LONCAT HIDROLIK
Aliran yang terdapat pada saluran terbuka dapat dikategorikan ke dalam jenis-jenis
yang berbeda berdasarkan kriteria-kriteria tertentu seperti gaya-gaya yang
disebabkan oleh inersia dan gravitasi dari kekentalan suatu cairan, kesemuanya ini
memerlukan pertimbangan-pertimbangan dalam berbagai masalah praktik
mengenai aliran saluran terbuka. Secara umum aliran dibagi dalam bentuk yaitu
aliran laminair dan turbulen, penggolongan aliran ini ditentukan oleh perbandingan
gaya-gaya tersebut dan sering disebut dengan bilangan Reynold (Re). Gaya geser
pada saluran diabaikan, maka satu-satunya gaya luar yang bekerja dalam arah
horizontal pada air dalam ruang tilik adalah resultan distribusi tekanan hidrostatik
pada penampang a dan b berdasarkan nilai angka Froude (Fr), Fr yang dimaksud
disini adalah Fr1 (sebelum loncat air).
BAB 8 LONCAT HIDROLIK
b. Untuk angka Froude yang lebih besar yaitu Fr1 = 1,7-2,5; gulungan ombak
mulai pecah dan akan timbul loncatan air yang lemah (weak jump) pembuangan
energi yang terjadi berkisar 5 %-15 %.
c. Pada angka Froude Fr1 = 2,5-4,5; akan terjadi loncatan berosilasi (oscillating
jump) yang berupa loncat air dengan gelombang di belakangnya pembuangan
energi yang terjadi berkisar 15% - 45%.
d. Loncatan yang terbaik dalam peredaman energi adalah loncat air dengan
Angka Froude Fr1 = 4,5-9,0; yang disebut sebagai loncatan tetap (steady jump)
pada loncatan ini tidak terjadi gelombang air di hilir pembuangan energi yang
terjadi berkisar 45 %-70 %.
e. Untuk nilai Angka Froude Fr1 > 9, maka akan terjadi loncatan kuat (strong
jump) yang menimbulkan gelombang air di hilirnya pembuangan energi yang
terjadi berkisar 70% - 85%.
Kehilangan energi akibat loncat air adalah sama dengan perbedaan energi sebelum
dan sesudah terjadinya loncat air. Loncatan terjadi apabila kedalaman pasangan
sama dengan h2 sama dengan kedalaman aliran sub kritis yang dalam hal ini di
kendalikan oleh pintu sorong. Besarnya kehilangan energi yang terjadi dalam
loncatan ini adalah :
(h2 - h1 )3
∆E = (8.1)
4 h1 h2
Dimana :
ΔE = Kehilangan energi (m)
h1 = Tinggi muka air sebelum loncatan (m)
h2 = Tinggi muka air setelah loncatan (m)
Loncat air sering disebut dengan sengaja dalam situasi dimana kecepatan tinggi
yang terus menerus dari aliran super kritis akan menyebabkan pengikisan yang
berbahaya pada dasar saluran. Angka froude merupakan nilai yang menunjukkan
suatu aliran kritis, sub kritis dan super kritis, adapun persamaan angka froude
adalah:
V1
Fr1 = (8.2)
√g ∙ h1
V2
Fr2 = (8.3)
√g ∙ h2
V1 = √2 . g . hpitot 1 (8.4)
V2 = √2 . g . hpitot 2 (8.5)
Dimana :
Fr1 = Angka froude sebelum loncatan air
Fr2 = Angka froude sesudah loncatan air
V1 = Kecepatan aliran sebelum loncatan (m/s)
V2 = Kecepatan aliran sesudah loncatan (m/s)
Panjang loncat air didefinisikan sebagai jarak dari suatu titik tepat sebelum hulu
loncatan air pusaran sampai dengan suatu titik tepat di belakang hilir pusaran.
Panjang loncat air secara teoritis sukar ditentukan dan biasanya diperoleh secara
empirik.
Menurut Chow (1985) panjang loncatan air yang lain adalah jarak mendatar antara
permukaan awal loncatan air sampai pada titik di permukaan gulungan ombak yang
segera menuju hilir. Dari hasil percobaan Biro Reklamasi Amerika Serikat (USBR)
ditemukan persamaan empiris yang menyatakan panjang loncatan, yaitu dengan
menggunakan persamaan:
Lj = C ( h2 - h1 ) (8.6)
Dimana :
Lj = Panjang loncatan (m)
C = Koefisien
Mulai
Selesai
= √2 x 9,81 x 0,085
= 1,291 m/s
Kecepatan Sebelum (V12) = √2 x g x hpitot1
= √2 x 9,81 x 0,083
= 1,276 m/s
Kecepatan Sebelum (V13) = √2 x g x hpitot1
= √2 x 9,81 x 0,084
= 1,283 m/s
V11+V12+V13
Rata-rata V1 =
3
1,291 + 1,276 + 1,283
=
3
= 1,283
b. Kecepatan Sesudah (V21) = √2 x g x hpitot2
= √2 x 9,81 x 0,015
= 0,542 m/s
Kecepatan Sesudah (V22) = √2 x g x hpitot2
= √2 x 9,81 x 0,018
= 0,594 m/s
Kecepatan Sesudah (V23) = √2 x g x hpitot2
= √2 x 9,81 x 0,025
= 0,700 m/s
= 0,612
V1
c. Froude Sebelum (Fr1) =
√g x h1
1,283
=
√9,81 x 0,025
(0,066 - 0,025)3
=
4 x 0,025 x 0,066
= 0,0104 m
h2
g. = 0,5 x √1 + 8Fr1 − 1
h1
= 0,5 x √1 + 8(2,590) − 1
= 1,330
Percobaan 2
Diketahui :
Tinggi Muka Air Sebelum (h1) = 2,5 cm = 0,025 m
Tinggi Muka Air Sesudah (h2) = 5,5 cm = 0,055 m
Tinggi Peluap (H) = 10,1 cm = 0,101 m
hpitot1 = 8,7 cm = 0,087 m
= √2 x 9,81 x 0,087
= 1,306 m/s
Kecepatan Sebelum (V12) = √2 x g x hpitot1
= √2 x 9,81 x 0,084
= 1,283 m/s
Kecepatan Sebelum (V13) = √2 x g x hpitot1
= √2 x 9,81 x 0,085
= 1,291 m/s
V11+V12+V13
Rata-rata V1 =
3
1,306 + 1,283 + 1,291
=
3
= 1,293
b. Kecepatan Sesudah (V21) = √2 x g x hpitot2
= √2 x 9,81 x 0,021
= 0,641 m/s
Kecepatan Sesudah (V22) = √2 x g x hpitot2
= √2 x 9,81 x 0,015
= 0,542 m/s
Kecepatan Sesudah (V23) = √2 x g x hpitot2
= √2 x 9,81 x 0,013
= 0,505 m/s
V21+V22+V23
Rata-rata V2 =
3
= 0,562
V1
c. Froude Sebelum (Fr1) =
√g x h1
1,293
=
√9,81 x 0,025
(0,055 - 0,025)3
=
4 x 0,025 x 0,055
= 0,0049 m
h2
g. = 0,5 x √1 + 8Fr1 − 1
h1
= 0,5 x √1 + 8(2,610) − 1
= 1,338
Percobaan 3
Diketahui :
Tinggi Muka Air Sebelum (h1) = 2 cm = 0,020 m
Tinggi Muka Air Sesudah (h2) = 6,4 cm = 0,064 m
Tinggi Peluap (H) = 10 cm = 0,100 m
hpitot1 = 8,5 cm = 0,085 m
hpitot1 = 8,6 cm = 0,086 m
hpitot1 = 7 cm = 0,070 m
hpitot2 = 1 cm = 0,010 m
hpitot2 = 2 cm = 0,020 m
hpitot2 = 1,8 cm = 0,018 m
Koefisien (C) =6
a. Kecepatan Sebelum (V11) = √2 x g x hpitot1
= √2 x 9,81 x 0,085
= 1,291 m/s
Kecepatan Sebelum (V12) = √2 x g x hpitot1
= √2 x 9,81 x 0,086
=1,298 m/s
Kecepatan Sebelum (V13) = √2 x g x hpitot1
= √2 x 9,81 x 0,070
= 1,171 m/s
V11+V12+V13
Rata-rata V1 =
3
1,291 + 1,298 + 1,171
=
3
= 1,253
b. Kecepatan Sesudah (V21) = √2 x g x hpitot2
= √2 x 9,81 x 0,010
= 0,442 m/s
Kecepatan Sesudah (V22) = √2 x g x hpitot2
= √2 x 9,81 x 0,020
= 0,626 m/s
Kecepatan Sesudah (V23) = √2 x g x hpitot2
= √2 x 9,81 x 0,018
= 0,594 m/s
V21+V22+V23
Rata-rata V2 =
3
0,442 + 0,626 + 0,594
=
3
= 0,554
V1
c. Froude Sebelum (Fr1) =
√g x h1
1,253
=
√9,81 x 0,020
(0,064 - 0,020)3
=
4 x 0,020 x 0,064
= 0,0166 m
h2
g. = 0,5 x √1 + 8Fr1 − 1
h1
= 0,5 x √1 + 8(2,828) − 1
= 1,430
mengalami penurunan dan data h2/h1 mengalami kenaikan kembali seperti pada
percobaan pertama, sehingga grafik yang diperoleh bersifat linear ke bawah.
V1 V1 rata- V2 V2 rata- Lj ∆E h₂ /
No Fr1 Fr2
(m/s) rata (m/s) rata (m) (m) h₁
1,291 0,542
1 1,276 1,283 0,594 0,612 2,590 0,760 0,246 0,0104 1,330
1,283 0,700
1,306 0,641
2 1,283 1,293 0,542 0,562 2,610 0,765 0,18 0,0049 1,338
1,291 0,505
1,291 0,442
3 1,298 1,253 0,626 0,554 2,828 0,699 0,264 0,0166 1,430
1,171 0,594
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10, 2022)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan kita dapat memperoleh data, bahwa
untuk percobaan pertama didapat kecepatan rata-rata 1 sebesar 1,283 (m/s),
kecepatan rata-rata 2 sebesar 0,612 (m/s), kehilangan energi sebesar 0,0104,
Froude Sebelum sebesar 2,590, Froude Sesudah sebesar 0,760, panjang loncat air
sebesar 0,246 dan perbedaan tinggi kenaikan yang di dapat adalah 1,330. Kemudian
untuk percobaan kedua didapat kecepatan rata-rata 1 sebesar 1,293 (m/s),
kecepatan rata-rata 2 sebesar 0,562 (m/s), Froude Sebelum sebesar 2,610, Froude
Sesudah sebesar 0,765, panjang loncat air sebesar 0,18 kehilangan energi sebesar
0,0049 dan perbedaan tinggi kenaikan yang didapat adalah 1,338. Kemudian untuk
percobaan ketiga didapat kecepatan rata-rata 1 sebesar 1,253 (m/s), kecepatan rata-
rata 2 sebesar 0,554 (m/s), Froude Sebelum sebesar 2,828, Froude Sesudah sebesar
0,699, panjang loncat air sebesar 0,264, kehilangan energi sebesar 0,0166 dan
perbedaan tinggi kenaikan yang didapat adalah 1,430.
8.8.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan untuk praktikum kedepannya antara lain :
a. Pastikan teliti pada saat membaca tinggi air saluran dan tinggi air dalam tabung
pitot.
b. Pastikan data sesuai dengan satuan pada saat pembacaan agar hasil akurat.
c. Saat melakukan perhitungan, lakukan dengan teliti agar angka yang didapatkan
benar.
LAMPIRAN
LONCAT HIDROLIK
Mengetahui,
Asisten Laboratorium
Bella Rizka
NIM. 3336190043
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081287301294
LAMPIRAN
LONCAT HIDROLIK
y = 0,0223x - 0,0156
Hubungan antara H₂/H₁ dan ∆E R² = 0,3204
0,0180
0,0160
0,0140
0,0120
0,0100
∆E
0,0080 y
0,0060 Linear (y)
0,0040
0,0020
0,0000
0,0000 0,5000 1,0000 1,5000
H₂/H₁