Anda di halaman 1dari 17

METODE PERENCANAAN ,DRAINASE AIR HUJAN , AIR BERSIH, AIR

LIMBAH/KOTOR,KABEL LISTRIK,KABEL OPTIK

A. Perencanaan drainase air hujan


Aliran arah drainase

PERENCANAAN DRAINASE AIR HUJAN

Drainase jalan mengandung pengertian membuang atau mengalirkan air (air hujan, air limbah, atau
air tanah) ke tempat pembuangan yang telah ditentukan dengan cara gravitasi atau menggunakan
sistem pemompaan.

Fungsi drainase jalan dengan demikian ada 2 (dua) cakupan yaitu :

a. Memperkecil kemungkinan menurunnya daya dukung subgrade karena kadar airnya naik
melebihi kadar air optimum sebagai akibat dari merembesnya air hujan ke dalam subgrade
melalui pori-pori perkerasan jalan atau yang berasal dari air tanah yang naik ke permukaan;

b. Memperkecil kemungkinan rusaknya perkerasan jalan sebagai akibat terendamnya perkerasan


jalan oleh genangan air hujan.

Sedangkan Sistem drainase permukaan mencakup 2 hal yaitu:

a. drainase air limbah, dimaksudkan untuk membuang air limbah (air kotor dari rumah tangga,
limbah cair dari pabrik dan sebagainya) ke instalasi pengolah air limbah; Modul RDE 07 : Dasar-
dasar Perencanaan Drainase Jalan Bab I Pengertian Umum Pelatihan Road design Engineer
(RDE) I-2
b. drainase air hujan, dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan jalan
akibat air hujan

Peraturan yang dipakai dalam perencanaan drainase air hujan adalah


- PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 12/PRT/M/2014 TENTANG
PENYELENGGARAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN
- Surat edaran no 23/SE/Db/2021 TENTANG PEDOMAN DESAIN DRAINASE JALAN
Berikut adalah data data drainase penataan koridor ruas jalan banten lama – tonjong dan konsep
perencanaan teknis utilitas
Perencanaan drainase air hujan sesuai elevasi jalan 64 sampai 75
Berikut data data yang diperlukan dalam Analisa
1. Data curah hujan
merupakan series data dari stasiun pengamat hujan selama kurun waktu 20-30 tahun
pencatatan
2. Data daerah aliran
ditentukan berdasarkan peta topografi pada wilayah yang dilalui trase jalan
3. Data limpasan
menentukan koefisien run off yang merupakan salah satu faktor atau besaran dalam
menghitung debit aliran
4. Data air tanah
menjaga stabilitas lereng di sebelah luar selokan samping agar tidak runtuh menimpa jalan
Dengan data sbb :

1. Intensitas hujan ( I ) = 0,2315 mm/jam di bukulapkir banten lama


2. Panjang saluran =
Rencana saluran dibuat perwilayah dengan tersedia konektivitas pada tempat tertentu jika
ada pengembangan wilayah
Berikut data data
a. Luas wilayah 1 rencana saluran utama : 50 m x 1.500 m = 75.000.m² = 0,075 km²
Aliran kearah sungai cibanten
b. Luas wilayah 2 (rencana pengembangan /untuk terminal ) = 69.000 m² = 0,069 km²
Aliran menuju anak sungai cibanten sehingga aliran tidak ke jalan tonjong
c. Wilayah 3 langsung ke singai cibanten = 0,03 km²
Aliran menuju anak sungai cibanten sehingga aliran tidak ke jalan tonjong
d. Wilayah 4 langsung ke singai cibanten = 0,021 km²
Aliran menuju anak sungai cibanten sehingga aliran tidak ke jalan tonjong
e. Wilayah 5 langsung ke singai cibanten = 0,03 km²
Aliran menuju anak sungai cibanten sehingga aliran tidak ke jalan tonjong
f. Wilayah 6 langsung ke singai cibanten = 0,042 km²
Aliran menuju anak sungai cibanten sehingga aliran tidak ke jalan tonjong

Dari data tersebut diatas untuk luas wilayah yang direncanakan adalah wilayah 1 untuk
daerah wilayah 2,3,4,5,6 tidak direncanakan karena arah aliranya bukan ke jalan
tonjong.

3. koefisien pengaliran ( C ) = 0,9 (untuk jalan)

koefesien pengaliran (C ) = Volume air yang berhasil mencapai muara DAS

Volume air hujan yang jatuh diatas DAS

koefisien pengaliran ( C ) = 0,9 (untuk jalan)

menurut table binamarga pu 1980 koefesien pengaliran untuk jalan 0,9


4. Luas daerah Pengaliran (A)
Adalah luas daerah pengaliran dalam hal ini yang akan kita rencanankan untuk luas wilayah 1
dikarenakan langsung menuju ke jalan tonjong
Luas 1 = 0,05 km x 1,5 km = 0,075 km²

Penghitungan :
Q rencana ; adalah debit air yang akan direncanakan
Q rencana = 0,27778 x C x I x A
= 0,27778 x 0,9 x 0,2315 x 0,075
= 0,0044 m³/dt
= 4 ,4 liter / dt
= 264 liter / menit

Perhitungan Kecepatan Aliran (V)

V = 1 x 𝑅2/3 x S1/2
n
Kemiringan lahan wilayah 1 = 75-62 x 100 % = 0,0036 m
3600

V1 = 1/0,012 x 0,15 2/3 x 0,0036 1/2

= 83,33 x 0,2823 x 0,06

= 1,411 m/dt

Untuk memperoleh nilai radius Hidrolik (R) dibutuhkan nilai luas penampang dan keliling
basah. Luas penampang (A) menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐴 = 1/2 π r 2= ½ x 3,14 x 0,15 ²= 0,03533 m2


Trial desain
Pipa PVC
Q rencana 264 liter / menit sedangkan pipa rencana yang digunakan Dia 4’’ (101,6
mm )dengan volume 264 liter / menit
Kontrol rencana maksimum pipa dialiri 1,25 % dari kapasitas yaitu 1,25 x 264 = 330 liter
/menit ≥ 660 liter/menit untuk pipa 4’’ (ok)

B. Perencanaan drainase air bersih


a. Untuk kebutuhan rencana wilayah jalan tonjong
Dalam perencanaan air kotor kita mengacu ditempat itu adalah tempat wisata kuliner
disepanjang pinggir jalan sehingga kapasitas air bersih sbb :

Jumlah penghuni = luas ruangan


Beban penghuni
Q d= pemakaian air rata – rata sehari
Qh = pemakaian air rata rata
T = jangka waktu pemakaian
Dengan perhitungan sebagai berikut :
Jumlah penghuni sepanjang 1.500 m area kiri dan kanan menjadi 3.000 mjika kios
minimal 5 m maka jumlah penghuni 300 orang kiri dan kanan menjadi 600
orang,sedang kebutuhan air bersih = 144 liter/orang/hari
Q = 600 x 144 = 86400 liter per hari
Qmax = 2 x 86400 = 172800 liter per hari
Qmax = 2 liter/dt
Perencanaan pipa air bersih menggunakan pipa 4’’ (101,6mm)
Kontrol rencana maksimum pipa dialiri 1,25 % dari kapasitas yaitu 1,25 x 264 = 330
liter /menit ≥ 699 liter/menit (ok)

b. Untuk wilaya banten lama


Kebutuhan air bersih untuk Kawasan Banten Lama Tahun 2043 adalah sebesar 3.909.194
liter perhari untuk 4 wilayah direncanakan pengambilan mata air ke 4 daerah tersebut
per daerah 977.298 liter perhari atau 11 lt/dt
Dengan dialiri 1,25 % maksimum yaitu 11 x 1,25 = 13,75 lt/dt ,dengan kecepatan 1 m/dt
menggunakan pipa 6 ‘’ bisa menampung 18,84 lt/dt (ok)
C. Perencanaan drainase air kotor
a. Drainase air kotor jalan tonjong
Jumlah penghuni di sepanjang koridor adalah 600 orang
Kebutuhan air untuk mandi,buang air dll perhari adalah 144 liter

Dengan perhitungan sebagai berikut :

Jumlah penghuni sepanjang 1.500 m area kiri dan kanan menjadi 3.000 m jika kios
minimal 5 m maka jumlah penghuni 300 orang kiri dan kanan menjadi 600 orang,sedang
kebutuhan air bersih = 144 liter/orang/hari
Q = 600 x 144 = 86400 liter per hari
Qmax = 2 x 86400 = 172800 liter per hari
Qmax = 2 liter/dt
Qmax = 80% dari pemakaian air bersih yaitu 1,6 l/dt
Perencanaan pipa air bersih menggunakan pipa 4’’ (101,6mm)
Kontrol rencana maksimum pipa dialiri 1,25 % dari kapasitas yaitu 1,25 x 161 = 201,25
liter /menit ≥ 699 liter/menit (ok)
b. Sedangkan untuk wilayah banten lama dengan data sesuai dengan 80% air bersih yang
terpakai yaitu 80% x 11 lier/dt = 8,8 l/dt
Dengan maksimum pengaliran 1,25 % x 11 = 13,75 lt/dt menggunakan pipa diameter 6 ‘’
bisa menampung 18,84 lt/dt (ok)

D. Perencanaan drainase air pembuangan dan vent


a. Drainase air kotor pembuangan
Jumlah penghuni di sepanjang koridor adalah 600 orang
Kebutuhan air untuk mandi,buang air dll perhari adalah 144 liter

Dengan perhitungan sebagai berikut :

Jumlah penghuni sepanjang 1.500 m area kiri dan kanan menjadi 3.000 m jika kios
minimal 5 m maka jumlah penghuni 300 orang kiri dan kanan menjadi 600 orang,sedang
kebutuhan air bersih = 144 liter/orang/hari
Q = 600 x 144 = 86400 liter per hari
Qmax = 2 x 86400 = 172800 liter per hari
Qmax = 2 liter/dt
Qmax = 25 persen dari kebutuhan air yaitu 25% x 2 = 0,5l/dt
Perencanaan pipa air bersih menggunakan pipa 4’’ (101,6mm) /minimal pemkaian pipa
dalam tanah
Kontrol rencana maksimum pipa dialiri 1,25 % dari kapasitas yaitu 1,25 x 50 = 25 liter
/menit ≥ 699 liter/menit (ok)
Sedangkan untuk wilayah banten lama dengan data sesuai dengan 80% air bersih yang
terpakai yaitu 25%% x 11 lier/dt = 2,75 l/dt
Dengan maksimum pengaliran 1,25 % x 11 = 27,5 lt/dt menggunakan pipa diameter 4 ‘’
bisa menampung 101,6 lt/dt (ok)

b. Perencanaan untuk air pemadam kebakaran


Analisis Ketersediaan Debit Air Hidran Kebakaran Debit yang tersedia untuk hidran
kebakaran mengacu pada spesifikasi hidran kebakaran dari NFPA yaitu debit 31 l/s dan
tekanan 1,5 bar, jika mengacu pada SNI 03-1735-2000 yaitu 38 l/dtk setiap hidran kebakaran
pada tekanan 3,5 bar atau 3,75 atm atau 36,16 mH2O
Luas area deliniasi : area jalan baru tonjong
Luas 1 = 0,05 km x 1,5 km = 0,075 km²
Jangkauan hydrant : 1500 m2

Jumlah hydrant pilar = luas pemukiman


Luas jangkauan hydrant

Jumlah hydrant pilar 1 = 75000 m2


3000m2
= 25 hidrant pilar
Jumlah semua hydrant pilar= 25 hidrant pilar

Untuk menentukan kebutuhan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03 -1735-2000

a. Pasokan air untuk hydrant sekurang kurangnya 2400 liter / detik dan mengalir air
minimal selama 45 menit
b. Jumlah pasokan air untuk hydrant halaman V= Q x t
Sehingga V = 2400 x 45 menit = 10800 liter
c. Kebutuhan air hydrant total 10.800 liter x 25 = 270.000 liter
Sehingga kapasitas reservoir hydrant pilar = 270 m3
Desain menngunakan pipa dalam tunel
d. Sedangkan jarak hydrant pilar adalah 35 – 38 m

Yaitu =
V = π x r2 x t
2
r =V
πx t
= 270
3,14 X 1500
= 270
4710
= 0,057
r = V0,057
= 0,24 m
Menggunakan pipa 20’’ sepanjang 3000 m

c. Perencanaan untuk kabel listrik


Rencana rencana kebutuhan listrik 954,081 watt/hari
1 kva = 1 kilo watt sehingga 954081 watt = 954,081kilowatt
954,081 kilowatt = 954,081 dibagi 4 wilayah yaitu 238,5 kilowatt sehingga diperlukan
transformator dengan kapasitas sebagai berikut :
238,5 kw x 1,25 = 298,125 KVA sehingga memerlukan tranformator 300 KVA
Diameter kabel untuk 300 KVA adalah diameter 32,8 mm – 50 mm dan spare untuk kabel
bisa masuk 3 kabel sehingga diameter 15 cm menggunakan pipa diameter 6 ‘’

d. Perencanaan untuk jaringan kabel optik


Kebutuhan SST di tahun 2043 = 2595 dibagi 4 wilayah yaitu 649 SST menggunakan ODP
PEDESTAL dimeter selongsong pedestal 29 cm dengan menggunakan pipa 11 in untuk 16
core dengan Panjang 1500 m untuk melayani 16 pelanggan dalam 1 titik .akan direncanakan
jaringan kabel optic ada 10 penyedia jaringan yaitu telkomsel,indosat,Xl axiata.
Untuk jaringan pipa 12 ‘’ yaitu 30,48 cm

Penampang jalan dan box tunel utilitas

Tamapak melintang jalan


Desain box utilitas dan pemipaan

Desain inlet air resapan jalan dan resapan taman

Desain penutup box utilitas 80 cm x 120 cm


Posisi box utilitas pada jembatan

Ukuran box pada jembatan

Desain struktur untuk box utilitas di titik jembatan


Balok dan pengunci box utilitas pada jembatan

Posisi letak struktur jembatan dengan box utilitas di titik jembatan dan saluran exiting drainase jalan
Sedangkan penempatan posisi bak di samping jalan pada satu arah Pedoman penempatan box
sepanjang jalur memanjang diatur di SNI 03-2850-1992
Yaitu

Analisis Desain dimensi box utilitas


Berdasar dari LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS
INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI yang meliputi sebagai berikut :

1. Infrastruktur saluran bawah tanah dilengkapi dengan:


a. Ruang Sambung Berdiri (manhole);
b. Ruang Sambung Jongkok (handhole); dan
c. kabinet.

2. Ruang Sambung Berdiri terdiri dari 3 (tiga) tipe:

a. Ruang Sambung Berdiri Tipe S, umumnya digunakan untuk jaringan saluran


bawah tanah yang lurus sepanjang jalan;

b. Ruang Sambung Berdiri Tipe L, umumnya digunakan untuk jaringan saluran


bawah tanah di tikungan jalan yang membentuk huruf L; dan

c. Ruang Sambung Berdiri Tipe T, umumnya digunakan untuk jaringan saluran


bawah tanah yang membelok dua arah di sudut atau persimpangan jalan

Tipe ruang sambung berdiri :

Tipe Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm)


S 250 120 180
L 370 120 180
T 370 120 180

3. Ruang Sambung Jongkok


Ruang Sambung Jongkok terdiri dari 3 (tiga) tipe:

a. Ruang Sambung Jongkok Besar;

b. Ruang Sambung Jongkok Menengah; dan

c. Ruang Sambung Jongkok Kecil.

Tipe Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm)


besar 180 100 160
menengah 120 100 160
kecil 40 40 40

Ruang Sambung Jongkok tipe kecil, umumnya digunakan pada/untuk jaringan


saluran bawah tanah yang berada pada lingkungan perumahan.

KETENTUAN INFRASTRUKTUR TEROWONGAN (TUNNEL)

1. Infrastruktur Saluran Bawah Tanah berupa pipa dapat ditempatkan di


dalam Terowongan.

2. Persyaratan Umum Terowongan yang digunakan untuk infrastruktur


bersama harus memiliki:

a. Infrastruktur Saluran Bawah Tanah berupa pipa dan fasilitas lain yang
terkait, termasuk ketersediaan ruang untuk perbaikan dan
pemeliharaan;

b. ketersediaan ruang cadangan untuk penempatan pipa baru;

c. jalur untuk persimpangan pipa; dan

d. jalur orang untuk pemeliharaan dan perbaikan.

3. Bentuk Terowongan Terowongan dapat memiliki bentuk:

a. segi empat; atau

b. lingkaran.

4. Terowongan dapat digunakan bersama utilitas lain, seperti listrik, gas, dan
air dengan mempertimbangkan aspek keselamatan serta tidak
menimbulkan gangguan.

5. Penempatan Pipa Telekomunikasi Penempatan Pipa Telekomunikasi dan


utilitas lainnya di dalam terowongan disesuaikan dengan kebutuhan.

Berikut adalah letak ketentuan pada box utilitas baik melingkar atau segi empat
Rencana dimensi box utilitas

Dari ketetentuan diatas kita menggunakan box dengan ukuran tinggi 200 cm
dan lebar 150 cm mengacu pada :

ketentuan ruang jongkok sedang tertinggi adalah 180 cm dan ketebalan beton
20 cm sehingga tingg 200 cm dan lebar ruang jongkok sedang adalah 120 cm
dan ketebalan beton 30 cm sehingga lebar menjadi 150 cm

syarat struktur pada box utilitas pada titik jembatan

memperhitungkan beban sebagai berikut:


a. berat sendiri box utilitas;

b. berat isi Ruang box utilitas;

c. beban mati di atasnya (misalnya tanah, aspal, dsb); dan

Karena struktur penahan box utilitas mengikuti dan menumpang pada


struktur balok taman tambahan pada jembatan maka tidak di hitung karena
struktur mengikuti besaran struktur jembatan yaitu ketinggian balok 2,4
meter.sedangkan untuk struktur box utilitas balok menggunakan 70 cm agar
elevasi box bisa rata dengan trotoar jalan

RAB ( RENCANA ANGGARAN BIAYA)

RAB adalah Rencana Anggaran Biaya, yang didefinisikan sebagai perkiraan


perhitungan Box utilitas . Rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk
bahan, alat dan upah serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan suatu pekerjaan .

RAB atau Rencana Anggaran Biaya biasanya dibuat sebelum proyek


dilaksanakan, untuk itu ia disebut sebagai "rencana" atau perkiraan atau
estimasi biaya dan bukan anggaran yang sebenarnya, yang berdasarkan
pelaksanaan (actual cost).

RAB umumnya dibuat oleh dinas atau instansi pemerintah, perencana


proyek, atau kontraktor. Rencana Anggaran Biaya dihitung berdasarkan
gambar-gambar rencana dan spesifikasi yang sudah ditentukan, upah tenaga
kerja, harga bahan dan alat.

Tujuan dan Fungsi RAB

Tujuan pembuatan RAB adalah untuk mengetahui harga bagian atau item
pekerjaan sebagai pedoman untuk mengeluarkan biaya-biaya dalam masa
pelaksanaan pembangunan. Selain itu juga bertujuan supaya bangunan yang
akan didirikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

Efektif dan efisien yang dimaksud adalah kemungkinan untuk Melaksanakan


bangunan box utilitas dengan perhitungan biaya yang tepat dan ekonomis,
dan tetap berkualitas sesuai dengan standar yang berlaku.

Sedangkan fungsi dari RAB adalah sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan


dan sebagai alat pengontrol pelaksanaan pekerjaan. Melalui RAB inilah kita
bisa memperhitungkan dan mengetahui secara pasti berapa biaya yang
dibutuhkan untuk mendirikan bangunan sesuai dengan permintaan owner.

Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga


satuan tiap meter persegi luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai
pedoman dalam penyusunan anggaran biaya yang dihitung secara teliti.

Tahapan dan Data Penyusunan RAB

Tahap yang dilakukan untuk menyusun RAB adalah :


1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga, serta kemampuan
pasar untuk menyediakan bahan atau material konstruksi secara
kontinu.
2. Melakukan pengumpulan data tentang upah para pekerja yang berlaku
di daerah lokasi proyek atau upah pada umumnya jika pekerja
didatangkan dari luar daerah ke lokasi proyek.
3. Melakukan analisis perhitungan bahan dan upah dengan menggunakan
analisis yang diyakini baik dalam pembuatan anggaran. Dipasaran
terdapat buku SNI analisa upah dan bahan.

data-data yang diperlukan untuk penyusunan RAB adalah sebagai berikut:

1. Peraturan dan syarat-syarat (RKS atau kontrak).

2. Gambar rencana.

3. Berita acara atau risalah penjelasan pekerjaan (untuk bangunan yang


dilelang).

4. Buku analisa upah dan bahan (SNI analisa upah dan bahan).

5. Daftar analisa harga upah dan bahan.

6. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan.

7. Peraturan-peraturan bangunan negara dan bangunan setempat

Dalam perencanaan Rencana anggaran biaya Box utilitas dalam PENATAAN


KORIDOR RUAS JALAN BANTEN LAMA –TONJONG & KONSEP PERENCANAAN
TEKNIS UTILITAS kita menggunakan :

1. Gambar rencana.

2. Buku analisa upah dan bahan (SNI analisa upah dan bahan).

3. Daftar analisa harga upah dan bahan.

4. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan.

5. Peraturan-peraturan bangunan negara

Berikut adalah rencana anggaran biaya box utilitas :


RENCANA ANGGARAN BIAYA

PEKERJAAN : Box culvert utilitas


LOKASI : serang
TH. ANGGARAN :

HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN JUMLAH HARGA HARGA
SATUAN
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pengukuran dan Bouplank 1 Ls 15.000.000,00 15.000.000,00
2 Pembuatan Kantor Sementara Lantai Plesteran 24 m2 500.000,00 12.000.000,00
3 Pembuatan Gudang semen & Alat 16 m2 350.000,00 5.600.000,00
4 Administrasi dan Dokumentasi 1 Ls 2.500.000,00 2.500.000,00
5 Mobilisasi Alat 1 Ls 5.000.000,00 5.000.000,00
6 Pengaturan Lalulintas dan Papan Petunjuk 1 Ls 5.000.000,00 5.000.000,00
7 Papan Nama Proyek 1 Ls 500.000,00 500.000,00
JUMLAH .I 45.600.000,00
II PEKERJAAN JALAN
a PEKERJAAN TANAH
III. 3 PEKERJAAN BOXCULVERT utilitas
1 Galian tanah 4.290,00 m3 160.000,00 686.400.000,00
2 Urugan tanah padas (dipadatkan dengan alat) 214,50 m3 130.000,00 27.885.000,00
3 box culvert 1,5 m x 2 m 1.500,00 bh 9.387.400,00 14.081.100.000,00
4 Lantai Kerja 107,25 m3 750.000,00 80.437.500,00
5 grouting 1.500,00 titik 72.603,80 108.905.700,00
6 Alat pemasangan 1,00 ls 25.000.000,00 25.000.000,00
7 Pemasangan besi penyangga pipa per 2 m 10 titik 7.500,00 titik 5.000,00 37.500.000,00
15.047.228.200,00

JUMLAH TOTAL 15.092.828.200,00

Anda mungkin juga menyukai