UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Prof.Dr.H.Hadari Pontianak 78124 Telp. (0561) 40186.
Email : ft@untan.ac.id Website : http:/Teknik.untan.ac.id
PETUNJUK UJIAN.
I. Tuliskan Nomor Absen Saudara pada kertas jawaban ujian.
II. Baca soal ujian dengan hati-hati. Jawaban soal ujian boleh tidak berurutan.
Soal
1. Jelaskan minimal 3 (tiga) definisi saluran menurut pendapat para ahli.
2. Jelaskan perbedaan perencanaan drainase pada daerah datar ( yang dipengaruhi pasang surut)
dan daerah yang mempunyai topografi yang tinggi (tidak dipengaruhi pasang surut).
3. Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, jelaskan.
4. Saluran drainase berbentuk empat persegi panjang dengan kemiringan dasar saluran 0,015,
mempunyai kedalaman air 0,45 meter ditambah 2 digit terakhir NEM Saudara, dan lebar dasar
saluran 0,50 m ditambah 2 digit terakhir NEM Saudara, koefisien kekasaran manning n =0,010.
Hitung kecepatan aliran dalam saluran, jika debit rencanan sebesar 1,25 m 3/det ditambah 2 digit
terakhir NEM Saudara?
5. Jika diketahui hasil perhitungan data curah hujan pada statiun yang ada di Kota Pontianak dengan
priode ulang 2 dan 5 Tahun (R2) =118,5 mm/tahun ditambah 2 digit terakhir NEM Saudara dan
R5=141,88 mm/tahun ditambah 2 digit terakhir NEM Saudara.Panjang saluran drainase buatan
pada ruas yang direncanakan adalah L1 = 250 m dan L2 = 500 m dengan kemiringan saluran S=
0,00232 , Hitunglah
a. Intensitas curah hujan dengan priode 2 dan 5 tahun (I2 dan I5).
b. Jika luas catchment area pada masing-masing saluran tersebut A1 = 350 m2 dan A2= 620 m2,
hitunglah debit rencana pada masing-masing saluran tersebut.
c. Berapakah besarnya dimensi saluran1 dan Saluran 2, jika saluran yang direncanakan
berbentuk persegi panjang dan trapesium yang ekonomis jika kecepatan aliran V=0,3m/det.
Catatan : Jika terdapat data yang tidak diketahui bisa dilengkapi sendiri.
UJIAN TENGAH SEMESTER
Nama : Muhammad Rifwandy
Nim : D1012171011
Prodi/Kelas : Sipil/C
Mata Kuliah : Drainase Perkotaan
Dosen : Dr. Ir. Kartini, MT.,IPU.,ASEAN Eng
JAWABAN :
1. Menurut Suripin (2004 : 7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang,
atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari
suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Menurut Suhardjono (1948 : 1) drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol
kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Drainase yaitu suatu cara
pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara
penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Menurut H. A Halim Hasmar (2011), drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari sebagai suatu tinndakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air dalam satu konteks pemanfaatan tertentu, baik yang berasal dari hujan,
rembesan maupun yang lainnya di suatu kawasan, sehingga fungsi kawasan tidak
terganggu.
2. Untuk daerah drainase dengan permukaan yang datar (yang dipengaruhi pasang surut)
perencanaannya harus memperhitukan, kemungkinan air bisa naik, dan mendesign jalur
drainase agar tetap bisa bergerak. Dan dapat selalu mengalir.
Untuk daerah drainase dengan permukaan yang topografinya tinggi (tidak dipengaruhi
pasang surut), perencanaannya lebih ke memperhitungkan dan merencanakan agar air
yang mengalir memiliki debit air yang stabil dan dapat mengalir dengan baik serta terbagi
merata kesaluran pembaginya yang lain. Tanpa harus memperkirakan air naik atau pun
tidak.
3. Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan
air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem
drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major
system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar
dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan
drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan
pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase
ini.
Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang
menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang
termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan,
saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainasekota dan
lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada
umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2,5 atau 10
tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan
permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro
4. DIK :
DATA YANG TELAH DIPEROLEH,
Kemiringan Dasar (S) : 0,015
Kedalaman Air (h) : 0,45 m = 0,56 m
Lebar Dasar Saluran (B) : 0,50 m = 0,61 m
n manning (n) : 0,01
Debit Rencana (Q) : 1,25 m3/det
JAWABAN :
• Perhitungan Intensitas
Saluran 1
0,385
0,87𝑥2502
0, 385
0,87 xL2
tc = =[ ] = 48,13jam
1000 xS 1000𝑥0,00232
= 2887,8 menit
Saluran 2
0,385
0,87𝑥5002
0, 385
0,87 xL2
tc = =[ ] = 82,074 jam
1000 xS 1000𝑥0,00232
= 4924,478 menit
= 0,0000530813 m3/det
Saluran 2
Faktor Koreksi (Cs) : A = 620 m2 = 0,00062km2 = 0,0062 ha
Q5 = 0,278.C.I.A
= 0,278x 0,75 x 0,7033 x 0,0062
= 0,0000909253 m3/det
• Dimensi Saluran
Saluran 1
➢ Penampang Persegi
Diketahui, data tambahan yang diperoleh V = 0,3
Data persegi dan trapesium.
0,0000530813 = h2 x 0,3
0,003325
0,029929
h = √0,0000530813/0,3
h = 0,013302
h =b 0,026604
0,27549
Data persegi dan trapesium.
0,15179
(1) Luas Penampang (A) = y2
𝐴 0,013302 0,17527
(2) Kedalaman Hidrolik (y) =√=√ = 0,15179 m
√3 √3
(3) Lebar Dasar Saluran (b) = 2⁄3 x y x √3 = 2⁄3 x 0,15179 x √3 = 0,17527 m
(4) Lebar Permukaan Saluran (B) = 4⁄3 x √3 x y = 4⁄3 x √3 x 0,15179 = 0,35054 m
(5) Tinggi Jagaan (w) = √0,5 x y = √0,5 x 0,15179 = 0,27549 m
Saluran 2
➢ Penampang Persegi
Diketahui, data tambahan yang diperoleh V = 0,3
Data persegi dan trapesium.
0,0000909253 = h2 x 0,3
0,00435
0,03917
h = √0,0000909253/0,3
h = 0,01741
h =b 0,03482