79
80
kondisi aliran akan berubah dari laminar menjadi turbulen. Besaran yang
dapatmenghubungkan antara kecepatan aliran, kondisi fluida dan kondisi
penampang diameter pipa adalah angka Reynolds (Surlaso, 1994). Prinsip aliran
fluida dalam pipa sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Distribusi air dari PDAM ke rumah-rumah.
2. Sistem irigasi yang menggunakan aliran pipa.
3. Pengaliran air dari waduk ke turbin PLTA.
Dalam pengaliran tersebut akan terjadi kehilangan energi yang terdiri dari:
1. Major losses, yaitu kehilangan tinggi tekan oleh gesekan.
2. Minor losses, yaitu kehilangan tinggi tekan oleh pengaruh lokal, seperti:
a. Ekspansi (pembesaran tiba-tiba)
b. Kontraksi (penyempitan tiba-tiba)
c. Belokan
d. Katup
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan langsung terhadap kehilangan energi
akibat gesekan, untuk Major losses.
a. Bilangan Reynolds
Bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu aliran laminer,
trasnsisi, atau turbulen disebut Bilangan Reynolds. Osborne Reynolds setelah
mempelajari untuk mencoba menentukan apabila dua situasi aliran yang berbeda
akan serupa secara dinamik jikalau memenuhi :
1. Kedua aliran tersebut serupa secara geometrik, yaitu mempunyai
perbandingan yang konstan dengan ukuran-ukuran linear yang bersesuaian.
2. Garis-garis aliran yang bersesuaian adalah serupa secara geometrik, atau
tekanan-tekanan dititik-titik yang bersesuaian memiliki perbandingan
konstan.
Reynolds menyimpulkan dalam mengobservasi dua situasi aliran yang serupa
secara geometrik bahwa aliran-aliran tersebut akan serupa secara dinamik jika
persamaan-persamaan diferensial umum yang menggambarkan aliran-aliran
tersebut identik.
Pada fluida air bila aliran tersebut mempunyai bilangan Reynolds (Re) kurang
dari 2000 maka suatu aliran diasumsikan laminer, jika berada pada bilangan
81
Keterangan :
v = kecepatan aliran (m/detik)
d = diameter pipa (m)
ρ = massa jenis (kg/m3)
μ = viskositas dinamik (N.s/m3)
b. Jenis-jenis Aliran
Adapun jenis-jenis aliran pada pipa terbagi menjadi tiga, yakni :
1. Aliran Laminer
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan atau lamina-lamina
dengan satu lapisan meluncur secara lancar disebut aliran laminer. Fungsi viskositas
dalam aliran laminer ialah untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan, sehingga aliran laminer memenuhi hukum viskositas Newton. Aliran
laminer ini mempunyai nilai bilangan Reynolds-nya kurang dari 2000.
3. Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah jenis aliran yang di mana pergerakan dari partikel-
partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran
partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian
fluida ke bagian fluida yang lain dalam skala yang besar di mana nilai bilangan
Reynolds-nya lebih besar dari 4000. Turbulensi yang terjadi menghasilkan
kerugian-kerugian aliran dikarenakan meningkatnya tegangan geser yang merata di
seluruh fluida.
Keterangan:
θ = sudut kemiringan pipa
W = besar volume air
Z 1 − Z2
sin θ = L
Keterangan :
Q = Debit aliran (m3 ⁄s )
V = Volume (m3 )
t = Waktu (s)
A = Luas penampang (m2 )
d = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan (m2 ⁄s2 )
Keterangan :
1. Katup udara
2. Manometer
3. Inlet
4. Tabung Raksa
5. Katup Pengatur Debit
6. Pipa Lurus
7. Stopwatch
8. Termometer
9. Hydraulic Bench
10. Gelas Ukur
= 0,000007065 m2
c. Debit Aliran (Q)
Diketahui :V = 0,0000040 m3
t = 10 s
Ditanyakan : Q = ...........?
87
V
Jawab :Q = t
0,000040
=
10
= 0,000004 m3 ⁄s
d. Kecepatan Aliran (v)
Diketahui : Q = 0,000004 m3 /𝑠
A = 0,000007065 m2
Ditanyakan : v =.............?
Q
Jawab : v =
A
0,000004
=
0,000007065
= 0,5661 m⁄s
e. Kehilangan Energi (hf)
Diketahui : manometer1 = 0,270 mHg
manometer2 = 0,295 mHg
S = 13,6
Ditanyakan : hf = ...........?
Jawab : hf = (manometer2 − manometer1 ) × S
= (0,295 − 0,270) ∙ 13,6
= 0,340 m
f. Koefisien Gesekan (f)
Diketahui : g = 9,81 m/s2
d = 0,003 m
L = 0,524 m
v = 0,5661 m/s
hf = 0,34 m
Ditanyakan : f = ...........?
g . d . hf
Jawab : f =
2 . v2 . L
9,81 ∙ 0,003 ∙ 0,34
=
2 ∙ 0,3205 ∙ 0,524
= 0,0298
88
= 1968 (Laminer)
h. Log Re
Diketahui : Re = 1968
Ditanyakan : Log Re = ...........?
Jawab : Log Re = log(Re)
= log(1968)
= 3,294
Tabel 5.2 Data Hasil Perhitungan Percobaan Gesekan dalam Pipa
89
90
No f Re
1 0,029 1968
2 0,023 2952
3 0,025 3444
4 0,025 3936
5 0,024 4428
0,030
Koefisien Gesekan
Terhadap Bilangan
f
Reynolds
0,025 Log. (Koefisien
y = -0,003ln(x) + 0,0283 Gesekan Terhadap
Bilangan Reynolds)
0,020
1968 2952 3444 3936 4429
Re
Grafik 5.1 Perbandingan Koefisien Gesekan (f) terhadap Bilangan Reynolds (Re)
91
No f Log Re
1 0,029 3,294
2 0,023 3,470
3 0,025 3,557
4 0,025 3,595
5 0,024 3,646
0,02800
0,02600
Koefisien Gesekan
(f) terhadap Log
Re
0,02400 y = -0,003ln(x) + 0,0283
Log. (Koefisien
Gesekan (f)
0,02200 terhadap Log Re)
0,02000
3,294 3,470 3,537 3,595 3,646
5.6 Penutup
5.6.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, dapayt disimpulkan bahwa semakin besar
nilai debit aliran (Q), semakin tinggi nilai kecepatan aliran (v). kita dapat
menyimpulkan bahwa hubungan antara debit (Q) dan kecepatan aliran (v)
berbanding lurus. Artinya, ketika debit aliran (Q) meningkat, kecepatan aliran (v)
juga meningkat dan Perubahan yang terjadi dalam nilai debit aliran (Q) memberikan
perubahan yang konsisten dalam nilai kecepatan aliran (v). Meskipun tidak selalu
linier, namun tren peningkatan atau penurunan tetap konsisten.
5.6.2 Saran
1. Ketika akan melakukan sebuah percobaan sebaiknya mahasiswa atau
pratikkan memahami terlebih dahulu dengan percobaaan yang hendak
dilakukan dengan membaca terlebih dahulu modul atau referensi-referensi
yang berhubungan dengan percobaan tersebut.
2. Di dalam laboratarium atau hendaknya melakukan pratikum diutamakan juga
untuk menjaga sikap dan adab serta melakukan percobaan dengan serius agar
tidak banyak membuang waktu.
3. Mahasiswa dan praktikkan mempersiapkan blanko untuk data percobaan agar
mengefesiensikan waktu.
4. Setiap anggota kelompok dapat melakukan pembagian tugas sesuai prosedur
percobaan lalu menjalankan tugas masing-masing dengan teliti dan tidak
tergesa-gesa agar percobaan tepat dan benar.