Anda di halaman 1dari 12

[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

I. Maksud dan Tujuan Perencanaan Jaringan Irigasi


Maksud dari perencanaan Irigasi adalah untuk mendatangkan air
guna kepentingan pertanian maupun perkebunan, dengan jalan
membuat saluran-saluran atau bangunan air.
Tujuan dari perencanaan irigasi adalah untuk menunjang sektor
pertanian. Dengan irigasi yang baik dapat meningkatkan sektor
pertanian dalam hal produksi pertanian itu sendiri.

I.1. Langkah-langkah Perencanaan

a. Persiapan peta Topografi dengan cara memberi warna untuk


membedakan antara sungai dan kampung

b. Penentuan Trace Saluran


Dalam menentukan trace saluran, hal yang penting adalah:
- Saluran Primer jangan dibuat terlalu terjal, karena debit yang
dihasilkan akan terlalu besar sehingga terjadi aliran yang
sangat cepat yang dapat menggerus saluran.
- Trace saluran diusahakan tidak memotong perkampungan, rel
kereta api maupun jalan raya karena akan menimbulkan biaya
yang besar dalam pembuatannya.
- Saluran sekunder diusahakan mengikuti jalan dan punggung
kontur agar memudahkan dalam pemeliharaan.
- Saluran sekunder diusahakan dapat memberi air pada saluran
tersier.

c. Penentuan Petak Jarak


Dengan skala 1:20000 selanjutnya dibuat petak-petak untuk
membagi daerah pengairan.
- Dibuat berdasarkan medan
- Luas petak tersier diantara 50-150 ha
- Petak dibuat berdasarkan:
1) Tiap tanah dalam perak harus mudah menerima dan
membuang air yang tidak dipakai.

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

2) Tiap petak harus mempunyai saluran pembuangan untuk


mengantisipasi meluapnya air pada musim hujan.
3) Alangkah lebih baik jika tiap petak mempunyai luas dan
bentuk yang hampir sama.
4) Tiap petak diberi tanda batas yang sama.
5) Sedapat mungkin satu petak meliputi tanah dari satu desa
untuk memudahkan perawatan.

d. Menghitung Kebutuhan Air Irigasi:

c.NFR. A
Q
e
dimana,
Q = Debit rencana (l/det)
c = koefisien pengurangan rotasi teknis (system
golongan)
NFR = kebutuhan air bersih (netto) air di sawah (l/det.ha)
A = luas daerah yang diairi (ha)
e = efisiensi irigasi secara keseluruhan

e. Menghitung Dimensi Saluran dengan Rumus Strickler:


2 1
v k .R 3 .S 2

A
R
P
Q v. A

Luas bentuk Trapezium, maka:

A b my y

P b 2y 1 m2

A
R
P

dengan:
v = kecepatan air

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Q = Debit rencana
k = koefisien kekasaran Strickler
R = Jari-jari Hidrolis
S = kemiringan
A = luas penampang basah
P = keliling penampang basah

f. Menghitung Tinggi Muka Air


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung tinggi muka
air adalah:
- Tentukan kemiringan saluran (S)
- Tentukan panjang saluran
- Hitung beda tinggi = S x panjang saluran
- Hitung tinggi muka air pada:
1) Hilir = Tinggi air tertinggi sebelum dibagi udik
2) Udik = Tinggi muka air di bagian hilir + beda tinggi

g. Letak Bendungan, Bangunan Bagi, Bangunan Sadap


- Letak Bendungan
Bendungan harus dibuat pada bagian sungai yang lurus
karena pada elevasi bendungan harus diperhatikan terhadap
sawah / daerah yang terjauh (titik hilang). Elevasi titik
tertinggi yang mungkin ada harus berupa tipe pelimpah dari
pasangan batu yang kokoh dan tenggelam dengan baik,
karena selama banjir sungai itu mengangkut batu-batu.

- Bangunan Bagi
Adalah bangunan yang dibuat untuk membagi air ke saluran
sekunder dan harus dapat mengairi dua sisi dengan debit
yang seimbang.

- Bangunan Sadap
Adalah bangunan yang dibuat untuk menyadap / mengalirkan
air ke dalam petak tersier.

- Gorong-gorong
Adalah suatu jenis konstruksi penyeberangan / persilangan
yang paling sederhana, terdiri dari salah satu atau lebih pipa
berbentuk bundar ataupun persegi. Bahannya bisa terbuat
dari beton, baja, atau paralon. Fungsinya untuk mengalirkan
air melalui bawah jalan kendaraan atau kereta api.

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

h. Saluran
Saluran berfungsi mengalirkan air dari sumber (sungai, waduk,
mata air, bendungan) menuju ke lahan pertanian.
- Saluran Primer
Merupakan saluran yang berfungsi mengalirkan air langsung
dari bendung. Saluran ini sebaiknya dibuat sependek mungkin
sesuai dengan kontur.

- Saluran Sekunder
Berfungsi membagi aliran air dari saluran induk menuju
daerah irigasi yang direncanakan.

- Saluran Tersier
Saluran yang masuk ke petak sawah, dalam hal ini petak
tersier.

- Saluran pembuang
Saluran yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air pada
petak tersier ke daerah yang lebih rendah, biasanya sungai.

I. Perhitungan Debit Rencana


c.NFR. A
Q
e

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

dimana,
Q = Debit rencana (l/det)
c = Koefisien Aliran 1
NFR = Kebutuhan Air Bersih 1.15 (l/det/ha)
A = luas daerah yang diairi (ha)
e = 80%, untuk saluran tersier
= 90% untuk saluran sekunder
= 90% untuk saluran primer

II.1 Saluran Tersier

S. Tersier 1 ; A = 64 ha
c.NFR. A 1 1.11 64 3
Q 88,800 ltr 0.089 m
e 0.8 s s

S. Tersier 2 ; A = 88 ha
c.NFR. A 1 1.11 88 3
Q 122.100 ltr 0.122 m
e 0 .8 s s

S. Tersier 3 ; A = 72 ha
c.NFR. A 1 1.11 72 3
Q 99.900 ltr 0.100 m
e 0 .8 s s

II.2 Saluran Sekunder

S. Sekunder 1
Q.S .Tersier 24 Q, S , Tersier 13 0.1637 0.097 3
Q Q.S .Sekunder2 C 1.458 1.674 m
e 0.9 s

S. Sekunder 2
Q.S .Tersier 1 Q, STersier 12 0.089 0.105 3
Q Q.S .Sekunder3 C 1,6743 1,6743 m
e 0 .9 s

II.3 Saluran Primer


SP I
Q.SS12 Q.SS1 Q., SS 6 Q.S .str 24 Q.S .str13 3
Q 5.89286667 m
e e s

Qtotal = 8. 43723333 m3/det

Keseluruhan Perhitungan terlampir di tabel.

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

II. Perhitungan Dimensi Saluran

Penampang saluran didesain berbentuk Trapezium

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Fb

m
b

Langkah-langkah perhitungan untuk mendesain dimensi saluran,


yaitu :

a. Menentukan Parameter Yang Diketahui


Q = Debit saluran rencana (m3/det)
Kemudian dari debit saluran akan diketahui :
b/h = Perbandingan lebar dan tinggi saluran
m = Kemiringan talud
Vijin = Kecepatan air yang diizinkan [(diambil Vmax)
(m/det)]
Dengan ketentuan harga b/h dan m diperoleh dari tabel di bawah ini
dimana nilainya tergantung dari nilai Debit (Q) pada saluran
tersebut.

Kemiringan Talud 1:
Debit (m3/s) b/h k
m
0.15 - 0.30 1.0 1.0 35
1.0 -
0.30 - 0.50 1.0 1.2 35
0.50 - 0.75 1.0 1.2 -1.3 35
1.3 -
0.75 - 1.00 1.0 1.5 35
1.5 -
1.00 - 1.50 1.0 1.8 40
1.8 -
1.50 - 3.00 1.5 2.3 40
2.3 -
3.00 - 4.50 1.5 2.7 40
2.7 -
4.50 - 5.00 1.5 2.9 40

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

2.9 - 42.
5.00 - 6.00 1.5 3.1 5
3.1 - 42.
6.00 - 7.50 1.5 3.5 5
3.5 - 42.
7.50 - 9.00 1.5 3.7 5
3.7 - 42.
9.00 - 10.00 1.5 3.9 5
10.00 - 3.9 -
11.00 2.0 4.2 45
11.00 - 4.2 -
15.00 2.0 4.9 45
15.00 - 4.9 -
25.00 2.0 6.5 45
25.00 - 6.5 -
40.00 2.0 9.0 45
Sumber : KP-03

vijin untuk tanah lempung


Q (m3/s)
(m/s)
0.00 min 0.25
0.05 - 0.15 0.25 - 0.30
0.15 - 0.30 0.30 - 0.35
0.30 - 0.40 0.35 - 0.40
0.40 - 0.50 0.40 - 0.45
0.50 - 0.75 0.45 - 0.50
0.75 - 1.50 0.50 - 0.55
1.50 - 3.00 0.55 - 0.60
3.00 - 4.50 0.60 - 0.65
4.50 - 6.00 0.65 - 0.70
6.00 - 7.50 0.70
7.50 - 9.00 0.70
9.00 - 11.00 0.70
11.00 - 15.00 0.70
15.00 - 25.00 0.70
25.00 - 40.00 0.75
40.00 - 80.00 0.80

b. Menentukan Luas Minimum (Amin), Tinggi Air Awal (h), dan Lebar
Dasar Saluran Awal (b)
Q
Amin
Vmax
diambil Vmax untuk memperoleh Amin (m2)

Tinggi air diperoleh dari rumus penurunan luas


penampang trapezium, yaitu :

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
A (b mh) h
A bh mh 2
b
A h2 m
h

A
h2
b h m

A

h
b
m maka lebar dasar saluran (b) dapat
Setelah h diperoleh,
h
dicari lewat perbandingan b : h
b/h = x Nilai x adalah rasio
perbandingan b dan h
berdasarkan debit, nilai ini
b xh
berkisar 1; 1,5; atau 2

c. Mencari hdesain, bdesain, dan Adesain untuk Memperoleh Vdesain


berdasarkan Vijin
Dari perhitungan sebelumnya, akan diperoleh h (tinggi air), b
(lebar dasar saluran), dan luas saluran.
Selanjutnya dihitung kecepatan air :
Q
V Vi jin
A
Bila kecapatan air yang direncanakan lebih besar atau sama
dengan kecepatan yang diizinkan, maka nilai b dan h dapat
diubah sehingga nilai kecepatan air berada dalam range
kecepatan izin, sehingga akan diperoleh : hdesain, bdesain, Adesain,
dan Vdesain

d. Menentukan Tinggi Jagaan (F), Keliling Basah Saluran (P), dan


Jari-jari Hidrolis (R)
Nilai F diperoleh lewat rumus :
F ch
C = koefisien Chezy = 0.46 (Q 0.85 m3/s)

= 0.76 (Q > 0.85 m3/s)

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Tapi untuk lebih memudahkan dapat dilihat dari tabel


berdasarkan debit.

Tinggi Jagaan
Q (m3/s)
(m)
< 0.5 0.4
0.5 - 1.5 0.5
1.5 - 5.0 0.6
5.0 - 10.0 0.75
10.0 -
15.0 0.85
> 15.0 1.00

P b 2h 1 m 2

Adesain
R
P

e. Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I)
Untuk menghitung kemiringan dasar saluran (I), digunakan
Rumus Strickler:
2 1
v k .R 3 .I 2

Dan berdasarkan debit akan diperoleh angka koefisien kekasaran


Strickler.
2 1
v k .R 3 .I 2

1 v
I 2
2
kR 3

2
v
I
2
kR 3

v2
I 4
.
k2 R 3

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

III. Menghitung Tinggi Muka Air

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung tinggi muka air


adalah:

- Tentukan kemiringan saluran (S)


- Tentukan panjang saluran
- Hitung beda tinggi = S x panjang saluran
- Hitung tinggi muka air pada:
3) Hilir = Tinggi air tertinggi sebelum dibagi udik
4) Udik = Tinggi muka air di bagian hilir + beda tinggi

Contoh perhitungan :

1. Saluran tersier 41 (STR41)


Kemiringan dasar saluran : 0.0006
Letak bangunan sadap : 11 m
Tinggimuka air di sawah : elevasi + 0.1
: 11 + 0,1
: 11.1 m
: 11.1 + 0.1

Jarak sawah tertinggi :0


Kehilangan tekanan pada pintu ukur: 0.1 m
Tinggi muka air
Hilir : 11.1 + 0 = 4.6 m
Hulu : 11.1 + 0.1 = 11.2 m

2. Saluran sekunder (SS26)


Kemiringan dasar saluran : 0.0004
Panjang saluran sekunder : 1800 m
Beda tinggi saluran : 0.0004 * 1800 = 0.72 m
Tinggi muka air
Hilir : 16 + 0 = 16 m
Hulu : 16 + 0.72 = 16.72 m

3. Saluran primer (SP1)


Kemiringan dasar saluran : 0.00029
Panjang saluran primer : 2140 m
Beda tinggi saluran : 2140 * 0.00029 = 0.6206 m

[Type text] Monica L. Pangerapan


[Type text] IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Tinggi muka air


Hilir : 63 + 0 = 18.5 m
Hulu : 63 + 0.6206 = 63.6206 m

[Type text] Monica L. Pangerapan

Anda mungkin juga menyukai