Tugas ini dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Drainase Perkotaan
Yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Suhardjono, MPd., Dipl, HE
Disusun Oleh :
1. Apa yang dimaksud dengan titik tinjau. Bagaimana peran penting dari titik tinjau
tersebut dalam perencanaan drainase.
2. Rumus Rasional adalah Q = C.Cs. I. A apa dan bagaimana caranya untuk dapat
menetapkan besaran C, Cs, I dan A.
3. Diketahui jarak dari titik terjauh dari A ke inlet drainase B adalah 80 m. Jarak
saluran drainase dari B sampai ke titik tinjau dari C sejauh 800 meter. Bila
kecepatan air dalam saluran 1,5 m/det. Kemiringan dasar saluran 0,01, hitunglah
waktu konsentrasi tc
setiap kapling rumah terdiri 65% berupa bangunan dan 35% berupa halaman
jalan terdiri dari 80% aspal dan 20% tepian jalan berupa hamparan rumput
jarak terjauh dari ujung hilir saluran ke muara drainasi 840 meter dengan
kecepatan saluran 0,2 m/det, sedangkan waktu limpas aliran (to) 3 menit,
Tinggi curah hujan maksimum R24 dengan kala ulang 5 tahun, sebesar 67,51
mm, dan untuk kala ulang 10 tahun, sebesar 84,32 mm.
Hitunglah besar debit rancangan di titik tinjau yang berada muara saluran drainase di
pertemuannya dengan sungai pembuangan.
Diketahui debit air limbah rumah tangga sebesar = 0,0041 m 3/dtk/km2. Hitunglah besar
debit air limbah buangan tersebut. Berapa perbandingan antara debit akibat air limbah
dengan debit akibat air hujan. Bagaimana pendapat Anda tentang hal tersebut.
Jawab :
1. Titik tinjau adalah titik dalam ruas saluran di mana besaran debit saluran akan
dihitung.Pada titik tinjau inilah dihitung besar debir rancangannya.
Ingin diketahui besar debit rancangan di titik tinjau A, titik B dan titik C. Debit
di titik tinjau A berasal dari limpasan air dari kawasan tersier A. Perhitungan
debit banjir rencana di titik A, mengacu hanya pada luasan tersier dari zona A.
Dengan mengetahui debit banjir di titik tinjau tersebut, dapat direncanakan
ukuran penampang saluran yang dibutuhkan. Selanjutnya besar debit di titik B,
merupakan perjumlahan dari debit yang terjadi di titik A ditambah air yang
melimpah dari kawasan tersier B. Besar debit di titik C merupakan perjumlahan
dari debit yang terjadi di titik A, ditambah debit di titik B, dan air limpasan dari
kawasan zona C. Ukuran penampang saluran di titik tinjau C tentu lebih besar
daripada penampang saluran dititik B karena berbedanya besaran debit yang
harus diangkut.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi dari titik tinjau dalam perencanaan drainase
sangat berperan penting, karena dengan mengetahui ukuran penampang saluran
yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan dilapangan/lokasi perencanaan.
Dengan begitu dapat mengefesienkan waktu dan biaya yang digunakan dalam
pelaksanaan pembuatan penampang saluran drainase.
2. Metode Rasional berfungsi untuk menghitung debit banjir rancangan, yang
berupa debit puncak banjir (Qp), jadi termasuk banjir rancangan non hidrograf
Q = C.Cs. I. A
Adapun,
C = Koefisien pengaliran
Dipengaruhi oleh: Kemiringan, tata guna lahan, jenis tanah, kebahasan tanah
Untuk daerah pemukiman dan perkotaan adalah 0,80 Untuk luas daerah yang
kecil besar koefisien retensi ini adalah 1
Intensitas Hujan (I) adalah tinggi hujan dibagi lamanya hujan dalam satuan
mm/jam atau l/det/ha.
Luas Daerah didapat sesuai dengan bentuk daerah tersebut, apabila daerah
berbentuk persegi dicari dengan rumus luas persegi dan sebagainya.
3. Diketahui :
- Lo = 80 meter
- s = 0,01
- L = 800 meter
- V = 1,5 m/dtk
Ditanya : tc …. ?
Jawab :
= 4,308 menit
Td = L / ( 60 x V )
= 800 / ( 60 x 1,5)
= 8,889 menit
Tc = to + td
= 4,308 + 8,889
= 38,294 menit
4. Jawab :
Q = 0,00278 . C . I . A
tc = to + td
to = 3 menit
td = L / ( 60 x V )
td = 840 / ( 60 x 0,2)
td = 70 menit
tc = to + td
= 3 + 70
= 73 menit
= 67,51 / 24 ( 24 / 73 ) 2/3
= 5,905 ( R5 thn)
= 84,32 / 24 ( 24 / 73 ) 2/3
Cs = 0,80
C taman = 0,2
Q = 0,00278 . C . I5 . Ataman
= 32,832 m3/dtk