Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fluida adalah unsur yang tidak pernah lepas dari kita setiap hari kita
selalu berhubungan dengan fluida tanpa kita sadari. Kita dapat melihat instalasi
perpipaan air yang kita tempati. Fenomena pada fluida yang dapat kita lihat
selain kehidupan sehari-hari.
Pada perkembangan dunia industry, dalam pendistribusian fluida, banyakk
seperti penggunaan instalasi pipa seiring dengan perkembangan zaman maka
industry dunia berubah untuk mendapatkan penemuan-penemuan yang
dikembangkan lewat penelitian para ahli dan engineer untuk mengetahui
bilangan Reynolds.
Pendistribusian fluida didalam dunia industry dalam tahap produksi ,
mungkin saja pada Perusahan Air Minum (PAM) dan Perusahaan Tambang
Minyak Negara (PERTAMINA). Pipa memiliki berbagai bentuk penampang dan
ukuran. Yang banyak digunakan adalah pipa yang berbentuk lingkaran.
Mengingat banyakanya manfaat tata pipa dalam kehidupan sehari-hari
terutama pada saluran instalasi dalam rumah dan perumahan elit dan serta
semacamnya, maka kami dari kelompok I melakukan percobaantata pipa dengan
menggunakan alat Fluid Friction Apparatus agar lebih menyukai penentuan pipa
yang mengakibatkan energy pada pipa. Kami berharap dapat menjadi referensi
kedepannya dalam aplikasi tata pipa dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari praktikumini adalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana menentukan tinggi tekan dan kehilangan energy yang

2.

diakibatkan oleh pengaruh gesekan dan pengaruh local pada pipa


Bagaimana menentukan koefisien pengaliran dengan bilangan Reynolds

3.

pada aliran yang melalui pipa pengamatan


Bagaimana menentukan hubungan antara Hukur dan Hhitung

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
279

280

1. Menentukan kehilangan energi yang diakibatkan oleh pengaruh gesekan


dan pengaruh local pada pipa.
2. Menentukan koefisien pengaliran (ed) dengan bilangan Reynolds (Re) pada
aliran yang melalui pipa pengamatan.
3. Menentukan hubungan antara (Hukur) dan (Hhitung).

1.4 Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menentukan tinggi tekan dan kehilangan energy yang diakibatkan
oleh perngaruh gesekkan dan pengaruh local pada pipa.
2. Dapat menentukan koefisien pengaliran dengan bilangan Reynolds pada
aliran yang melalui pipa pengamatan.
3. Dapat menentukan hubungan antara Hukur dan Hhitung.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Komponen Dasar Aliran
2.1.1 Aliran Air

281

Sebuah batu di lepas dari ketinggian tertentu maka batu tersebut


berpindah tempat dari suatu tempat yang lebih rendah yang disebabkan karena
adanya gaya gravitasi.
Demikian air yang akan berpindah dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah demikian juga jika kita membuang batu ke atas.

2.1.2 Kecepatan Air


Perpindahan zat cair dari suatu tempat ke tembat lain membutuhkan
waktu yang lama menuju ke tempat lain tergantung lama dari kecepatan aliran
dari air tersebut untuk mencapai suatu tempat.
Dengan demikian kecepatan air adalah jarak yang di tempuh per satuan
waktu dan untuk air yang bergerak maka kecepatan aliran airnya adalah tidak
akan sama dengan nol.

2.2 Kehilangan Tenaga Aliran Melalui Pipa


Pada zat cair yang mengalir di dalam bidang batas, misalnya pipa, akan
terjadi tegangan geser dan gradient kecepatan pada seluruh medan aliran karena
adanya kekentalan. Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya
kehilangan tenaga selama pengaliran.
Di pandang suatu aliran turbulen dan mantap melalui pipa seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.1 Diameter pipa adalah D dan pipa miring dengan
sudut kemiringan

. Dianggap hanya terjadi kehilangan tenaga karena

gesekan. Gay-gaya yang bekerja adalah gaya tekanan berat aliran antara titik 1
dan 2.

Z +

P v
P v
+
=Z + +
+hf
2g
2g

Keterangan:
Z, Z

= tinggi elevasi (m)

(2.1)

282

P, P

= tekanan (N/m)
= berat jenis (kg/m.s)

v, v

= kecepatan aliran di titik 1 (m/s)

hf

= kehilangan tenaga (m)

= percpatan gravitasi (m/s)

Gambar 2.1
Penurunan Rumus Darcy Weisbach
Sumber

: (olah-air.blogspot.co.id)

Apabila pipa mempunyai penampang yang konstan, maka v=v , dan


persamaan di atas dapat di tulis dalam bentuk yang lebih sederhana untuk
kehilangan tenaga akibat gesekan.

h f = Z +

P
P
Z +

hf = AZ +

AP

)(

Atau

(2.2)

283
(2.3)

Keterangan:
Z, Z

= tinggi elevasi (m)

P, P

= tekanan (N/m)

= berat jenis (kg/m.s)

v, v

= kecepatan aliran di titik 1 (m/s)

hf

= kehilangan tenaga (m)

= percpatan gravitasi (m/s)

2.2.1 Rumus kehilangan Tenaga Akibat Gesekan


Setiap pipa dari system jaringan terdapapat hubungan antara kehilangan
tenaga dan dbit. Secara umum bilangan tersebut dapat dinyatakan :

hf =K . Q

(2.4)

Keterangan :
hf

= Kehilangan tenaga akibat gesekan (m)

= Konstanta

= Debit (m/s)
Akan tetapi karena perbedaan kecepatan pada masing-masing pipa tidak

besar, maka besarnya nilai m dianggap konstan untuk semua pipa sebagai contoh
rumus dari Darcy Weishbach.

h f =K .Q

(2.5)

Keterangan :
hf

= Kehilangan tenaga akibat gesekan (m)

= Konstanta

= Debit (m/s)

2.2.2 Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Gesekkan Pada Pipa Lurus

284

Untuk pipa lurus dengan diameter D yang tetap, kehilangan tinggi


tekanan akibat gesekan antara lain :

hf

(2.6)

Keterangan :
hf

= Kehilangan tinggi tekanan akibat geseka (m)

= Koefisien gesekan

= Panjang pipa (m)

= kecepatan aliran (m/s)

= Diameter pipa (m)

= Percepatan gravitasi (m/s)


Seperti yang kita ketahui dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa hf

memiliki satuan m, f tidak memiliki satuan, L memiliki satuan m, v memiliki


satuan m/s, D atau diameter mempunyai satuan m dan g mempunyai satuan m/s.

2.3 Aliran Laminer, Turbulen dan Transisi


Aliran laminar adalah aliran yang partikel fluidanya bergerak secara
parallel (tidak saling memotong), Sedangkan aliran turbulen adalah aliran yang
partikel-partikel fluidanya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan
kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Serta aliran transisi adalah aliran
peralihan dari laminar ke turbulen atupun sebaliknya.

2.4 Bilangan Reynolds


Bilangan Reynolds merupakan bilangan berdimensi yang dapat di gambarkan
dan fungsinya sebagai pembeda aliran laminar, turbulen dan transisi. Rumus
bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut :
=

. .L . L
=

(2.7)

285

Keterangan :
v
= Kecepata Aliran (m/s)
L
= Panjang pipa (m)

= Viskositas Kinematik (kg/m.s)

= Rapat Jenis (kg/m)

= Bilangan Reynolds

= Viskositas Absolut

2.5 Koefisien Gesek


Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan karena distribusi kecepatan
pada aluran turbulen beda. Maka koefisien gesek berbeda pula untuk masingmasing jenis aliran. Daya yang diperlukan untuk menaikan zat cair adalah :
D=

Q .H .
m
(kgf )
2
d

(2.8)

Atau
D=

Q .H .
(hp)
. .n

(2.9)

Keterangan :
D = Daya ( kgf m/d) atau (hp)
Q = Debit (m/s)
H = Ketinggian (m)
= Berat jenis (kg/ms)
= Efisiensi pipa

2.6 Aliran Pada pipa


2.1.1 Pipa 90
Pipa jenis ini termasuk pipa yang sering kita temui dalam kehidupan
sehari-hari. Pipa jenis ini mempunyai head loss tentunya. Secara umum rumus
kerugian head loss adalah :
2

hf =

f .v
2g

(2.10)

286

Untuk belokan lengkung

f=

0.131+1.847

( ) ]( 90 )
D
2R

3,5

(2.11)

Untuk belokan patah


2

f =0.946 si n

4
+2.046 sin
2
2

(2.12)

Keterangan :
f

: Koefisien gesekan

: Diameter (m)

: Jari jari (m)

: Gravitasi (m/s2)

2.1.2 Pipa 30
Pipa ini banyak digunakan pada kebutuhan pembuangan air kotor dan
saluran air bersih. Dibandingkan dengan pipa 90 tekanan pada pipa 30 lebih kecil
dari pada pipa 90, sedangkan untuk kecepatan aliran pipa 30 relatif lebih cepat
dari pipa 90. Untuk pengujian head loss juga pipa 30 relatif lebih kecil dari pada
pipa 90.

(a)

(b)
Gambar 2.2
(a) Pipa 90 (b) Pipa 30
Sumber

:( akucivil.blogspot.com)

287

2.7 Aliran Pada Saluran Tertutup


Aliran pada saluran terbuka dan tertutup sangat berbeda, pada saluran
tertutup dan terbuka perbedaanya terletak pada permukaan bebasnya, selain itu
perbedaan lain pada saluran terbuka terdapat kedalaman sedangkan saluran
tertutup pada pipa dalm keadaan penuh.

2.8 Pipa Dengan Pompa


Pipa adalah komponen yang penting dalam kehidupan kita. Jika pompa
menaikan zat cai dari suatu kolam ke kolam yang lain dengan selisih elevasi
maka air seperti daya yang digunakan oleh pompa untuk menaikan zat cair.
Kehilangan tenaga terjadi pada pengalihan 1 dan 2 yaitu sebesar hf1 dan hf2
pada pipa yang merupakan pipa isap. Berikut ini gambar pola penaikan zat cair
oleh pompa :

Gambar 2.3
Pipa Dengan Pompa
Sumber : (mauncivil.blogspot.com)

2.9 Viskositas Kinematik Fluida


Viskositas kinematic adalah rasio antara viskositas absolut untuk kecepatan
dengan jumlah dimana tidak ada kekentalan yang terlibat. Dihitung dengan
membagi viskositas absolut cairan dengan densitas massa cairam :
V=

(2.13)

288

Keterangan :
V

: Viskositas kinematic (m/s)

: Viskositas absolut (Ns/m)

: Rapat massa (kg/m)

Tabel 2.1 Viskositas kinematik berdasarkan suhu


Temperatur
(derajat
Celcius)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Sumber : docfoc.com

Viskositas
Kinematik

-6
(10 x m2/s)
1.793
1.732
1.674
1.619
1.568
1.520
1.474
1.429
1.386
1.346
1.307
1.270
1.235
1.201
1.169
1.138
1.108
1.080
1.053
1.027
1.002
0.978
0.955
0.933
0.911

Temperatur
(derajat Celcius)

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85

Viskositas
Kinematik

-6
(10 x m2/s)
0.893
0.873
0.854
0.836
0.818
0.802
0.785
0.769
0.753
0.738
0.724
0.711
0.697
0.684
0.671
0.658
0.602
0.554
0.511
0.476
0.443
0.413
0.386
0.363
0.342

289

2.3.1

2.10
Aplikasi Tata Pipa
Instalasi Pipa Minyak

Gambar 2.4
Instalasi Pipa Minyak
Sumber : (smithship.blogspot.com)

Aplikasi tata pipa ini hamper sama dengan aplikasi pipa yang lain b,
bedanya hanya di jenis pipa. Umumnya pipa minyak memiliki ketebalan yang
lebih tebal dan terbuat dari besi.

2.3.2

Instalasi Pipa Gas

Gambar 2.5
Instalasi Pipa Gas
Sumber : (smithship.blogspot.com)

Aplikasi tata pipa ini bedanya pada jenis dan tebal pipa karena
pemanfaatanya.

290

2.3.3

Instalasi Pipa Air PDAM

Gambar 2.6
Instalasi Pipa Air
Sumber : (smithship.blogspot.com)

Seperti instalasi lain, instalasi pipa ini bedanya pada pemanfaatanya dan
juga instalasi ini yang paling banyak digunakan di sekitar kita.

2.3.4

Instalasi Pipa Pemadam Kebakaran

Gambar 2.7
Instalasi Pipa Pemadam Kebakaran
Sumber ( smithship.blogspot.com)

Instalasi jenis ini hanya dapat ditemukan pada kantor pemadam kebakaran
(pengisian air)

2.3.5

Instalasi Pipa Kolam Renang Rumah

291

Gambar 2.8
Instalasi Pipa Kolam Renang
Sumber : (smithship.blogspot.com)

Instalasi jenis ini banyak ditemukan pada rumah pribadi, instalasi ini
berfungsi sebagai instalasi yang nantinya untuk pengisian air kolam renang.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu
Waktu pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari,Tanggal
: minggu, 2 Oktober 2016
Pukul
: 11.00 WITA - Selesai

3.1.2 Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Hidrolika dan Sumber Daya
Air, Fakultas Teknik, Universitas Haluoleo.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :


Alat tata pipa (Fluid Friction Apparatus)
Basic Hydraulic Bench
Velocity meter
Mistar
Stopwatch
Lap

3.2.2 Bahan

292

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air.

3.3 Sketsa alat uji

Gambar 3.1
Fluid Friction Apparatus
Sumber : (Labortatorium Hidrolika dan Sumber Daya Air, Fakultas Teknik, UHO)

Keterangan :
1. Rangka pipa baja dengan bantalan pengisap
2. Dinding belakang
3. Keran penghambat aliran air
4. Cincin penyambung pipa
5. Pengukur tekanan
6. Pengatur sistem pengukur
7. Pengatur objek aliran
8. Alat pengatur aliran
9. Katup pengatur air
10. Selang

293

3.4 Prosedur Percobaan

3.4.1 Pipa belokan 30


1.
2.

Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang digunakan.


Mamasang alat fluid friction diatas bench dan menyambungkan selang antara

3.

kedua alat tersebut


Membuka keran yang diamati (30) dan menghubungkan selang tinggi tekan pada

4.

pipa belokan 30
Menghidupkan alat bench dengan cara memutar stop kontak lalu menekan tombol
ON yang berwarna hijau dan membuka katup pengatur debit agar air dapat

5.

mengalir dari bench menuju alat Fluid Friction Apparatus


Menormalkan ketinggian air pada masing-masing manometer, dengan membuka

6.

atau menutup katup.


Memastikan bahwa tidak ada gelembung pada selang tinggi tekan. Apabila
terdappat gelembung dihilangkan dengan cara membuka katup pengukur

7.

yang berhubungan dengan manometer.


Mengalirkan air sebanyak 10 liter kedalam benda melewati pipa pengukuran
dengan

mengukur skala volume air pada manometer terhubung pada

8.
9.

bench.
Mencatat waktu yang perlukan selama pengukuran volume air sebanyak 3 kali.
Mengukur ketingggian air pada pembacaan skala manometer yang terhubung

10.

dengan alat bantu tata pipa setelah terjadinya penambahan volume.


Mengukur suhu pada penambahan volume terpenuhi dengan menggunakan

11.

velocity meter.
Mengulangi langkah 7,8,9 dan 10 dengan volume yang berbeda-beda, masingmasing sebesar 15 liter dan 20 liter.

3.4.2 Pipa belokan 90


Adapun prosedur percobaannya adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat Fluid Friction Apparatus dan meletakkan diatas bench
2. Menghubungkan selang bench ke pipa pada alat Fluid Friction Apparatus

294

3. Menyalakan alat bench dengan memutar katup emergency dan meekan


tombol ON pada power yang terdapat pada bench
4. Setelah alat bench menyala, buka katub air pada bench pada bench secara
perlahan hingga air dapat mengalir ke alat Fluid Friction Apparatu
5. Menormalkan selang dengan mengalirkan air hingga aliran air dalam
selang bebas dari gelombang udara
6. Membuka katub yang ada pada pipa yang akan diamati yaitu belokan 90
7. Menormalkan ketinggian air pada masing-masing manometer dengan
membuka dan menutup katup pengatur
8. Mencatatat tinggi tekanan pada manometer
9. Mencatat waktu saat volume mencapai 10 liter
10. Mengukur temperature air menggunakan velocity meter
11. Mengulangi langkah 7 dan 8
12. Mencatat waktu pada saat volume air saat mencapai 15 dan 20 liter
13. Mengurangi volume aliran yang masuk dengan menutup secara perlahan
katup dan hentikan saat terjadi perbedaaan tekanan pembacaan manometer.
14. Mengukur panjang pipa aliran pada pipa belokan 90

BAB IV
ANALISA DATA

4.1

Tabel Pengamatan

4.1.
2

Data Pengamatan pipa 30

Tabel 4.1 Hasil pengamatan pipa 30

295

volume
V (liter)

1.

10

2.

15

3.

20

waktu
t (s)
16.67
17.63
18.22
25.5
26.25
26.25
34
33.5
34.5

Pembacaan
Manometer
H2O No.1 H2O No.2
(mm)
(mm)
20
20
20
20
20
20
19.8
19.8
19.8

15.8
15.8
15.8
15
15
15
15.4
15.4
15.4

Temperatur

28.9
28.9
28.9
29.2
29.2
29.2
29.4
29.4
29.4

Sumber : (Hasil Pengamatan pipa 30, 2016)

4.1.2 Data Hasil Pengamatan pipa 90


Tabel 4.2 Hasil Pengamatan pipa 90

No

volume
V
(liter)

waktu
t (s)

1.

10

Pembacaan
Manometer
H2O
No.1
(mm)

H2O No.2
(mm)

Temperatur

18.5

22

14

30.6

19.5

22

14

30.6

296

2.

3.

15

20

19

22

14

30.6

27.75

22.5

15

29.6

26.25

22.5

15

29.6

27

22.5

15

29.6

34.5

23

15.4

28.9

35.5

23

15.4

28.9

35

23

15.4

28.9

Sumber : (Hasil Pengamatan pipa 90, 2016)

4.2

Analisa Perhitungan

4.2.1

Analisa perhitungan pipa 30

1.

Untuk Volume 10 liter


B .
Dik. 0 = 28
.
B = 28.9
B .
1 = 29.0
C .
0 = 8.360E-07
C .
1 = 8.180E-07
.
Dit
x = ?

Peny
e
T (C)
28
28.9
29

x=C 0

(m/s)
8.360E-07
x
8.180E-07

C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0

C
C
C
m/s
m/s

297

8,180. 1078,360. 107


x=8,360. 10
( 28,928)
2928
7 2
= 8,198.10 m /s
7

a. Menentukan waktu rata-rata ( t )

Dik

: t
t
t

Dit

= 16,67 s
= 17,63 s
= 18,22 s
t = ?
:

Peny

:
t = 1 ( t +t +t )
3
1
( 16,67+17,63+18,22 )
3
17,5067 s s

b. Menentukan debit (Q)


Dik
:v
= 0,01 m
t
= 17,5067 s
Dit
Peny

: Q?
:
Q=

v
t
0,01
17,5067

5,712.104 m3/s

c. Menentukan kecepatan aliran (v)


4
Dik
:Q
= 5,712.10
D

= 0.017 m

m3/s

298

Dit

: v?

Peny

:
V=

Q
A
Q
2
.D
4

5,712. 104
3,14
.(0,017)
4

2,518 m/s

d. Menentukan beda tinggi (H )


Dik
: h sebelum
= 0,0200 m
H sesudah
=0.0158 m
Dit
: H ukur?
Peny
:
H ukur = h sebelum h sesudah
= 0,0200 0,0158
= 0,0042 m
ukur

e. Menentukan Hhitung
Dik
: hsebelum
= 0,0200 m
Hsesudah
= 0.0158 m
K
= 0,49
g
= 9,81 m/s
Dit
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
Penye
:
Hhitung sebelum
H sesudah=k

v
2g

299

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0200
0,49
= 0,895 m/s
Hhitung sebelum

H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0,895 )
2 . 9,81
```= 0,0200 m

H sesudah=k

Hhitung sesudah

v
2g

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0158
0,49
= 0,795 m/s
Hhitung sesudah

H sesudah=k

v
2g

300

0,49

( 0,795 )
2 . 9,81
=0,0158 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,518 m/s
D
= 0,017 m

= 8,198.10-7 m2/s
Dit

: Re?

Penye

Re =
=

v .D

( 2,518 ) (0,017)
= 52211,97
8,198.107

g. Menentukan koefisien geser (f)


Dik
: Re = 52211,97
Dit

: f?

Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
0,316
f = 0,25

0,316
( 52211,97 )0,25

2,090.102
h. Menentukan Head loss (hv)
Dik
: = 2,090.10-2

Dit

L
= 0,17 m
D
= 0,017 m
V
= 2,518 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?

301

Penye

:
hv=

. L v
D 2g

2,090. 102 . 0,17 ( 2,518 )

0,017
2 . 9,81
6,5004 m

i. Menentukan Pressure loss (Pv)


Dik
: = 2,090.10-2

Dit
Peny

L
= 0,17 m
D
= 0,017 m

= 1000 kg/m
V
= 2,518 m/s
: Pv?
:
. L
Pv=
. v2
2D
2

2,090. 10 . 0.17
1000 .2,5182
2 . 0,017

662,632 Pa

Untuk Volume 15 liter


B .
Dik. 0 = 29
.
B = 29,2
B .
1 = 30
C .
0 = 8,180.10-7
C .
1 = 8,020.10-7
Dit
x . ?

C
C
C
m/s
m/s

302

=
Peny
e
T (C)
29
29,2
30
x=C 0

(m/s)
8,180.10-7
x
8,020.10-7

C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0

x=8,180. 107

8,020. 10 8,180. 10
( 29,229)
3029

7 2
= 8,148.10 m /s

a. Menentukan waktu rata-rata ( t )


Dik

: t
t
t

Dit

= 25,50 s
= 26,25 s
= 26,25 s
t = ?
:

Peny

:
t = 1 ( t +t +t )
3
1
( 25,50+26,25+26,25 )
3
26,000 s

b. Menentukan debit (Q)


Dik
:v
= 0,015 m
t
= 26,000 s
Dit

: Q?

303

Peny

:
Q=

v
t
0,015
26,000

5,769.104 m3/s

c. Menentukan kecepatan aliran (v)


4
Dik
:Q
= 5,769.10
Dit

D
= 0.017 m
: v?

Peny

:
V=

m3/s

Q
A
Q
2
.D
4

5,769. 104
3,14
.(0,017)
4

2,543 m/s

d. Menentukan beda tinggi (Hukur)


Dik
: h sebelum
= 0,0200 m
H sesudah
=0.0150 m
Dit
: H ukur?
Peny
:
H ukur = h sebelum h sesudah
= 0,0200 0,015

304

= 0,0050 m
e. Menentukan Hhitung
Dik
: hsebelum
= 0,0200 m
Hsesudah
= 0.0150 m
K
= 0,49
g
= 9,81 m/s
Dit
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
Penye
:
Hhitung sebelum
H sesudah=k

v
2g

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0200
0,49
= 0,895 m/s
Hhitung sebelum

H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0,895 )
2 . 9,81
``

H sesudah=k

v
2g

Hhitung sesudah

`= 0,0200 m

305

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0150
0,49
= 0,775 m/s
Hhitung sesudah

H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0,775 )
2 . 9,81
=0,0150 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,543 m/s
D
= 0,017 m

= 8,148.10-7 m2/s
Dit
: Re?
Penye
:
Re =
=

v .D

( 2,543 )(0,017)
= 53057,6869
8,148.107

g. Menentukan koefisien geser (f)


Dik
: Re = 53057,6869
Dit

: f?

Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:

306

f=

0,316
0,25
0,316
( 53057,6869 )0,25

2,082.102

h. Menentukan Head loss (hv)


Dik
: = 2,082.10-2

Dit
Penye

L
= 0,17 m
D
= 0,017 m
V
= 2,543 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
:
hv=

. L v
D 2g

2,082. 102 . 0,17 ( 2,543 )

0,017
2 . 9,81
6,6045 m

i. Menentukan Pressure loss (Pv)


Dik
: = 2,082.10-2

Dit
Peny

L
= 0,17 m
D
= 0,017 m

= 1000 kg/m
V
= 2,543 m/s
: Pv?
:
. L
Pv=
. v2
2D

307

2,082. 102 . 0.17


1000 .2,5432
2 . 0,017

673,241 Pa

3.

Untuk Volume 20 liter


B .
Dik. 0 = 29
.
B = 29,4
B .
1 = 30
C .
0 = 8,180.10-7
C .
1 = 8,020.10-7
.
Dit
x = ?

Peny
e
T (C)
29
29,4
30
x=C 0

C
C
C
m/s
m/s

(m/s)
8,180.10-7
x
8,020.10-7

C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0

x=8,180. 107

8,020. 1078,180. 107


( 29,429)
3029

7 2
= 8,116. 10 m /s

308

a. Menentukan waktu rata-rata ( t )


Dik

Dit

: t
= 34,00 s
t
= 33,50 s
t
= 34,50 s
t = ?
:

Peny

:
t = 1 ( t +t +t )
3
1
( 34,00+33,50+34,50 )
3
34,00 s

b. Menentukan debit (Q)


Dik
:v
= 0,02 m
t
= 34,00 s
Dit
Peny

: Q?
:
Q=

v
t
0,02
34,00

5,882.104 m3/s

c. Menentukan kecepatan aliran (v)


4
Dik
:Q
= 5,882.10
Dit

D
= 0.017 m
: v?

Peny

:
V=

Q
A

m3/s

309

Q
2
.D
4

5,882. 104
3,14
.(0,017)
4

2,593 m/s

d. Menentukan beda tinggi (H )


Dik
: h sebelum
= 0,0198 m
H sesudah
=0.0154 m
Dit
: H ukur?
Peny
:
H ukur = h sebelum h sesudah
= 0,0198 0,0154
= 0,0044 m
ukur

e. Menentukan Hhitung
Dik
: h sebelum
= 0,0198 m
H sesudah
=0.0154 m
K
= 0,49
g
= 9,81 m/s
Dit
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
Penye
:
Hhitung sebelum
H sesudah=k

v
2g

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0198
0,49

310

= 0,890 m/s
Hhitung sebelum
H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0,890 )
2 . 9,81
= 0,0198 m

H sesudah=k

Hhitung sesudah

v
2g

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0154
0,49
= 0,785 m/s
Hhitung sesudah

H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0,785 )
2 . 9,81
=0,0154 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,593 m/s
D
= 0,017 m

= 8,116.10-7 m2/s

311

Dit

: Re?

Penye

Re =
=

v .D

( 2,518 ) (0,017)
7
= 54311,3330
8,116.10

g. Menentukan koefisien geser (f)


Dik
: Re = 54311,3330
Dit

: f?

Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
0,316
f = 0,25

0,316
( 54311,3330 )0,25

2,070.102
h. Menentukan Head loss (hv)
2
Dik
: = 2,070.10

Dit
Penye

L
= 0,17 m
D
= 0,017 m
V
= 2,593 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
:
hv=

. L v
D 2g
2
2,070. 10 . 0,17 ( 2,593 )
0,017
2 . 9,81

312

6,8261 m

i. Menentukan Pressure loss (Pv)


2
Dik
: = 2,070.10

Dit
Peny

L
= 0,17 m
D
= 0,017 m

= 1000 kg/m
V
= 2,593 m/s
: Pv?
:
. L
Pv=
. v2
2D
2

2,070. 10 . 0.17
1000 .2,5932
2 . 0,017

662,632 Pa

.2.2
1

Perhitungan pipa 90
Untuk Volume 10 liter
B .
Dik. 0 = 30
.
B = 30,6
B .
1 = 31
C .
0 = 8,020.10-7
C .
1 = 7,890.10-7
.
Dit
x = ?

Peny
e

C
C
C
m/s
m/s

313

T (C)
30
30,6
31
x=C 0

(m/s)
8,020.10-7
x
7,890.10-7

C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0

x=8,020. 107

7,890.10 8,020.10
(30,630)
3130
7

= 7,942.10 m /s

a. Menentukan waktu rata-rata ( t )


Dik

: t
t
t

Dit

= 18,50 s
= 19,50 s
= 19,00 s
t = ?
:

Peny

:
t = 1 ( t +t +t )
3
1
( 18,50+19,50+19,00 )
3
19,000 s s

b. Menentukan debit (Q)


Dik
:v
= 0,010 m
t
= 19,000 s
Dit
Peny

: Q?
:
Q=

v
t

314

0,01
19,000

5,263.104 m3/s

c. Menentukan kecepatan aliran (v)


4
Dik
:Q
= 5,263.10
Dit

D
= 0.017 m
: v?

Peny

:
V=

m3/s

Q
A
Q
2
.D
4

5,263. 104

3,14
.(0,017)
4

2,320 m/s

d. Menentukan beda tinggi (H ukur)


Dik
: h sebelum
= 0,0220 m
H sesudah
=0.0140 m
Dit
: H ukur?
Peny
:
H ukur = h sebelum h sesudah
= 0,0220 0,0140
= 0,0080 m
e. Menentukan Hhitung
Dik
: hsebelum
Hsesudah
K

= 0,0220 m
= 0.0140 m
= 0,98

315

Dit

g
= 9,81 m/s
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
:

Penye
Hhitung sebelum
H sesudah=k

v
2g

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0220
0,98
= 0,664 m/s
Hhitung sebelum

H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0664 )
2 . 9,81
= 0,0220 m

H sesudah=k

v
2g

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0140
0,98

Hhitung sesudah

316

= 0,529 m/s
Hhitung sesudah
H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0,775 )
2 . 9,81
=0,0140 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,320 m/s
D
= 0,017 m

= 7,942.10-7 m2/s
Dit
: Re?
Penye
:
Re =
=

v .D

( 2,320 ) (0,017)
7
= 49659,9964
7,942. 10

g. Menentukan koefisien geser (f)


Dik
: Re = 49659,9964
Dit

: f?

Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
0,316
f = 0,25

0,316
( 49659,9964 )0,25

0,0212
h. Menentukan Head loss (hv)

317

= 0,0212

Dik

Dit
Penye

L
= 0,145 m
D
= 0,017 m
V
= 2,320 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
:
hv=

. L v
D 2g
0,0212 . 0,145 ( 2,320 )
0,017
2. 9,81

4,7665 m

i. Menentukan Pressure loss (Pv)


Dik
: = 0,0212

Dit
Peny

L
= 0,145 m
D
= 0,017 m

= 1000 kg/m
V
= 2,320 m/s
: Pv?
:
. L
Pv=
. v2
2D

0,0212 . 0.145
1000 . 2,3202
2 . 0,017

485,886 Pa
2

Untuk Volume 15 liter


B .
Dik.
0
= 29
.
B = 29,6
B .
1
= 30

C
C
C

318

C
0
C
1

.
=
.
=
.
=

Dit
x
Penye
T (C)
29
29,6
30
x=C 0

8,180.10-7

m/s

8,020.10-7

m/s

?
(m/s)
8,180.10-7
x
8,020.10-7

C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0

x=8,180. 107

8,020. 1078,180. 107


(29,629)
3029
7

= 8,084.10 m /s

a. Menentukan waktu rata-rata ( t )


Dik

: t
t
t

Dit

= 27,75 s
= 26,25 s
= 27,00 s
t = ?
:

Peny

:
t = 1 ( t +t +t )
3
1
( 27,75+26,25+27,00 )
3
27,000 s

b. Menentukan debit (Q)


Dik
:v
= 0,015 m

319

t
Dit
Peny

= 27,000 s

: Q?
:
Q=

v
t
0,015
27,000
4

5,556.10

m3/s

c. Menentukan kecepatan aliran (v)


4
Dik
:Q
= 5,556.10
Dit
Peny

m3/s

D
= 0.017 m
: v?
:
V=

Q
A
Q
2
.D
4

5,556. 104
3,14
.(0,017)
4

2,449 m/s

d. Menentukan beda tinggi (H ukur)


Dik
: h sebelum
= 0,0225 m
H sesudah
=0.0150 m
Dit
: H ukur?
Peny
:
H ukur = h sebelum h sesudah
= 0,0225 0,0150

320

= 0,0075 m
e. Menentukan Hhitung
Dik
: h sebelum
= 0,0225 m
H sesudah
=0.0150 m
K
= 0,98
g
= 9,81 m/s
Dit
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
Penye
:
Hhitung sebelum
H sesudah=k

v
2g

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0225
0,98
= 0,671 m/s
Hhitung sebelum

H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0671 )
2 . 9,81
= 0,0225 m

H sesudah=k

v
2g

Hhitung sesudah

321

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0150
0,98
= 0,548 m/s
Hhitung sesudah

H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0,548 )
2 . 9,81
=0,0150 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,4488 m/s
D
= 0,017 m

= 8,084.10-7 m2/s
Dit
: Re?
Penye
:
Re =
=

v .D

( 2,4488 ) (0,017)
7
= 51497,0809
8,084. 10

g. Menentukan koefisien geser (f)


Dik
: Re = 51497,0809
Dit

: f?

Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
0,316
f = 0,25

322

0,316
( 51497,0809 )0,25

0,0210
h. Menentukan Head loss (hv)
Dik
: = 0,0210

Dit
Penye

L
= 0,145 m
D
= 0,017 m
V
= 2,4488 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
:
hv=

. L v
D 2g
0,0210 . 0,145 ( 2,4488 )
0,017
2 .9,81

6,6045 m

i. Menentukan Pressure loss (Pv)


Dik
: = 0,0210

Dit
Peny

L
= 0,145 m
D
= 0,017 m

= 1000 kg/m
V
= 2,4488 m/s
: Pv?
:
. L
2
Pv=
.v
2D

0,0210 . 0.145
2
1000 . 2,4488
2 . 0,017

536,476 Pa

323

Untuk Volume 20 liter


B .
Dik.
0
= 28
.
B = 28,9
B .
1
= 29
C .
0
= 8,360.10-7
C .
1
= 8,180.10-7
.
Dit
x
= ?
Penye
T (C)
(m/s)
28
8,360.10-7
28,9
x
29
8,180.10-7
x=C 0

C
C
C
m/s
m/s

C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0

x=8,360. 107

8,0180.1078,360. 107
( 28,928)
2928
7

= 8,198.10 m /s

a. Menentukan waktu rata-rata ( t )


Dik

: t
t
t

Dit

= 34,50 s
= 35,50 s
= 35,00 s
t = ?
:

Peny

:
t = 1 ( t +t +t )
3

324

1
( 34,50+35,50+35,00 )
3
35,000 s s

b. Menentukan debit (Q)


Dik
:v
= 0,020 m
t
= 35,000 s
Dit
Peny

: Q?
:
Q=

v
t
0,020
35,000

5,714.104 m3/s

c. Menentukan kecepatan aliran (v)


4
Dik
:Q
= 5,714.10
Dit

D
= 0.017 m
: v?

Peny

:
V=

Q
A
Q
2
.D
4

5,714. 104
3,14
.(0,017)
4

m3/s

325

2,5188 m/s

d. Menentukan beda tinggi (H ukur)


Dik
: H sebelum
= 0,0230 m
H sesudah
=0.0154 m
Dit
: H ukur?
Peny
:
H ukur = h sebelum h sesudah
= 0,0230 0,0154
= 0,0076 m
e. Menentukan Hhitung
Dik
: h sebelum
= 0,0230 m
H sesudah
=0.0154 m
K
= 0,98
g
= 9,81 m/s
Dit
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
Penye
:
Hhitung sebelum
H sesudah=k

v
2g

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0230
0,98
= 0,679 m/s
Hhitung sebelum

H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0679 )
2 . 9,81

326

= 0,0230 m

H sesudah=k

Hhitung sesudah

v
2g

v=

2 . g . H sesudah
k

2 . 9,81. 0,0154
0,98
= 0,555 m/s
Hhitung sesudah

H sesudah=k

v
2g

0,49

( 0,555 )
2 . 9,81
=0,0154 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,5188 m/s
D
= 0,017 m

= 8,198.10-7 m2/s
Dit
Penye
Re =
=

: Re?
:
v .D

( 2,5188 ) (0,017)
= 52231,8561
8,198. 107

g. Menentukan koefisien geser (f)

327

Dik

: Re

= 52231,8561

Dit

: f?

Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
0,316
f = 0,25

0,316
( 52231,8561 )0,25

2,090.10

h. Menentukan Head loss (hv)


2
Dik
: = 2,090.10

Dit
Penye

L
= 0,145 m
D
= 0,017 m
V
= 2,5188 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
:
hv=

. L v
D 2g
2,090. 102 . 0,145 ( 2,5188 )
0,017
2 . 9,81

5,5482 m

i. Menentukan Pressure loss (Pv)


2
Dik
: = 2,090.10

Dit
Peny

L
= 0,145 m
D
= 0,017 m

= 1000 kg/m
V
= 2,5188 m/s
: Pv?
:

328

Pv=

. L
. v2
2D
2,090. 102 . 0.145
1000. 2,51882
2 .0,017

565,563 Pa

329

Tabel 4.3 Rekapitulasi analisa perhitungan data pipa 30

N
o

1.

volum
eV
(liter)

t (s)

10

16.6
7
17.6
3
18.2
2

t
rerata
(s)

17.506
7

25.5
2.

15

26.2
5
26.2
5

26.000
0

34
3.

20

33.5

34.000
0

34.5
Sumber: (Analisa perhitungan pipa 30)

Pembacaan
Manometer
H2
H2O
O
No.1
No.2
(mm
(mm
)
)
20

15.8

20

15.8

20

15.8

20

15

20

15

20

15

19.8

15.4

19.8

15.4

19.8

15.4

V hitung
Suh
u
(C)

Debit
(Q)

H ukur
(m)

v
(m/s
)

28.9

5.712.
E-04

0.0042

29.2

5.769.
E-04

29.4

5.882.
E-04

v
sebelu
m
(m/s)

v
sesuda
h (m/s)

2.51
8

0.895

0.0050

2.54
3

0.0044

2.59
3

Re

hv
(m)

pv
(Pa)

0.795

52211.9
7

2.09E
-02

6.500
4

662.63
2

0.895

0.775

53057.6
9

2.08E
-02

6.604
5

673.24
1

0.890

0.785

54311.3
3

2.07E
-02

6.826
1

695.82
8

330

Tabel 4.4 Rekapitulasi Analisa Data Pipa 90

Sumber : (Analisa Perhitungan Pipa 90)

.3 Analisa Grafik
4.3.1 Grafik Hubungan Antara kecepatan (v) dan Head Loss (hv) pada pipa 30
v (m/s)
2.5178
2.5430
2.5929

hv (m)
6.5004
6.6045
6.8261

331

Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) dan Head Loss (hv) Pada Pipa 30
6.9000
6.8000
6.7000

Head Loss (m) 6.6000


6.5000
6.4000
6.3000
2.5000 2.5200 2.5400 2.5600 2.5800 2.6000

Kecepatan (m/s)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Kecepatan (V) Dan Head Loss (Hv) Pada Pipa 30
Pada analisa grafik diatas diketahui bahwa hubungan antara kecepatan dan head loss pada pipa 30 berbanding lurus. Dimana
semakin besar kecepatan maka semakin besar pula head lossnya, sebaliknya semakin kecil kecepatan maka semakin kecil pula head
lossnya.

4.3.2 Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) dan Pressure Loss (pv) pada pipa 30
v (m/s)

Pv (Pa)

332

2.5178
2.5430
2.5929

662.632
673.241
695.828

Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) dan Pressure Loss (pv) Pada Pipa 30
700.000
690.000
680.000

Pressure Loss(N/m)) 670.000


660.000
650.000
640.000
2.50002.52002.54002.56002.58002.6000

Kecepatan (m/s)

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antar Kecepatan (V) Dan Pressure Loss (Hv) Pada Pipa 30
Pada analisa grafik diatas diketahui bahwa hubungan antara kecepatan dan head loss pada pipa 30 berbanding lurus. Dimana
semakin besar kecepatan maka semakin besar pula pressure lossnya, sebaliknya semakin kecil kecepatan maka semakin kecil pula
Pressure lossnya.

333

4.3.3 Grafik Hubungan Antara kecepatan (v) dan Head Loss (hv) pada pipa 90
v (m/s)
2.3200
2.4488
2.5188

hv (m)
4.7665
5.2628
5.5482

Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) Dan Head Loss (hv) Pada Pipa 90
5.8000
5.6000
5.4000
5.2000

Head Loss (m) 5.0000


4.8000
4.6000
4.4000
4.2000
2.3000 2.3500 2.4000 2.4500 2.5000 2.5500

Kecepatan (m/s)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Kecepatan (V) Dan Head Loss (Hv) Pada Pipa 90

334

Pada analisa grafik diatas diketahui bahwa hubungan antara kecepatan dan head loss pada pipa 90 berbanding lurus. Dimana
semakin besar kecepatan maka semakin besar pula head lossnya, sebaliknya semakin kecil kecepatan maka semakin kecil pula head
lossnya.

4.3.4 Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) dan Pressure Loss (pv) pada pipa 90
v (m/s)
2.3200
2.4488
2.5188

pv (Pa)
485.8861
536.4763
565.5633

335

Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) Dan Pressure Loss (pv) Pada Pipa 90
580
560
540
520

Pressure Loss (N/m)) 500


480
460
440
2.3

2.35

2.4

2.45

2.5

2.55

Kecepatan (m/s)

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antar Kecepatan (V) Dan Head Loss (Hv) Pada Pipa 90

Pada analisa grafik diatas diketahui bahwa hubungan antara kecepatan dan head loss pada pipa 90 berbanding lurus. Dimana
semakin besar kecepatan maka semakin besar pula pressure lossnya, sebaliknya semakin kecil kecepatan maka semakin kecil pula
pressure lossnya.

336

.4 Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami melakukan system tata pipa dengan alat bernama fluid friction apparatus dengan tijuan menganalisa
kehilangan energy akibat belokan 30 dan belokan 90.
Pada pipa belokan 30 memiliki diameter 0,017 m. perhitungan dilakukan pada tiga volume berbeda yaitu 0,01 m 3 , 0,015 m3, 0,020 m3.
Pada volume 0,01 m3 dengan waktu aliran rata-rata 17,5067 s menunjukkan pembacaan manometer H2O No.1 = 0,0200 dan H2O No.2 = 0,0158
dengan suhu 28,9C sehingga debit aliran dihasilkan 5,712.10-4 m3/s dengan kecepatan aliran 2,518 m/s, beda tinggi 0,0042 m serta kehilangan
energy sebelum dan seseudah masing-masing sebesar 52211,9658 dengan koefisien geser 2,090.10 -2. Head loss dan pressure loss masing-masing
6,5004 m3 dan 0,020 m3 dapat dilihat pada table rekapitulasi analisa data pipa belokan 30.
Pada pipa belokan 90 dengan volume 0,01 m, 0.015 m dan 0,020 m juga dapat dilihat dari hasil perhitungan pada table rekapitulasi
analisa data pada pipa belokan 90.
Pada pipa belokan 90 juga dilakukan analisa untuk memperoleh elemen-elemen seperti waktu rata-rata debit aliran, kecepatan, beda tinggi
(Hukur), Hhitung, Bilangan Reynolds, Head loss dan Pressure Loss yang masing-masing nilainya 19 detik; 5,263.10 -4; 2,32 m/s ; 0,0080 m,
0,664 m/s dan 0,529 m/s ; 49659,00 ; 4,7665 m dan 485,886 Pa.Dengan nilai Re > 400 berada dalam kategori aliran turbulen untuk volume
0,010 m3 dan begitu pula volume-volume lainnya dengan perhitungan yang sama.

BAB V
PENUTUP

337

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum tata pipa adalah sebagai berikut :
1. Nilai atau besar head loss (hv) dan pressure loss (pv) dipengaruhi oleh factor gerakan, bentuk, belokan atau pengaruh local yang sama
tersebut dapat mempengaruhi atau menyebabkan perubahan kecepatan aliran di perpanjang pipa. Olehnya itu besar kecepatan mempengaruhi
nilai Head loss dengan hubungan berbanding lurus. Berikut ini adalah antara ketiga indicator tersebut :
a. Jika kecepatan (v) besar, maka Head loss (Hv) akan bertambah besar. Sebaliknya, jika kecepatan kecil maka Head loss (Hv) juga akan
kecil pula.
b. Jika kecepatan (v) besar, maka Pressure Loss (pv) akan semakin besar, sebaliknya jika kecepatan (v) kecil maka pressure loss (pv) akan
semakin kecil pula.
c. Jika head loss (hv) besar maka pressure loss juga akan besar, sebaliknya jika pressure loss (pv) kecil maka head loss (hv) juga akan kecil.
2. Pengaliran yang terjadi pada dua jenis pipa yang diteliti, menunjukkan bentuk aliran turbulen, hal ini dikarenakan besar blangan Reynolds
yang diperoleh lebih besar dari 4000.
3. Hubungan antara Hukur dan Hhitung adalah pada perbedaan tinggi H2O No.2 dan H20 No.1 sedangkan Hhitung dipengaruhi oleh konstanta,
kecepatan dan gravitasi.

5.2 Saran
Saran setelah melakukan percobaan ini adalah agar waktu pengerjaan laporan ini adalah agar waktu pengajaran laporan diperpanjang
agar praktikum tidak hanya mampu menulis laporan tetapi juga mampu memahami isi laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Triadmojo, Bambang .1993.Hidlokika I .Yogyakarta:Beta Offset

338

http://www.google.com/pipa-dengan-pompa . Didownload pada tanggal 2 november 2016 pukul 17.42 WITA


www.olah-air.blogspot.co.id . Didownload pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 20.17 WITA
www.akucivil.blgspot.co.id . Didownload pada tanggal 14 oktober 2016 pukull 00.32 WITA
www.mauncivil.blogspot.co.id . Didownload pada tanggal 14 Oktober 2016 pukul 00.32 WITA
https://id.scribd.com/document/329077840/TATA-PIPA. Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://sktfaker.blogspot.com . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://fisikakuamal . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://satudarahdokumen.blogspot.com . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://satukisahsatuinfo.blogspot.com . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://civilengku.blogspot.com . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://fisikatestku.blogspot.com . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://idepraktikumku.blogspot.com . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://keluargateknik.blogspot.com Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
http://dokumen.tips/documents/petunjuk-praktikum-hidrolika.html . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://praktikumfisika.blogspot.co.id . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://praktikumteknikunem.blogspot.co.id . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://mekanikafluidafisika.blogspot.com Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA
https://windyhm.files.wordpress.com/2009/10/panduan-praktikum-instalasi-sistem-refrigerasi-2009.pdf . Didownload pada tanggal 16 Oktober
2016 pukul 13.30 WITA
http://contohlaporan26.blogspot.co.id/2010/12/laporan-praktikum-mekanika-fluida-acara_06.html . Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016
pukul 13.30 WITA
http://agusper.blogspot.co.id/2014/04/tata-cara-dan-tata-tertib-praktikum.html. Didownload pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA

339

340

L
A
M
P
I
R
A

341

N
TATA PIPA

Pipa 90 Dan Pipa 30 Serta Selang

Basic Hydraulic Bench

Fluid Friction Apparatus

342

Anda mungkin juga menyukai