Dosen Pengampu :
Ahmad Fadli M.T.,PhD
Asisten :
Retwi Restyanda
OLEH:
Kelompok : I (Satu)
Headloss adalah suatu nilai untuk mengetahui seberapa besarnya reduksi tekanan total
(total head) yang diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem pengaliran. Total head,
seperti ini merupakan kombinasi dari elevation head (tekanan karena ketinggian suatu
fluida), velocity head (tekanan karena kecepatan alir suatu fluida,) dan pressure head
(tekanan normal dari fluida itu sendiri). Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari
head loss dan friction loss aliran fluida pada pipa 2 dan 3, enlargement pada pipa 2 dan
contraction pada pipa 2. Percobaan ini menggunakan serangkaian alat yang secara
skematik yaitu ‘’general Arrangement of Apparatus” dan “Manometer Connection
Diagram”. Percobaan pertama dilakukan dengan memvariasikan bukaan yaitu pada
bukaan 25%, 50%, 75%, 100% pada volume 5, 10, 15, dan 20 liter. Head loss terbesar
cenderung pada bukaan 100%. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
terjadi aliran turbulen pada setiap pipa yang diuji, karena bilangan reynold nya >4000.
Kata kunci: Aliran Fluida, Contraction, Enlargement, Friction Loss, Head Loss.
BAB I
PENDAHULUAN
f L .V 2
F= .
2 gc . D ………………........................................................(2
Untuk aliran turbulen dengan N Re > 4000, berlaku persamaan :
32 . μ L .V 2
F= .
g c D2 ρ ................................................................................(2.3)
ΔV 2 Δp
−F= +
2 g c ρ ................................................................................(2.4)
2
∆p ∆v
Jika sangat kecil dan bisa diabaikan terhadap harga dari ,maka:
ρ 2 gc
2
∆v
=−F ..................................................................................................(2.5)
2 gc
Dimana :
V = Volume(m3)
t = waktu(detik)
Jika disubtitusikan persamaan 6 dan 7 maka akan dihasilkan persamaan:
V
v= ........................................................................................................(2.9)
t.A
Dimana :
V = volume(m3)
t = waktu(detik)
A = Luas penampang(m2)
v = kecepatan (m/det)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Head loss
Bukaan Volume V Waktu t ha hb
ha-hb
Valve (Liter) (Detik) (mmHg) (mmHg)
(mmHg)
Head loss
Bukaan Volume V Waktu t ha hb
ha-hb
Valve (Liter) (Detik) (mmHg) (mmHg)
(mmHg)
Head loss
Bukaan Volume V Waktu t ha hb
ha-hb
Valve (Liter) (Detik) (mmHg) (mmHg)
(mmHg)
4.2.1 Head Loss pada Pipa 2 dan pipa 3 pada bukaan 25%, 50%, 75%, dan
100%
Pipa nomor 2 yang dilakukan pengukuran head loss dan friction loss nya pada
percobaan ini dalam keadaan horizontal/lurus, dimana keadaan diameter dari pipa sama
ukurannya mulai dari awal hingga ujung. Head loss biasanya dinyatakan dengan satuan
panjang. Sehingga nilai head loss adalah harga ∆h yang dinyatakan dengan satuan
panjang mmHg atau inHg menggunakan persamaan ∆h = ha - hb.
Berdasarkan literatur diketahui bahwa hubungan antara kecepatan (v) dan head
loss (H) adalah berbanding lurus. Dari hasil percobaan yang didapatkan menyatakan
bahwa semakin besar kecepatan aliran fluida maka semakin besar pula head loss yang
terjadi pada aliran pipa dikarenakan aliran dengan kecepatan tinggi maka gesekan fluida
dengan dinding pipa semakin besar sehingga energi yang hilang (head loss) juga
semakin banyak (Muchsin, 2014).
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Kecepatan (ft/s)
Series 1
Grafik 4.1 Hubungan Kecepatan (ft/s) terhadap Head Loss (inHg) pada bukaan
valve 25%, 50%, 75%, dan 100% pada Pipa No. 2
Berdasarkan literatur diketahui bahwa hubungan antara kecepatan (v) dan head
loss (H) adalah berbanding lurus. Dilihat dari gambar 4.1, hasil percobaan yang
didapatkan sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin besar kecepatan
aliran fluida maka semakin besar pula head loss yang terjadi pada aliran pipa dikarenakan
aliran dengan kecepatan tinggi maka gesekan fluida dengan dinding pipa semakin besar
sehingga energi yang hilang (head loss) juga semakin banyak (Muchsin, 2014).
f VS NRe
3000 2642.93
2500 2067.68
2000
1379.98
NRe
1500
1000 682.43
500 0
0
0.02 0.02 0.03 0.04 0.04
Series 1
Grafik 4.2 Hubungan friction loss (f) terhadap Bilangan Reynold (NRe) pada
bukaan valve 25%, 50%, 75%, dan 100% pada Pipa No. 2
Dilihat dari persamaan diatas bahwa bilangan Reynold berbanding terbalik dengan
friction loss (f). Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa friction loss memiliki nilai
yang sama seiring bertambahnya bilangan Reynold, hasil yang didapat dari grafik tidak
sesuai dengan persamaan blasius diatas bahwa seharusnya hasil percobaan yang didapat
berbanding terbalik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kekasaran relatif pada pipa
yaitu perbandingan ketidaksempurnaan permukaan ϵ terhadap garis tengah dalam pipa.
4.2.2 Head Loss pada Enlargement dan Contraction bukaan 25%, 50%, 75%
dan 100%
Pada sistem perpipaan, pipa perbesaran Enlargement terjadi dimana diameter dari
pipa yang awalnya kecil mengalami perbesaran menjadi diameternya lebih besar.
Sedangkan jika pipa diameter besar ke kecil disebut Contraction.
Perhitungan rata-rata pada enlargement dan contraction dari data percobaan yang
dilakukan serta kecenderungan grafik yang terjadi.
f VS NRe
30000
29500
29000
28500
NRe
Series2
28000
27500
27000
0.02 0.03 0.04 0.05
f
Grafik 4.3 Hubungan friction loss terhadap bilangan Reynold pada bukaan
valve 25%, 50%, 75% dan 100% pada pipa enlargement
Enlargement untuk pipa dimana diameter berubah dari kecil ke besar, sehingga luas
penampang pipa juga berubah dari kecil ke besar. Harga diameter pipa enlargement
adalah 0,0289 ft. Dan luas pipa pertama yang digunakan pada pipa enlargment adalah
0.00066 ft2. Adapun yang membuat hal ini terjadi yaitu karena kesalahan pengambilan
data sehingga data yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur.
f VS NRe
22000
20000
NRe
18000 Series2
16000
0.02 0.03 0.04 0.05
Grafik 4.4 Hubungan friction loss terhadap bilangan Reynold pada bukaan valve
25%, 50%, 75% dan 100% pada pipa Contraction
Contraction untuk pipa dimana diameter berubah dari kecil ke besar, sehingga luas
penampang pipa juga berubah dari kecil ke besar. Harga diameter pipa contraction adalah
0,0289 ft dan luas pipa pertama yang digunakan pada pipa contraction luas pipa adalah
0,00066 ft2.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar kecepatan fluida yang mengalir dalam pipa, maka semakin besar
pula head loss yang terjadi. Head loss terkecil terjadi pada aliran fluida yang
melalui yang melalui pipa 2 dengan bukaan valve 25%. Sedangkan head loss
terbesar terjadi pada bukaan valve 75%.
2. Semakin besar bilangan Reynold maka faktor gesekan yang dihasilkan semakin
kecil.
5.2 Saran
Praktikan harus teliti pada saat membuka dan menutup aliran pada valve juga pada
saat membaca skala yang terlihat pada manometer karena jika terjadi kesalahan pada
kedua hal tersebut berpengaruh fatal terhadap hasil perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Haruo Tahara, Sularso, 2000. Pompa dan Kompresor. Jakarta : Penerbit PT. Pradnya
Pramita.
McCabe L Warren, Smith C Julian, and Herriot Peter, 1985. Operasi Teknik Kimia
Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Spesifikasi peralatan pipa-pipa yang digunakan pada percobaan aliraan fluida dalam
sistem perpipaan:
1. Pipa 2
Panjang pipa : 190 cm = 6,2335 ft
ID pipa : 9,7 mm = 0,0318 ft
Luas pipa : 0,18014 ft2
2. Pipa 3
Panjang pipa : 190 cm = 6,2335 ft
ID pipa : 19,8 mm = 0,0649 ft
Luas pipa : 0,3964 ft2
4. Data fluida
Densitas fluida(ρ) : 62,43 lbm/ft3
Viskositas(µ) : 0,00067197 lbm/ft.s
LAMPIRAN C
PERHITUNGAN
Penyelesaian :
Pipa 2 Bukaan 25 %
V
Q1 =
t
0,005
=
45 , 85
= 1,8 × 10-4 m3/s
V
Q2 =
t
0 ,01
=
01 ,12
= 3,69× 10-4m3/s
V
Q3 =
t
0,015
=
01 ,39
= 5,52 × 10-4m3/s
0 , 02
Q5 =
01 ,56
= 7,06 × 10-4m3/s
π 2
A = d
4
3 ,14
= ( 0,0318 ft )2
4
= 0,00079 ft2
Q1
V1 =
A
0
= 2
0,00079 ft
= 0 ft2
Q2
V2 =
A
1, 82 ×10−4
= 2
0,00079 ft
= 0,2309896 ft2
Q3
V3 =
A
3 ,69 × 10−4
= 2
0,00079 ft
= 0,4670933 ft2
Q4
V4 =
A
5 ,52 ×10−4
= 2
0,00079 ft
= 0,6998652 ft2
Q5
V5 =
A
7 , 06 ×10−4
= 2
0,00079 ft
= 0,8945744 ft2
Perhitungan debit dan kecepatan untuk variasi sistem perpipaan lainnya mengunakan
cara yang sama.
Penyelesaian:
Pipa 2 bukaan 25%
ρvD
NRey1 =
μ
lb 3 ft
62 , 43 ×0 ×0,0318 ft
ft s
=
lb
0,00067197 . s
ft
=0
ρvD
NRey2 =
μ
3
lb ft
62 , 43 ×0,2309896 ×0,0318 ft
ft s
=
lb
0,00067197 . s
ft
= 682,43
ρvD
NRey3 =
μ
lb 3 ft
62 , 43 ×0,4670933 ×0,0318 ft
ft s
=
lb
0,00067197 . s
ft
= 1379,98
ρvD
NRey4 =
μ
3
lb ft
62 , 43 ×0,6998652 × 0,0318 ft
ft s
=
lb
0,00067197 . s
ft
= 2067,68
ρvD
NRey5 =
μ
3
lb ft
62 , 43 ×0,8945744 × 0,0318 ft
ft s
=
lb
0,00067197 . s
ft
= 2642,93
Perhitungan bilangan Reynold untuk variasi sistem perpipaan lainnya menggunakan
cara yang sama.
2. Menghitung F Pipa 2
Diameter pipa 2 = 0,0318ft
µ = 1 Cp = 6,7197 × 10-4 lb/ft.s
L =6,2335 ft
gc = 32,174 lbm.ft/lbf.s2
ρair = 1 g/cm3 = 62,43 lb/ft3
Penyelesaian :
Pipa 2 bukaan 25%
2
32. μ . L. v
F = 2
gc . D . ρ
= 32 ×0,00067197 lb/ft . s ×6,2335 ft × ¿ ¿
= 9,3539 ft/lbf
Perhitungan factor gesekan (F) untuk variasi sistem perpipaan lainnya menggunakan
cara yang sama.
LAMPIRAN D
DOKUMENTASI
Gambar D.1 Pengukuran beda Gambar D.2 Gambar Tinggi Air
Tekanan air Raksa