Anda di halaman 1dari 10

TEORI DASAR

Modul 1 dan 2
1. Hydraulic Bench
Hydraulic bench adalah alat yang sangat berguna dalam hidrolika dan
mekanika fluida. Hal ini terlibat dalam sebagian besar percobaan yang akan
dilakukan misalnya Untuk menemukan nilai co-efisien kecepatan 'Cv', koefisien
debit 'Cd', untuk mempelajari karakteristik aliran atas takik, untuk menemukan
ketinggian metasentrik, untuk menemukan Head loss melalui pipa, untuk
memverifikasi Bernoulli teorema dll.

Gambar 3.1 Prinsip Hydraulic Bench

Bagian dari Hydraulic Bench:


1. Pompa sentrifugal
Ini menarik air dari tangki bah dan persediaan untuk melakukan eksperimen.
2. Sump Tank
Ini menyimpan air untuk bangku hidrolik. Sump tank ini terletak di bagian
bawah bangku hidrolik. Air dari sini diangkut ke bagian lain dengan
menggunakan pompa. Tanki ini memiliki kapasitas 160 liter.
3. Pipa vertikal
Ini memasok air ke bagian atas bangku hidrolik dari tangki bah melalui
pompa.
4. Control valve
Hal ini digunakan untuk mengatur aliran dalam pipa yaitu untuk menambah
atau mengurangi arus masuk air di bangku hidrolik.
5. Connecter
Dengan bantuan ini kita dapat menyambungkan bagian-bagian lain dengan
bangku hidrolik. Tujuan khusus connecter dapat dihubungkan ke suplai
pompa dengan membuka connecter, tidak ada alat-alat tangan yang diperlukan
untuk menggunakannya karena terletak pada chanel.
6. Channel
Hal ini digunakan dalam sejumlah eksperimen mengatur volume air untuk
percobaan yang berbeda.
7. Katup pembuangan
Hal ini digunakan untuk mengosongkan tangki bah.
8. Side Channels
Adalah sisi atas saluran. Hal ini digunakan untuk memasang aksesoris pada
saat percobaan.
9. Tangki volumetrik
Menyimpan air yang berasal dari saluran. Tangki ini bergerak untuk
mengakomodasi tingkat aliran rendah atau tinggi. Ini memiliki kapasitas 46
liter.
10. Stilling baffle
Ini mengurangi turbulensi air yang berasal dari saluran. Hal ini terletak di
tangki volumetrik.
11. Skala & Tapping
Sebuah tabung penglihatan dan skala terhubung ke penyadapan di dasar tangki
volumetrik dan memberikan indikasi sesaat dari permukaan air.
12. katup Dump
Ini adalah di dasar tangki volumetrik. Membuka katup pembuangan
memungkinkan air yang masuk untuk kembali ke tangki bah untuk didaur
ulang. Hal ini digunakan untuk mengosongkan tangki volumetrik. Katup ini
terletak di bagian bawah tangki volumetrik.
13. Actuator
Dump katup dioperasikan oleh aktuator jarak jauh, mengangkat aktuator
membuka katup pembuangan, ketika diberi pergantian 90' actuator akan
merubah katup pembuangan dalam posisi terbuka.
14. Over flow
Ini adalah sebuah lubang di bagian atas tangki volumetrik. Ini mengirimkan
tingkat air di atas 46 liter ke tangki bah.
15. Measuring Cylinder
Sebuah silinder ukur ini disediakan untuk mengukur laju aliran yang sangat
kecil. Silinder disimpan dalam kompartemen dalam pompa.
16. Starter
Ini on / off dari bangku hidrolik.

2. Aliran Seragam dan kemiringan Saluran

Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah menurut tempat.


Konsep aliran seragam dan aliran kritis sangat diperlukan dalam peninjauan aliran
berubah dengan cepat atau berubah lambat laun. Perhitungan kedalaman kritis dan
kedalaman normal sangat penting untuk menentukan perubahan permukaan aliran
Terdapat dua kriteria utama untuk aliran seragam yaitu :
1. Kedalaman aliran
Luas penampang, penampang basah, dan debit aliran pada setiap penampang
dari suatu panjang aliran adalah tetap.
2. Garis energi
Garis permukaan aliran, dan sasar saluran sejajar, dan ini berarti bahwa
kemiringan garis energi (if), garis permukaan air (iw) dan dasar saluran (ib)
adalah sama atau : if= iw = ib

Apabila aliran terjadi di dalam suatu saluran, hambatan akan menghadang


aliran air dari hulu ke hilir. Hambatan tersebut berlawanan dengan komponen
gaya gravitasi di arah aliran. Aliran seragam terbentuk apabila hambatan
diimbangi oleh gaya gravitasi. Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar sebagai
berikut :

Gambar 3.2 sket keseimbangan gaya-gaya didalam aliran seragam


Kemiringan saluran atau slope adalah kemiringan memanjang dasar saluran. Biasanya
diatur oleh keadaan topografi dan tinggi energy yang diperlukan untuk mengalirkan
air. Persamaan-persamaan yang berhubungan dengan aliran seragam dan kemiringan
saluran adalah :

1. Persamaan Chezy
v=C √ RS

v = Kecepatan aliran (m/s)


C = Konstanta tahanan aliran
R = Jari-jari hidrolis (m)
S = Slope energi

2. Persamaan Manning
1
V = R2/3 S1/2
n

V = Kecepatan aliran (m/s)


n = Konstanta kekasaran manning
R = Jari-jari hidrolis (m)
S = Slope energy
3. Persamaan Reynold (Re)
ρvD vR
N ℜ= =
μ θ
Dimana
v = kecepatan aliran (m/s)
NRe= Bilangan reynold
ρ = Densitas (Kg/m3)
R = diameter hidrolisis (m)
µ = viskositas dinamis (Ns/m2)
θ = viskositas kinematis (m2/s)

Modul 2
1. Sifat Dasar Loncatan Hidrolik
Menurut Nurjanah (2014) dalam Ainun (2016), beberapa karakteristik dasar
loncatan air pada saluran terbuka antara lain sebagai berikut:

1. Kehilangan energi pada loncatan adalah sama dengan perbedaan


energy spesifik sebelum dan sesudah terjadinya loncatan.
2. Efisiensi loncatan hidrolik adalah perbandingan energi spesifik
Setelah loncatan air dengan sebelum loncatan hidrolik air.
3. Perbedaan kedalaman sebelum dan sesudah loncatan dinamakan tinggi
loncatan dengan menyatakan setiap besaran sebagai rasio terhadap energi
spesifik semuka.Apabila tipe aliran di saluran turbulen berubah dari aliran
superkritis menjadi subkritis, maka akan terjadi loncat air.
Loncat air merupakan salah satu contoh bentuk aliran berubah cepat (rapidly
varied flow). Gambar 13 Menunjukkan tampang memanjang saluran dengan
kemiringan berubah dari kemiringan curam menjadi landai. Keadaan ini terjadi
misalnya pada kaki bangunan pelimpah. Aliran di bagian hulu adalah subkritis
sedang di bagian hilir adalah superkritis.
2. Jenis Loncatan
Menurut Dermawan (2012), sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Biro Reklamasi Amerika Serikat jenis loncatan dapat dibeda-bedakan
berdasarkan bilangan froude (Fr), aliran yang terlibat yaitu aliran kritis:

a. Loncatan berombak

b. Loncatan lemah

c. Loncatan berosilasi
d. Loncatan tunak

e. Loncatan kuat

3. Loncatan Aliran
Di antara kedua tipe aliran tersebut terdapat daerah transisi dimana loncat
air terjadi (Aji, 2008).

Loncaant air.

(Sumber : Aji, 2008 dalam


Ainun, 2016).
Menurut Aji (2008) dalam Ainun (2016), loncatan hidrolik yang terjadi pada dasar
horizontal terdiri dari beberapa tipe. Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Biro
Reklamasi Amerika Serikat, tipe-tipe tersebut dapat dibedakan berdasarkan bilangan
Froude (Fr), yaitu :

a) Bilangan Froude (Fr) = 1, aliran kritis, sehingga tidak terbentuk loncatan.

b) Bilangan Froude (Fr) = 1 - 1,7, terjadi ombak pada permukaan air, dan loncatan yang
terjadi dinamakan loncatan berombak.

c) Untuk bilangan Froude (Fr) = 1,7 sampai 2,5, terbentuk rangkaian gulungan ombak pada
permukaan loncatan, tetapi permukaan air dihilir tetap halus. Secara keseluruhan
kecepatannya seragam, dan rugi-rugi energinya kecil dan dinamakan loncatan lemah.
Untuk bilangan Froude (Fr) = 2,5 sampai 4,5, terdapat semburan berisolasi menyertai
dasar loncatan bergerak ke permukaan dan kembali lagi tanpa perioda tertentu. Loncatan
ini dinamakan loncatan berisolasi. Untuk bilangan Froude (Fr) = 4,5 sampai 9,0, ujung-
ujung permukaan hilir akan bergulung dan titik dimana kecepatan semburannya tinggi
cenderung memisahkan diri dari aliran. Loncatan semacam ini sangat seimbang dan
karakteristiknya adalah yang terbaik. Loncatan ini dinamakan loncatan tetap.
d) Untuk bilangan Froude (Fr) = 9 dan yang lebih besar, kecepatan semburan yang tinggi
akan memisahkan hempasan gelombang gulung dari permukaan loncatan, menimbulkan
gelombang–gelombang hilir dan loncatan ini disebut loncatan kuat.

4. Karakteristik loncatan hidrolis (Anonim. 2012. Mekanika Fluida II. [Online]. Tersedia:
http://independent.academia.edu/sttlylh. [22 Mei 2017].)

a) Kehilangan energi
Selisih energi spesifik sebelum dan sesudah loncatan hidrolis.
b) Tinggi loncatan.
Selisih kedalaman air sebelum dan sesudah loncatan hidrolis.
c) Perbandingan kedalaman akibat loncatan hidrolis.
Untuk menilai efektivitas loncatan hidrolis terhadap stabilitas aliran
(bilangan Froude).
d) Panjang loncatan
Selisih posisi awal sebelum loncatan dan kedalaman stabil setelah mencapai
sub-kritis.

Modul 4
Notch pada dasarnya merupakan konstruksi dalam saluran terbuka. Notch biasanya
digunakan dalam pengukuran kecepatan aliran saluran terbuka. Notch akan memberikan
efek konstruksi pada aliran fluida sehinga ketinggian air diatas notch dapat digunakan
untuk menentukan kecepatan fluida dan dapat diukur untuk mewakili besaran debit yang
melaluinya. Alat ukur pada saluran pada saluran terbuka ini dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu u-notch dan v-notch.

1. V-notch
v-
notch
atau

triangle weir atau disebut


juga ukur debit Thompson merupakan alat uiurdebit yang biasaya digunakan dalam
pengukuran pada aliran yang debitnya kecil.
a) Bentuk dan ukuran bangunan ukur debit V-notch
Pintu ukur Thompson didasarkan pada prinsip aliran yang melimpahsempurna
melalui ambang tajam. Pada pintu ukur Thompson ambang berbentuk segitiga
siku-siku. Pintu ukur ini umumnya terbuat dari plat besi yang ditanamkan pada
pasangan batu.

Gambar 1.1 tampak atas


V-notch
Gambar 1.2 tampak Gambar 1.3 tampak atas
depan atas V-notch V-notch

b) Syarat-syarat bangunan v-notch


Agar mendapat hasil yang baik, maka ukuran sekat ukur ini harus memenuhi
syarat berikut ini:
1) h diukur pada titik dengan jarak minimal 2 h dibagian hulu pintu ukur.
2) Tebal ambang ukur harus antara 0,8 s/d 2 mm.
3) Permukaan air di bagian hilir pintu minimal 6 cm di bawah ambang
ukur bagian bawah.
4) Hh harus > 6 cm, untuk menghindari keselahan ukur.
5) Persamaan dikembangkan untuk h antara 38 cm dan h/P 2,4
6) Persamaan dikembangkan untuk v-notch yang sempurna, dalam arti
h/B harus = 0,2
7) Lebar saluran rata-rata B harus > 91 cm.
8) Bagian bawah v-notch (p) harus minimal 45 cm diatas bagian dasar
saluran bagian hulu.

Apabila alat ukur tidak memenuhi ketentuan diatas, maka alat ukur disebut alat
ukur v-notch yang tidak sempurna, dimana:
1) Hh/b yang dibutuhkan ≤ 0,4
2) Dasar ambang ukur bagian bawah cukup 10 cm diatas dasar saluran
sebelah hulu.
3) Lebar (b) saluran cukup dengan 10 cm, dan h bisa sampai 61 cm.

c) Rumus debit v-notch


Keterangan:
b = luas notch (m)
8 θ
Qv-notch = 15 b √ 2 g tan 2 h5/2 g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)

θ = sudut notch

h = tinggi air diatas notch (m)


Daftar Pustaka
Modul 1 dan 2
Anonim. 2014. Parts of Hydraulic Bench Machine. [Online]. Tersedia:
http://www.aboutcivil.org/parts-of-Hydraulic-Bench.html. [23 Mei 2017]

Finnemore, E. John. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Applications.

McGraw Hill: North America.

Giles, Ranald V. 1996. Seri Buku Schaum, Mekanika Fluida dan Hidraulika. Jakarta:
Erlangga.
Modul 3
Anonim. 2012. Mekanika Fluida II. [Online]. Tersedia:
http://independent.academia.edu/sttlylh. [22 Mei 2017].)
Ainun, Andi Asri. 2016. Hydraulic Jump. [Online]. Tersedia:
https://drive.google.com/file/d/0B3eKBCLmaWi6QmVuU3R2MjZEWUU/view. [22 Mei 2017]
Modul 4
Anonim. 2015. Mekanika Fluida II. [Online]. Tersedia:
http://personal.ftsl.itb.ac.id/iqbal/files/2010/02/thisslide_05.pdf. [23 Mei 2017].
Shellawati, Fany, dkk. 2015. Bangunan Ukur Thompson. [Online]. Tersedia:
https://www.academia.edu/17860581/Bangunan_Ukur_Thompson. [23 Mei 2017])

Anda mungkin juga menyukai