Anda di halaman 1dari 8

TUGAS DRAINASE PERKOTAAN

Tugas ini dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Drainase Perkotaan

Yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Suhardjono, MPd., Dipl, HE

Disusun Oleh :

Edoa Buahbaranta Ginting 165060401111038

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
SOAL LATIHAN 3

1. Apa yang dimaksud dengan titik tinjau. Bagaimana peran penting dari titik tinjau
tersebut dalam perencanaan drainase.

2. Rumus Rasional adalah Q = C.Cs. I. A apa dan bagaimana caranya untuk dapat
menetapkan besaran C, Cs, I dan A.

3. Diketahui jarak dari titik terjauh dari A ke inlet drainase B adalah 80 m. Jarak
saluran drainase dari B sampai ke titik tinjau dari C sejauh 800 meter. Bila
kecepatan air dalam saluran 1,5 m/det. Kemiringan dasar saluran 0,01, hitunglah
waktu konsentrasi tc

4. Rencana kompleks perumahan baru di Jakarta, tergambar seperti sketsa berikut

Data penggunaan lahannya adalah


Keterangan :

 setiap kapling rumah terdiri 65% berupa bangunan dan 35% berupa halaman

 jalan terdiri dari 80% aspal dan 20% tepian jalan berupa hamparan rumput

 jarak terjauh dari ujung hilir saluran ke muara drainasi 840 meter dengan
kecepatan saluran 0,2 m/det, sedangkan waktu limpas aliran (to) 3 menit,

 koefisien retensi Cs = 0,80, besaran C untuk bangunan rumah = 0,90,


halaman rumah 0,30, aspal = 0,95, tepian jalan = 0,40, taman = 0,20

 Tinggi curah hujan maksimum R24 dengan kala ulang 5 tahun, sebesar 67,51
mm, dan untuk kala ulang 10 tahun, sebesar 84,32 mm.

Hitunglah besar debit rancangan di titik tinjau yang berada muara saluran drainase di
pertemuannya dengan sungai pembuangan.

Diketahui debit air limbah rumah tangga sebesar = 0,0041 m 3/dtk/km2. Hitunglah besar
debit air limbah buangan tersebut. Berapa perbandingan antara debit akibat air limbah
dengan debit akibat air hujan. Bagaimana pendapat Anda tentang hal tersebut.
Jawab :

1. Titik tinjau adalah titik dalam ruas saluran di mana besaran debit saluran akan
dihitung.Pada titik tinjau inilah dihitung besar debir rancangannya.

Perhatikan gambar berikut,

Ingin diketahui besar debit rancangan di titik tinjau A, titik B dan titik C. Debit
di titik tinjau A berasal dari limpasan air dari kawasan tersier A. Perhitungan
debit banjir rencana di titik A, mengacu hanya pada luasan tersier dari zona A.
Dengan mengetahui debit banjir di titik tinjau tersebut, dapat direncanakan
ukuran penampang saluran yang dibutuhkan. Selanjutnya besar debit di titik B,
merupakan perjumlahan dari debit yang terjadi di titik A ditambah air yang
melimpah dari kawasan tersier B. Besar debit di titik C merupakan perjumlahan
dari debit yang terjadi di titik A, ditambah debit di titik B, dan air limpasan dari
kawasan zona C. Ukuran penampang saluran di titik tinjau C tentu lebih besar
daripada penampang saluran dititik B karena berbedanya besaran debit yang
harus diangkut.

Dapat disimpulkan bahwa fungsi dari titik tinjau dalam perencanaan drainase
sangat berperan penting, karena dengan mengetahui ukuran penampang saluran
yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan dilapangan/lokasi perencanaan.
Dengan begitu dapat mengefesienkan waktu dan biaya yang digunakan dalam
pelaksanaan pembuatan penampang saluran drainase.
2. Metode Rasional berfungsi untuk menghitung debit banjir rancangan, yang
berupa debit puncak banjir (Qp), jadi termasuk banjir rancangan non hidrograf

Q = C.Cs. I. A

Adapun,

Q = Debit puncak dalam liter/det

C = Koefisien pengaliran

Cs = Koefisien retensi untuk daerah pemukiman dan perkotaan 0,80

I = Intensitas hujan dalam liter/det/Ha

A = Luas dalam hektar

 Koefisien Pengaliran (C)

Koefisien pengaliran adalah perbandingan antara jumlah air yang mengalir


(melimpas) di permukaan dengan jumlah air hujan yang turun di kawasan
tersebut.

Dipengaruhi oleh: Kemiringan, tata guna lahan, jenis tanah, kebahasan tanah

Koefisien Pengaliran dapat dilihat pada tabel berikut :


 Koefisien Retensi (Cs)

Koefisien Retensi ialah Akibat adanya berbagai hambatan dalam pengaliran


air limpasan, maka besar debit puncak banjir dapat berkurang.

Untuk daerah pemukiman dan perkotaan adalah 0,80 Untuk luas daerah yang
kecil besar koefisien retensi ini adalah 1

 Intensitas Hujan (I)

Intensitas Hujan (I) adalah tinggi hujan dibagi lamanya hujan dalam satuan
mm/jam atau l/det/ha.

- Merupakan faktor penentu debit banjir.

- Hasil analisis intensitas hujan umumnya berupa lengkung intensitas.

- Lengkung hubungan intensitas hujan durasi

Rumus mencari Intensitas Hujan bisa dengan Rumus Mononobe, Tablot,


Sherman, Ishiguro

 Luas Daerah (A)

Luas Daerah didapat sesuai dengan bentuk daerah tersebut, apabila daerah
berbentuk persegi dicari dengan rumus luas persegi dan sebagainya.

3. Diketahui :

- Lo = 80 meter

- s = 0,01

- L = 800 meter

- V = 1,5 m/dtk

Ditanya : tc …. ?

Jawab :

 To = 60 x 0,0195 ( Lo/ √s )0,195

= 60 x 0,0195 ( 80/ √0,01 )0,195

= 4,308 menit
 Td = L / ( 60 x V )

= 800 / ( 60 x 1,5)

= 8,889 menit

 Tc = to + td

= 4,308 + 8,889

= 38,294 menit

4. Jawab :

 Q = 0,00278 . C . I . A

 I = R24/24 ( 24/tc )2/3

 tc = to + td

to = 3 menit

 td = L / ( 60 x V )

td = 840 / ( 60 x 0,2)

td = 70 menit

tc = to + td

= 3 + 70

= 73 menit

 I = R24/24 ( 24/tc )2/3

= 67,51 / 24 ( 24 / 73 ) 2/3

= 5,905 ( R5 thn)

 I = R24/24 ( 24/tc )2/3

= 84,32 / 24 ( 24 / 73 ) 2/3

= 7,376 ( R10 thn)

 Cs = 0,80
 C taman = 0,2

 Q = 0,00278 . C . I5 . Ataman

= 0,00278 . 0,2 . 5,905 . 10000

= 32,832 m3/dtk

Anda mungkin juga menyukai