𝑠 ) = 2,65

• 𝜌 =1

• Diameter pasir (Dp) = 0,4 mm = 0,0004 m

• CD = 1043,5

➢ Volume pasir (V)

V = P × L × t scrapping

= 12,4 m × 6,2 m × 0,05 m


= 3,8 m3

➢ Luas bak pencuci (A)

𝑉
A =

3,8 𝑚3
= = 7,6 m2
0,5

➢ Lebar bak (L)

𝐴
L =√
2

7,6 𝑚2
=√ = 1,95 m = 2 m
2

➢ Panjang bak (P)

P =2×L

= 2 × 1,95 m = 3,9 m

➢ Luas menjadi

A =P×L

= 3,9 m × 1,95 m = 7,6 m2

➢ Nilai porositas terekspansi (Ut)

4 𝑔 𝜌𝑠 − 𝜌 0,5
Ut = (3 × 𝐶𝐷 × ( ) × 𝑑)
𝜌

0,5
4 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 2,65 − 1
=(3 × ×( ) × 0,0004)
1043,5 1

= 0,0029 m/detik

➢ Kecepatan backwash (Vs)

Vs = Ut × 𝜀 4,5

= 0,0029 m/detik x 0,424,5

= 5,85 x 10-5 m/detik


➢ Nilai terekspansi (εe)

𝑉𝑠 0,22
𝜀e = (𝑈𝑡)

0,22
5,58 × 10−5 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=( )
0,0029 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,42

➢ Tinggi media terekspansi (Le)


1−𝜀
Le =L×
1−𝜀𝑒

1−0,42
= 0,5 × 1−0,423

= 0,502 m

g. Perhitungan backwash

Bachwash direncanakan dilakukan dengan memanfaatkan beda tinggi


(gravitasi) sehingga tidak memerlukan pompa.

• Kecepatan backwash (Vs) = 5,77 x 10-5 m/dtk

• Weir loading = 1,39 x 10-3 m2/detik

• Menggunakan v-notch = 90o

• Jarak antar v-notch = 20 cm = 0,2 m

• Tinggi v-notch = 5 cm = 0,05 m

• Lebar saluran pengumpul = 30 cm = 0,3 m

• Kecepatan aliran di saluran pelimpah = 0,3 m/detik

• Kedalaman bak pencuci pasir (h) = 50 cm = 0,5 m

• Porositas (ε) = 0,42

• Berat jenis pasir (𝜌) = 2,65

• (𝜌) =1

• Luas bak pencuci (A) = 7,6 m2


• Lebar bak (L) = 1,95 m

- Perhitungan Backwash Bak Pencuci Pasir

➢ Headloss pada media (Hf)

Hf = h (1 ─ ε) (ρs ─ ρ)

= 0,5 m × (1 – 0,42) x (2,65 – 1)

= 0,48 m

➢ Debit backwash (Q)

Q = Vs × A

= 5,77 × 10-5 m/detik × 7,6 m2

= 4,4 × 10-4 m3 /detik

➢ Panjang pelimpah total 1 bak


𝑄 𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑠ℎ
Ptotal = 𝑊𝑒𝑖𝑟 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔

4,4 x 10−4 𝑚3 /detik


= 1,39 x 10−3 𝑚3 /dtk

= 0,32 m

➢ Jumlah v-notch (n)


P total x 2
n = jarak antar v−notch

0,32 m x 2
= 0,2 m

= 3,2 buah = 3 buah

➢ Debit tiap v-notch (Q)


𝑄 𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑠ℎ
Q = Jumlah v−notch

4,4 x 10−4 𝑚3 /detik


= 3

= 1,46 x 10-4 m3 /detik


➢ Tinggi air pada v-notch (H)

𝑄 2/5
H = (1,417)

2/5
(1,46 x 10−4 m 3 /dtk
=( )
1,417

= 0,025 m

➢ Tinggi V-notch (Y) = H + 15 % H

Y = 0,025 m + 15 % x 0,025 m

= 0,028 m

➢ Bukaan v-notch (x)

Tg 45o = (Y / x) × 2
𝑌×2
x = 𝑇𝑔 45°

0,028 𝑚 × 2
= = 0,092 m
1

Lebar bak – (n v−notch ×x)


➢ Sisi antar v-notch = 𝑛+1

1,95 m – (3 ×0,092 m)
= = 0,42 m
3 +1

Sisi antar v – notch


➢ Jarak v-notch ke dinding = 2

0,42
= = 0,21 m
2

➢ Luas penampang pengumpul (A)


Q
A =𝑣

4,4 x 10−4 𝑚3 /detik


= = 1,46 × 10-3 m2
0,3 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

➢ Tinggi saluran pengumpul (t)


𝐴
t =𝐿

1,46 ×10−3 𝑚2
= = 4,8 × 10-3 m
0,3 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
- Perhitungan pipa backwash

• Debit backwash (Qb) = 4,4 × 10-4 m3 /detik

• Kecepatan air dalam pipa = 2 m/detik

• Tebal lapisan terekspansi = 0,502 m

• Hl total pada saat filter beroperasi = 0,0066 m

• Faktor gesekan pipa = 0,02

• Konstanta bend (k) 90o = 0,7

• Konstanta tee (d) = 1,5

• Konstanta valve (v) = 0,2

➢ Diameter pipa inlet (d)

4 ×𝑄
d = √𝜋 ×𝑣

4 ×4,4 x 10−4 𝑚3 /detik


=√ 0,017 m
3,14 ×2 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

d yang digunakan 25 mm atau 0,025 m (pipa pasaran)


1
➢ A = 4 × 𝜋 × d2

1
= 4 × 3,14 × (0,025 m)2

= 4,9 x10-4 m2
𝑄
➢ Cek kecepatan =𝐴

4,4 x 10−4 𝑚3 /detik


= = 0,89 m/detik
4,9 x 10−4 𝑚3 /detik

➢ Head loss pipa


1. Kerugian gesek dalam pipa (Hf)
𝑙 × 𝑣2
Hf = f × 𝑑 ×2 ×𝑔
12,4 × 0,892
= 0,02 × 0,025 ×2 ×9,81 = 0,4 m

2. Kerugian gesek akibat aksesoris pada pipa (Hm)


((1 ×0,7) +(1 ×0,2) +(1 ×1,5) ×0,94 𝑚/𝑑𝑡𝑘 2
Hm = 2 ×9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2

= 0,12 m
3. Kerugian gesek total (Ht)
Ht = Hf + Hmd + tinggi media
terekspansi + Hl total saat filter
beroperasi
= 0,4 + 0,12 + 0,502 m + 0,0066 m
= 1,03 m
4.3 Perencanaan Unit Desinfeksi
Desinfeksi bertujuan untuk membunuh bakteri, protozoa, dan virus serta
ukuran partikeldesinfeksi yang dikehendaki adalah yang berukuran kecil dan yang
tidak bersifat racun bagimanusia (Al-Layla, 1978). Bahan yang digunakan disebut
desinfektan, bila digunakan cara pemanansan, dipanaskansampai mendidih selama
15-20 menit, atau dengan menggunakan sinar matahari (sinar UV) maka
desinfektannya disebut desinfektan fisika. Dan bila digunakan bahan kimia
disebutdesinfektan kimia. Desinfektan kimia yang dapat digunakan adalah
kaporit, bromin klorida, gasklor, ozo, gas iod, dan kalium permanganat.
Desinfektan yang paling sering digunakan untuk pengolahan air baku menjadi air
minumadalah kaporit, gas klor dan sinar uv. Manfaat dari desinfektan itu sendiri
adalah menghilangkan bau mematikan alga.

Kriteria Desain

- Jenis desinfeksi = Kaporit (Ca (OCl)2)

- Klor (Cl) sisa = 0,6 mg/L – 1 mg/L (Al-layla, 1978)

- v = 0,3 – 6 m/detik (Al-layla, 1978)

- Waktu detensi (td) = 10 – 60 detik (Tri Joko,2010)

- Kadar klor dalam kaporit = 60% (Tri Joko,2010)

- Daya pengikat klor (DPC) = 1,2 mg/L (Tri Joko,2010)

- Efisiensi pompa = 40 – 90 % (Sularso, 2000)


Perencanaan Desain

- Dosis klor = 0,8 mg/l

- Sisa klor = 0,6 mg/l

- Daya pengikat klor (DPC) = 1,2 mg/l

- Kadar klor dalam kaporit = 60 %

- Kapasitas Pengolahan (Q) = 8,622 liter/detik = 0,00862 m3 /detik

- Pembubuhan dilakukan tiap = 8 jam

- Berat jenis kaporit (ρ) = 0,0032 kg/liter = 3,2 kg/m3

- Konsentrasi Kaporit =2%

- Konsentrasi Pelarut = 90 %

- Waktu detensi (td) = 60 detik

- Freeboard = 0,3 m

- Efisiensi pompa = 85 %

Perhitungan
100
- Dosis Klor = × 0,8 mg/l
60

= 1,33 mg/L

- Keperluan klor (M) = Q × Dosis Klor

= 8,622 liter/detik × 1,33 mg/l

= 11,47 mg/detik

= 0,99 kg/hari
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑎𝑛 𝐾𝑙𝑜𝑟 (𝑀)
- Debit desinfektan (Q) = 𝜌

0,99 kg/hari
= 0,0032 kg/liter

= 309,4 L/hari = 12,9 L/jam

- Volume Klor yang Dibutuhkan Selama Pencampuran (Vc)


Vc = Q x tc

= 12,9 L/jam × 8 jam

= 103,2 L

- Volume Larutan dalam Konsentrasi Kaporit 2% (Vlar)


100
Vlar = × Vc
2

100
= × 103,2 L
2

= 5.160 L = 5,16 m3

- Debit Pembubuhan Kaporit (Q kaporit)


𝑉𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Q kaporit =
𝑡𝑝.𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

5,16 𝑚3
= 8 𝑗𝑎𝑚 ×3600

= 0,00018 m3/detik

- Dimensi Bak Pembubuh Desinfeksi

Diketahui:

1. Kapasitas Pengolahan (Q) = 8,622 liter/detik = 0,00862 m3/detik

2. Waktu detensi (td) = 60 detik

a. Volume bak = Q × td

= 0,00862 m3 /detik × 60 detik

= 0,52 m3

b. Dimensi Bak

• Luas Bak

V = Pbak x Lbak x Hbak

0,52 m3 = 1 Lbak3
3
Lbak = √0,52

Lbak = 0,8 m
• Kedalaman Bak

Hbak = Lbak + Freeboard

= 0,8 m + 0,3 m

= 1,1 m

• Panjang Bak

V =P×L×H

0,52 m3 = P × 0,8 m × 1,1 m

0,52 𝑚3
P = 0,88 𝑚2

P = 0,59 m

Adapun dimensi bak desifeksi yaitu:

P = 0,59 m
L = 0,8 m
H = 1,1 m
- Daya Pompa

𝜌 × 𝑔 × 𝑄𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 × 𝐻
𝑃=
𝜇

Dimana:

Q = Debit output per pompa (m3/s)

H = Head pompa (m)

𝜌 larutan = Berat jenis larutan (kg/m3)

g = Percepatan gravitasi (9,81 m/s2)

Pw = Daya pompa (Watt)

𝜇 = Efesiensi pompa (85%)

900 × 9,81 × 0,00018 × 1,1


𝑃=
0,85

𝑃 = 2,06 w = 0,00206 kw
4.4 Perencanaan Unit Reservoir
Reservoar adalah bangunan penampung air baik dari hasil pengolahan
maupun langsung dari sumber air bak (Al-Layla, 1978). Reservoir distribusi
merupakan bangunan penampung air sebelum dilakukan pendistribusian ke
masyarakat, yang dapat ditempatkan di atas permukaan tanah maupun dibawah
permukaan tanah. Berdasarkan kriteria perencanaan air bersih DPU Cipta Karya,
Air Bersih 2006 persentase pelayanan harus mencapai 90%. Bangunan reservoir
umumnya diletakkan didekat jaringan distribusi pada ketinggian yang cukup untuk
mengalirkan air secara baik dan merata ke seluruh daerah konsumen.

Reservoir digunakan pada sistem distribusi untuk meratakan aliran, untuk


mengatur tekanan, dan untuk keadaan darurat. Kedalaman efektif reservoir berkisar
anatar 3-6 meter. Kapasitas reservoir yang akan direncanakan pada perencanaan
berdasarkan kebutuhan jam puncak. Kapasitas reservoir dapat dihitung dengan
mempertimbangkan faktor Q harian maksimum untuk menyimpan cadangan air
pada reservoir. Sedangkan Q jam puncak digunakan untuk pertimbangan meratakan
tekanan.

Penempatan reservoir ditentukan berdasarkan pertimbangan berikut ini


(Unit Produksi dalam sistem penyediaan air minum, Tri joko 2010):

a. Reservoir pelayanan ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat daerah


pelayanan, kecuali jika keadaan tidak memungkinkan
b. Tinggi reservoir pada sestem gravitasi ditentukan sedemikian rupa sehingga
tekanan minimum sesui hasil perhitungan hidrolis di jaringan pipa distribusi
adalah 15 meter. Muka air reservoir rencana diperhitungkan berdasarkan
tinggi muka air minimum. Jika elevasi muka air tanah wilayah pelayanan
bervariasi, maka wilayah pelayanan dapat dibagi menjjadi beberapa zona
wilayah pelayanan yang dilayani masing-masing dengan satu reservoir.

Kriteria Desain (Tri Joko,2010)

- Tipe = Ground Reservoir


- Kecepatan inlet desain (Vi) = 1,77 m/detik
- Faktor peak (fp) = 2,5
- Kecepatan outlet desain (vo) = 3 m/detik
- Waktu pengurasan (tk) = 2 jam
- Kecepatan pengurasan (vk) = 2,5 m/detik
- Kecepatan overflow (vow) = 1,77 m/detik
- Kecepatan ventilasi desain (vud) = 4 m/detik
- Persentase Qin = 4,17%
- Persentase V Reservoir = 27,66 %

Perencanaan

- Tipe = Ground Reservoir dengan 2 kompartemen


- Debit Rencana = 8,622 L/detik = 0,00862 m3/detik
- Kedalaman bak =3m

Perhitungan

a. Volume Reservoir
Vr = 27,66% × Qrata × Waktu
= 0,2766 × 0,00862 m3/detik × 86.400 detik
= 206 m3
b. Dimensi Reservoir
- Volume tiap kompartemen
206 𝑚3
VR = = 103 m3
2

- Direncanakan kedalaman reservoir, Hr = 3 m


𝑉𝑅
AR = 𝐻𝑅
103 𝑚3
= = 34,3 m2
3𝑚

- P:L =3:1
AR = 3 × L2
34,3 m2 = 3 × L2
L2 = 11,43 m2
L = √11,43 = 3,4 m
P = 3 × 3,4 m = 10,2 m
Dimensi Reservoir
P = 10,2 m
L = 3,4 m
H =3m
c. Perpipaan Reservoir
- Pipa Inlet
• Debit Pipa Inlet Tiap Kompartemen
1
Qi = 4 × Qrata
1
= 4 × 0,00862 m3/detik

= 0,002155 m3/detik
• Diameter Pipa Inlet
4 ×𝑄𝑖
Di = √𝜋 ×𝑣𝑖

4 × 0,002155 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=√ 3,14 ×1,77 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,039 m
- Pipa Outlet
• Debit Pipa Outlet Tiap Kompartemen
Qo = Qi × fp
= 0,002155 m3/detik × 2,5
= 0,0054 m3/detik
• Diameter Pipa Outlet
4 ×𝑄𝑜
Do = √𝜋 ×𝑣𝑜

4 × 0,0054 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=√ 3,14 × 3 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,048 m
- Pipa Pengurasan
• Tinggi Pengurasan, Hk = 2
• Volume Pengurasan
Vk = Preservoir × Lreservoir × Hk
= 10,2 m × 3,4 m × 2 m
= 69,36 m3
• Debit pengurasan
𝑉𝑘
Qk = 𝑡𝑘
69,36 𝑚3
= 2 × 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,0096 m3/detik
• Diameter pipa pengurasan (Dk)
4 ×𝑄𝑘
Dk = √𝜋 ×𝑣𝑘

4 × 0,0096 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=√ 3,14 × 2,5 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,069 m
- Pipa Overflow
• Debit overflow, Qow = Qi = 0,002155 m3/detik
• Diameter overflow = diameter inlet = 0,039 m
- Pipa Ventilasi
• Direncanakan 4 pipa vent untuk reservoir
• Debit pengaliran:
(𝑄𝑜−𝑄𝑖)
Qud = 4
(0,0054 𝑚3 /detik − 0,002155 𝑚3 /detik )
= 4

= 0,00081 m3/detik
• Diameter pipa ventilasi:
4 ×𝑄𝑢𝑑
Dv = √𝜋 ×𝑣𝑢𝑑

4 × 0,00081 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=√ 3,14 × 4 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,016 m
d. Perhitungan Pompa Distribusi
- Diketahui:
• Kerapatan air = 1000 (kg/m3)
• Debit air yang dipompa = 0,01176 m3/detik (Jam puncak)
H total = S × L + Elevasi

= 0,0117 x 77,48 m + 1

= 1,907 m
- Kriteria desain:

• Efisiensi pompa 40 – 90 % (Sularso, 2000)

• Kecepatan air dalam pipa untuk air baku (0,6 - 2) m/detik

Dimana:

Q = Debit output per pompa (m3/s)

H = Head pompa (m)

ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

Pw = Daya pompa (Watt)

Jawab:
𝑄×𝜌×𝐻
Pw = 𝑛

𝑘𝑔
0,01176 × 1000 3 ×1,907 𝑚
𝑚
Pw = 0,85

Pw = 26,38 w = 0,02638 kw

Sehingga daya pompa yang diperlukan untuk mengalirkan air bersih dengan
debit 0,01176 m³/detik diperlukan pompa dengan daya 0,02638 kw.

Anda mungkin juga menyukai