Anda di halaman 1dari 17

BAB 8

LONCAT HIDROLIK

8.1 Teori Dasar


Loncak hidrolik merupakan salah satu contoh aliran berubah cepat, loncat air terjadi
akibat pengaruh kecepatan aliran yang mempengaruhi panjang loncat air serta
tinggi loncat air. Loncat hidrolik juga merupakan salah satu contoh aliran tidak
seragam (tidak beraturan). Loncat air terjadi apabila suatu aliran sub kritis berubah
menjadi aliran super kritis dan pada perubahan itu terjadi kehilangan energi.
Konsep hitungan loncat air sering dipakai pada hitungan bangunan peredam energi
di sebelah hilir bangunan pelimpah, pintu air dan lain-lain dengan cara memperkecil
kecepatan aliran pada lapisan pelindung, sehingga pada suatu titik dimana aliran
tidak mempunyai kemampuan untuk mengikis dasar saluran di bagian hilir. Apabila
tipe aliran di saluran turbulen berubah dari aliran sub kritis menjadi super kritis,
maka akan terjadi loncat air. Loncat air merupakan salah satu contoh bentuk aliran
berubah cepat (rapidly varied flow). Tampang memanjang saluran dengan
kemiringan berubah dari kemiringan curam menjadi landai. Keadaan ini terjadi
misalnya pada kaki bangunan pelimpah, aliran di bagian hulu adalah sub kritis
sedang di bagian hilir adalah super kritis.

Aliran yang terdapat pada saluran terbuka dapat dikategorikan ke dalam jenis-jenis
yang berbeda berdasarkan kriteria-kriteria tertentu seperti gaya-gaya yang
disebabkan oleh inersia dan gravitasi dari kekentalan suatu cairan, kesemuanya ini
memerlukan pertimbangan-pertimbangan dalam berbagai masalah praktik
mengenai aliran saluran terbuka. Secara umum aliran dibagi dalam bentuk yaitu
aliran laminair dan turbulen, penggolongan aliran ini ditentukan oleh perbandingan
gaya-gaya tersebut dan sering disebut dengan bilangan Reynold (Re). Gaya geser
pada saluran diabaikan, maka satu-satunya gaya luar yang bekerja dalam arah
horizontal pada air dalam ruang tilik adalah resultan distribusi tekanan hidrostatik
pada penampang a dan b berdasarkan nilai angka Froude (Fr), Fr yang dimaksud
disini adalah Fr1 (sebelum loncat air).
BAB 8 LONCAT HIDROLIK

Berikut ini adalah macam-macam jenis loncat air:


a. Pada angka Froude Fr1 = 1-1,7; loncat air yang terjadi hanya berupa deretan
gelombang berombak di permukaan air (loncatan berombak atau undular jump)
pembuangan energi yang terjadi hanya berkisar 5 %.

Gambar 8.1 Loncatan berombak


(Sumber: Widiyanto, 2014)

b. Untuk angka Froude yang lebih besar yaitu Fr1 = 1,7-2,5; gulungan ombak
mulai pecah dan akan timbul loncatan air yang lemah (weak jump) pembuangan
energi yang terjadi berkisar 5 %-15 %.

Gambar 8.2 Loncatan lemah


(Sumber: Widiyanto, 2014)

c. Pada angka Froude Fr1 = 2,5-4,5; akan terjadi loncatan berosilasi (oscillating
jump) yang berupa loncat air dengan gelombang di belakangnya pembuangan
energi yang terjadi berkisar 15% - 45%.

Gambar 8.3 Loncatan berosilasi


(Sumber: Widiyanto, 2014)

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 80


BAB 8 LONCAT HIDROLIK

d. Loncatan yang terbaik dalam peredaman energi adalah loncat air dengan
Angka Froude Fr1 = 4,5-9,0; yang disebut sebagai loncatan tetap (steady jump)
pada loncatan ini tidak terjadi gelombang air di hilir pembuangan energi yang
terjadi berkisar 45 %-70 %.

Gambar 8.4 Loncatan tunak


(Sumber: Widiyanto, 2014)

e. Untuk nilai Angka Froude Fr1 > 9, maka akan terjadi loncatan kuat (strong
jump) yang menimbulkan gelombang air di hilirnya pembuangan energi yang
terjadi berkisar 70% - 85%.

Gambar 8.5 Loncatan kuat


(Sumber: Widiyanto, 2014)

Kehilangan energi akibat loncat air adalah sama dengan perbedaan energi sebelum
dan sesudah terjadinya loncat air. Loncatan terjadi apabila kedalaman pasangan
sama dengan h2 sama dengan kedalaman aliran sub kritis yang dalam hal ini di
kendalikan oleh pintu sorong. Besarnya kehilangan energi yang terjadi dalam
loncatan ini adalah :
(h2 - h1 )3
∆E = (8.1)
4 h1 h2

Dimana :
ΔE = Kehilangan energi (m)
h1 = Tinggi muka air sebelum loncatan (m)
h2 = Tinggi muka air setelah loncatan (m)

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 81


BAB 8 LONCAT HIDROLIK

Loncat air sering disebut dengan sengaja dalam situasi dimana kecepatan tinggi
yang terus menerus dari aliran super kritis akan menyebabkan pengikisan yang
berbahaya pada dasar saluran. Angka froude merupakan nilai yang menunjukkan
suatu aliran kritis, sub kritis dan super kritis, adapun persamaan angka froude
adalah:
V1
Fr1 = (8.2)
√g ∙ h1

V2
Fr2 = (8.3)
√g ∙ h2

V1 = √2 . g . hpitot 1 (8.4)

V2 = √2 . g . hpitot 2 (8.5)

Dimana :
Fr1 = Angka froude sebelum loncatan air
Fr2 = Angka froude sesudah loncatan air
V1 = Kecepatan aliran sebelum loncatan (m/s)
V2 = Kecepatan aliran sesudah loncatan (m/s)

Panjang loncat air didefinisikan sebagai jarak dari suatu titik tepat sebelum hulu
loncatan air pusaran sampai dengan suatu titik tepat di belakang hilir pusaran.
Panjang loncat air secara teoritis sukar ditentukan dan biasanya diperoleh secara
empirik.

Menurut Chow (1985) panjang loncatan air yang lain adalah jarak mendatar antara
permukaan awal loncatan air sampai pada titik di permukaan gulungan ombak yang
segera menuju hilir. Dari hasil percobaan Biro Reklamasi Amerika Serikat (USBR)
ditemukan persamaan empiris yang menyatakan panjang loncatan, yaitu dengan
menggunakan persamaan:

Lj = C ( h2 - h1 ) (8.6)

Dimana :
Lj = Panjang loncatan (m)
C = Koefisien

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 82


BAB 8 LONCAT HIDROLIK

h1 = Kedalaman awal loncatan air (m)


h2 = Kedalaman air di bagian hilir (m)

Hubungan ketinggian loncatan air adalah :


h2
= 0,5 √1+8Fr1 -1 (8.7)
h1
Dimana:
h1 = Kedalaman awal loncatan air (m)
h2 = Kedalaman air di bagian hilir (m)
Fr1 = Angka froude sebelum loncatan air

8.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini antara lain :
a. Untuk mengetahui kondisi air loncat.
b. Untuk mengetahui kehilangan energi dan hubungan ketinggian loncat air yang
terjadi pada saluran.

8.3 Alat-alat yang Digunakan


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain :
a. Pintu Sorong.
b. Alat Hidrolika.
c. Klemp Penjepit.
d. Tabung Pitot.
e. Penggaris.

8.4 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan dari praktikum ini antara lain :
a. Memasang pintu sorong pada saluran dengan menggunakan klemp penjepit;
b. Mengatur ketinggian pintu air;
c. Menyalakan alat hidrolika;
d. Membuat suatu aliran loncat pada pusat penampang kerja dengan mengatur
pintu ambang hilir;
e. Mengukur H, h1, h2, hpitot1, hpitot2;
f. Mengulangi setiap percobaan dengan kemiringan yang berbeda;
g. Mencatat semua data yang diperlukan untuk keperluan praktikum.

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 83


BAB 8 LONCAT HIDROLIK

8.5 Diagram Alir


Berikut ini adalah diagram alir dari praktikum Loncat Hidrolik

Mulai

Memasang pintu sorong pada saluran dengan menggunakan klemp


penjepit

Mengatur ketinggian pintu air

Menyalakan alat hidrolika

Mengambil Buatlah suatu aliran loncat pada pusat


penampang kerja dengan mengatur pintu ambang hilir

Mengukur H, h1, h2, hpitot1 dan hpitot2

Mengulangi setiap percobaan dengan


kemiringan yang berbeda

Mencatat semua data yang diperlukan untuk keperluan praktikum


ini

Selesai

Gambar 8.6 Diagram Alir Pengujian Loncat Hidrolik


(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10, 2022)

8.6 Data Pengamatan dan Data Perhitungan


8.6.1 Data Pengamatan
Tabel 8.2 Data Pengamatan Loncat Hidrolik (Terlampir).

8.6.2 Data Perhitungan


Percobaan 1
Diketahui :
Tinggi Muka Air Sebelum (h1) = 2,5 cm = 0,025 m
Tinggi Muka Air Sesudah (h2) = 6,6 cm = 0,066 m

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 84


BAB 8 LONCAT HIDROLIK

Tinggi Peluap (H) = 10,5 cm = 0,105 m


hpitot1 = 8,5 cm = 0,085 m
hpitot1 = 8,3 cm = 0,083 m
hpitot1 = 8,4 cm = 0,084 m
hpitot2 = 1,5 cm = 0,015 m
hpitot2 = 1,8 cm = 0,018 m
hpitot2 = 2,5 cm = 0,025 m
Koefisien (C) =6
a. Kecepatan Sebelum (V11) = √2 x g x hpitot1

= √2 x 9,81 x 0,085
= 1,291 m/s
Kecepatan Sebelum (V12) = √2 x g x hpitot1

= √2 x 9,81 x 0,083
= 1,276 m/s
Kecepatan Sebelum (V13) = √2 x g x hpitot1

= √2 x 9,81 x 0,084
= 1,283 m/s
V11+V12+V13
Rata-rata V1 =
3
1,291 + 1,276 + 1,283
=
3

= 1,283
b. Kecepatan Sesudah (V21) = √2 x g x hpitot2

= √2 x 9,81 x 0,015
= 0,542 m/s
Kecepatan Sesudah (V22) = √2 x g x hpitot2

= √2 x 9,81 x 0,018
= 0,594 m/s
Kecepatan Sesudah (V23) = √2 x g x hpitot2

= √2 x 9,81 x 0,025
= 0,700 m/s

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 85


BAB 8 LONCAT HIDROLIK
V21+V22+V23
Rata-rata V2 =
3
0,542 + 0,594 + 0,700
=
3

= 0,612
V1
c. Froude Sebelum (Fr1) =
√g x h1
1,283
=
√9,81 x 0,025

= 2,590 > 1 (Super kritis)


V2
d. Froude Sesudah (Fr2) =
√g x h2
0,612
=
√9,81 x 0,066

= 0,760 < 1 (Sub kritis)


e. Panjang Loncat Air (Lj) = C (h2 – h1)
= 6 (0,066 – 0,025)
= 0,246 m
(h2 – h1)3
f. Kehilangan Energi (∆E) =
4h1h2

(0,066 - 0,025)3
=
4 x 0,025 x 0,066

= 0,0104 m
h2
g. = 0,5 x √1 + 8Fr1 − 1
h1
= 0,5 x √1 + 8(2,590) − 1
= 1,330

Percobaan 2
Diketahui :
Tinggi Muka Air Sebelum (h1) = 2,5 cm = 0,025 m
Tinggi Muka Air Sesudah (h2) = 5,5 cm = 0,055 m
Tinggi Peluap (H) = 10,1 cm = 0,101 m
hpitot1 = 8,7 cm = 0,087 m

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 86


BAB 8 LONCAT HIDROLIK

hpitot1 = 8,4 cm = 0,084 m


hpitot1 = 8,5 cm = 0,085 m
hpitot2 = 2,1 cm = 0,021 m
hpitot2 = 1,5 cm = 0,015 m
hpitot2 = 1,3 cm = 0,013 m
Koefisien (C) =6
a. Kecepatan Sebelum (V11) = √2 x g x hpitot1

= √2 x 9,81 x 0,087
= 1,306 m/s
Kecepatan Sebelum (V12) = √2 x g x hpitot1

= √2 x 9,81 x 0,084
= 1,283 m/s
Kecepatan Sebelum (V13) = √2 x g x hpitot1

= √2 x 9,81 x 0,085
= 1,291 m/s
V11+V12+V13
Rata-rata V1 =
3
1,306 + 1,283 + 1,291
=
3

= 1,293
b. Kecepatan Sesudah (V21) = √2 x g x hpitot2

= √2 x 9,81 x 0,021
= 0,641 m/s
Kecepatan Sesudah (V22) = √2 x g x hpitot2

= √2 x 9,81 x 0,015
= 0,542 m/s
Kecepatan Sesudah (V23) = √2 x g x hpitot2

= √2 x 9,81 x 0,013
= 0,505 m/s
V21+V22+V23
Rata-rata V2 =
3

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 87


BAB 8 LONCAT HIDROLIK
0,641 + 0,542 + 0,505
=
3

= 0,562
V1
c. Froude Sebelum (Fr1) =
√g x h1
1,293
=
√9,81 x 0,025

= 2,610 > 1 (Super kritis)


V2
d. Froude Sesudah (Fr2) =
√g x h2
0,562
=
√9,81 x 0,055

= 0,765 < 1 (Sub kritis)


e. Panjang Loncat Air (Lj) = C (h2 – h1)
= 6 (0,055 – 0,025)
= 0,18 m
(h2 – h1)3
f. Kehilangan Energi (∆E) =
4h1h2

(0,055 - 0,025)3
=
4 x 0,025 x 0,055

= 0,0049 m
h2
g. = 0,5 x √1 + 8Fr1 − 1
h1
= 0,5 x √1 + 8(2,610) − 1
= 1,338

Percobaan 3
Diketahui :
Tinggi Muka Air Sebelum (h1) = 2 cm = 0,020 m
Tinggi Muka Air Sesudah (h2) = 6,4 cm = 0,064 m
Tinggi Peluap (H) = 10 cm = 0,100 m
hpitot1 = 8,5 cm = 0,085 m
hpitot1 = 8,6 cm = 0,086 m

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 88


BAB 8 LONCAT HIDROLIK

hpitot1 = 7 cm = 0,070 m
hpitot2 = 1 cm = 0,010 m
hpitot2 = 2 cm = 0,020 m
hpitot2 = 1,8 cm = 0,018 m
Koefisien (C) =6
a. Kecepatan Sebelum (V11) = √2 x g x hpitot1

= √2 x 9,81 x 0,085
= 1,291 m/s
Kecepatan Sebelum (V12) = √2 x g x hpitot1

= √2 x 9,81 x 0,086
=1,298 m/s
Kecepatan Sebelum (V13) = √2 x g x hpitot1

= √2 x 9,81 x 0,070
= 1,171 m/s
V11+V12+V13
Rata-rata V1 =
3
1,291 + 1,298 + 1,171
=
3

= 1,253
b. Kecepatan Sesudah (V21) = √2 x g x hpitot2

= √2 x 9,81 x 0,010
= 0,442 m/s
Kecepatan Sesudah (V22) = √2 x g x hpitot2

= √2 x 9,81 x 0,020
= 0,626 m/s
Kecepatan Sesudah (V23) = √2 x g x hpitot2

= √2 x 9,81 x 0,018
= 0,594 m/s
V21+V22+V23
Rata-rata V2 =
3
0,442 + 0,626 + 0,594
=
3

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 89


BAB 8 LONCAT HIDROLIK

= 0,554
V1
c. Froude Sebelum (Fr1) =
√g x h1
1,253
=
√9,81 x 0,020

= 2,828 > 1 (Super kritis)


V2
d. Froude Sesudah (Fr2) =
√g x h2
0,554
=
√9,81 x 0,064

= 0,699 < 1 (Sub kritis)


e. Panjang Loncat Air (Lj) = C (h2 – h1)
= 6 (0,064 – 0,020)
= 0,264 m
(h2 – h1)3
f. Kehilangan Energi (∆E) =
4h1h2

(0,064 - 0,020)3
=
4 x 0,020 x 0,064

= 0,0166 m
h2
g. = 0,5 x √1 + 8Fr1 − 1
h1
= 0,5 x √1 + 8(2,828) − 1
= 1,430

8.7 Daftar Grafik dan Analisa Grafik


8.7.1 Daftar Grafik
Gambar 8.7 Grafik hubungan antara h2/h1 dan ΔE.

8.7.2 Analisa Grafik


Berdasarkan Gambar 8.7 menunjukkan bahwa data ΔE mengalami kenaikan pada
percobaan kedua namun data h2/h1 nya mengalami penurunan dibandingkan pada
percobaan pertama, kemudian pada percobaan ketiga nilai data ΔE yang didapat

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 90


BAB 8 LONCAT HIDROLIK

mengalami penurunan dan data h2/h1 mengalami kenaikan kembali seperti pada
percobaan pertama, sehingga grafik yang diperoleh bersifat linear ke bawah.

8.8 Kesimpulan dan Saran


8.8.1 Kesimpulan

Tabel 8.1 Kesimpulan Pengamatan Loncat Hidrolik

V1 V1 rata- V2 V2 rata- Lj ∆E h₂ /
No Fr1 Fr2
(m/s) rata (m/s) rata (m) (m) h₁
1,291 0,542
1 1,276 1,283 0,594 0,612 2,590 0,760 0,246 0,0104 1,330
1,283 0,700
1,306 0,641
2 1,283 1,293 0,542 0,562 2,610 0,765 0,18 0,0049 1,338
1,291 0,505
1,291 0,442
3 1,298 1,253 0,626 0,554 2,828 0,699 0,264 0,0166 1,430
1,171 0,594
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10, 2022)

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan kita dapat memperoleh data, bahwa
untuk percobaan pertama didapat kecepatan rata-rata 1 sebesar 1,283 (m/s),
kecepatan rata-rata 2 sebesar 0,612 (m/s), kehilangan energi sebesar 0,0104,
Froude Sebelum sebesar 2,590, Froude Sesudah sebesar 0,760, panjang loncat air
sebesar 0,246 dan perbedaan tinggi kenaikan yang di dapat adalah 1,330. Kemudian
untuk percobaan kedua didapat kecepatan rata-rata 1 sebesar 1,293 (m/s),
kecepatan rata-rata 2 sebesar 0,562 (m/s), Froude Sebelum sebesar 2,610, Froude
Sesudah sebesar 0,765, panjang loncat air sebesar 0,18 kehilangan energi sebesar
0,0049 dan perbedaan tinggi kenaikan yang didapat adalah 1,338. Kemudian untuk
percobaan ketiga didapat kecepatan rata-rata 1 sebesar 1,253 (m/s), kecepatan rata-
rata 2 sebesar 0,554 (m/s), Froude Sebelum sebesar 2,828, Froude Sesudah sebesar
0,699, panjang loncat air sebesar 0,264, kehilangan energi sebesar 0,0166 dan
perbedaan tinggi kenaikan yang didapat adalah 1,430.

8.8.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan untuk praktikum kedepannya antara lain :
a. Pastikan teliti pada saat membaca tinggi air saluran dan tinggi air dalam tabung
pitot.

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 91


BAB 8 LONCAT HIDROLIK

b. Pastikan data sesuai dengan satuan pada saat pembacaan agar hasil akurat.
c. Saat melakukan perhitungan, lakukan dengan teliti agar angka yang didapatkan
benar.

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 92


LAMPIRAN
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. JendralSudirman KM.3 CilegonTlp. (0254) 395502 Ext. 19

LAMPIRAN
LONCAT HIDROLIK

Tabel 8.2 Data Pengamatan Loncat Hidrolik


h pitot h pitot V1 V1 rata- V2 V2 rata-
No h1 (m) h2 (m) H (m) Fr1 Fr2 Lj (m) ∆E (m) h₂ / h₁
1 2 (m/s) rata (m/s) rata
0,085 0,015 1,291 0,542
1 0,025 0,066 0,105 0,083 0,018 1,276 1,283 0,594 0,612 2,590 0,760 0,246 0,0104 1,330
0,084 0,025 1,283 0,700
0,087 0,021 1,306 0,641
2 0,025 0,055 0,101 0,084 0,015 1,283 1,293 0,542 0,562 2,610 0,765 0,18 0,0049 1,338
0,085 0,013 1,291 0,505
0,085 0,010 1,291 0,442
3 0,020 0,064 0,100 0,086 0,020 1,298 1,253 0,626 0,554 2,828 0,699 0,264 0,0166 1,430
0,700 0,018 1,171 0,594
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10, 2022)

Mengetahui,
Asisten Laboratorium

Bella Rizka
NIM. 3336190043
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081287301294

LAMPIRAN
LONCAT HIDROLIK

y = 0,0223x - 0,0156
Hubungan antara H₂/H₁ dan ∆E R² = 0,3204
0,0180
0,0160
0,0140
0,0120
0,0100
∆E

0,0080 y
0,0060 Linear (y)
0,0040
0,0020
0,0000
0,0000 0,5000 1,0000 1,5000
H₂/H₁

Gambar 8.7 Grafik hubungan antara h2/h1 dan ΔE


(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10, 2022)

Tabel 8.3 Nilai Regresi h2/h1 vs ΔE


H₂/H₁ ∆E
y=a+bx
x y
1,330 0,0104 0,003279
1,338 0,0049 0,003622
1,430 0,0166 0,004024
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10, 2022)

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa nilai ΔE mengalami kenaikan pada


percobaan kedua namun data h2/h1 nya mengalami penurunan dibandingkan pada
percobaan pertama, kemudian pada percobaan ketiga nilai data ΔE yang didapat
mengalami penurunan dan data h2/h1 mengalami kenaikan kembali seperti pada
percobaan pertama, sehingga grafik yang diperoleh bersifat cenderung menurun ke
bawah lalu mengalami kenaikan dan juga diperoleh persamaan regresi y = 0,0223x
+ (-0,0156).

Anda mungkin juga menyukai