Anda di halaman 1dari 12

28

Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

BAB IV

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

4.1 Jaringan Irigasi Teknis

Jaringan irigasi teknis adalah pemisahan antara jaringan irigasi dan


jaringan pembuang. Perencanaan jaringan irigasi teknis pada dasarnya adalah
mengatur tata letak saluran agar air irigasi dapat dibagi secara merata ke petak-
petak sawah. Hal ini berarti bahwa saluran irigasi maupun saluran pembuang tetap
bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Dalam laporan perencanaan ini terlampir peta topografi daerah rencana.


Hasil perencanaan jaringan irigasi menunjukan bahwa total areal sawah yang
diairi adalah seluas 2604 Ha yang terbagi dalam 24 petak sekunder. Setiap petak
ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan bagi, dimana
bangunan bagi merupakan bangunan yang terdapat pada saluran primer yang
membagi air ke saluran-saluran sekunder atau bangunan yang terdapat pada
saluran sekunder yang membagi air ke saluran-saluran sekunder lainnya. Sistem
jaringan irigasi yang akan direncanakan digambar terlebih dahulu. Hal penting
dalam penggambaran adalah pengetahuan tentang peta. Degan pertolongan peta
dapat diketahui daerah irigasi rencana, letak tempat-tempat, jalan kereta, aliran
sungai dan lain-lain.

Dalam peta tergambar garis kontur daerah ini. Dari garis kontur terlihat
bahwa topografi daerah tidak terlalu datar. Pada beberapa daerah terdapat
cekungan-cekungan dan bukit-bukit. Pada daerah ini terdapat satu sungai besar
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air pada daerah irigasi. Elevasi tertinggi
yang menjadi lokasi perletakan bendung adalah + 20 m dan elevasi terendah untuk
sawah yang akan diairi adalah + 8 m. Hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan jaringan irigasi yaitu elevasi saluran yang direncanakan hanya boleh
sama atau lebih rendah dari elevasi bendung. Hal ini dikarenakan air tidak
mungkin mengalir ke atas. Gambar hasil perencanaan jaringan irigasi dapat dilihat
pada lampiran gambar (Lampiran A).

Alfisyahrin (1404101010062)
29
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

4.2 Skema Sistem Jaringan Irigasi

Skema jaringan irigasi merupakan penyederhanaan dari tata letak jaringan


irigasi yang menunjukkan letak bangunan irigasi yang penting. Skema jaringan
irigasi mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

• Saluarn primer, sekunder, dan bangunan bagi menuju saluran-saluran


sekunder lainnya digambar terlebih dahulu dengan lambang sesuai
ketentuan.
• Tiap ruas saluran diantara saluran menunjukkan luas daerah yang
diairi. Panjang saluran disesuaikan dengan panjang sesungguhnya dan
kapasitasnya.
• Tiap bangunan sadap diberi nama bangunan, luas, kapasitas bangunan
serta saluran yang akan diari.
• Lokasi dan nama pembendung air ditulis.
• Arah aliran sungai ditunjukkan.
• Ditulis juga nama bangunan pelengkap serta bangunan kontrol lainnya.

4.3 Trase Saluran

Saluran irigasi ini terdiri dari saluran primer, sekunder dan tersier. Letak
saluran awal direncanakan pada lahan yang paling tinggi, supaya luas sawah yang
dapat diairi menjadi semakin luas. Kriteria yang akan diterapkan untuk
perencanaan jaringan yaitu:

• Panjang saluran kuarter < 500 m.


• Panjang saluran tersier < 1500 m.
• Jarak antara saluran kuarter dan saluran pembuang < 300 m.

Saluran pembawa adalah saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air


irigasi ke petak-petak persawahan. Saluran pembawa terdiri dari saluran primer,
sekunder dan tersier.

Alfisyahrin (1404101010062)
30
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

a. Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder


dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer
adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
b. Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak
tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung
saluran sekunder adalah pada bangunan sadap terakhir.

Saluran yang direncanakan yaitu:

• Saluran Primer 1 : 3440 meter


• Saluran Primer 2 : 3080 meter
• Saluran Primer 3 : 2400 meter
• Saluran Primer 4 : 4100 meter
• Saluran Primer 5 : 1660 meter
• Saluran Sekunder 1 : 3700 meter
• Saluran Sekunder 2 : 1280 meter
• Saluran Sekunder 3 : 600 meter
• Saluran Sekunder 4 : 1400 meter
• Saluran Sekunder 5 : 600 meter
• Saluran Sekunder 6 : 880 meter
• Saluran Sekunder 7 : 1140 meter
• Saluran Sekunder 8 : 960 meter
• Saluran Sekunder 9 : 900 meter
• Saluran Sekunder 10 : 860 meter
• Saluran Sekunder 11 : 680 meter

4.4 Debit Pengambilan

Debit rencana pada saluran pembawa dihitung dengan rumus sebagai


berikut :

DR × A i
Q p=
1000

Dimana :

Alfisyahrin (1404101010062)
31
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

Qp = debit pengambilan (l/dt)


A = luas daerah yang diairi (Ha)
DR = Kebutuhan pengambilan (l/dt/ha)

Hasil perhitungan menunjukan nilai DR adalah sebesar 2,08 l/dt/ha dengan


total areal sawah 2604 Ha dan efisiensi saluran 61,2%Maka :

2,08<¿ dt /ha ×2604 ha


Q p=
1000< ¿ m3

Q p=5,416 m3 /dt

4.5 Dimensi Saluran

Dimensi saluran dapat dihitung setelah debit rencana untuk saluran


pembawa diketahui. Dimensi saluran dihitung berdasarkan tampang saluran
ekonomis. Kecepatan aliran dihitung dengan menggunakan rumus kecepatan
Manning :

2 1
1
V = × R3 × I 2
n

Dimana :
V = kecepatan aliran (m/dt)
n = koefisien Manning
R = jari-jari hidraulis saluran (m)
I = kemiringan memanjang dasar saluran

Sedangkan unsur-unsur geoetris penampang saluran, dihitung dengan


menggunakan rumus berikut :

A
R=
P

A = (b + my) y

P=b+2 y √ 1+m2

Q=AV

Alfisyahrin (1404101010062)
32
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

Dimana:
Q = debit saluran (m3/dt)
A = luas basah tampang saluran (m2)
P = keliling basah (m)
b = lebar dasar saluran (m)
y = tinggi air (m)
m = kemiringan talud

4.6 Tampang Lintang Ekonomis

Untuk debit aliran tertentu, luas tampang lintang akan minimum apabila
saluran mempunyai R maksimum (atau P minimum). Tampang lintang seperti ini
disebut tampang saluran ekonomis (efisien) untuk luas tampang tertentu.
Penjelasan tentang tampang lintang ekonomis ini dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus debit aliran.

Akan dihitung dimensi saluran primer dengan data sebagai berikut :


 Luas daerah (A) = 2604 ha
 Qp = 5,416 m3/detik
 Koefisien Strickler = 60 (nilai n untuk pasangan batu disemen)
 I (slope) = 0,000581
 m =1
 b/h = 1,5

Langkah perhitungan dimensi saluran :

 A = (b + mh) h

= (1,5h + h)h

2
= 2,5h

 P = b + 2h √ 1+m2
=1,5h + 2,828h

Alfisyahrin (1404101010062)
33
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

= 4,3284h

A
 R = P
2
2,5h
= 4,3284h
= 0,5776h
2 1
 V = k ×R3×I2

2 1
= 60× 0,577 6 h 3 × 0,000581 2

= 1,0034 h2/3
 Q =AxV

5,416 = 2,5h2 x 1,0034 h2/3

5,416 = 2,5085 h8/3

h8/3 = 2,159

h = 1,33 meter

 b = 1,5h
= 1,5(1,33)
= 2,00 m
1
h
 w = 3
1
(1,33 )
= 3
=0,44 m
 Hasil perhitungan untuk dimensi saluran lainnya menggunakan cara yang
sama seperti diatas, dilanjutkan menggunakan tabel dibawah ini.

Alfisyahrin (1404101010062)
34
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

Tabel 3.1 Dimensi saluran trapesium

Luas Kemiringan h b w Q
Saluran 2 3
(m ) (I) (m) (m) (m) ( m /dt )
SP 1 2604,00 0,000581 1,33 2,00 0,44 5,416
SP 2 2498,00 0,000487 1,45 2,18 0,48 5,196
SP 3 2147,00 0,000625 1,31 1,97 0,44 4,466
SP 4 939,00 0,000537 0,99 1,48 0,33 1,953
SP 5 387,00 0,001084 0,62 0,93 0,21 0,805
SS 1 205,00 0,000405 0,67 0,67 0,22 0,426
SS 2 932,00 0,000391 1,18 1,18 0,39 1,939
SS 3 709,00 0,001333 0,85 0,85 0,28 1,475
SS 4 479,00 0,000786 0,81 0,81 0,27 0,996
SS 5 283,00 0,002667 0,53 0,53 0,18 0,589
SS 6 552,00 0,000909 0,83 0,83 0,28 1,148
SS 7 317,00 0,001053 0,66 0,66 0,22 0,659
SS 8 131,00 0,001875 0,42 0,42 0,14 0,272
SS 9 219,00 0,001333 0,55 0,55 0,18 0,456
SS 10 135,00 0,000930 0,49 0,49 0,16 0,281
SS 11 67,00 0,001471 0,34 0,34 0,11 0,139

4.7 Perencanaan Gorong-gorong


A. Perhitungan Gorong-gorong G.GI
1. Data Perencanaan Gorong-gorong G.G1

Gorong-gorong G.G1 Terletak pada saluran sekunder SS 4, dengan data-data


sebagai berikut :
 Data Saluran
3
Q = 0,996 m /dt K = 60
b = 0,81 m A = 479 ha
h = 0,81 m w = 0,27 h
v = 0,76 m/dt i = 0,000786
 Data Jalan
Lebar Jalan = 10 m (termasuk bahu jalan)
Elevasi muka Jalan = 1,5 (dari tinggi muka air saluran pada bagian
persilangan)
Lebar bahu jalan diasumsi = 2 m (bahu jalan kiri dan kanan).

2. Perhitungan dimensi Gorong-gorong G.G1

Alfisyahrin (1404101010062)
35
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

Panjang gorong-gorong , L= 12 m (karena L<20, maka termasuk gorong-


gorong pendek).
v gorong direncanakan = 2 m/dt (Kec. gorong-gorong di saluran irigasi)
Q 0,996
v
A = gorong = 2 = 0,498 m
2

Direncanakan Gorong-gorong berbentuk segi empat dari pasangan batu


disemen (K=60) dengan penutup dari plat beton bertulang.
A = b x h ; asumsi b = 2h
2 2
Maka, A = 2h 0,498 = 2h
0,498

Dipakai, h = 0,5 m
h= √ 2 = 0,498 m

b = 2h = 2(0,5) = 1 m
2
A = b x h = 1 x 0,5 = 0,5 m

Q 0,996
v
Kontrol Kecepatan : gorong = A = 0,5 = 1,992 m/dt < 2 m/dt (OK)
Jadi, dimensi gorong-gorong G.G1 adalah b = 1 m dan h= 0,5 m
3. Plat Penutup dari Beton
Plat penutup direncanakan berbentuk persegi panjang yang mempunyai
dimensi p = 10 m, l = 1,4 m dan t = 0,3 m

B. Perhitungan Gorong-gorong G.G2


1. Data Perencanaan Gorong-gorong G.G2

Gorong-gorong G.G2 Terletak pada saluran sekunder SS 6, dengan data-data


sebagai berikut :
 Data Saluran
3
Q = 1,148 m /dt K = 60
b = 0,83 m A = 552 ha
h = 0,83 m w = 0,28 m
v = 0,83 m/dt i = 0,000909
 Data Jalan
Lebar Jalan = 10 m (termasuk bahu jalan)
Elevasi muka Jalan = 1,5 (dari tinggi muka air saluran pada bagian
persilangan)
Lebar bahu jalan diasumsi = 2 m (bahu jalan kiri dan kanan).

Alfisyahrin (1404101010062)
36
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

2. Perhitungan dimensi Gorong-gorong G.G3


Panjang gorong-gorong , L= 10 m (karena L<20, maka termasuk gorong-
gorong pendek).
v gorong direncanakan = 2 m/dt (Kec. gorong-gorong di saluran irigasi)
Q 1,148
v
A = gorong = 2 = 0,574 m 2

Direncanakan Gorong-gorong berbentuk segi empat dari pasangan batu


disemen (K=60) dengan penutup dari plat beton bertulang.
A = b x h ; asumsi b = 2h
2 2
Maka, A = 2h 0,574 = 2h
0,574

Dipakai, h = 0,55 m
h= √ 2 = 0,536 m

b = 2h = 2(0,55) = 1,1 m
2
A = b x h = 1,1 x 0,55 = 0,605 m

Q 1,148
v
Kontrol Kecepatan : gorong = A = 0,605 = 1,896 m/dt < 2 m/dt (OK)
Jadi, dimensi gorong-gorong G.G2 adalah b =1,1 m dan h = 0,55 m
3. Plat Penutup dari Beton
Plat penutup direncanakan berbentuk persegi panjang yang mempunyai
dimensi p = 10 m, l = 1,5 m dan t =0,3 m

C. Perhitungan Gorong-gorong G.G3


1. Data Perencanaan Gorong-gorong G.G3

Gorong-gorong G.G3 Terletak pada saluran sekunder SS 8, dengan data-data


sebagai berikut :
 Data Saluran
3
Q = 0,272 m /dt K = 60
b = 0,42 m A = 131 ha
h = 0,42 m w = 0,14 m
v = 0,76 m/dt i = 0,001875
 Data Jalan
Lebar Jalan = 8 m (termasuk bahu jalan)
Elevasi muka Jalan = 1,5 (dari tinggi muka air saluran pada bagian
persilangan)
Lebar bahu jalan diasumsi =2 m (bahu jalan kiri dan kanan).

Alfisyahrin (1404101010062)
37
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

2. Perhitungan dimensi Gorong-gorong G.G3


Panjang gorong-gorong , L = 10 m (karena L<20, maka termasuk gorong-
gorong pendek).
v gorong direncanakan = 2 m/dt (Kec. gorong-gorong di saluran irigasi)
Q 0,272
v
A = gorong = 2 = 0,136 m
2

Direncanakan Gorong-gorong berbentuk segi empat dari pasangan batu


disemen (K=60) dengan penutup dari plat beton bertulang.
A = b x h ; asumsi b = 2h
2 2
Maka, A = 2h 0,136 = 2h
0,136

Dipakai, h = 0,3 m
h= √ 2 = 0,26 m

b = 2h = 2(0,3) = 0,6 m
2
A = b x h = 0,6 x 0,3 = 0,18 m

Q 0,272
Kontrol Kecepatan :
v gorong = A = 0,18 = 1,51 m/dt < 2 m/dt (OK)
Jadi, dimensi gorong-gorong G.G3 adalah b = 0,6 m dan h= 0,3 m
3. Plat Penutup dari Beton
Plat penutup direncanakan berbentuk persegi panjang yang mempunyai
dimensi p = 8 m, l = 0,8 m dan t =0,2 m

D. Perhitungan Gorong-gorong G.G4


1. Data Perencanaan Gorong-gorong G.G4

Gorong-gorong G.G4 Terletak pada saluran sekunder SS 9, dengan data-data


sebagai berikut :
 Data Saluran
3
Q = 0,456 m /dt K = 60
b = 0,55 m A = 219 ha
h = 0,55 m w = 0,18 m
v = 0,76 m/dt i = 0,001333
 Data Jalan
Lebar Jalan = 10 m (termasuk bahu jalan)
Elevasi muka Jalan = 1,5 (dari tinggi muka air saluran pada bagian
persilangan)

Alfisyahrin (1404101010062)
38
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

Lebar bahu jalan diasumsi =2 m (bahu jalan kiri dan kanan).

2. Perhitungan dimensi Gorong-gorong G.G3


Panjang gorong-gorong , L = 12 m (karena L<20, maka termasuk gorong-
gorong pendek).
v gorong direncanakan = 2 m/dt (Kec. gorong-gorong di saluran irigasi)
Q 0,456
v
A = gorong = 2 = 0,228 m
2

Direncanakan Gorong-gorong berbentuk segi empat dari pasangan batu


disemen (K=60) dengan penutup dari plat beton bertulang.
A = b x h ; asumsi b = 2h
2 2
Maka, A = 2h 0,228 = 2h
0,228

Dipakai, h = 0,35 m
h= √ 2 = 0,337 m

b = 2h = 2(0,35) = 0,7 m
2
A = b x h = 0,7 x 0,35 = 0,245 m

Q 0,456
Kontrol Kecepatan :
v gorong = A = 0,245 = 1,861 m/dt < 2 m/dt (OK)
Jadi, dimensi gorong-gorong G.G4 adalah b = 0,7 m dan h = 0,35 m
3. Plat Penutup dari Beton
Plat penutup direncanakan berbentuk persegi panjang yang mempunyai
dimensi p = 12 m, l = 0,9 m dan t =0,2 m

E. Perhitungan Gorong-gorong G.G5


1. Data Perencanaan Gorong-gorong G.G5

Gorong-gorong G.G5 Terletak pada saluran sekunder SS 11, dengan data-


data sebagai berikut :
 Data Saluran
3
Q = 0,139 m /dt K = 60
b = 0,34 m A = 67 ha
h = 0,34 m w = 0,11 m
v = 0,59 m/dt i = 0,001471
 Data Jalan
Lebar Jalan = 8 m (termasuk bahu jalan)

Alfisyahrin (1404101010062)
39
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

Elevasi muka Jalan = 1,5 (dari tinggi muka air saluran pada bagian
persilangan)
Lebar bahu jalan diasumsi =2 m (bahu jalan kiri dan kanan).

2. Perhitungan dimensi Gorong-gorong G.G5


Panjang gorong-gorong , L = 10 m (karena L<20, maka termasuk gorong-
gorong pendek).
v gorong direncanakan = 2 m/dt (Kec. gorong-gorong di saluran irigasi)
Q 0,139
v
A = gorong = 2 = 0,0695 m
2

Direncanakan Gorong-gorong berbentuk segi empat dari pasangan batu


disemen (K=60) dengan penutup dari plat beton bertulang.
A = b x h ; asumsi b = 2h
2 2
Maka, A = 2h 0,0695 = 2h
0,0695

Dipakai, h = 0,2 m
h= √ 2 = 0,18 m

b = 2h = 2(0,2) = 0,4 m
2
A = b x h = 0,4 x 0,2 = 0,08 m

Q 0,139
v
Kontrol Kecepatan : gorong = A = 0,08 = 1,737 m/dt < 2 m/dt (OK)
Jadi, dimensi gorong-gorong G.G5 adalah b = 0,4 m dan h = 0,2 m
3. Plat Penutup dari Beton
Plat penutup direncanakan berbentuk persegi panjang yang mempunyai
dimensi p = 10 m, l = 0,56 m dan t =0,15 m

Alfisyahrin (1404101010062)

Anda mungkin juga menyukai