BAB I
OSBORNE REYNOLDS
7. Ulangi prosedur di atas untuk debit Q yang berubah-ubah dari kecil kebesar
hingga tercapai aliran transisi dan aliran turbulen.
8. Kerjakan kebalikan dari proses tersebut di atas untuk debit yang berubah-ubah
dari besar hingga terkecil hingga tercapai aliran transisi dan aliran laminer.
9. Gambarlah grafik hubungan antara kecepatan aliran (v) dan bilangan Reynolds
(Re).
.
=
.
hf =
.
Dimana :
1.4.4 Viskositas
Diantara semua sifat-sifat fluida, viskositas memerlukan perhatian yang
terbesar dalam telaahan tentang aliran fluida. Sifat sertaciri-ciri viskositas dibahas
dalam pasal ini, juga dimensi dan faktor konversi bagi viskositas mutlak, maupun
viskositas kinematik. Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya
tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut.
Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk
sudut fluida yang tertentu maka tegangan gesek berbanding lurus dengan viskositas.
2. Debit (Q) =
1.5.2 Grafik
1. Grafik Hubungan Bilangan Reynold (Re) dengan kecepatan aliran (v)
2. Grafik Hubungan Bilangan Reynold (Re) dengan debit (Q)
1.6 Analisa
1. Analisa Perhitungan
2. Analisa Grafik
1.7 Kesimpulan
1.8 Daftar Pustaka
1.9 Lampiran
1. Laporan Sementara
2. Dokumentasi Praktikum
BAB II
KESTABILAN BENDA APUNG
B = pusat apung
M = Metasentrum
dFB x. tan .dA.
2
dM = x. tanα .dA.γ.x atau dM = γ. tanα .x .dA.
.
Diintegralkan: atau M = γ . tanα .I 0
M = γ.tanα.
Tinggi metasentrum: GM = BM – BG = I0 - BG
∀
Atau secara sederhana dapat dipakai rumus dalam buku petunjuk alat sebagai berikut:
w.X
GM = GN = W.tanθ
1. Titik metasentrum adalah titik perpotongan antara garis vertikal yang melalui titik berat
benda dalam keadaan stabil (G) dengan garis vertikal yang melalui pusat apung setelah
benda digoyangkan (B’)
2. Titik metasentrum adalah jarak antara titik G dan titik M
3. Titik apung B adalah titik tangkap dari gaya apung atau titik tangkap dari resultan
tekanan apung
4. Jarak bagian dasar ponton ke titik apung B adalah setengah jarak bagian dasar ponton
ke permukaan air (setengah jarak bagian ponton yang terendam atau tenggelam)
5. Biasanya penyebab posisi (B) pada gambar diatas adalah bergeraknya suatu benda
tertentu (w) sejauh x dari titik G, sehingga untuk mengembalikan ke posisi semula
harus memenuhi persamaan berikut:
Momen guling = Momen yang mengembalikan ke posisi semula
w.x = W . GM . Sin θ , maka
. .
=
!. "#$% !. &$%
GM = , θ <<<
dimana :
W = berat ponton
w = berat pengatur beban transversal
X
θ θ rata-
No kanan/kiri θ kiri Y (Sin θ XY X2
kanan rata
(mm) rata-rata)
dst
2.5.2 Perhitungan
2.5.2.1 Contoh Perhitungan
1) GM praktikum
∑(4)
b=
∑(4 )
y = b.x
.
GM = Ws . G Sin θ = . x
.
y = b .x
b =
.
GM praktikum = .
2) GM teori
W = Fa
m.g = ρ.g.v
m = ρ ( p.l.d )
d = m = W+ w
ρ. p.l ρ. p.l
p.l3
BM = 12. p.l.d
GM teoritis GM praktikum
3) Kesalahan Relatif = × 100%
GM teoritis
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Jarak (cm)
(Contoh grafik)
2.5.3 Tabel Hasil Perhitungan
2.6 Analisa
2.6.1 Analisa Percobaan
2.6.2 Analisa Hasil Percobaan
2.6.3 Analisa Kesalahan
2.7 Kesimpulan
BAB III
10. Ulangi langkah-langkah di atas untuk harga h yang lain dengan merubah
kedudukan pipa pelimpah.
11. Hitung x2/h dan gambarkan x2/h versus y
12. Cari harga Cv berdasarkan kemiringan garis singgung dari grafik yang dihasilkan.
H
Vena contracta
V yx Nappe line
Gambar 11.1
T =
2 .a c
. h1 h2
C d .a . 2 .g
3.5 Hasil Percobaan
3.5.1 Tabel Hasil Percobaan
Diameter : …..…mm
Head
h Volume Waktu Q Q2
(mm) (ml) (detik) (ml/det) (ml/det)2
Head Head
Volume Waktu Q
H2 H1
(ml) (detik) (ml/det)
(mm) (mm)
3.5.2 Perhitungan
3.5.2.1 Contoh Perhitungan
1) Perhitungan koefisien kecepatan ( Cv )
2) Perhitungan koefisien kontrakta ( Cc )
3) Perhitungan kecepatan teoritis dan kecepatan aktual
Vt = . 2.g.H
debitaktual Qa
Va = =
luaslubang A
TABEL.4. HARGA K*
GRAFIK MOCK
GRAFIK MOODY
TABEL.1.
TABEL.2.
TABEL.3.
TABEL.4.
TABEL.5.
TABEL.6.
TABEL.2.
TABEL.8.
GRAFIK MOCK
GRAFIK MOCK
GRAFIK MOCK
GRAFIK MOODY