Anda di halaman 1dari 14

ANALISA ALIRAN FLUIDA PADA PIPA diantaranya: acrylic, PVC, plastik, logam dan

ACRYLIC sebagainya. Material pipa yang digunakan sesuai


dengan kebutuhan dan tujuannya.
DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCI) DAN 38,1 MM Di dunia industri sebagian besar fluidanya
(1,5 INCI) mengalir pada pipa tertutup masalah utama yang terjadi
antara lain:
Disusun oleh: Eko Singgih Priyanto 1. Terjadinya gesekan sepanjang dinding
Fakultas Teknologi Industri, Teknik Mesin pipa.
2. Terbentuknya turbulensi akibat
ABSTRAKSI gerakan relatif dalam molekul fluida
yang dipengaruhi oleh viskositas
Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan fluida.
dibuat dengan menggunakan tiga buah pipa pengujian, 3. Terjadi kerugian tekanan.
diantaranya: pipa acrylic berdiameter 12,7 mm (0,5 Penelitian kami ditujukan untuk mengetahui
inci) dengan diameter dalam 9,5 mm (0,37 inci), pipa besarnya nilai bilangan Reynold (Re) fluida cair dan
acrylic berdiameter 25,4 mm (1inci) dengan diameter koefisien gesek (λ) pada pipa acrylic dengan
dalam 18 mm (0,71 inci) dan pipa acrylic berdiameter permukaan licin. Dan didalam penelitian, kami
38,1 mm (1,5 inci) dengan diameter dalam 32 mm (1,26 membandingkan nilai bilangan Reynold (Re) dan
inci). Pipa acrylic merupakan pipa pengujian koefisien gesek (λ) pada pipa acrylic diameter 12,7 mm
transparan, yang dapat membantu untuk melihat aliran (0,5 inci) dengan pipa acrylic diameter 25,4 mm (1 inci)
dari fluida tersebut. Analisa aliran fluida pada pipa dan pipa acrylic diameter 38,1 mm (1,5 inci). Penelitian
acrylic diameter 12,7 mm (0,5 inci) dan 38,1 mm (1,5 ini akan disesuaikan dengan diagram Moody yang
inci) dengan permukaan licin, bertujuan untuk sudah ada.
membandingkan nilai bilangan Reynold (Re) dan
koefisien gesek (λ) pada pipa acrylic diameter 12,7 mm
(0,5 inci) dengan nilai bilangan Reynold (Re) dan 1.2. Permasalahan
koefisien gesek (λ) pada pipa acrylic diameter 38,1 mm Dari latar belakang tersebut maka
(1,5 inci). Pengamatan dari grafik Re- λ yang permasalahan yang diambil adalah “Analisa Aliran
ditampilkan untuk menganalisa apabila nilai Reynold Fluida Pada Pipa Acrylic Diameter 12,7 mm (0,5 inci)
(Re) jika semakin meningkat dan pengaruhnya Dan 38,1 mm (1,5 inci)”.
terhadap nilai koefisien geseknya (λ). Hasil dari
tampilan grafik Re- λ akan disesuaikan dengan diagram
Moody. 1.3. Batasan Masalah
Untuk mempermudah penelitian khususnya
PENDAHULUAN dalam perhitungan data maka dilakukan pembatasan-
pembatasan dan asumsi-asumsi. Pembatasan masalah
1.1. Latar Belakang dan asumsi tersebut antara lain:
Setiap hari kita selalu berhubungan dengan 1. Fluida yang digunakan adalah
fluida tanpa kita sadari. Kita dapat melihat instalasi termasuk dalam fluida incompressible
perpipaan air pada rumah yang kita tempati. Fenomena (tak mampu mampat) sehingga
pada fluida yang dapat kita lihat dalam kehidupan persamaan yang digunakan adalah
sehari-hari. Benturan air antara pipa ketika keran air persamaan fluida tak mampu mampat.
ditutup secara tiba-tiba. Pusaran air yang kita lihat 2. Fluida yang digunakan dianggap
ketika air didalam bak mandi dikeluarkan melalui sebagai fluida newtonian.
lubang pembuangannya. Radiator air atau uap panas 3. Viskositas fluida disesuaikan dengan
untuk memanaskan rumah dan radiator pendingin temperatur fluida cairnya.
dalam sebuah mobil yang bergantung pada aliran fluida 4. Fluida yang mengalir dalam pipa
agar dapat memindahkan panas dengan efektif. berkembang penuh dan tidak terjadi
Pada perkembangan dunia industri yang kebocoran pada rangkaian, sehingga
semakin pesat beriringan dengan memasuki era volume dalam rangkaian dianggap
globalisasi, sangat banyak sekali dilakukan penemuan- konstan.
penemuan yang dikembangkan lewat penelitian yang 5. Permukaan pipa yang diamati
dilakukan oleh para ahli dan engineering dengan tujuan dianggap sebagai permukaan licin.
untuk mengetahui nilai bilangan Reynold (Re) suatu 6. Nilai koefisien gesek (λ) hanya pada
fluida dan koefisien gesek (λ) dari berbagai jenis pipa. pipa pengujian, yaitu: pipa acrylic
Di dunia industri banyak sekali diameter 12,7 mm (0,5 inci) dan pipa
menggunakan pipa dalam pendistribusian fluida cair acrylic diameter 38,1 mm (1,5 inci).
dalam melakukan proses produksi. Misalnya saja pada 7. Membandingkan nilai bilangan
Perusahaan Air Minum (PAM) dan Perusahaan Reynold (Re) dan koefisien gesek (λ)
Tambang Minyak Negara (PERTAMINA). pada pipa acrylic diameter 12,7 mm
Pipa memiliki berbagai bentuk penampang (0,5 inci) dengan pipa acrylic diameter
dan ukurannya. Yang sering banyak digunakan oleh 38,1 mm (1,5 inci).
umum adalah pipa yang berbentuk lingkaran. Dan
material pipa yang digunakan bermacam-macam,
1.4. Tujuan Penelitian mm (0,5 inci), 25,4 mm (1 inci) dan 38,1 mm (1,5 inci)
Tujuan dari penelitian yang kami lakukan yang mempunyai permukaan licin. Membandingkan
adalah membuat alat uji kehilangan tekanan didalam nilai bilangan Reynold (Re) dan koefisien gesek (λ)
sistem perpipaan pada pipa acrylic diameter dalam 12,7 pada pipa acrylic diameter 12,7 mm (0,5 inci) dengan
pipa acrylic diameter 25,4 mm (1 inci) dan pipa acrylic Definisi yang lebih tepat untuk membedakan
diameter 38,1 mm (1,5 inci). zat padat dengan fluida adalah dari karakteristik
deformasi bahan-bahan tersebut. Zat padat dianggap
sebagai bahan yang menunjukkan reaksi deformasi
1.5. Metode Penelitian yang terbatas ketika menerima atau mengalami suatu
Metode penelitian yang dilakukan penulis gaya geser (shear)[6]. Sedangkan fluida memperlihatkan
yaitu sebagai berikut: fenomena sebagai zat yang terus menerus berubah
a) Metode studi pustaka, yaitu bentuk apabila mengalami tegangan geser, dengan kata
dengan mengumpulkan bahan- lain yang dikategorikan sebagai fluida adalah suatu zat
bahan penulisan dari buku-buku yang tidak mampu menahan tekanan geser tanpa
sebagai bahan dasar teori dari berubah bentuk[1]. Jadi dapat disimpulkan fluida itu
hasil penelitian di lapangan. merupakan suatu zat yang dapat dengan mudah berubah
b) Metode internet, yaitu dengan bentuk, tergantung dari tempat fluida itu berada. Fluida
mencari bahan dasar teori dapat dikatakan statis bila fluida tersebut dalam
mengenai mekanika fluida keadaan tidak bergerak atau diam pada suatu wadah dan
melalui website. dapat dikatakan kinematis bila fluida tersebut bergerak
c) Metode studi lapangan, yaitu secara terus-menerus (continue) akibat adanya suatu
dengan mengambil data dari alat gaya gesek atau tekan seberapapun kecilnya.
uji yang telah dibuat. Fluida secara umum bila dibedakan dari
sudut kemampatannya (compresibility), maka bentuk
fluida terbagi dua jenis, yaitu; compressible fluid dan
1.6. Sistematika Penulisan incompressible fluid. Yang dimaksud dengan
Sistematika penulisan skripsi ini compressible fluid adalah fluida yang tingkat
berdasarkan isi setiap bab yang ada didalam skripsi kerapatannya dapat berubah-ubah kons tan ,
yaitu:
1. PENDAHULUAN contohnya; zat berbentuk gas. Sedangkan
Berisi tentang latar belakang incompressible fluid adalah fluida yang tingkat
permasalahan yang menjadi penyebab kerapatannya tidak berubah atau perubahannya kecil
penulis melakukan penelitian, tujuan sekali dan dianggap tidak ada kons tan ,
penelitian, pembatasan masalah dan
ringkasan tentang sistematika contohnya; zat berbentuk cair.
penulisan skripsi.
2.2. Sifat-Sifat Fluida
2. DASAR TEORI Semua fluida sejati mempunyai atau
Berisi tentang hipotesis teori serta menunjukkan sifat-sifat atau karakteristik-karakteristik
beberapa penjelasan mengenai istilah / yang penting.
variable-variabel yang berkaitan dalam
penelitian ini antara lain: viskositas, 2.2.1. Kerapatan (density)[1]
densitas, debit aliran, aliran Kerapatan (density) adalah merupakan
Newtonian, dan aliran non-Newtonian, jumlah atau kuantitas dari suatu zat. Nilai kerapatan
aliran laminar, aliran transisi, aliran (density) dapat dipengaruhi oleh temperatur, semakin
turbulen, bilangan Reynolds, koefisien tinggi temperatur maka kerapatan suatu fluida semakin
gesek. berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul-
3. SET UP ALAT DAN PENGUJIAN molekul fluida semakin berkurang. Kerapatan (density)
Berisi tentang alat yang digunakan, dapat dinyatakan dalam tiga bentuk:
skema rangkaian pengujian, prosedur 1. Mass density (ρ) satuan dalam SI adalah kg/m3.
pengujian serta kelemahan dan Mass density adalah ukuran untuk konsentrasi zat
keterbatasan pengujian, juga berisi tersebut. Sifat ini ditentukan dengan cara
mengenai unit pengujian, persiapan menghitung ratio massa zat yang terkandung
pengujian, prosedur pengujian, metode dalam suatu bagian tertentu terhadap volume
pengambilan data dan pengolahan bagian tersebut. Hubungannya dapat dinyatakan
data. sebagai berikut:
4. DATA DAN PEMBAHASAN m
Berisi tentang analisa data-data dan ρ (2-1)[2]
interprestasi hasil pengolahan data.
5. KESIMPULAN Dimana: ρ adalah massa density (kg/m3).
Berisi tentang kesimpulan data, alat, m adalah massa fluida (kg).
pengujian dan penelitian serta saran adalah volume fluida (m3).
yang mungkin dapat digunakan untuk 2. Berat spesifik / berat jenis (specific weight)
penelitian selanjutnya. dengan simbol γ adalah massa jenis dari suatu zat
yang dipengaruhi gaya tarik bumi atau gravitasi.,
TEORI DASAR satuan dalam SI adalah N/m3. Jadi hubungannya
dapat dinyatakan sebagai berikut:
2.1. Definisi Fluida
γ = ρ.g (2-2)
Dimana: ρ adalah massa density (kg/m3).
g adalah percepatan gravitasi (9,81 m/s2).
3. Spesifik gravity (s.g) Viskositas dinamik adalah sifat fluida yang
Spesifik gravity adalah perbandingan antara menghubungkan tegangan geser dengan gerakan
kerapatan suatu zat dengan kerapatan air. Spesifik fluida. Viskositas dinamik tampaknya sama
gravity tidak mempunyai satuan. dengan ratio tegangan geser terhadap gradien
ρ
kecepatan sehingga karena itu dimensinya adalah
s.g (2-3)[2] gaya kali waktu per satuan luas atau massa per
ρw satuan panjang dan waktu.
τ
Dimana: s.g adalah spesifik grafity. μ (2-6)
ρ adalah kerapatan suatu zat (kg/m3). du
dy
ρ w adalah kerapatan air (kg/m3).
2.2.2. Laju Aliran Massa
Laju aliran massa fluida yang mengalir N
2 N.s kg
dapat diketahui dengan persamaan dibawah ini: Satuan dalam SI μ = m
m 2
m m.s
m ρ V A (2-4)[2] s
atau; m

V A Dimana: μ adalah viskositas dinamik (kg/m.s).


m (2-5)[2]
τ adalah tegangan geser (N/m2).
V du/dy adalah gradien kecepatan
((m/s)/m).
Dimana: m adalah laju aliran massa (kg/s).
V adalah kecepatan aliran fluida (m/s). 2. Viskositas kinematik
Viskositas kinematik adalah perbandingan antara
viskositas dinamik dengan kerapatan fluida.
V adalah volume jenis (m3/kg).
μ
v= (2-7)
2.2.3. Viskositas ρ
Viskositas adalah ukuran ketahanan sebuah
fluida terhadap deformasi atau perubahan perubahan kg 2
bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, m.s m
tekanan kohesi dan laju perpindahan momentum Satuan dalam SI v =
molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun kg s
3
dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur, hal m
ini disebabkan gaya-gaya kohesi pada zat cair bila
dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin Dimana: v adalah viskositas kinematik (m2/s).
bertambahnya temperatur pada zat cair yang μ adalah viskositas dinamik (kg/m.s).
menyebabkan berturunnya viskositas dari zat cair ρ adalah kerapatan fluida (kg/m3).
tersebut. Viskositas dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Viskositas dinamik atau viskositas mutlak atau
absolute viscosity
Q
2.3. Debit Aliran V= (2-12)
Debit aliran adalah volume fluida yang 1 2
dikeluarkan tiap detiknya. Debit aliran dipergunakan πD
untuk menghitung kecepatan aliran pada masing- 4
masing pipa eksperimen. Yaitu dengan memakai rumus Dimana: Q adalah debit aliran (m3/s).
debit aliran. V adalah kecepatan aliran (m/s).
A adalah luas penampang (m2).
Q= (2-8) adalah volume fluida (m3).
t D adalah diameter pipa (m).
Dari persamaan kontinuitas didapat
Q = V.A (2-9) 2.4. Aliran Fluida
Maka 2.4.1. Klasifikasi Aliran
Banyak kriteria yang dapat digunakan untuk
Q mengklasifikasikan fluida sebagai contoh aliran dapat
V= (2-10) digolongkan sebagai aliran steady dan unsteady, satu,
A
dua, atau tiga dimensi, seragam atau tidak seragam
Dimana laminer atau turbulen dan dapat mampat atau tidak
1 2 dapat mampat. Selain itu, aliran gas ada yang subsonik,
A= πD (2-11) transonik, supersonik atau hipersonik, sedangkan zat
4 cair yang mengalir disalurkan terbuka ada yang sub
Dengan memasukkan nilai A maka didapat kritis, kritis atau super kritis.
Namun secara garis besar dapat dibedakan
atau dikelompokan jenis aliran adalah sebagai berikut :
1. Aliran tunak (steady)
Suatu aliran dimana kecepatannya tidak b. Aliran Transisi
terpengaruh oleh perubahan waktu sehingga Aliran transisi merupakan aliran
kecepatan konstan pada setiap titik (tidak peralihan dari aliran laminer ke
mepunyai percepatan). aliran turbulen. Ketika kecepatan
2. Aliran seragam (uniform) aliran itu bertambah atau
Suatu aliran yang tidak terjadi perubahan baik viskositasnya berkurang (dapat
besar maupun arah, dengan kata dengan kata lain disebabkan temperatur meningkat)
tidak terjadi perubahan kecepatan dan penampang maka gangguan-gangguan akan
lintasan. terus teramati dan semakin
3. Aliran tidak tunak (unsteady) membesar serta kuat yang akhirnya
Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan suatu keadaan peralihan tercapai.
terhadap waktu. Keadaan peralihan ini tergantung
4. Aliran tidak seragam (non uniform) pada viskositas fluida, kecepatan
Suatu aliran yang dalam kondisi berubah baik dan lain-lain yang menyangkut
kecepatan maupun penampang berubah. geometri aliran dimana nilai
bilangan Reynoldsnya antara 2300
2.4.2. Tipe-tipe Aliran[3] sampai dengan 4000.
a. Aliran Laminer
Aliran laminer didefinisikan sebagai c. Aliran Turbulen
aliran dengan fluida yang bergerak Aliran turbulen didefinisikan
dalam lapisan-lapisan atau lamina- sebagai aliran yang dimana
lamina dengan satu lapisan meluncur pergerakan dari partikel-partikel
secara lancar. Dalam aliran laminer fluida sangat tidak menentu karena
ini viskositas berfungsi untuk mengalami percampuran serta
meredam kecenderungan terjadinya putaran partikel antar lapisan, yang
gerakan relatif antara lapisan, mengakibatkan saling tukar
sehingga aliran laminer memenuhi momentum dari satu bagian fluida
pasti hukum viskositas Newton yaitu ke bagian fluida yang lain dalam
: skala yang besar di mana nilai
du bilangan Reynoldsnya lebih besar
τ=μ (2-13) dari 4000. Dalam keadaan aliran
dy turbulen maka turbulensi yang
terjadi membangkitkan tegangan
Aliran laminer ini mempunyai nilai geser yang merata diseluruh fluida
bilangan Reynoldsnya kurang dari sehingga menghasilkan kerugian-
2300. kerugian aliran.

Vz (jagged
Vz line)

r
z
r θ
z
θ

Vz max Vz (smooth line)


Gambar 2.2 Distribusi Kecepatan Aliran Turbulen
Gambar 2.1 Dalam Pipa Tertutup[4]
Distribusi Kecepatan Aliran Laminar
Pada Pipa Tertutup[4]
2.5. Persamaan Kontinuitas[5] Volume fluida yang melalui titik 1 1 , yaitu yang
Laju aliran massa didefinisikan sebagai
massa fluida (m) yang melalui titik tertentu per satuan melewati luasan (A1) dalam waktu (t) adalah A1.L1.
waktu (t). Karena kecepatan fluida yang melewati titik 1 adalah
V1
A1 L
V1 = 1 , laju alir massa m
.

melalui luasan (A1)


t t
adalah

L1

Gambar 2.3 Laju Aliran Massa Fluida Pada Titik1[5]


1 2 1 2
.m.V 2 .m.V1 P1 .A1 .L1 P2 .A 2 .L 2 m.g.y 2 m.g.y 1
m ρ1 . 1 ρ1 .A1 .L1 2 2
ρ1 .A1 .V1 (2.14)[5] (2.22) [5] (2.14)[5]
t t t Massa m mempunyai volume A1.L1 = A2.L2, sehingga:
Hal yang sama terjadi pada titik 2, yaitu yang melewati
luasan (A2), laju alir massa adalah ρ2.A2.V2 2 2
1 .ρ.( A1 .L1 ).V2 1 .ρ.( A1 .L1 ).V1 =
2 2
P1.A1.L1− P2.A2.L2 − ρ.(A1.L1).g.y2 + ρ.(A1.L1).g.y1
(2.23)[5]
Sehingga persamaan dapat dibagi dengan A1.L1 = A2.L2,
untuk memperoleh:

1 2 1 2
.ρ.V2 .ρ.V1 P1 P2 ρ.g.y 2 ρ.g.y1
2 2
[5]
(2.24)
Setelah disusun ulang akan diperoleh:
Gambar 2.4 Laju Aliran Massa Fluida Pada Titik1 Dan Titik 2[5] 2 2
P1 1 .ρ.V1 ρ.g.y1 P2 1 .ρ.V2 ρ.g.y 2
2 2
Karena tidak ada aliran fluida di dalam dan atau diluar = tekanan total konstan (2.25) [5]
sisi, laju alir melalui A1 dan A2 harus sama. Dengan Persamaan tersebut disebut persamaan Bernoulli.
demikian: Persamaan (2.25) menyatakan bahwa energi
ρ1.A1.V1 = ρ2.A2.V2 (2.15)[5] per satuan volume. Fluida tetap konstan di sepanjang
2
sebuah garis arus. Di sini 1 .ρ.V1 disebut tekanan
yang disebut persamaan kontinuitas. Jika ρ1 = ρ2, maka 2
persamaan kontinuitas menjadi: dinamik, P tekanan statik, dan ρ.g.y tekanan potensial.
A1.V1 = A2.V2 (2.16)[5] Persamaan Bernoulli ideal adalah alirannya
konstan sepanjang lintasan dan mengabaikan segala
kerugian yang terjadi dalam lintasan fluida.
2.6. Persamaan Bernoulli[5] 2
V p
gz + + = konstan (2-26)
2 ρ
suku terakhir, p/ρ adalah kerja aliran atau energi aliran
per massa satuan. Kerja aliran adalah kerja bersih (neto)
yang dilakukan oleh elemen fluida terhadap
lingkungannya selagi fluida tersebut mengalir.
Perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.5. Aliran Fluida Pada 2 Titik[5]


Gambar 2.6. Kerja Yang Dilakukan Oleh Tekanan
Fluida pada sisi kiri titik 1 mengerjakan tekanan P1 dan Yang Bekerja Terus
melakukan sebesar:
W1 = F.L1 = P1.A1. L1 (2.17)[5]
Pada titik 2, usaha yang dilakukan adalah : Gambar tersebut memperlihatkan suatu
W2 = -P2.A2. L2 (2.18)[5] analogi turbin yang terdiri dari suatu satuan bersudut
Tanda negatif menyatakan bahwa gaya yang bekerja yang berputar bila fluida mengalir melaluinya, dengan
pada fluida berlawanan dengan arah gerakan. melakukan torsi pada porosnya. Persamaan untuk dua
Usaha juga dilakukan pada fluida oleh gaya titik pada suatu garis aliran adalah:
gravitasi. Untuk menggerakkan massa m, dengan V1
2
p1
2
V2 p2
volume A1.L1 = A2.L2, dari titik 1 ke titik 2, usaha yang y1 y2 = head total
dilakukan oleh gravitasi adalah: 2g ρg 2g ρg
W3 = − m.g.(y2 − y1) (2.19)[5] (2.19)[5]
Usaha total yang dilakukan pada fluida adalah: konstan (2-27)
W = W1 + W2 + W3 (2.20)[5] 2 2
p1 p2 V1 V2
W = P1.A1.L1 − P2.A2.L2 − m.g.y2 + m.g.y1 (2.21)[5] y1−y2+ = head total konstan
Sesuai teorema usaha dan energi, usaha total γ 2g
yang dilakukan pada suatu sistem sama dengan
perubahan energi kinetiknya, sehingga: (2-28)
dengan energi per satuan berat konstan di sepanjang Osborn Reynolds telah mempelajari untuk
2 p mencoba menentukan bila dua situasi aliran yang
garis arus. Disini V adalah head kecepatan. berbeda akan serupa secara dinamik bila memenuhi:
2g ρg 1. Kedua aliran tersebut serupa secara geometrik,
head tekanan, dan y head potensial. Dalam hal ini yakni ukuran-ukuran linear yang bersesuaian
ρg digantikan dengan γ . mempunyai perbandingan yang konstan.
2. Garis-garis aliran yang bersesuaian adalah serupa
2.7. Bilangan Reynolds secara geometrik, atau tekanan-tekanan dititik-
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak titik yang bersesuaian mempunyai perbandingan
berdimensi yang dapat membedakan suatu aliran konstan.
dinamakan laminer, trasnsisi atau turbulen.
Dalam menyimak dua situasi aliran yang ρ
serupa secara geometrik, Reynolds menyimpulkan (elevasi) sumbu pipa, maka z + adalah
bahwa aliran-aliran tersebut akan serupa secara dinamik γ
jika persamaan-persamaan diferensial umum yang ketinggian suatu titik pada garis gradien hidrolik.
menggambarkan aliran-aliran tersebut identik. Bentuk ρ
persamaan sebagai berikut : Tempat kedudukan harga-harga z + sepanjang
γ
VDρ jalur pipa memberikan garis gradien hidrolik. Kerugian,
Persamaan (1) Re = (2-29) atau ketakmampubalikan, menyebabkan garis ini
μ menurun dalam arah aliran. Jadi kerugian tinggi tekan
μ atau head loss (hL) merupakan suatu kerugian yang
Persamaan (2) v= (2-30) dialami aliran fluida selama bersikulasi di mana
ρ kerugian itu tergantung pada geometri penampang
saluran dan parameter-parameter fluida serta aliran itu
Dengan mensubsitusikan persamaan (2) kedalam sendiri.
persamaan (1) maka didapat : 3. Kerugian tinggi tekan (head loss) dapat dibedakan
VD atas:
Re = (2-31)  Kerugian gesekan dalam pipa (major losses)
v Kerugian gesekan dalam pipa atau mayor
Dimana: V = adalah kecepatan fluida yang losses merupakan kerugian yang disebabkan oleh
mengalir (m/s). gesekan aliran dengan pipa sepanjang lintasan.
D = adalah diameter dalam pipa (m). Kerugian ini tergantung pada jenis, panjang serta
ρ = adalah massa jenis fluida (kg/m³). diameter pipa yang digunakan.
μ = adalah viskositas dinamik fluida Jadi kerugian gesekan Untuk perhitungan
(kg/ms) atau (N.s/m²). aliran didalam pipa pada umumnya dipakai persamaan
v = adalah viskositas kinematik fluida Darcy-Weisbach
(m²/s). 2
Pada fluida air suatu aliran diasumsikan L V
laminer bila aliran tersebut mempunyai bilangan hL f (2-33)[6]
D 2g
Reynolds (Re) kurang dari 2300, untuk aliran transisi
berada pada bilangan Reynolds (Re) 2300 < 4000. hL adalah kerugian tinggi tekan, jatuh garis gradien
Sedangkan untuk aliran turbulen mempunyai bilangan hidrolik, dalam panjang pipa L, yang mempunyai garis
Reynold (Re) lebih dari 4000. tengah dalam D dan kecepatan rata-rata V. hL
mempunyai dimensi panjang dan dinyatakan dalam foot
2.8. Head [6] pound per pound atau meter newton per newton.
Head atau tinggi tekan dapat didefinisikan Dalam menghitung kerugian tinggi tekan
sebagai tekanan yang dinyatakan dalam tinggi kolom (hL), terlebih dahulu tentukan tipe aliran yang terjadi
zat cair. dalam pipa (laminar atau turbulen) dengan cara mencari
Ada tiga bagian dari head, yaitu: nilai dari bilangan Reynold (Re). jika tipe aliran yang
1. Head statis (static head) terjadi adalah laminer, maka untuk nilai koefisien
Head statis merupakan suatu tinggi tekan 64
yang dihitung berdasarkan perbedaan tinggi antara kerugian akibat gesekan (f) = .
muka air di sisi ke luar dan di sisi isap di mana hanya Re
dipengaruhi ketinggian dan tidak dipengaruhi debit Sedangkan untuk aliran turbulen dapat
aliran. Head statis secara keseluruhan dapat dihitung menggunakan diagram moody, seperti terlihat pada
dengan persamaan: lampiran.
hS hS hS (m) (2-32)[6] Dengan mengukur debit dan garis tengah
intake outlet dalam, maka kita dapat menghitung kecepatan rata-rata.
Keterangan : menggunakan tanda positif apabila muka Kerugian tinggi tekan hL diukur dengan manometer
air di sisi ke luar lebih tinggi dari pada sisi isap. diferensial yang dipasang pada lubang pizometer di
2. Kerugian tinggi tekan (head loss) penampang 1 dan penampang 2, yang berjarak antara L.
Dalam aliran tak mampu mampat steady  Kerugian pada perubahan geometri (minor losses)
didalam pipa, ketakmampubalikan dinyatakan dalam Merupakan kerugian yang akan terjadi
kerugian tinggi-tekan, atau jatuh (penurunan atau drop) apabila ukuran pipa, bentuk penampang atau arah aliran
garis gradien hidrolik Garis gradien hidrolik terletak berubah. Kerugian ini dapat pula disebut kerugian lokal
ρ
karena hanya terdapat pada daerah tertentu saja dalam
diatas sumbu pipa, dan jika z ialah ketinggian lintasan aliran fluida.
γ
Secara umum kerugian ini dapat dihitung (b) Untuk aliran turbulen, banyak ahli hidraulika telah
dengan persamaan berikut: mencoba menghitung f dari hasil-hasil percobaan
2 mereka sendiri dan dari percobaan orang lain.
V 1. Untuk aliran turbulen dalam pipa-pipa mulus
hL
minor
f (m) (2-34)[6]
2g
dan kasar, hukum-hukum tahanan universal
dapat diturunkan dari
3. Head total
Head total merupakan keseluruhan head 8τ 0 [7]
dari suatu kondisi kerja pompa yang melewati beberapa
f 2 (2.40)
ρV
bagian. Head total yang tersedia harus dapat
mengalirkan fluida sebanyak yang dibutuhkan. 2. Untuk pipa-pipa mulus Blasius
Umumnya persamaan yang digunakan, yaitu: menganjurkan untuk bilangan-bilangan
Reynolds antara 3000 dan 100000,
2 2
P2 P1 v1 v2
hT hS h L (m) 0,316
γ 2 g f 0, 25 (2.41)[7]
[6] Re
(2-35)
2.10. Tekanan Dalam Fluida
Tekanan (p), diefinisikan sebagai gaya
Eksperimentasi menunjukkan kenyataan sebagai berikut persatuan luas, dengan gaya (F) dianggap bekerja tegak
dalam aliran turbulen lurus terhadap luas permukaan (A):
1. Kerugian tinggi tekan berbanding lurus dengan
panjang pipa. F
2. Kerugian tinggi tekan hampir sebanding dengan P (2-42)
kuadrat kecepatan. A
3. Kerugian tinggi tekan hampir berbanding terbalik Dimana: P adalah tekanan dalam fluida
dengan garis tengah. (N/m2).
4. Kerugian tinggi tekan bergantung pada kekasaran F adalah gaya yang bekerja (N).
permukaan dinding pipa sebelah dalam. A adalah luas permukaan (m2).
5. Kerugian tinggi tekan bergantung pada sifat-sifat Tekanan dalam fluida yang mempunyai
fluida kerapatan dan viskositas. kerapatan seragam akan bervariasi terhadap kedalaman.
6. Kerugian tinggi tekan tidak bergantung pada Tekanan yang disebabkan oleh cairan pada kedalaman
tekanan. h, disebabkan oleh berat cairan diatasnya. Sehingga
gaya yang bekerja pada luasan bawah adalah
2.9. Koefisien Gesek[7] F = m.g (2-43)
Koefisien gesek (λ) dapat diturunkan secara Karena (m = ρ.A.h), maka
matematis untuk aliran laminer, tetapi tidak ada F = ρ.A.h.g (2-44)
hubungan matematis yang sederhana untuk variasi λ Diambil dari persamaan (2-48) dan (2-50), kemudian
dengan bilangan Reynolds yang tersedia untuk aliran tekanan (P) adalah
turbulen. ρ.A.h.g
(a) Untuk aliran laminer P (2-45)
2 A
v L V
hL 64 (2.36)[7] Sehingga persamaan tekanan (p) menjadi
VD D 2g P = ρ.g.h (2-46)
Persamaan P = ρ.g.h dapat digunakan
64 L V
2 untuk menentukan perbedaan tekanan (∆P) pada
(2.37)[7] kedalaman yang berbeda
Re D 2g ∆P = ρ.g. ∆h (2-47)
Dimana : hL = kerugian tinggi tekan (m). 2.11. Manometri
v = viskositas kinematis (m2/s).
V = kecepatan aliran fluida air (m/s). Manometri adalah alat untuk mengukur
g = percepatan gravitasi (m/s2). tekanan yang melibatkan kolom cairan dalam tabung-
tabung tegak dan miring. Dari alat pengujian yang kami
D = diameter pipa (m). buat, kami menggunakan acuan manometri piezometer.
Untuk rumus koefisien geseknya adalah
2.g.D 2.11.1. Tabung Piezometer
f = λ= h L . 2 (2.38) Tabung piezometer merupakan tipe yang
V .L paling sederhana dari manometer terdiri dari sebuah
Jadi, untuk aliran laminer di semua pipa untuk tabung tegak yang terbuka di bagian atasnya dan
semua fluida, harga f adalah dihubungkan dengan bejana dimana tekanan ingin
64 diketahui, seperti diilustrasikan pada gambar 2.11.
f (2.39)[7]
Re
Dimana : f = λ = koefisien gesek.
Re = bilangan Reynolds number.
Untuk aliran laminer bilangan Reynolds (Re)
mempunyai sebuah harga maksimum prakttis sebesar
2000.
DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR
PENELITIAN
3.1. Desain Alat
Desain alat yang digunakan pada penelitian
kerugian tekanan dalam sistem perpipaan ini adalah
desain alat yang sederhana. Alat yang dibuat di desain
untuk mengsirkulasikan fluida air, dari bak air ke pipa
pengujian dengan bantuan pompa, dan untuk
2.7. Gambar Tabung Piezometer pengaturan debit aliran fluidanya menggunakan katup
Karena manometer melibatkan kolom-kolom fluida pengatur (valve) seperti terlihat pada gambar di bawah
dalam keadaan diam, persamaan dasar yang ini.
menggambarkan penggunaannya adalah
p = γh + p0 (2-48)
yang memberikan tekanan pada suatu ketinggian dalam
sebuah fluida yang homogen dalam suku-suku tekanan
acuan p0 dan jarak vertikal h antara p dan p0. Perlu
diperhatikan didalam fluida yang diam, tekanan akan
menigkat sewaktu kita bergerak kebawah dan akan
berkurang jika kita bergerak ke atas. Penerapan
persamaan ini pada tabung piezometer dari gambar 2.7.
mengindikasikan bahwa tekanan pA dapat ditentukan
dengan pengukuran h1 melalui hubungan
pA = γ1h1 (2-49)
dimana γ1 adalah berat jenis dari zat cair didalam Gambar 3.1. Skema Alat Penguji
bejana. Perlu dicatat bahwa karena tabung terbuka pada
bagian atas, tekanan p0 dapat ditetapkan sama dengan Pipa pengujian yang transparan akan dapat
nol (sekarang kita menggunakan tekanan pengukuran) membantu untuk melihat aliran dari fluida
dengan ketinggian h1 diukur dari meniskus di tersebut.Untuk mendapatkan data yang terbaik
permukaan atas sampai titik (1). Karena titik (1) dan diperlukan ketelitian yang cukup baik dalam mengamati
titik A didalam bejana berada pada ketinggian yang dan proses pengambilan data, karena rangkaian seperti
sama, pA = p1. diatas yang fluidanya mengalir dengan dorongan pompa
Piezometer hanya cocok digunakan jika membuat debit maupun pembacaan perbedaan
tekanan didalam bejana lebih besar daripada tekanan ketinggian sangat fluktuatif.
atmosfer (kalau sebaliknya, akan ada hisapan kedalam
sistem), dan tekanan yang akan diukur harus relatif 3.2. Set Up Alat
kecil sehingga ketinggian kolom yang dibutuhkan Alat yang digunakan dalam penelitian ini
cukup masuk akal. Dan juga fluida didalam bejana dirakit sendiri dengan mengacu pada referensi peneliti
dimana tekanan akan diukur harus merupakan zat cair dan buku mekanika fluida. Komponen-komponen yang
dan bukannya gas. digunakan pada alat pengujian ini adalah:
1. Rangka meja uji
2.12. Fluida Newtonian dan Fluida Non-Newtonian Rangka meja uji digunakan sebagai chassis dari
Fluida ditinjau dari tegangan geser yang peralatan uji ini tempat meletakkan segala
dihasilkan maka fluida dapat dikelompokkan dalam dua komponen dari alat uji. Rangka meja uji ini
fluida yaitu: fluida newtonian dan fluida non terbuat dari besi siku yang dirangkai dengan
newtonian. Fluida newtonian mempunyai hubungan menggunakan las. Alas meja untuk meletakkan
proposional antara besarnya tegangan geser dengan rate pipa acrylic terbuat dari triplek dan alas meja
of shearnya yang berarti pada permukaan dinding pipa untuk meletakkan bak air terbuat dari papan kayu.
tegangan gesernya terjadi proporsional dengan 2. Pompa sentrifugal
deformasi pergeserannya sehingga perbandingan dapat Pompa sentrifugal berfungsi sebagai media untuk
dinyatakan sebagai suatu konstanta yang proporsional mengalirkan fluida dari bak air ke rangkaian alat
(sesuai dengan hukum viskositas Newton), sedangkan penguji. Pompa sentrifugal yang digunakan adalah
fluida non newtonian mengalami hubungan yang tidak pompa slurry. Pompa slurry adalah pompa yang
proporsional lagi antara tegangan geser dengan rate of digunakan untuk mengalirkan fluida cair dan
shearnya. Contoh dari fluida newtonian adalah: air, padat. Pompa slurry dipasangkan didalam bak air.
minyak, varnish, sirup dan lain-lain. Sedangkan contoh Adapun spesifikasi dari pompa slurry yang
fluida non newtonian antara lain: koloid, emulsi, digunakan adalah:
polimer, tersuspensi dan beberapa bahan organik. - Merk dari pompa Nocchi DPV 160 / 6.
- Buatan dari Italia.
- Maximum head 6 m.
- Maximum debit 160 L / 1’.
- Liquid temperature 40°C.
- Frekuensi 50 HZ.
- Putaran 2850 rpm.
3. Pipa pengujian
Pipa pengujian yang digunakan adalah pipa
acrylic. Pipa acrylic yang digunakan sebanyak 3
pipa penguji yang terdiri dari:
2.8. Gambar Diagram Rheology
1. pipa acrylic dengan diameter luar 38,1 mm (1,5 Stopwatch
inci) dan diameter dalam Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu
32 mm (1,26 inci) dengan panjang 2 m. yang diperlukan untuk mengisi gelas ukur.
2. pipa acrylic dengan diameter luar 25,4 mm (1 Thermometer
inci) dan diameter dalam Thermometer digunakan untuk mengetahui suhu
18 mm (0,71 inci) dengan panjang 2 m. fluida selama pengujian. Hal ini diperlukan karena
3. pipa acrylic dengan diameter luar 12,7 mm (0,5 suhu sangat berpengaruh terhadap viskositas
inci) dan diameter dalam fluida.
9,5 mm (0,37 inci) dengan panjang 2 m. Busur derajat
Tujuan menggunakan pipa acrylic untuk Busur derajat digunakan untuk mengetahui besar
penelitian karena pipa acrylic pipa yang pembukaan pada katup.
transparan sehingga jalannya aliran fluida dapat
dilihat. 3.3. Metode Penelitian
4. Piezometric 3.3.1. Unit Pengujian
Piezometric digunakan sebagai alat ukur tekanan Unit pengujian yang dilakukan pada
dengan cara mengukur beda tekanan yang terjadi penelitian ini adalah
diantara dua titik pada pipa penguji. Piezometric 1. Unit Pengujian Langsung
dibuat dari selang akuarium yang diameter Unit pengujian langsung adalah semua
dalamnya 10 mm dan dipasang pada taping pipa variabel yang diukur langsung pada
acrylic. Piezometric ini dipasang pada millimeter saat penelitian,nilainya bisa langsung
blok yang sudah diberi ukuran dan ditempelkan dapat diketahui tanpa diperlukan
pada triplek, tinggi triplek tersebut 2,35 m dari perhitungan lebih lanjut. Unit
permukaan meja penguji. pengujian langsung pada penelitian ini
terdiri dari pengukuran suhu (°C), beda
ketinggian (m), volume fluida yang
5. Rangkaian pipa PVC tertampung (ml) dan waktu
Pipa PVC digunakan untuk mengalirkan fluida penampungan (s). Seluruh nilai unit
dari bak air sampai pada sambungan antara pipa pengujian langsung digunakan sebagai
PVC dengan pipa acrylic, alasan menggunakan input data untuk mendapatkan nilai
pipa PVC dikarenakan pipa PVC dianggap unit pengujian tidak langsung.
mempunyai permukaan dalam yang licin (smooth) 2. Unit Pengujian Tidak Langsung
sehingga kerugian karena losses dapat ditekan. Unit pengujian tidak langsung adalah
Pipa PVC yang digunakan yaitu diameter ½”, semua variabel yang nilainya didapat
diameter ½” digunakan dari bak air sampai inlet dari perhitungan dan digunakan untuk
suction pada pompa dan diameter ½” juga bahan pengamatan analisa. Pada
digunakan pada discharge suction pada pompa. pengujian ini unit pengujian langsung
6. Katup pengatur (Valve) terdiri dari debit (Q), kecepatan (V),
Katup pengatur berfungsi untuk mengatur bilangan Reynolds (Re), dan koefisien
kecepatan aliran fluida pada pipa pengujian. Ada gesek (λ).
tiga jenis katup pengatur pada pipa, diantaranya
yaitu: 3.3.2. Persiapan Pengujian
1. Katup pengatur pada pipa discharge pompa Persiapan yang dilakukan dalam melakukan
yang berfungsi untuk pengujian adalah:
mengatur kecepatan fluida yang masuk pada Menyiapkan tempat untuk ruang pengujian.
pipa uji. Tempat untuk ruang penguijian tidak sempit
2. Katup pengatur pada by pass pipe yang dan cukup luas supaya pengujian dapat
berfungsi untuk mengatur kecepatan fluida dilakukan dengan baik.
pada by pass pipe agar aliran yang Membuat rangka tempat untuk meletakkan
bersirkulasi pada rangkaian konstan dan peralatan pengujian, sehingga peralatan
mencegah terjadinya “water hammer”. dapat disusun dan menghindari terjadi
3. Katup pengatur pada percabangan sebelum getaran pada waktu pengujian.
pipa uji berfungsi untuk mengatur fluida Membuat rangkaian alat pengujian dengan
yang masuk pada salahsatu pipa pengujian. menggunakan 3 pipa diameter yang berbeda
7. Bak air dan permukaan yang licin (smooth), pompa,
Bak air berfungsi sebagai media penyimpan fluida katup, dan bak penampung sedemikian
selama uji coba, bak air yang digunakan terbuat sehingga membentuk loop tertutup serta
dari plastik sehingga tahan terhadap korosi. pembiasan air yang tersirkulasikan.
Kapasitas bak air yang digunakan 76 L. Untuk pipa acrylic diameter dalam 9,5 mm
Semua peralatan komponen diatas dirangkai (0,37 inci), pipa acrylic dilubangi dengan
menjadi instalasi seperti pada gambar (3.1). diameter 1 mm yang berjarak 0,5 m dari
Setelah peralatan dirangkai menjadi ujung pipa (tempat aliran masuk).
instalasi, maka baru diadakan penelitian. Pada
penelitian tersebut diperlukan juga peralatan pembantu
untuk mengukur variabel-variabel lainnya, yaitu:
Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengetahui volume
fluida dalam waktu tertentu, dari volume fluida
yang didapat akan digunakan untuk mengetahui Gambar 3.2. Bentuk Pipa Untuk Pengujian Dengan
debit fluida yang mengalir. Lubang Pressure Tube Ø 1 mm
Untuk pipa acrylic diameter dalam 32 mm
(1,26 inci), pipa acrylic dilubangi dengan 3.3.4. Metode Pengambilan Data
diameter 2 mm yang berjarak 1 m dari Metode pengambilan data yang dilakukan pada
lubang pertama dengan diameter lubang 2 penelitian ini ada dua macam yaitu:
mm. 1. Dengan cara mengurutkan sesuai
dengan debit yang diperoleh kemudian
mengurutkannya kembali sesuai
dengan urutan ditinjau dari bilangan
Reynold yang diperoleh.
2. Pengujian dilakukan pada pipa acrylic
diameter dalam 9,5 mm (0,37 inci), 18
mm (0,71 inci) dan 32 mm (1,26 inci)
Gambar 3.3. Bentuk Pipa Untuk Pengujian Dengan dengan permukaan pipa licin.
Lubang Pressure Tube Ø 2 mm Pengujian ini dilakukan dengan secara
Pengujian terdiri dari 3 jenis pengujian berulang yaitu sebanyak tiga kali untuk
yaitu: setiap bukaan katup. Berikut ini urutan
1. Pengujian dengan menggunakan fluida air pengambilan data:
yang dialirkan ke pipa acrylic 1. Pengujian koefisien gesek pada
dengan diameter dalam 9,5 mm (0,37 inci) pipa acrylic diameter dalam 9,5
permukaan licin (smooth). mm (0,37 inci) permukaan pipa
licin dengan fluida air.
2. Pengujian dengan menggunakan fluida air 2. Pengujian koefisien gesek pada
yang dialirkan ke pipa acrylic pipa acrylic diameter dalam 18
dengan diameter dalam 18 mm (0,71 inci) mm (0,71 inci) permukaan pipa
permukaan licin (smooth). licin dengan fluida air.
3. Pengujian dengan menggunakan fluida air 3. Pengujian koefisien gesek pada pipa
yang dialirkan ke pipa acrylic acrylic diameter dalam 32 mm (1,26
dengan diameter dalam 32 mm (1,26 inci) inci) permukaan pipa licin dengan
permukaan licin (smooth). fluida air.
Menghubungkan pressure tube yang dibuat Selama proses pengujian pengecekan suhu
pada pipa penguji dengan piezometric lurus fluida harus sering dilakukan guna mengetahui
melalui selang piezometric. viskositas fluida aktual dari fluida dan untuk
Ketiga pipa pengujian dilakukan secara mendapatkan hasil yang benar dan kerja alat penguji
bergantian. sambil dicek agar tidak terjadi penyimpangan.

3.3.3. Prosedur Pengujian 3.3.5. Metode Pengolahan Data


Prosedur pengujian yang dilakukan pada Untuk kemudahan pengambilan data, maka
saat pengambilan data adalah sebagai berikut: diambil asumsi-asumsi sebagai berikut:
Memasukkan fluida kedalam bak air 1. Fluida yang digunakan termasuk kedalam
dengan volume 76 L. fluida incompressible (tak mampu mampat)
Menghidupkan pompa, sehingga fluida sehingga persamaan yang digunakan adalah
dapat mengalir melalui instalasi pipa persamaan untuk aliran tak mampu mampat.
sehingga terjadi sirkulasi aliran fluida. 2. Fluida yang digunakan adalah fluida yang
Menampung fluida yang keluar dari termasuk fluida Newtonian.
pipa pengujian dengan gelas ukur dan 3. Fluida yang mengalir pada pipa tidak
mencatat waktunya dengan mengalami kebocoran sehingga volume
menggunakan stopwatch dalam rangkaian dianggap tetap.
Mengamati tinggi air pada kedua 4. Permukaan yang diamati untuk pipa acrylic
Piezometric sesuai dengan bukaan diameter dalam 9,5 mm (0,37 inci), 18 mm
katup, mengamati sampai tinggi (0,71 inci), dan 32 mm (1,26 inci) dengan
permukaan pipa yang licin (smooth).
keduanya relatif stabil (dalam keadaan Pada pengolahan data ini kembali pada
tidak naik turun air yang ada di tujuan penelitian, maka pengolahan data dilakukan guna
piezometric lurus). Kemudian mencatat
tinggi h1 dan h2 pada piezometric lurus. memperoleh hubungan antara:
1. Bilangan Reynolds (Re) dengan koefisien
Mengulangi pengambilan data dengan gesek (λ).
mengatur bukaan katup dari minimal 2. Koefisien gesek (λ) dengan kecepatan (V)
sampai maksimal. aliran fluida air.
Pengambilan data yang dilakukan 3. Koefisien gesek (λ) dengan beda kerugian
dimulai dari aliran dengan bilangan tinggi tekan (∆H).
Reynolds kecil (laminar) sampai 4. Koefisien gesek (λ) dengan diameter (D)
dengan bilangan Reynolds besar pipa pengujian.
(turbulen), dan Untuk mendapatkan data-data hubungan
Untuk pengambilan data berikutnya yang diinginkan, maka dilakukan langkah-langkah
adalah dengan mengalirkan fluida ke pengolahan data sebagai berikut:
pipa penguji dengan diameter berbeda 1. Menghitung nilai debit (Q) yang
dan permukaan pipa yang licin berdasarkan dari persamaan (2-8) berikut
(smooth), proses pengambilan data ini:
sama dengan proses pengambilan
awal.
temperatur bertujuan untuk mendapatkan nilai
Q temperaturnya (T). Temperatur (T) fluida air didapat
t maka akan mendapatkan nilai viskositas (v) fluida
airnya. Lalu fluida disirkulasikan ke pipa pengujian
dengan menggunakan pompa. Supaya stabil, fluida
Dimana : Volume fluida (m3) dibiarkan beberapa menit untuk bersirkulasi. Setelah
t : waktu (s) fluida bersikulasi stabil, volume fluida ditampung
2. Menghitung nilai kecepatan (V) yang kedalam gelas ukur selama 10 detik. Maka volume
diturunkan dari persamaan kontinuitas (2-9)
berikut ini: ( ) fluida yang masuk kedalam gelas ukur selama 10
Q= V. A detik didapat. Ini bertujuan untuk menghitung debit (Q)
fluida airnya. Karena diameter dalam pipa (D) sudah
Q diketahui, maka dapat menghitung luas penampang pipa
Maka V (A). Sehingga bisa untuk menghitung kecepatan dari
A fluida air. Nilai volume (V), diameter dalam (D) pipa,
Dimana : A = ¼ πd2 dan viskositas (v) fluida air akan digunakan untuk
Dengan memasukan nilai A didapat mencari nilai bilangan Reynoldnya (Re). Sedangkan
Q data perbedaan head tekanan digunakan untuk mencari
V nilai koefisien gesek (λ). Dibawah ini adalah contoh
1 2 perhitungan.
πd
4
Dimana : Q = debit aliran (m3/s).
V = kecepatan aliran (m/s). Data yang diketahui sebagai berikut:
A = luas penampang (m2). Diameter pipa pengujian: diameter luar 12,7 mm
3. Menghitung bilangan Reynolds dari unit (0,5 inci) dan diameter dalam 9,5 mm (0,37 inci).
pengujian langsung yang dihitung dari Suhu fluida air pada saat pengujian: 29°C.
persamaan (2-31) berikut ini: Volume fluida air pada gelas ukur: 2260 ml
=2,26×10-3 m3.
VD Lamanya fluida air tertampung (t): 10 detik.
Re Tinggi fluida air di piezometrik 1 (h1): 1252 mm =
v 1,252 m.
Dimana v : viskositas kinematika air (m2/s). Tinggi fluida air di poezometrik 2 (h2): 416 mm =
Re : Bilangan Reynolds. 0,416 m.
V : kecepatan aliran (m/s). Jarak antara piezometrik 1 dan 2 (L): 1000 mm =
4. Gradien tekanan sepanjang pipa yang 1m.
mempunyai penampang serupa sepanjang Viskositas kinematik (v) air pada suhu 29°C:
pipa pengujian, persamaan yang digunakan 8,23×10-7 m2/s (dari tabel).
adalah persamaan (2-38) Darcy-Weisbach Dari data-data yang sudah diketahui diatas,
berikut ini: maka kita dapat menghitung data-data dibawah ini
2gD Debit (Q) fluida air
λ Δh 2
V L Q
Dimana: t
λ : koefisien gesek. -3
Δh :beda ketinggian piezometrik (m). 2,26 10
Q
g : percepatan gravitasi (m/s2). 10
D : diameter dalam pipa pengujian (m).
V : Kecepatan aliran fluida (m/s). = 2,26×10-4m3/s.
L : Jarak pressure tube (m).
5. Membuat plot hasil perhitungan bilangan
Reynolds (Re) dan koefisien gesek (λ)
menggunakan program excel. Dipilihnya
program excel untuk membuat grafik karena Luas penampang pipa pengujian (A)
excel dapat mengacu pada Diagram Moody. Diameter dalam (D) pipa = 9,5 mm = 9,5 × 10-3 m.
6. Membuat plot hasil perhitungan sesuai A = πr2
dengan masing-masing pipa. 2
πD
=
DATA DAN PEMBAHASAN 4
4.1. Perhitungan Data Analisa Aliran Fluida Air 3 2
3,14 9,5 10
Pada Pipa Pengujian =
Pengujian dilakukan pada pipa pengujian 4
Diameter 12,7 mm (0,5 inci) dan 38,1 mm (1,5 inci) 6
dengan 13 kali bukaan katup, diantaranya: bukaan 3,14 90, 25 10
katup 30°, 35°, 40°, 45°, 50°, 55°, 60°, 65°, 70°, 75°, =
80°, 85°, 90°. Dari setiap katup dilakukan sebanyak 3 4
kali dan hasilnya dirata-ratakan. Pengujian dilakukan 5
dengan mengukur temperatur fluida air terlebih dahulu 28,34 10
dengan menggunakan termometer air. Pengukuran = = 70,85 × 10-6 m2.
4
Tabel 4.2. Aliran Fluida Air Pada Pipa Pengujian
Diameter 38,1 mm
Kecepatan (V) fluida air (1,5 inci) Dengan Permukaan Licin

Q
t
= A×V
Q
V
A
4
2,26 10
V 6
70,85 10
V = 3,18983768525053 m/s.
Bilangan Reynold (Re)
V D
Re
v
3
3,18983768525053 9,5 10
Re 7
8, 23 10
Re 36820,73
Beda ketinggian piezometrik (∆h)
∆h = h1-h2
∆h = 1,252-0,416
= 0,836 m. Gambar 4.1 Grafik Re-λ Pipa Acrylic Diameter 12,7
Koefisien gesek sepanjang pipa (λ) mm (0,5 inci)
2 g D Dengan Permukaan Licin
λ Δh 2
V L Tabel 4.1 merupakan tabel aliran fluida air pada pipa
-3 pengujian berdiameter 12,7 mm (0,5 inci) permukaan
2 9,81 9,5 10 licin yang dibuat dengan menggunakan Microsoft excel.
λ 0,836 2 Tabel aliran fluida air pada pipa pengujian berdiameter
3,18983768525053 1 12,7 mm (0,5 inci), nilai koefisien gesek (λ) dan nilai
λ 0,015314108 bilangan Reynold numbernya (Re) diplot. Setelah
diplot, pada menu Microsoft excel dipilih chart wizard
4.2. Hasil Perhitungan Data Analisa Aliran Fluida untuk membuat grafik. Sehingga akan mendapatkan
Air Pada Pipa Pengujian gambar grafik Re-λ. Pada gambar 4.1 terlihat
4.2.1. Tabel Hasil Perhitungan Data dan Grafik pengambilan data dimulai pada bilangan Reynold
Analisa Aliran Fluida Air number (Re) 36820,73 dengan nilai koefisien geseknya
Pada Pipa Pengujian (λ) 0,015314108. Semakin bertambahnya bilangan
Data penelitian yang diambil dari hasil Reynold (Re), maka nilai koefisien geseknya (λ) akan
percobaan pada pipa pengujian dengan menggunakan: semakin berkurang sampai pada bilangan Reynoldnya
1. Pipa acrylic diameter luar 12,7 mm (0,5 inci) dan (Re) 45292,75 dengan nilai koefisien geseknya (λ)
diameter dalam 9,5 mm 0,37 inci) dengan 0.014091775. Pada nilai bilangan Reynold (Re)
permukaan licin. 46433,22, nilai koefisien geseknya (λ) bertambah
2. Pipa acrylic diameter luar 38,1 mm (1,5 inci) dan kembali menjadi 0,014824879. Nilai koefisien gesek (λ)
diameter dalam 32 mm (1,26 inci) dengan akan semakin berkurang sampai pada bilangan Reynold
permukaan licin. (Re) 53927,70 dengan nilai koefisien geseknya (λ)
Tabel 4.1. Aliran Fluida Air Pada Pipa Pengujian 0,012638864. Pada nilai bilangan Reynold (Re)
Diameter 12,7 mm 54090,62, nilai koefisien geseknya (λ) bertambah
(0,5 inci) Dengan Permukaan Licin kembali menjadi 0,012936331. Nilai koefisien gesek (λ)
akan semakin berkurang sampai pada bilangan Reynold
(Re) 57674,94 dengan nilai koefisien geseknya (λ)
0,012027942. Dilihat dari nilai bilangan Reynold (Re)
dari 36820,73 sampai dengan 57674,94, bilangan
Reynold lebih besar dari 4000. Dan bilangan Reynold
yang lebih dari 4000 termasuk kedalam aliran turbulen.
Data-data dari grafik Re-λ tersebut mengikuti
persamaan garis untuk aliran turbulen yaitu (0,316 Re-
1/4
).
Bilangan Reynold (Re) sendiri dipengaruhi
oleh kecepatan aliran fluida air (V), diameter dalam (D)
pipa pengujian, dan viskositas kinematik (v) dari fluida
air. Semakin bertambahnya kecepatan aliran fluida air
(V), maka nilai bilangan Reynold (Re) akan bertambah.
Ini dapat dibuktikan bahwa dimulai pada kecepatan Kecepatan aliran fluida air (V) dipengaruhi
aliran fluida air (V) 3,18983768525053 m/s dengan oleh debit fluida air (Q) dan luas penampang pipa (A).
nilai bilangan Reynold (Re) 36820,73 sampai pada Semakin bertambahnya debit fluida air (Q), maka nilai
kecepatan aliran fluida air (V) 0,977611940298508 m/s kecepatan aliran fluida (V) akan bertambah. Ini dapat
dengan nilai bilangan Reynold (Re) 57674,94. dibuktikan bahwa dimulai pada debit fluida air (Q)
Kecepatan aliran fluida air (V) dipengaruhi 3,05E-04 m3/s dengan nilai kecepatan aliran fluida air
oleh debit fluida air (Q) dan luas penampang pipa (A). (V) 0,379353233830846 m/s sampai pada debit fluida
Semakin bertambahnya debit fluida air (Q), maka nilai air (Q) 7,86E-04 m3/s dengan kecepatan aliran fluida air
kecepatan aliran fluida (V) akan bertambah. Ini dapat (V) 0,977611940298508 m/s.
dibuktikan bahwa dimulai pada debit fluida air (Q) Dari tabel 4.2. dapat dilihat bahwa pada diameter pipa
2,26E-04 m3/s dengan nilai kecepatan aliran fluida air pengujian berdiameter 38,1 mm (1,5 inci), bahwa:
(V) 3,18983768525053 m/s sampai pada debit fluida air Jika semakin naik nilai kecepatan (V) dan beda
(Q) 3,54E-04 m3/s dengan kecepatan aliran fluida air kerugian tinggi tekannya (∆H), maka nilai koefisien
(V) 4,99647141848977 m/s. geseknya (λ) akan menurun.
Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa pada
diameter pipa pengujian berdiameter 12,7 mm (0,5
inci), bahwa:
Jika semakin naik nilai kecepatan (V) dan beda
kerugian tinggi tekannya (∆H), maka nilai koefisien
geseknya (λ) akan menurun.

Gambar 4.3 Grafik Re-λ Gabungan Pipa Acrylic


Diameter 12,7 mm
(0,5 inci) Dan Diameter Dalam 38,1 mm (1,5 inci)
Permukaan Licin
Pada gambar 4.3 terlihat perbedaan grafik Re-λ antara
Gambar 4.2 Grafik Re-λ Pipa Acrylic Diameter 38,1 aliran fluida air pada pipa pengujian berdiameter 12,7
mm (1,5 inci) mm (0,5 inci) permukaan licin dengan aliran fluida air
Dengan Permukaan Licin pada pipa pengujian berdiameter 38,1 mm (1,5 inci)
permukaan licin. Pada pipa pengujian berdiameter 12,7
mm (0,5 inci) dimulai dari bilangan Reynold (Re)
Pada gambar 4.2 terlihat pengambilan data dimulai 36820,73, dengan nilai koefisien geseknya (λ)
pada bilangan Reynold number (Re) 14750,06 dengan 0,015314108 sampai dengan bilangan Reynold (Re)
nilai koefisien geseknya (λ) 0,043627608. Analisa 35787,04, dengan nilai koefisien geseknya (λ)
aliran fluida air pada pipa pengujian berdiameter 38,1 0,021492931. Sedangkan pada pipa pengujian
mm (1,5 inci), sama halnya dengan aliran fluida air berdiameter 38,1 mm (1,5 inci) dimulai dari bilangan
pada pipa pengujian berdiameter 12,7 mm (0,5 inci). Reynold (Re) 14750,06, dengan nilai koefisien
Semakin bertambahnya bilangan Reynold (Re), maka geseknya (λ) 0,043627608 sampai dengan bilangan
nilai koefisien geseknya (λ) akan semakin berkurang Reynold number (Re) 38011,64, dengan nilai koefisien
sampai pada bilangan Reynold (Re) 35787,04 dengan geseknya (λ) 0,02102161.
nilai koefisien geseknya (λ) 0,021492931. nilai bilangan Ini menunjukkan bahwa nilai bilangan
Reynold (Re) 36705,90, nilai koefisien geseknya (λ) Reynold number (Re) pada pipa pengujian berdiameter
bertambah kembali menjadi 0,021839325. Nilai dalam 12,7 mm (0,5 inci) lebih besar dari nilai bilangan
koefisien gesek (λ) akan semakin berkurang sampai Reynold (Re) pada pipa pengujian berdiameter dalam
pada bilangan Reynold (Re) 38011,64 dengan nilai 38,1 mm (1,5 inci). Dan untuk nilai koefisien gesek (λ)
koefisien geseknya (λ) 0,02102161. Dilihat dari nilai pada pipa pengujian berdiameter dalam 12,7 mm (0,5
bilangan Reynold (Re) dari 14750,06 sampai dengan inci) lebih kecil dari nilai koefisien gesek (λ) pada pipa
38011,64, bilangan Reynold ebih besar dari 4000. Dan pengujian berdiameter dalam 38,1 mm (1,5 inci).
bilangan Reynold yang lebih dari 4000 termasuk Karena nilai bilangan Reynold (Re)
kedalam aliran turbulen. Data-data dari grafik Re-λ dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida air (V), maka
tersebut menampilkan grafik melengkung hampir kita bisa melihat bahwa nilai dari kecepatan aliran
mendekati lurus pada persamaan garis untuk aliran fluida air (V) pada pipa pengujian berdiameter dalam
turbulen yaitu (0,316 Re-1/4). 12,7 mm (0,5 inci) lebih kecil dari kecepatan aliran
Bilangan Reynold (Re) sendiri dipengaruhi fluida air (V) pada pipa pengujian berdiameter dalam
oleh kecepatan aliran fluida air (V), diameter dalam (D) 38,1 mm (1,5 inci).
pipa pengujian, dan viskositas kinematik (v) dari fluida
air. Semakin bertambahnya kecepatan aliran fluida air KESIMPULAN
(V), maka nilai bilangan Reynold (Re) akan bertambah.
Ini dapat dibuktikan bahwa dimulai pada kecepatan 5. Kesimpulan
aliran fluida air (V) 0,379353233830846 m/s dengan Dari hasil analisa aliran fluida air pada pipa
nilai bilangan Reynold (Re) 14750,06 sampai pada acrylic berdiameter 12,7 mm (0,5 inci) dan 38,1 mm
kecepatan aliran fluida air (V) 4,99647141848977 m/s (1,5 inci) dengan permukaan licin berdasarkan grafik
dengan nilai bilangan Reynold (Re) 38011,64. Re-λ, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada pipa pengujian berdiameter 12,7 mm (0,5
inci) dengan permukaan licin alirannya termasuk
kedalam aliran turbulen, koefisien gesek (λ)
terletak pada persamaan Blassius λ = 0.3164Re-1/4
dengan grafik Re-λ yang lurus.
2. Pada pipa pengujian berdiameter 38,1 mm (1,5
inci) dengan permukaan licin alirannya termasuk
kedalam aliran turbulen, grafik Re-λ melengkung
mendekati lurus.
3. Nilai bilangan Reynold (Re) pada pipa pengujian
berdiameter 12,7 mm (0,5 inci) lebih besar dari
nilai bilangan Reynold (Re) pada pipa pengujian
berdiameter 38,1 mm (1,5 inci). Karena semakin
bertambahnya nilai bilangan Reynold (Re)
semakin kecil nilai koefisien geseknya (λ), maka
nilai koefisien gesek (λ) pada pipa pengujian
berdiameter 12,7 mm (0,5 inci) lebih kecil dari
nilai koefisien gesek (λ) pada pipa pengujian
berdiameter 38,1 mm (1,5 inci).
4. Pada kecepatan yang sama (V = konstan), jika
semakin besar diameter (D) pipa pengujiannya ,
maka nilai koefisien geseknya (λ) akan naik.
Begitu juga sebaliknya, jika semakin kecil
diameter (D) pipa pengujiannya, maka nilai
koefisien geseknya (λ) akan menurun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ridwan, seri diktat kuliah MEKANIKA FLUIDA
DASAR, Penerbit Gunadarma, Jakarta, 1999.
2. Olson.M.Reuben., Wright.J.Steven.,
diterjemahkan Alex Tri Kanjtono Widodo,
DASAR – DASAR MEKANIKA FLUIDA TEKNIK,
Edisi Kelima, Cetakan 1, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1993.
3. Streeter.V.L., Wylie Benyamin.E., diterjemahkan
Arko Priyono, MEKANIKA FLUIDA, Edisi
Kedelapan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1999.
4. Daugherty.L.R., and J.B. Franzini, FLUID
MECHANICS, 6th edition, Mc Graw Hill,
Newyork, 1965.
5. www.yahoo.co.id/mekanika fluida/16_fluida.pdf
6. Sularso., Tahara Haruo., Pompa & Kompresor:
Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT.
Paradnya Paramita, Jakarta, 2004.
7. Giles.V.Ranald., diterjemahkan Herman Widodo
Suemitro, MEKANIKA DAN HIDRAULIKA, Edisi
kedua, Erlangga, Jakarta, 1996.

Anda mungkin juga menyukai