Anda di halaman 1dari 4

Laporan

Mekanika Fluida dan Partikel

Bilangan Reynold (NRe)


Hana Mazaya Wibowo* (1), Hilmy Dzaky Edo Pratama (2)
Afrizal Rozi Afandy
Ir. Agung Subyakto, MT.
Departemen Teknik Kimia Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2020

Abstrak

Bilangan Reynold merupakan parameter tak-berdimensi berupa kombinasi dari variabel-variabel yang dapat
digunakan sebagai suatu patokan untuk membedakan aliran laminar dengan aliran turbulen Tujuan Percobaan
ini adalah untuk menentukan jenis aliran, apa itu aliran laminer, transisi maupun turbulen serta faktor-faktor
yang mempengaruhi bilangan Reynold. Prosedur Percobaan ini pertama lakukan percobaan pada keadaan
diameter pipa dan jenis fluida tetap sedangkan variabel yang dipilih yaitu kecepatan alir fluida (air). Lalu
mengatur kecepatan alir fluida dengan cara mengatur debit fluida. Selanjutnya injeksikan larutan zat warna
yaitu KMnO4 melalui tabung kapiler ke aliran fluida didalam pipa. Amati setiap gerakan zat warna yaitu
KMnO4 0,1 N atau pola aliran zat yang mengalir pada setiap kecepatan fluida yang ditentukan. Setelah itu
tentukkan densitas dan viskositas fluida tiap bukaan valve. Terakhir, ulangi percobaan dengan variabel debit
x,y,z dst.

Kata kunci : Reynold, Laminer, Turbulen

1.0 Pendahuluan
Bilangan Reynold merupakan parameter tak-berdimensi berupa kombinasi dari variabel-variabel
yang dapat digunakan sebagai suatu patokan untuk membedakan aliran laminar dengan aliran turbulen
[1].
Setiap hari kita selalu berhubungan dengan fluida. Kita dapat melihat instalasi perpipaan dan juga
fenomena-fenomena pada fluida. Benturan air antara pipa ketika keran air ditutup secara tiba-tiba atau
pusaran air yang dapat kita lihat ketika air didalam bak mandi dikeluarkan melalui lubang embuangan.
Pada perkembangan dunia industri yang semakin pesat beriringan dengan memasuki era globalisasi,
sangat banyak sekali dilakukan penemuan yang dikembangkan dengan tujuan untuk mengetahui
bilangan Reynolds (Re) suatu fluida dari berbagai jenis pipa [2].
Percobaan bilangan Reynold sangat dibutuhkan untuk menentukan jenis aliran, apa itu aliran
laminer, transisi maupun turbulen serta faktor-faktor yang mempengaruhi bilangan Reynold.

DASAR TEORI
A. Bilangan Reynold [1]
Bilangan Reynold adalah ukuran dari suatu rasio gaya inersia pada suatu rasio gaya
inersia pada suatu elemen fluida terhadap gaya viskositas pada elemen. Dalam persoalan aliran
fluida akan didapati diameter dalam D dan kecepatan V, demikian juga fluida kerapatan ρ dan
viskositas μ. Dengan variabel tersebut, didapatkan rumus bilangan Reynold :

ρVD
Re =
μ

Dimana: V = adalah kecepatan fluida yang mengalir (m/s).


D = adalah diameter dalam pipa (m).
ρ = adalah massa jenis fluida (kg/m³).
μ = adalah viskositas dinamik fluida (kg/ms) atau (N.s/m²).

B. Koefisien Gesek [3]


Koefisien gesek (λ) dapat diturunkan secara matematis untuk aliran laminer, tetapi tidak
ada hubungan matematis yang sederhana untuk variasi λ dengan bilangan Reynolds yang tersedia
untuk aliran turbulen.
Laporan
Mekanika Fluida dan Partikel

(a) Untuk aliran laminer


2.g.D
f = λ = hL
V 2. L
Dimana : hL = kerugian tinggi tekan (m).
V = kecepatan aliran fluida air (m/s).
g = percepatan gravitasi (m/s2).
D = diameter pipa (m).
Jadi, untuk aliran laminer di semua pipa untuk semua fluida, harga f adalah
64
f=
Re
Dimana : f = λ = koefisien gesek.
Re = bilangan Reynolds number.
Untuk aliran laminer bilangan Reynolds (Re) mempunyai sebuah harga maksimum
praktis sebesar 2000.
(b) Untuk aliran turbulen, banyak ahli hidraulika telah mencoba menghitung f dari hasil-
hasil percobaan mereka sendiri dan dari percobaan orang lain.
1. Untuk aliran turbulen dalam pipa-pipa mulus dan kasar, hukum-hukum tahanan
universal dapat diturunkan dari

f=
ρV 2

2. Untuk pipa-pipa mulus Blasius menganjurkan untuk bilangan-bilangan Reynolds


antara 3000 dan 100000,
0,316
f=
ℜ0,25

C. Tipe-tipe Aliran [4]


a. Aliran Laminer Aliran laminer didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang
bergerak dalam lapisan-lapisan atau laminalamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar.
Dalam aliran laminer ini viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan
relatif antara lapisan, sehingga aliran laminer memenuhi pasti hukum viskositas Newton yaitu :

du
τ=μ
dy

Aliran laminer ini mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya kurang dari 2300.

Gambar 1. Distribusi Kecepatan Aliran Laminer dalam Pipa Tertutup

b. Aliran Transisi Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran
turbulen. Ketika kecepatan aliran itu bertambah atau viskositasnya berkurang (dapat disebabkan
temperatur meningkat) maka gangguan-gangguan akan terus teramati dan semakin membesar serta
kuat yang akhirnya suatu keadaan peralihan tercapai. Keadaan peralihan ini tergantung pada
Laporan
Mekanika Fluida dan Partikel

viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain yang menyangkut geometri aliran dimana nilai bilangan
Reynoldsnya antara 2300 sampai dengan 4000.

c. Aliran Turbulen Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan
dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran
partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke
bagian fluida yang lain dalam skala yang besar di mana nilai bilangan Reynoldsnya lebih besar
dari 4000. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan
geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugiankerugian aliran.

Gambar 2. Distribusi Kecepatan Aliran Laminer dalam Pipa Tertutup

2.0 Metode Penelitian


2.1 Alat dan Bahan Penelitian
Variabel Percobaan
Variabel Debit Aliran x, y, z dst.

Alat Percobaan
1. Gelas Beaker
2. Gelas Ukur
3. Stopwatch
4. Termometer

Bahan Percobaan
1. Aquades
2. Larutan KMnO4 0,1 N

Gambar 3. Skema Alat Percobaan


2.2 Metodelogi
A. Tahap Persiapan
1. Memeriksa seluruh peralatan yang di pergunakan untuk percobaan NRe.
Laporan
Mekanika Fluida dan Partikel

2. Menetapkan sifat fisis fluida seperti densitas dan viskositas serta dimensi pipa.
3. Menuangkan larutan KMnO4 0,1 N pada tempatnya.

B. Tahap Percobaan
1. Melakukan percobaan pada keadaan diameter pipa dan jenis fluida tetap sedangkan variabel
yang dipilih yaitu kecepatan alir fluida (air).
2. Mengatur kecepatan alir fluida dengan cara mengatur debit fluida.
3. Menginjeksikan larutan zat warna yaitu KMnO4 melalui tabung kapiler ke aliran fluida
didalam
pipa.
4. Mengamati setiap gerakan zat warna yaitu KMnO4 0,1 N atau pola aliran zat yang mengalir
pada setiap kecepatan fluida yang ditentukan.
5. Menentukkan densitas dan viskositas fluida tiap bukaan valve.
6. Mengulangi percobaan dengan variabel debit x,y,z dst.

Daftar Pustaka
[1] B. Munson, Mekanika Fluida, Edisi Keempat., Jakarta: Erlangga, 2002.
[2] E. S. Priyanto, “Analisa Aliran Fluida Pada Pipa Akrilik,” page 1
[3] G. V. R. diterjemahkan Herman Widodo Suemitro, MEKANIKA DAN HIDRAULIKA, Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga, 1996.
[4] S. V. L. ; W. B. E. diterjemahkan Arko Priyono, MEKANIKA FLUIDA, Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga, 1999.

Anda mungkin juga menyukai