c.NFR. A
Q
e
dimana,
Q = Debit rencana (l/det)
c = koefisien pengurangan rotasi teknis (system
golongan)
NFR = kebutuhan air bersih (netto) air di sawah (l/det.ha)
A = luas daerah yang diairi (ha)
e = efisiensi irigasi secara keseluruhan
A
R
P
Q v. A
A b my y
P b 2y 1 m2
A
R
P
dengan:
v = kecepatan air
Q = Debit rencana
k = koefisien kekasaran Strickler
R = Jari-jari Hidrolis
S = kemiringan
A = luas penampang basah
P = keliling penampang basah
- Bangunan Bagi
Adalah bangunan yang dibuat untuk membagi air ke saluran
sekunder dan harus dapat mengairi dua sisi dengan debit
yang seimbang.
- Bangunan Sadap
Adalah bangunan yang dibuat untuk menyadap / mengalirkan
air ke dalam petak tersier.
- Gorong-gorong
Adalah suatu jenis konstruksi penyeberangan / persilangan
yang paling sederhana, terdiri dari salah satu atau lebih pipa
berbentuk bundar ataupun persegi. Bahannya bisa terbuat
dari beton, baja, atau paralon. Fungsinya untuk mengalirkan
air melalui bawah jalan kendaraan atau kereta api.
h. Saluran
Saluran berfungsi mengalirkan air dari sumber (sungai, waduk,
mata air, bendungan) menuju ke lahan pertanian.
- Saluran Primer
Merupakan saluran yang berfungsi mengalirkan air langsung
dari bendung. Saluran ini sebaiknya dibuat sependek mungkin
sesuai dengan kontur.
- Saluran Sekunder
Berfungsi membagi aliran air dari saluran induk menuju
daerah irigasi yang direncanakan.
- Saluran Tersier
Saluran yang masuk ke petak sawah, dalam hal ini petak
tersier.
- Saluran pembuang
Saluran yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air pada
petak tersier ke daerah yang lebih rendah, biasanya sungai.
dimana,
Q = Debit rencana (l/det)
c = Koefisien Aliran 1
NFR = Kebutuhan Air Bersih 1.15 (l/det/ha)
A = luas daerah yang diairi (ha)
e = 80%, untuk saluran tersier
= 90% untuk saluran sekunder
= 90% untuk saluran primer
S. Tersier 1 ; A = 64 ha
c.NFR. A 1 1.11 64 3
Q 88,800 ltr 0.089 m
e 0.8 s s
S. Tersier 2 ; A = 88 ha
c.NFR. A 1 1.11 88 3
Q 122.100 ltr 0.122 m
e 0 .8 s s
S. Tersier 3 ; A = 72 ha
c.NFR. A 1 1.11 72 3
Q 99.900 ltr 0.100 m
e 0 .8 s s
S. Sekunder 1
Q.S .Tersier 24 Q, S , Tersier 13 0.1637 0.097 3
Q Q.S .Sekunder2 C 1.458 1.674 m
e 0.9 s
S. Sekunder 2
Q.S .Tersier 1 Q, STersier 12 0.089 0.105 3
Q Q.S .Sekunder3 C 1,6743 1,6743 m
e 0 .9 s
m
b
Kemiringan Talud 1:
Debit (m3/s) b/h k
m
0.15 - 0.30 1.0 1.0 35
1.0 -
0.30 - 0.50 1.0 1.2 35
0.50 - 0.75 1.0 1.2 -1.3 35
1.3 -
0.75 - 1.00 1.0 1.5 35
1.5 -
1.00 - 1.50 1.0 1.8 40
1.8 -
1.50 - 3.00 1.5 2.3 40
2.3 -
3.00 - 4.50 1.5 2.7 40
2.7 -
4.50 - 5.00 1.5 2.9 40
2.9 - 42.
5.00 - 6.00 1.5 3.1 5
3.1 - 42.
6.00 - 7.50 1.5 3.5 5
3.5 - 42.
7.50 - 9.00 1.5 3.7 5
3.7 - 42.
9.00 - 10.00 1.5 3.9 5
10.00 - 3.9 -
11.00 2.0 4.2 45
11.00 - 4.2 -
15.00 2.0 4.9 45
15.00 - 4.9 -
25.00 2.0 6.5 45
25.00 - 6.5 -
40.00 2.0 9.0 45
Sumber : KP-03
b. Menentukan Luas Minimum (Amin), Tinggi Air Awal (h), dan Lebar
Dasar Saluran Awal (b)
Q
Amin
Vmax
diambil Vmax untuk memperoleh Amin (m2)
A
h2
b h m
A
h
b
m maka lebar dasar saluran (b) dapat
Setelah h diperoleh,
h
dicari lewat perbandingan b : h
b/h = x Nilai x adalah rasio
perbandingan b dan h
berdasarkan debit, nilai ini
b xh
berkisar 1; 1,5; atau 2
Tinggi Jagaan
Q (m3/s)
(m)
< 0.5 0.4
0.5 - 1.5 0.5
1.5 - 5.0 0.6
5.0 - 10.0 0.75
10.0 -
15.0 0.85
> 15.0 1.00
P b 2h 1 m 2
Adesain
R
P
e. Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I)
Untuk menghitung kemiringan dasar saluran (I), digunakan
Rumus Strickler:
2 1
v k .R 3 .I 2
1 v
I 2
2
kR 3
2
v
I
2
kR 3
v2
I 4
.
k2 R 3
Contoh perhitungan :