PERMODELAN SUNGAI
Penggunaan teknik pemodelan dalam penelitian hidrologi saat ini terlihat dari
semakin banyaknya pemodelan hidrologi dengan menggunakan data-data yang
bersumber satelit. Tersedianya banyak program penginderaan jauh yang terhubung
langsung ke satelit mempercepat proses pengumpulan data-data yang diperlukan
untuk pemodelan suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Hal ini juga mempermudah
dan mempercepat proses analisa permasalahan di DAS tersebut di masa mendatang.
Prinsip atau dasar dari permodelan khususnya permodelan sungai dan bangunan
utama serta pelengkapannya pada umumnya memiliki pola penyelesaiian yang
sama yaitu permasalahan lapangan yang dipecahkan melalui pemodelan dengan
ketelitian model yang hampir mirip atauserupa kemudian diinterprestasikan sebagai
pemecahan masalah dilapangan. Kemiripan output yang didapat dari permodelan
baik berupa numerik atau pola akan menjadi tolak ukur kesempuranaan alat yang
dibuat. Selain validasi data atau keakuratan data, pengalaman modeler juga menjadi
faktor utama yang mempengaruhi hasil model.
Alat uji model yang dibuat dapat digunakan sebagai pendekatan untuk melihat pola
aliran, pengoperasikan bending gerak dan intake sebagaimana yang ada dilapangan.
Dari hasil percobaan ini akan diketahui nilai derajat bukaan yang akan dipakai
untuk optimalisasi bangunan pengambilan (intake) Timur dan Barat Bendung
Gerak Pasar Baru serta kinerja bangunan tersebut masih dalam kondisi baik atau
tidak. Nilai-nilai yang akan didapat untuk mengetahui hal tesebut antara lain:
● Kapasitas debit yang tersedia di intake Timur dan intake Barat
● Kecepatan yang didapat dari tabung pitot
● Pola debit yang didapat berdasarkan bukaan derajat air di pipa
● Bukaan pintu bending dan pintu intake menjadi variable yang menentukan nilai
optimal debit yang akan keluar sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah
bangunan intake masih berfungsi atau tidak.
Dalam penentuan skala model ini beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi
antara lain kondisi aliran, dan kesesuaian kekasaran hidarulik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi skala model ini yaitu tujuan dan apa yang ingin dihasilkan, dimensi
hidraulik system yang disimulaikann, kemampuan laboratorium dan peralatan yang
digunakan, serta ketelitian permodelan minimum yang harus dihasilkan agar
interprestasi dan pemecahan masalah di model menjadi pemecahan masalah di
lapangan dapat dilakukan dengan mudan dan benar. Perhitungan model didapat
dengan skala 1:132,5 yang kemudian semua data prototype akan diskalakan
ukurannya menyesuaikan model, dengan derajat bukaan pada pipa mulai dari 40°
samapi 90°.
c. Bola Pimpong.
d. Stopwatch.
e. Penggaris.
f. Meteran.
Mulai
Mengukur panjang lajur (S) 1,2 dan 3 pada aliran permodelan sungai
Selesai
Gambar 9.1 Diagram Alir Pengujian Permodelan Sungai
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10,2022)
= 0,690 x 0,029
= 0,0200 m2
c. Debit aliran (Q23) =AxV
= 0,218182 x 0,01980
= 0,004366 m3/s
f. Percobaan 7
Diketahui:
Panjang jalur pada awal aliran (S31) = 1,210 m
Waktu perpindahan sampel (T31) = 3,200 m
Lebar Saluran diawal jalur (B31) = 0,710 m
Kedalaman saluran diawal lajur (H31) = 0,010 m
Ditanya:
a. Kecepatan aliran (V31) = ....?
b. Luas penampang basah (A31) = ....?
c. Debit aliran (Q31) = ....?
Jawab :
𝑆
a. Kecepatan aliran (V31) =
𝑇
1,210
=
3,200
= 0,3781 m/s
b. Luas penampang basah (A31) =BxH
= 0,710 x 0,010
= 0,0071 m2
c. Debit aliran (Q31) =AxV
= 0,0071 x 0,3781
= 0,002685 m3/s
g. Percobaan 8
Diketahui:
Panjang jalur pada awal aliran (S32) = 1,210 m
Waktu perpindahan sampel (T32) = 2,900 m
Lebar Saluran diawal jalur (B32) = 0,710 m
= 0,526 m/s
b. Luas penampang basah (A33) =BxH
= 0,710 x 0,007
= 0,00497 m2
c. Debit aliran (Q33) =AxV
= 0,00497 x 0,526
= 0,0026147 m3/s
9.7.1 Saran
a. Lebih teliti saat pengambilan data agar data yang didapatkan tidak melenceng
jauh.
b. Sebaiknya sebelum praktikum mengecek alat-alat praktikum apakah berfungsi
dengan baik atau tidak.
c. Lebih teliti lagi dibagian perhitungan.
LAMPIRAN
PERMODELAN SUNGAI
Tabel 9.2 Data Pengamatan Pengujian Pemodelan Sungai
No S1 (m) S2 (m) S3 (m) T1 (s) T2 (s) T3 (s) B1 (m) B2 (m) B3 (m) H1 (m) H2 (m) H3 (m)
1 10.200 12.500 3.200 0,026 0,028 0,010
2 1.650 1.440 1.210 4.700 8.000 2.900 0,660 0,690 0,710 0,031 0,030 0,010
3 3.900 6.600 2.300 0,03 0,029 0,007
V1 V2 V3 V Rata-rata A1 A2 A3 A Rata-rata Q1 Q2 Q3 Q Rata-rata
No
(m/s) (m/s) (m/s) (m/s) (m2) (m2) (m2) (m2) (m3/s) (m3/s) (m3/s) (m3/s)
1 0,161765 0,1152 0,3781 0,01716 0,0193 0,0071 0,002776 0,002226 0,002685
2 0,35106 0,1800 0,4172 0,307860068 0,02046 0,0207 0,0071 0,01518 0,007183 0,003726 0,002962 0,004101645
3 0,423077 0,21818 0,526 0,01980 0,0200 0,00497 0,008377 0,004366 0,002615
(Sumber : Data Pribadi Kelompok 10, 2022)
Mengetahui
Asisten Laboratorium
Bella Rizka
NIM. 3336190043
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Hp. 081287301294
website: www.ftuntirta.ac.id
LAMPIRAN
PERMODELAN SUNGAI
Tabel 9.2 Data Pengamatan Pengujian Pemodelan Sungai
No S1 (m) S2 (m) S3 (m) T1 (s) T2 (s) T3 (s) B1 (m) B2 (m) B3 (m) H1 (m) H2 (m) H3 (m)
1 10.200 12.500 3.200 0,026 0,028 0,010
2 1.650 1.440 1.210 4.700 8.000 2.900 0,660 0,690 0,710 0,031 0,030 0,010
3 3.900 6.600 2.300 0,03 0,029 0,007
V1 V2 V3 V Rata-rata A1 A2 A3 A Rata-rata Q1 Q2 Q3 Q Rata-rata
No
(m/s) (m/s) (m/s) (m/s) (m2) (m2) (m2) (m2) (m3/s) (m3/s) (m3/s) (m3/s)
1 0,161765 0,1152 0,3781 0,01716 0,0193 0,0071 0,002776 0,002226 0,002685
2 0,35106 0,1800 0,4172 0,307860068 0,02046 0,0207 0,0071 0,01518 0,007183 0,003726 0,002962 0,004101645
3 0,423077 0,21818 0,526 0,01980 0,0200 0,00497 0,008377 0,004366 0,002615
(Sumber : Data Pribadi Kelompok 10, 2022)
Mengetahui
Asisten Laboratorium
Bella Rizka
NIM. 3336190043