NIM : 2019731150010
Semester : V (lima)
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang paling berharga, karena tanpa air tidak
mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan manusia, hewan,
dan tanaman, tetapi juga merupakan media pengangkutan, sumber energi, dan berbagai
keperluan lainnya. Pada suatu saat dalam bentuk hujan lebat dan banjir, air juga dapat
menjadi benda perusak, menimbulkan kerugian harta dan jiwa, serta menghanyutkan
berjuta-juta ton tanah subur. Distribusi air baik yang diatur oleh alam atau hasil rekayasa
manusia, dapat terdistribusi dengan tidak merata seperti jumlah air yang terdistribusi terlalu
banyak atau sedikit.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada saluran drainase perkotaan secara umum dikenal ada dua jenis konstruksi saluran,
yaitu:
1. Saluran tanah tanpa lapisan.
2. Saluran dengan lapisan, seperti pasangan batu, beton, kayu dan baja.
Saluran tanah memiliki kapasitas maksimum yang dibatasi oleh kemampuan jenis
tanah setempat terhadap bahaya erosi akibat aliran terlalu cepat. Hal tersebut menjadi
salah satu alasan mengapa diperlukan saluran dengan lapisan, meskipun harga saluran
dengan lapisan lebih mahal.
Untuk drainase perkotaan dan jalan raya umumnya dipakai saluran dengan lapisan.
Selain alasan seperti dikemukakan di atas, estetika dan kestabilan terhadap gangguan dari
luar seperti lalu lintas merupakan alasan lain yang menuntut saluran drainase perkotaan
dan jalan raya dibuat dari saluran dengan lapisan. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka
atau saluran yang diberi tutup dengan lubang – lubang control di tempat-tempat tertentu.
Saluran yang diberi tutup ini bertujuan supaya saluran memberikan pandangan yang lenih
baik atau ruang gerak bagi kepentingan lain di atasnya.
Kajian sistem drainase memerlukan tinjauan pustaka untuk mengetahui dasar teori dalam
penanggulangan banjir akibat hujan lokal yang terjadi maupun akibat pasang air laut (rob).
Dalam tinjauan pustaka mencantumkan dasar teori tentang alternatif penanggulangan yang
akan dilaksanakan untuk pengendalian banjir di suatu daerah. Data hidrologi adalah
kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi, seperti besarnya : curah
hujan, debit sungai, tinggi muka air sungai, kecepatan aliran, kosentrasi sedimen sungai dan
lain-lain yang akan selalu berubah terhadap waktu. Data ini digunakan untuk menentukan
besarnya debit banjir rencana yang dijadikan dasar perencanaan, yaitu debit maksimum
rencana di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang tertentu (Qth) yang dapat
dialirkan tanpa membahayakan lingkungan sekitar dan stabilitas sungai. Jadi, debit banjir
rencana adalah debit banjir yang rata
–
rata terjadi satu kali dalam periode ulang yang ditinjau. Untuk mendapatkan debit banjir
rencana dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui pengolahan data debit dan melalui
pengolahan data hujan. Data curah hujan yang tercatat dari empat stasiun hujan dengan
tersebar di daerah pengaliran sungai dapat dijadikan sebagai data curah hujan harian, yang
kemudian akan dianalisis kembali menjadi data curah hujan tertinggi dalam satu
periode/satu tahun. Setelah didapatkan data tersebut, maka dialih ragamkan menjadi debit
banjir rencana periode ulang/dengan skala waktu tertentu. Data curah hujan yang telah
dianalisis ini akan lebih lengkap apabila dibandingkan dengan data debit banjir yang telah
ada. Dalam menganalisis data debit harus tersedia rating curve yang dapat mencakup debit
banjir saat muka air banjir rendah sampai dengan maksimum. Pengukuran tinggi muka air
banjir dan kecepatan air banjirnya dilakukan per segmen dalam suatu penampang melintang
sungai (cross section). Hal ini sangat sulit dilakukan dalam prakteknya dan membutuhkan
waktu yang lama serta biaya yang tidak sedikit, antara lain : petugas pencatat seringkali
mengalami kesulitan pembacaan peilschale dalam pengukuran ketinggian muka air banjir
pada saat banjir terlalu tinggi/terlalu deras, perlu adanya konstruksi jembatan, dan
terkadang sukar memprediksi kapan waktu terjadi banjir sehingga terkadang timing
pengukuran tidak tepat. Selain itu untuk daerah yang belum berkembang di mana peralatan
minimal, serta sangat sulit untuk melakukan pengukuran elevasi muka air dan kecepatan
saat banjir. Data debit banjir yang dipergunakan agar akurat/teliti dalam perhitungan
minimal harus tersedia data 30 tahun, namun kendalanya adalah data debit tersebut
seringkali tidak lengkap, mahal biayanya dan sulit dilaksanakan seperti pada bagian tempat
pengamatan yang memiliki tekanan air yang tinggi atau bagian kecepatan aliran yang tinggi,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pengukuran pada permukaan air yang
tinggi serta dapat mengakibatkan kerusakan alat oleh aliran.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Data
1. Suatu area terbuka dikawasan perumahan yang cukup datar direncanakan akan
dibuat drainase dengan system drainase bawah muka tanah dengan data teknis
sebagai berikut :
2. Drainase dengan system sumur resapan akan dibuat pada suatu area/Kawasan bila
diketahui data teknis sebagai berikut :
Ditanyakan :
O
B’ B
Fs = 2/360 . 0,25 . . D2 . OA . AB
= ( 141,462 / 360 ) . 0.25 D2 - ( 0,166 D . 0,4716 D )
= 0,3084 D2 – 0.07828 D2 = 0,2301 D2
Rs = Fs / Ps
= 0,2301 D2 / 1,2338 D = 0,1864 D
Diameter pipa drain = 20 cm dan tinggi muka air pada pipa drain = 6,7 cm
2. Sumur resapan ditentukan diameter 1,50 meter dan kedalaman rencan 12,00 meter,
sehingga luas dasar sumur + luas dinding sumur :
A = ¼ . . D2 + . D . H = ¼ . . 1,502 + . 1,50 . 12,00
= 1,766,250 + 56,52 = 58,2862 m3
Kecepatan resapan
V = k . i , dengan i = 1,00
Maka,
q =A/V
= 58,2862 / 1,45 x 10-6
= 2,4877 m3/etmal
Debit hujan Q = . . lt . A
= 0,80 . 1,00 . 4,2 x 10-3 . 530.000
= 17.808 m3/etmal
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini yaitu dalam mendesain saluran
drainase diperlukan data-data yang mendukung, seperti perencanaan dan pelaksanaan
pembuataan saluran drainase, criteria teknis saluran drainase, kriteria teknis saluran
drainase untuk air hujan dan air limbah perlu diperhatikan agar saluran drainase tersebut
dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, yang semua terlampir dalam makalah kami.