ABSTRAKSI
Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien gesek dan
merupakan hal penting dari sistem aliran fluida di dalam pipa karena berhubungan dengan
penggunaan energi. Distribusi fluida melalui sistem perpipaan merupakan hal yang banyak
ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya distribusi air bersih. Dengan bertambah
panjangnya pipa distribusi, maka kerugian jatuh tekan dari pipa juga semakin besar. Yang
menyebabkan daya pompa yang diperlukan untuk pendistribusian pun semakin besar. Dari
alasan tersebut maka dilakukan penelitian untuk menganalisa pengaruh penambahan partikel
Al₂O₃ dengan konsentrasi 60 ppm pada fluida uji. Percoban yang dilakukan menggunakkan
pipa bulat akrilik Ø 20mm dengan nilai bilangan Reynolds >4000 (aliran turbulen). Dari
percobaan ini didapatkan debit aliran, perbedaan ketinggian pada pressure gauge, dan
kecepatan aliran fluida air untuk mendapatkan hasil koefisien gesek yang akan dibandingkan
dengan penambahan partikel Al₂O₃ 60 ppm. Penambahan partikel Al₂O₃ 60 ppm membuat
penurunun friksi dibanding dengan fluida air murni pada titik friksi percobaan dengan hasil
percobaan ditampilkan kedalam bentuk grafik. Grafik yang ditampilkan merupakan
hubungan antara Bilangan Reynolds dan koefisien gesek dimana semakin besar Bilangan
Reynolds (turbulen) maka nilai koefisien gesek semakin kecil. Perbedaan ketinggian air
melalui alat ukur (pressure gauge) juga menunjukan besar kecilnya kerugian energi tersebut.
Semakin tingggi perbedaan ketinggian air antara tiap titik alat ukur tekanan maka kerugian
energi semakin besar.
Kata Kunci : Kerugian Jatuh Tekan,Koefisien Gesek, Pipa Mulu,Nano Partikel Al₂O₃,
Bilangan Reynolds
1
ppm. Dan digunakan pompa sentrifugal
yang dipakai dalam rumah tangga
difungsikan sebagai sistem untuk
memindahkan fluida dari suatu tempat ke
tempat lain. Sementara laju alirannya
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
kerugian energi yang dibutuhkan untuk Steady-Non Uniform Flow
memindahkan fluida disebut dengan Aliran mungkin akan berubah
kerugian jatuh tekan. terhaddap letaknya akan tetapi tidak
bervariasi terhadap waktu. Kecepatan dan
2. LANDASAN TEORI
potongan bidang dari alirannya mungkin
akan berubah dari satu potongan
2.1 Definisi Fluida kepotongan lain. Tetapi setiap potongan
Fluida adalah suatu zat yang dapat tidak akan bervariasi terhadap waktu.
berubah secara terus menerus bila
menerima tegangan geser walaupun
tegangan geser itu relatif kecil. Fluida
dalam keadaan diam artinya tidak ada gaya
geser yang bekerja pada fluida tersebut,
seluruh gaya akan tegak lurus pada bidang
fluida dimana gaya tersebut bekerja. Non Steady – Uniform Flow
2.2 Tipe Dan Karakteristik Aliran Pada suatu kecepatan disetiap titik
Fluida akan sama tetapi kecepatan akan bervariasi
Banyak kriteria yang dapat terhadap perubahan waktu. Contoh : aliran
digunakan untuk mengklasifikasikan fluida yang mempunyai kecepatan, mengalir
sebagai contoh aliran dapat digolongkan pada pipa yang berdiameter konstan
sebagai aliran steady atau unsteady, satu, seperti yang terjadi pada saat pompa mulai
dua atau tiga dimensi, seragam atau tidak dihidupkan.
seragam, laminer atau turbnulen dan dapat
mampat atau tidak mampat. Selai itu ,
𝜕𝑢
≠ 0
aliran gas ada yang subsonik, transonik, 𝜕
supersonik atau hipersonik, sedangkan zat
cair yang mengalir disaluran terbuka ada 𝜕𝑢
yang subkritis, kritis atau super kritis = 0
2.2.1 Karakteristik Aliran Fluida 𝜕
Non Steady Non Uniform
Dari keempat tipe aliran tersebut dapat Flow
terjadi 4 jenis kemungkinan aliran Potongan bidang aliran dan
Steady Uniform Flow kecepatannya berubah dari titik ketitik,
Aliran tidak berubah terhadap juga berubah dari waktu ke waktu. Contoh
letak dan waktu kecepatan dan : aliran yang bergelombang mengalir
potongan bidang aliran melalui suatu saluran.
dimana-mana akan sama.
Contoh : kecepatan aliran 𝜕𝑢
≠0
dalam pipa yang mempunyai 𝜕𝑠
diameter yang uniform. 2.2.2 Tipe Aliran Fluida
Dapat dibedakan dalam beberapa tipe
antara lain :
a. One dimensional flow
Adalah aliran dimana
parameter-parameternya
2
mempunyai gradien dalam satu A = luas penampang pipa (m)
arah, sama dengan arah aliran Q = debit aliran (m²/s)
(x).
b. Two dimensional flow Selain persamaan diatas dapat juga
Parameternya mempunyai menggunakan persamaan sebagai
gradien dalam 2 arah, arah berikut :
aliran (x) dan arah (tegak lurus) 𝑄=
𝑣
aliran y. .......................................(2.2)
𝑡
c. Three dimensional flow Dimana :
Parameternya mempunyai v = Volume aliran (m³)
gradien dalam 3 (tiga) arah,arah Q = debit aliran (m²/s)
laminar (x), arah (y) dan (z) t = waktu aliran (s)
aliran. b) Kecepatan fluida (V)
d. Laminar flow Didefinisikan besarnya debit aliran
Tidak terjadi percampuran yang mengalir persatuan luas.
partikel antar lapisan. 𝑄
𝑢 = 𝐴...............................(2.3)
e. Turbulent flow
Terjadi percampuran partikel Dimana :
antar lapisan. u = kecepatan atau laju aliran (m/s)
f. Subsonic flow Q = debit aliran (m³/s)
Alirannya < kecepatan suara A = luas penampang (m²)
g. Transonic flow 2.3 Klasifikasi Fluida
Alirannya = kecepatan suara Fluida merupakan suatu zat yang
h. Supersonic flow tidak mampu menahan gaya geser yang
Alirannya > kecepatan suara bekerja sehingga akan mengalami
i. Hypersonic flow deformasi. Fluida dapat diklasifikasikan
Alirannya >> kecepatan suara menjadi beberpa bagian tetepi secara garis
j. Critical flow besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi
Alirannya = permukaan dua bagian, yaitu Fluida Newtonian dan
gelombang elementer Non-Newtonian.
k. Sub critical flow 2.3.1 Fluida Newtonian
Alirannya < permukaan Fluida Newtonian adalah suatu
gelombang elementer. jenis fluida yang memiliki kurva shear
l. Super critical flow stress dan gradien kecepatan yang linier,
Alirannya > permukaan seperti air, udara, ethanol, benzene, dll.
gelombang elementer. Fluida Newtonian akan terus mengalir dan
viskositas fluida tidak berubah jika terjadi
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi
perubahan temperatur. Pada dasarnya
Aliran Fluida
fluida Newtonian adalah fluida yang
Ada beberpa faktor yang
mengikuti hukum Newton tentang aliran
mempengaruhi aliran fluida yaitu :
dengan persamaan :
a) Laju Aliran Volume 𝜕𝑢
Laju aliran volume disebut juga 𝜏=𝜇 .........................................(2.4)
𝜕𝑦
debit aliran (Q) yaitu jumlah Dimana :
volume aliran per satuan waktu. 𝜏 = Tegangan geser pada fluida
Debit aliran dapat dituliskan pada
𝜇 = Viskositas dinamik fluida
persamaan sebagai berikut : 𝜕𝑢
Q = A V ..............................(2.1) = Gradien kecepatan fluida
𝜕𝑦
Dimana : 2.3.2 Fluida Non-Newtonian
V = kecepatan aliran (m/s)
3
Fluida Non-Newtonian adalah catatan bahwa jika kg/m³ = 1000 g/(100
fluida yang tidak tahan terhadap tegangan cm)³, kemudian kerapatan yang diberikan
geser (shear stress), gradien kecepatan dalam g/cm³ harus dikalikan dengan 1000
(shear rate), dan temperatur seperti cat, untuk memberikan hasil kg/m³. Dengan
minyak pelumas, darah, bubur kertas, obat- demikian kerapatan air adalah 1,00 g/cm³,
obatan cair, dll. Viskositas fluida Non- akan sama dengan 1000 kg/m³.
Newtonian merupakan fungsi dari waktu 2.4.2 Berat Jenis (Specific Gravity)
dimana gradien kecepatannya tidak linier Berat jenis suatu bahan
dan tidak mengikuti hukum Newton didefinisikan sebagai perbandingan
tentang aliran. kerapatan bahan terhadap kerapatan air.
Berat jenis (specific gravity disingkat SG)
adalah besaran murni tanpa dimensi
maupun satuan, donyatakan pada
persamaan 2.12 dan 2.13 sebagai berikut :
Untuk fluida cair SGc =
𝜌𝑐 𝑘𝑔/𝑚³
[ ] ...............................(2.12)
𝜌𝑤 𝑘𝑔/𝑚³
Untuk fluida gas SGg =
𝜌𝑔 𝑘𝑔/𝑚³
Gambar 2.2 Hubungan antara shear [ ] ...............................(2.13)
stress – shear rate pada fluida Newtonian 𝜌𝑎 𝑘𝑔/𝑚³
dan non-newtonian[1] Dimana :
2.4 Sifat –Sifat Dasar Fluida 𝜌𝑐 = massa jenis cairan (kg/m³)
Cairan dan gas disebut fluida, 𝜌𝑤 = massa jenis air (kg/m³)
sebab zat tersebut dapat mengalir. Untuk 𝜌𝑔 = massa jenis gas (kg/m³)
mengerti aliran fluida maka harus 𝜌𝑎 = massa jenis udara (kg/m³)
mengetahui beberapa sifat dasar fluida. 2.4.3 Tekanan (Pressure)
Adapun sifat-sifat dasar fluida yaitu ; Tekanan didefinisikan sebagai gaya
kerapatan (density), berat jenis (specific per satuan luas, dengan gaya F dianggap
gravity), tekanan (pressure), kekentalan bekerja secara tegak lurus terhadap luas
(viscosity). permukaan A, maka :
𝐹 𝑘𝑔
2.4.1 Kerapatan (density) 𝑃 = [ ]................................(2.14)
Kerapatan atau density dinyatakan 𝐴 𝑚²
dengan ρ (ρ adalah huruf kecil yunani yang Dimana :
dibaca “ rho”), didefinisikan sebagai massa P = tekanan (kg/m²)
persatuan volume. F = gaya (kg)
𝑚 𝑘𝑔 A = luas penampang (m²)
𝜌 = [ ] Satuan tekanan dalam SI adalah
𝑣 𝑚³
Dimana : N/m². Satuan ini mempunyai nama resmi
ρ = kerapatan (kg/m³) Pascal (Pa), untuk penghormatan terhadap
m = massa benda (kg) Blaise Pascal dipakai 1 Pa = 1 N/m².
v = volume (m³) Namun untuk penyederhanaan, sering
Kerapatan adalah suatu sifat menggunakan N/m². Satuan lain yang
karakteristik setiap bahan murni. Benda digunakan adalah dyne/cm², lb/in², (
tersusun atas bahan murni, misalnya emas kadang disingkat dengan “psi”), dan
murni yang dapat memiliki berbagai kg/cm² (apabila kilogram adlah gaya :
ukuran ataupun massa, tetapi kerapatannya yaitu 1 kg/cm² = 10N/cm²). Konsep
akan sama untuk semuanya. Satuan SI tekanan sangat berguna terutama dalam
untuk kerapatan adalah kg/m³. Kadang beruurusan dengan fluida. Sebuah fakta
kerapatan diberikan dalam g/cm³. Dengan eksperimental menunjukan bahwa fluida
4
menggunakan tekanan ke semua arah. Hal Dimana :
ini sangat dikenal oleh para perenang dan ∆p = perbedaan tekanan (N/m²)
penyelam yang secara langsung merasakan g = gravitasi (m/s²)
tekanan air pada seluruh bagian tubuhnya. ∆h = pertambahan kedalaman
Pada titik tertentu dalam fluida diam, 𝜌 = kerapatan (kg/m³)
tekanan sama pada semua arah. Ini 2.4.4 Kekentalan (Viscosity)
diilutrasikan dalam 2.5. Bayangan fluida Kekentalan(viscosity) didefinisikan
dalam sebuah kubus kecil sehingga kita sebagai gesekan internal atau gesekan
dapat mengabaikan gaya gravitasi yang fluida terhadap wadah dimana fluida itu
bekerja padanya. Tekanan pada suatu sisi mengalir. Ini ada dalam cairan atau gas,
harus sama dengan tekanan pada sisi yang dan pada dasarnya adalah gesekan antar
berlawanan. Jika hal ini tidak benar, gaya lapisan fluida yang berdekatan ketika
netto yang bekerja pada kubus ini tidak bergerak melintasi satu sama lain atau
akan sama dengan nol, dan kubus ini akan gesekan antara fluida dengan wadah
bergerak hingga tekanan yang bekerja tempat ia mengalir. Dalam cairan,
menjadi sama. kekentalan disebabkan oleh gaya kohesif
antara molekul-molekulnya sedangkan gas
berasal dari tumbukan diantara molekul-
molekul tersebut.
5
tersebut. Energi dan kerja dinyatakan
dalam satuan N.m (Joule). Setiap fluida
yang sedang bergerak selalu mempunyai
energi. Dalam menganalisa masalah aliran
fluida yang harus dipertimbangkan adalah
menegrnai energi potensial energi kinetik
dan energi tekanan.
6
bilangan Reynolds, menurut [16] 2.6.2 Kerugian Head Minor
dinyatakan dengan rumus : Selain kerugian yang disebabkan
64 oleh gesekan, pada suatu jalur pipa juga
𝑓= ..............................(2.30)
𝑅𝑒 terjadi kerugian karena kelengkapan pipa
Untuk aliran turbulen dimana seperti belokan, siku, sambungan, katup,
Bilangan Reynolds lebih besar dari 4000. dan sebagainya yang disebut dengan
Maka hubungan antara Bilangan Reynolds, kerugian kecil (minor losses). Besarnya
faktor gesekan dan kekasaran relatif kerugian minor losses akibat adanya
menjadi kompleks. Faktor gesekan untuk kelengkapan pipa dirumuskan sebagai :
aliran aliran turbulen dalam pipa 𝑣²
didapatkan dari hasil eksperimen, antara ℎ𝑚 = Σ𝑛. 𝑘 .....................(2.37)
2𝑔
lain : Dimana :
a. Untuk daerah complete roughness, n = jumlah kelengkapan pipa
rough pipes yaitu : k = koefisien kerugian
1 3,7
= 2,0𝑙𝑜𝑔 ( )...........(2.31) v = kecepatan aliran fluida dalam pipa
√𝑓 𝜀/𝑑 untuk pipa yang panjang (L/d >>>
Dimana : 1000), minor losses dapat diabaikan tanpa
f = faktor gesekan kesalahan yang cukup berarti tetepi
𝜀 = kekasaran (m) menjadi penting pada pipa yang pendek.
b. Untuk pipa sangat halus seperti 2.7 Aliran Laminar Dan Turbulen
glass dan plastik, hubungan Aliran laminar didefinisikan
antara bilangan Reynolds dan sebagai aliran fluida yang bergerak dalam
faktor gesekan, dirumuskan lapisan-lapisan atau lamina-lamina dengan
sebagai : satu lapisan meluncur secara lancar pada
Blassius untuk Re = 3000 lapisan yang bersebelahan dengan saling
– 100.000 bertukar momentum secara molekuler saja.
0,316 Kecenderungan kearah ketidakstabilan dan
𝑓= ...........(2.32) turbulensi diredam habis oleh gaya-gaya
𝑅𝑒⁰’²⁵ geser viskos yang memberikan tahanan
Von Karman , untuk Re
sampai dengan 3.106 terhadap gerakan relatif lapisan-lapisan
1 𝑅𝑒√𝑓 fluida yang bersebelahan.
= 2,0𝑙𝑜𝑔 ( 2,51 )......(2.33) Dalam aliran turbulen, partikel-
𝑓
1 partikel fluida bergerak dalam lintasan-
= 2,0𝑙𝑜𝑔(𝑅𝑒√𝑓) −
𝑓 lintasan yang sangat tidak teratur, dengan
0,8.........(2.34) mengakibatkan pertukaran momentum dari
Untuk pipa kasar, menurut satu bagian fluida kebagian fluida yang
Von Karman yaitu : lain. Aliran turbulen dapat berskala kecil
1 𝑑
= 2,0𝑙𝑜𝑔 + yang terdiri dari sejumlah besar pusaran-
𝑓 𝜀
pusaran kecil yang cepat yang mengubah
1,74......................(2.35) energi mekanik menjadi ketidak mampu
balikan melalui kerja viskos ataupun dapat
Dimana harga f tidak tergantung pada
berskala besar seperti pusaran-pusaran
bilangan Reynolds.
besar yang berada disungai atau hempasan
Untuk pipa anatara kasar
udara. Pusaran-pusaran besar
dan halus atau dikenal
membangkitkan pusaran-pusaran yang
dengan daerah transisi
kecil yang pada gilirannya menciptakan
menurut Corelbrook –
turbulensi berskala kecil. Aliran turbulen
White yaitu :
1 𝜀/𝑑 2,51 berskala kecil mempunyai fluktuasi-
= −2,0𝑙𝑜𝑔 [ + ].......(2.36) fluktuasi kecil kecepatan yang terjadi
√𝑓 3,7 𝑅𝑒√𝑓
dengan frekuensi yang tinggi. Pada
7
umumnya, intensitas turbulensi meningkat mengetahui tipe aliran yang mengalir
dengan meningkatnya Bilangan Reynolds. dalam pipa tersebut untuk itu harus
Ketika aliran melewati awal ujung dihitung besarnya bilangan Reynolds
pipa, distribusi kecepatan didalam pipa dengan mengetahui parameter-parameter
mempunyai bentuk yang tidak teratur yang yang diketahui besarnya. Besarnya
disebut aliran sedang berkembang. Kondisi Reynolds (Re) dapat dihitung dengan
ini akan semakin berubah seiring menggunakan persamaan :
bertambahnya panjang dari inlet. 𝜌𝑑𝑣
𝑅𝑒 = ..................................(2.38)
Distribusi kecepatan yang terjadi masing- 𝜇
masing mengalami perubahan bentuk Dimana :
kontur. Setelah aliran mengalami fully 𝜌 = massa jenis fluida (kg/m³)
developed flow atau berkembang penuh, d = diameter dalam pipa (m)
maka distribusi kecepatan akan sergam v = kecepatan aliran rata-rata fluida
untuk jarak dari inlet semakin panjang. (m/s)
Untuk aliran laminar, panjang 𝜇 = viskositas dinamik fluida (Pa.s)
hidrodinamik untuk mencapai keadaan Karena viskositas dinamik dibagi
fully developed flow adalah kurang lebih dengan massa jenis fluida merupakan
120 dikalikan diameter dalam pipa. viskositas kinematik (v) maka Bilangan
Reynolds, dapat juga dinyatakan :
𝜇 𝑑𝑣
𝑣 = 𝜌 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑅𝑒 = 𝑣 ..............(2.39)
Aliran akan laminar jika bilangan
Reynolds kurang dari 2000 dan akan
turbulen jika bilangan Reynolds lebih
besar dari 4000. Jika bilangan Reynolds
terletak anatara 2000-4000 maka disebut
aliran transisi.
Sedangkan untuk menentukan nilai
\ dari Reynolds number (Re) untuk aliran
dalam pipa dengan aliran Nanofluida
digunakan :
𝜌𝑛𝑓 .𝑣.𝐷
𝑅𝑒𝑛𝑓 = ………………….(2.40)
𝜇𝑛𝑓
Dimana :
8
sambungan pada pipa dan alat ukur harus volume. Densitas pada nanofluida secara
dihindari. Hal ini bertujuan agar langsung terkait dengan fraksi volume
pengukuran tidak meleset dan stabil. Maka partikel. Suatu densitas akan menurun
lubang pengambilan beda tekanan pada nilainya dengan meningkatnya suhu cairan
umumnya ditempatkan pada bidang dengan cara non-linier. Hal ini terjadi
horizontal dari garis tengah pipa. Sama sebab non-linier adalah perbedaan
halnya untuk pengukuran gas, koefisien ekspansi termal dalam cairan
penumpukan sisa-sisa dari cairan atau uap dasar dan nano partikelnya. Densitas dari
harus dihindari, untuk itu lubang-lubang nanofluida dapat menggunakan persamaan
pengambilan beda tekanan biasanya
ditempatkan pada bagian atas pipa. 𝜌𝑛𝑓 = 𝜑𝜌𝑝 + (1 − 𝜑)𝜌𝑏𝑓 ............. (2.41)
Tekanan awal dan akhir dari plat orifice Dimana :
akan sanagat berbeda dari jarak orifice.
Oleh karena itu standart dari penentuan 𝜌nf = Nanofluid density (kg/m3)
jarak ini tergantung dari pipa yang 𝜌bf = Basefluid density (kg/m3)
digunakan. terlepas dari apakah orifice 𝜌p = Nanoparticles density
dipergunakan untuk pengukuran cairan, (kg/m3)
gas atau uap maka lokasi beda tekanan 𝜑 = Nanoparticles volumetric
untuk pengukuran dibagi dalam empat concentration (%)
bentuk yaitu :
1. Flange Taps 2.9.2 Viskositas Dinamik Nanofluida
2. Vena Contracta Taps Viskositas dinamik dari nanofluida
3. Pipe Taps dapat menggunakan persamaan :
1
4. Corner Taps 𝜇𝑛𝑓 = (1−𝜑)2,5 . 𝜇𝑏𝑓 …………… (2.42)
2.9 Nanofluida
Dimana :
Nanofluida merupakan cairan atau
𝜇nf = Nanofluid dynamic viscosity
fluida yang mengandung partikel yang
(kg/m.s)
berukuran nanometer, yang sering disebut
nanopartikel. Cairan ini direkayasa 𝜇bf = Basefluid dynamic viscosity
(kg/m.s)
suspense koloid nanopartikel dalam
cairan dasar nanopartikel yang digunakan 𝜑 =Nano particles volumetric
dalam nanofluida biasanya terbuat dari (kg/m.s)
logam, oksida, karbida, atau karbon
nanotube. Cairan dasar umum meliputi 3. METODOLOGI PENELITIAN
air, etilen glikol dan minyak. Nanofluida 3.1 Rancangan Alat Uji
memiliki sifat novel yang membuat Pada penelitian ini alat pengujian
mereka berpotensi berguna dalam banyak dirancang berdasarkan dasar teori dan
aplikasi dalam transfer panas, termasuk pengalaman dari dosen pembimbing. Alat
mikroelektronika, sel bahan bakar, proses pengujian ini dirancang sebagai alat
farmasi, pendingin mesin, penukar panas, dengan skala laboratorium, yaitu
chiller. Mereka menunjukkan penggunaan alat hanya ditujukan untuk
konduktivitas termal ditingkatkan dan penelitian dan pengambilan data dari
konveksi koefisien perpindahan panas sampel fluida dan perbedaan pipa yang
dibandingkan dengan air yang tidak diteliti.
bagus/kotor. Alat pengujian seperti yang terlihat
pada gambar 3.1 salah satunya terdiri dari
2.9.1 Densitas Nanofluida sebuah pipa acrylic bulat lurus dengan
Densitas merupakan jumlah suatu panjang pipa 2 meter,diameter luar pipa (Ø
zat yang terkandung pada suatu unit out) 25 mm dan diameter dalam pipa (Ø
in) 20 mm. Pada alat pengujian terdapat
9
rangkaian pipa penyalur fluida dengan berfungsi mengubah tenaga mekanis dari
diameter 1 inchi yang terhubung ke tangki suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi
air. Air di dalam tangki kemudian akan tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga
dihisap dan didorong oleh pompa ini berguna untuk mengalirkan cairan dan
sentrifugal sehingga mengalir melewati mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pipa acrylic yang berfungsi sebagai pipa pengaliran.
penguji. Pada pipa penguji terpasang 3 Salah satu jenis pompa pemindah
buah pipa besi penghubung (pressure tap) non-positif adalah pompa sentrifugal yang
dengan diameter 3 mm dimana pipa besi prinsip kerjanya mengubah energi kinetis
penghubung pertama dan kedua memiliki (kecepatan) cairan menjadi energi
jarak jarak dari katup bola (ball valve) potensial (dinamis) melalui suatu impeller
masing-masing 45 x Øin dan 85 x Øin, yang berputar dalam casing.
sedangkan untuk pipa besi penghubung
ketiga memiliki jarak 30 cm dari ujung
keluaran pipa acrylic. 3 pipa besi
penghubung akan terhubung ke (pressure
gauge) alat pengukur tekanan melalui
selang dengan diameter 3 mm.
10
percabangan dan saluran masuk pipa Termometer digunakan untuk
penguji. mengukur temperatur fluida di dalam
tangki air. Pada pengujian ini digunakan
termometer air raksa.
11
bukaan katup utama. Densitas diketahui
dengan cara mengukur temperatur fluida
didalam tangki untuk menentukan nilainya
berdasarkan sifat fisika air. Sedangkan
kecepatan aliran didapatkan dengan
mencari luas penampang pipa bulat,
selanjutnya debit aliran yang didapatkan
dibandingkan dengan luas
penampang tersebut. Fluida yang
Gambar 3.15 Pressure gauge digunakan pada percobaan ini adalah air
dan campuran penambahan partikel Al₂O₃
4. PENGOLAHAN DAN (Alumina) dengan penambahan 60 ppm
HASIL ANALISA DATA sebagai fluida pengujiannya, air yang
sudah di campurkan dengan nano partikel
4.1 Diagram Alur Penelitian tersebut berubah menjadi nanofluida. Nilai
Didalam melakukan penelitian Densitas dari nanofluida ini diperoleh
diperlukan beberapa tahapan agar dapat dengan menghitung menggunakan
berjalan lancar, sistematis dan sesuai persamaan densitas untuk nanofluida
dengan prosedur dan literatur yang ada. dengan terlebih dahulu diketahui densitas
dari masing-masing air dan juga
nanopartikelnya.
Dari tabel lampiran properti fisika
air dapat dilihat untuk temperatur tertentu
air memiliki nilai densitas/massa jenis,
berat jenis, viskositas dinamik dan
viskositas kinematik yang didapat dari
tabel tersebut dapat dimasukan dalam
persamaan Bilangan Reynold (persamaan
2.38) untuk menentukan karakteristik
aliran.
4.2.1 Perhitungan Data Fluida Air
Ketinggian H2O (h) didapatkan
dari tekanan pressure gauge pada tiap titik
tap yang di konversikan menjadi
ketinggian (h), dimana terdapat 3 titik tap
yaitu tap pertama dengan jarak 17 x Øin
Gambar 4.1 Diagram Alur/Flowchart dari katup utama, tap kedua 85 x Øin dari
Penelitian Kerugian Jatuh Tekan (Pressure katup utama dan tap ketiga berjarak 13mm
Drop) dari keluaran pipa. Untuk perbedaan
4.2 Hasil Perhitungan Data ketinggian (Δh) diketahui dengan
Dari pengujian yang telah membandingkan perbedaan ketinggian
dilakukan, didapatkan data pengujian antara tap 1 dan 3 (Δ₁₃) serta antara tap 2
perbedaan ketinggian (Δh) dalam meter dan 3 (Δ₂₃) dalam satuan meter.
yang telah dikonversikan dari perbedaan Contoh perhitungan :
tekan (Δp) pada pressure gauge, volume a. Perhitungan f₁₃
fluida dengan menggunnakan gelas ukur Diketahui :
dalam waktu tertentu yang dihitung g = Percepatan gravitasi (9.81 𝑚/𝑠 2 )
menggunakan stopwatch untuk D-in = diameter dalam pipa (0.02 𝑚)
mendapatkan debit aliran dari variasi L₁₃ = panjang pressure tap 1 dan 3 (
12
1.64 𝑚) a antara pressure tap 1 dan 3 (0.71 𝑚)
Δh₁₃ = perbedaan ketinggian H₂O ant u = kecepatan aliran (2.70 𝑚/𝑠)
ara pressure tap 1 dan 3 (0.82 𝑚)
u = kecepatan aliran (3.02 𝑚/𝑠) 2 𝑔 𝐷 Δh₁₃
2 𝑔 𝐷 Δh₁₃ 𝑓₁₃ =
𝑓₁₃ = 𝐿₁₃ ʋ²
𝐿₁₃ ʋ²
2 𝑥 9.81𝑚/𝑠² 𝑥 0.02 𝑚 𝑥 0.71 𝑚
2 𝑥 9.81 𝑚/𝑠² 𝑥 0.02 𝑚 𝑥 0.82 𝑚 =
= 1.64 𝑚 𝑥 2.70² 𝑚/𝑠
1.64 𝑚 𝑥 3.02² 𝑚/𝑠²
𝑓₁₃ = 0.023303
𝑓₁₃ = 0.021512
b. Perhitungan f₂₃
b. Perhitungan f₂₃
Diketahui :
Diketahui :
g = Percepatan gravitasi
g = Percepatan gravitasi (9.81 𝑚/𝑠 2 )
(9.81 𝑚/𝑠 2)
D-in = diameter dalam pipa (0.02 𝑚)
D-in = diameter dalam pipa (0.02 𝑚)
L₂₃ = panjang pressure tap 2 dan 3
L₂₃ = panjang pressure tap 2 dan 3
(0.8 𝑚)
(0.8 𝑚)
Δh₂₃= perbedaan ketinggian
Δh₂₃ = perbedaan ketinggian H₂O ant
nanofluida antara pressure tap 2 dan 3
ara pressure tap 2 dan 3 (0,36 m)
(0.15 m)
u = kecepatan aliran (3.02 𝑚/𝑠)
2 𝑔 𝐷 Δh₂₃ u = kecepatan aliran (2.70 𝑚/𝑠)
𝑓₂₃ =
𝐿₂₃ ʋ² 2 𝑔 𝐷 Δh₂₃
2 𝑥 9.81 𝑚/𝑠² 𝑥 0.02 𝑚 𝑥 0.36 𝑚 𝑓₂₃ =
= 𝐿₂₃ ʋ²
0.8 𝑚 𝑥 3.02² 𝑚/𝑠² 2 𝑥 9.81 𝑚/𝑠² 𝑥 0.02 𝑚 𝑥 0.15 𝑚
𝑓₁₃ = 0.019360 =
0.8 𝑚 𝑥 2.70² 𝑚/𝑠
𝑓₂₃ = 0.010092
Contoh perhitungan :
𝜌𝑑𝑢 Contoh perhitungan bukaan katup 90° :
𝑅𝑒 = Untuk mencari nilai dynamic viscosity
𝜐
Diketahui : nanofluida Al2O3 60 PPM digunakan
𝜌 = massa jenis fluida (995.7 kg/m³) persamaan (2.42) sebagai berikut :
D = diameter dalam pipa (0.02 𝑚) 1
𝜇𝑛𝑓 = 𝑥 𝜇𝑏𝑓
u = kecepatan aliran (3.02 m/s) (1 − 𝜑)2,5
1 𝑘𝑔
𝜐 =viskositaskinematik (8.009𝑥10 ̄⁷) 𝜇𝑛𝑓 = 𝑥 7.975𝑥10−4
(1 − 6𝑥10−5 )2,5 𝑚. 𝑠
𝑘𝑔
995.7 kg/m³ 𝑥 0.02 𝑚 𝑥 3.02 𝑚/𝑠 𝜇𝑛𝑓 = 7.9762𝑥10−4
𝑅𝑒 = = 𝑚.𝑠
8.009𝑥10̄ ̄⁷
75.090,87 Untuk mencari nilai bilangan Reynold
4.2.2 Perhitungan Data Fluida Dengan pada nanofluida Al2O3 60 PPM digunakan
Penambahan Partikel Al₂O₃ 60 ppm persamaan (2.40) sebagai berikut :
Contoh perhitungan bukaan katup 90° : 𝜌𝑛𝑓 . 𝑢. 𝐷
a. Perhitungan f₁₃ 𝑅𝑒𝑛𝑓 =
𝜇𝑛𝑓
Diketahui : 𝑘𝑔 𝑚
g = Percepatan gravitasi (9.81 𝑚/𝑠 2 ) 995.88 𝑥2.70 𝑥0.02 𝑚
𝑅𝑒𝑛𝑓 = 𝑚3 𝑠
D-in = diameter dalam pipa (0.02 𝑚) 𝑘𝑔
7.9762𝑥10−4 𝑚. 𝑠
L₁₃ = panjang pressure tap 1 dan 3
(1.64 𝑚) 𝑅𝑒𝑛𝑓 = 67,422.49
Δh₁₃= perbedaan ketinggian nanofluid
Dimana :
13
Renf = Nanofluid Reynold Number
𝜌nf = Nanofluid Density (kg/m3) Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Friksi
𝑢 = Kecepatan Aliran (m/s) Fluida Air Antara Hasil Percobaan Dengan
Teori Bilangan Reynolds Yang Sama
D-in = Diameter dalam pipa (m)
𝜇 bf = Basefluid Density (kg/m.s)
Bukaan
μnf = Nanofluid Dynamic No Katup f₁₃ f₂₃ Re f
Velocity (kg/m.s) ° Blassius
14
1
f 1-3 air murni Tabel 4.12 Perbandingan Nilai Friksi
f 2-3 air murni
f = 64/Re
f = 0.3164*Re
(-0.25) Fluida Dengan Penambahan Partikel
Al₂O₃ 60 ppm Antara Hasil Percobaan
Dengan Teori Bilangan Reynolds Yang
0,1
Sama
f
Bukaan
0,00 No Katup f₁₃ f₂₃ Re f
10³ 10⁴ 10⁵
Re
° Blassius
15
1
f1-3 nanofluida Al2O3 60 ppm
f2-3 nanofluida Al2O3 60 ppm
f = 64/Re
(-0.25) 1
f = 0.3164*Re f 1-3 air murni
f 2-3 air murni
f 1-3 nanofluida Al2O3 60 ppm
f 2-3 nanofluida Al2O3 60 ppm
(-0.25)
f = 0.3164*Re
f = 64/Re
0,1
f
0,1
f
0,00
10³ 10⁴ 10⁵
0,00
Re 10³ 10⁴ 10⁵
Re
16
5. PENUTUP 1. Variasi bukaan katup
menggunakan katup putar
5.1 Kesimpulan (adjustable valve) karena
Dari penelitian serta uji coba yang berpengaruh untuk
dilakukan, maka dapat beberapa mendapatkanm lebih banyak
kesimpulan, yaitu; nilai Re pada saat pengambilan
1. Nilai jatuh tekan pada bukaan data.
katup terendah yaitu katup 30°
menghasilkan ΔP₁₃ sebesar 2. Pengujian dengan penambahan
1465,17 Pa dan ΔP₂₃ sebesar partikel jenis lain pada alat uji
488,40 Pa untuk fluida air. Dan ini sangat diharapkan sebagai
untuk fluida dengan bahan pembanding dalam
penambahan partikel Al₂O₃ 60 penelitian ini agar penelitian
ppm pada katup 30° pada ΔP₁₃ semakin sempurna.
dan ΔP₂₃ tidak mendapatkan
DAFTAR PUSTAKA
tekanan yaitu ΔP = 0. Pada
fluida dengan penambahan 1. Smith Alexander .J., Physical
Al₂O₃ lebih cepat mengalami
Introduction to Fluid Mechanics, Jhon
kerugian jatuh tekan dibanding
dengan fluida air. Sedangkan Wiley & Sons, Inc. New Jersey, 2000
Karakteristik aliran (turbulen)
2. Munson, B,R., Fundamentals of Fluid
ditentukan oleh distribusi
Mechanics 4th Ed, Jhon Wiley &
kecepatan aliran pada pipa bulat
Sons, Inc., Lowa, 2002.
lurus. Jika distribusi kecepatan
3. Watanabe, K., Yanuar., and H
aliran dalam pipa semakin
Udagawa, “Drag Reduction of
menyempit kecepatan maksimal
Newtonian fluid in a Circular Pipe
berada pada garis sumbu pipa
with Highly Water-Repellent Wall.”
bulat maka menunjukan
Journal of Fluid Mech., p. 225.
kecenderungan aliran turbulen.
London, 1999.
2. Nilai friksi (koefisien gesek) 4. Kumar, K.L., Engineering Fluid
juga mempengaruhi nilai Mechanics, Eurasia Publishing House
perbedaan ketinggian (Δh₁₃ dan Ltd., 2000.
Δh₂₃). Semakin besar nilai friksi 5. Crane Co. Flow of Fluids Through
maka akan semakin tinggi nilai Valves, Fitting and Pipe. Tech Peper
perbedaan ketinggian (Δh). No. 410, 16th prinying. Crane Co.,
New York, 1976
3. Pada kondisi aliran turbulen dan 6. Ridwan., Mekanika Fluida Dasar,
pada pada Bilangan Reynolds Gunadarma University., Jakarta,1999.
yang sama, penambahan nano 7. Choi, U. S., “Enhancing Thermal
partikel membuat penurunan Conductivity of Fluids With
friksi dibanding dengan fluida Nanoparticles” Development and
air murni pada titik friksi Applications of Non-Newtonian
percobaan. Flows, D. A., Siginer and H. P, Wang,
eds., FED-vol. 231/Md-Vol 66,
5.2 Saran ASME, pp. 99-105, New York, 1995
Dari penelitian ini ada beberapa 8. Etmad, S. Gh. Turbulent Flow Friction
saran yang perlu dipertimbangkan untuk Loss Coefficients of fitting for Purely
penelitian selanjutnya, antara lain adalah Viscous Non-Newtonian Fluids. Int.
sebagai berikut :.
17
Comm. Heat Mass Transfer, 31, 763.,
New York,2004
18