PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fluida adalah unsur yang tidak pernah lepas dari kita setiap hari kita
selalu berhubungan dengan fluida tanpa kita sadari. Kita dapat melihat instalasi
perpipaan air yang kita tempati. Fenomena pada fluida yang dapat kita lihat
selain kehidupan sehari-hari.
Pada perkembangan dunia industry, dalam pendistribusian fluida, banyakk
seperti penggunaan instalasi pipa seiring dengan perkembangan zaman maka
industry dunia berubah untuk mendapatkan penemuan-penemuan yang
dikembangkan lewat penelitian para ahli dan engineer untuk mengetahui
bilangan Reynolds.
Pendistribusian fluida didalam dunia industry dalam tahap produksi ,
mungkin saja pada Perusahan Air Minum (PAM) dan Perusahaan Tambang
Minyak Negara (PERTAMINA). Pipa memiliki berbagai bentuk penampang dan
ukuran. Yang banyak digunakan adalah pipa yang berbentuk lingkaran.
Mengingat banyakanya manfaat tata pipa dalam kehidupan sehari-hari
terutama pada saluran instalasi dalam rumah dan perumahan elit dan serta
semacamnya, maka kami dari kelompok I melakukan percobaantata pipa dengan
menggunakan alat Fluid Friction Apparatus agar lebih menyukai penentuan pipa
yang mengakibatkan energy pada pipa. Kami berharap dapat menjadi referensi
kedepannya dalam aplikasi tata pipa dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari praktikumini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
280
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Komponen Dasar Aliran
2.1.1 Aliran Air
281
gesekan. Gay-gaya yang bekerja adalah gaya tekanan berat aliran antara titik 1
dan 2.
Z +
P v
P v
+
=Z + +
+hf
2g
2g
Keterangan:
Z, Z
(2.1)
282
P, P
= tekanan (N/m)
= berat jenis (kg/m.s)
v, v
hf
Gambar 2.1
Penurunan Rumus Darcy Weisbach
Sumber
: (olah-air.blogspot.co.id)
h f = Z +
P
P
Z +
hf = AZ +
AP
)(
Atau
(2.2)
283
(2.3)
Keterangan:
Z, Z
P, P
= tekanan (N/m)
v, v
hf
hf =K . Q
(2.4)
Keterangan :
hf
= Konstanta
= Debit (m/s)
Akan tetapi karena perbedaan kecepatan pada masing-masing pipa tidak
besar, maka besarnya nilai m dianggap konstan untuk semua pipa sebagai contoh
rumus dari Darcy Weishbach.
h f =K .Q
(2.5)
Keterangan :
hf
= Konstanta
= Debit (m/s)
284
hf
(2.6)
Keterangan :
hf
= Koefisien gesekan
. .L . L
=
(2.7)
285
Keterangan :
v
= Kecepata Aliran (m/s)
L
= Panjang pipa (m)
= Bilangan Reynolds
= Viskositas Absolut
Q .H .
m
(kgf )
2
d
(2.8)
Atau
D=
Q .H .
(hp)
. .n
(2.9)
Keterangan :
D = Daya ( kgf m/d) atau (hp)
Q = Debit (m/s)
H = Ketinggian (m)
= Berat jenis (kg/ms)
= Efisiensi pipa
hf =
f .v
2g
(2.10)
286
f=
0.131+1.847
( ) ]( 90 )
D
2R
3,5
(2.11)
f =0.946 si n
4
+2.046 sin
2
2
(2.12)
Keterangan :
f
: Koefisien gesekan
: Diameter (m)
: Gravitasi (m/s2)
2.1.2 Pipa 30
Pipa ini banyak digunakan pada kebutuhan pembuangan air kotor dan
saluran air bersih. Dibandingkan dengan pipa 90 tekanan pada pipa 30 lebih kecil
dari pada pipa 90, sedangkan untuk kecepatan aliran pipa 30 relatif lebih cepat
dari pipa 90. Untuk pengujian head loss juga pipa 30 relatif lebih kecil dari pada
pipa 90.
(a)
(b)
Gambar 2.2
(a) Pipa 90 (b) Pipa 30
Sumber
:( akucivil.blogspot.com)
287
Gambar 2.3
Pipa Dengan Pompa
Sumber : (mauncivil.blogspot.com)
(2.13)
288
Keterangan :
V
Viskositas
Kinematik
-6
(10 x m2/s)
1.793
1.732
1.674
1.619
1.568
1.520
1.474
1.429
1.386
1.346
1.307
1.270
1.235
1.201
1.169
1.138
1.108
1.080
1.053
1.027
1.002
0.978
0.955
0.933
0.911
Temperatur
(derajat Celcius)
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
Viskositas
Kinematik
-6
(10 x m2/s)
0.893
0.873
0.854
0.836
0.818
0.802
0.785
0.769
0.753
0.738
0.724
0.711
0.697
0.684
0.671
0.658
0.602
0.554
0.511
0.476
0.443
0.413
0.386
0.363
0.342
289
2.3.1
2.10
Aplikasi Tata Pipa
Instalasi Pipa Minyak
Gambar 2.4
Instalasi Pipa Minyak
Sumber : (smithship.blogspot.com)
Aplikasi tata pipa ini hamper sama dengan aplikasi pipa yang lain b,
bedanya hanya di jenis pipa. Umumnya pipa minyak memiliki ketebalan yang
lebih tebal dan terbuat dari besi.
2.3.2
Gambar 2.5
Instalasi Pipa Gas
Sumber : (smithship.blogspot.com)
Aplikasi tata pipa ini bedanya pada jenis dan tebal pipa karena
pemanfaatanya.
290
2.3.3
Gambar 2.6
Instalasi Pipa Air
Sumber : (smithship.blogspot.com)
Seperti instalasi lain, instalasi pipa ini bedanya pada pemanfaatanya dan
juga instalasi ini yang paling banyak digunakan di sekitar kita.
2.3.4
Gambar 2.7
Instalasi Pipa Pemadam Kebakaran
Sumber ( smithship.blogspot.com)
Instalasi jenis ini hanya dapat ditemukan pada kantor pemadam kebakaran
(pengisian air)
2.3.5
291
Gambar 2.8
Instalasi Pipa Kolam Renang
Sumber : (smithship.blogspot.com)
Instalasi jenis ini banyak ditemukan pada rumah pribadi, instalasi ini
berfungsi sebagai instalasi yang nantinya untuk pengisian air kolam renang.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu
Waktu pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari,Tanggal
: minggu, 2 Oktober 2016
Pukul
: 11.00 WITA - Selesai
3.1.2 Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Hidrolika dan Sumber Daya
Air, Fakultas Teknik, Universitas Haluoleo.
3.2.2 Bahan
292
Gambar 3.1
Fluid Friction Apparatus
Sumber : (Labortatorium Hidrolika dan Sumber Daya Air, Fakultas Teknik, UHO)
Keterangan :
1. Rangka pipa baja dengan bantalan pengisap
2. Dinding belakang
3. Keran penghambat aliran air
4. Cincin penyambung pipa
5. Pengukur tekanan
6. Pengatur sistem pengukur
7. Pengatur objek aliran
8. Alat pengatur aliran
9. Katup pengatur air
10. Selang
293
3.
4.
pipa belokan 30
Menghidupkan alat bench dengan cara memutar stop kontak lalu menekan tombol
ON yang berwarna hijau dan membuka katup pengatur debit agar air dapat
5.
6.
7.
8.
9.
bench.
Mencatat waktu yang perlukan selama pengukuran volume air sebanyak 3 kali.
Mengukur ketingggian air pada pembacaan skala manometer yang terhubung
10.
11.
velocity meter.
Mengulangi langkah 7,8,9 dan 10 dengan volume yang berbeda-beda, masingmasing sebesar 15 liter dan 20 liter.
294
BAB IV
ANALISA DATA
4.1
Tabel Pengamatan
4.1.
2
295
volume
V (liter)
1.
10
2.
15
3.
20
waktu
t (s)
16.67
17.63
18.22
25.5
26.25
26.25
34
33.5
34.5
Pembacaan
Manometer
H2O No.1 H2O No.2
(mm)
(mm)
20
20
20
20
20
20
19.8
19.8
19.8
15.8
15.8
15.8
15
15
15
15.4
15.4
15.4
Temperatur
28.9
28.9
28.9
29.2
29.2
29.2
29.4
29.4
29.4
No
volume
V
(liter)
waktu
t (s)
1.
10
Pembacaan
Manometer
H2O
No.1
(mm)
H2O No.2
(mm)
Temperatur
18.5
22
14
30.6
19.5
22
14
30.6
296
2.
3.
15
20
19
22
14
30.6
27.75
22.5
15
29.6
26.25
22.5
15
29.6
27
22.5
15
29.6
34.5
23
15.4
28.9
35.5
23
15.4
28.9
35
23
15.4
28.9
4.2
Analisa Perhitungan
4.2.1
1.
Peny
e
T (C)
28
28.9
29
x=C 0
(m/s)
8.360E-07
x
8.180E-07
C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0
C
C
C
m/s
m/s
297
Dik
: t
t
t
Dit
= 16,67 s
= 17,63 s
= 18,22 s
t = ?
:
Peny
:
t = 1 ( t +t +t )
3
1
( 16,67+17,63+18,22 )
3
17,5067 s s
: Q?
:
Q=
v
t
0,01
17,5067
5,712.104 m3/s
= 0.017 m
m3/s
298
Dit
: v?
Peny
:
V=
Q
A
Q
2
.D
4
5,712. 104
3,14
.(0,017)
4
2,518 m/s
e. Menentukan Hhitung
Dik
: hsebelum
= 0,0200 m
Hsesudah
= 0.0158 m
K
= 0,49
g
= 9,81 m/s
Dit
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
Penye
:
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
299
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0200
0,49
= 0,895 m/s
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0,895 )
2 . 9,81
```= 0,0200 m
H sesudah=k
Hhitung sesudah
v
2g
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0158
0,49
= 0,795 m/s
Hhitung sesudah
H sesudah=k
v
2g
300
0,49
( 0,795 )
2 . 9,81
=0,0158 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,518 m/s
D
= 0,017 m
= 8,198.10-7 m2/s
Dit
: Re?
Penye
Re =
=
v .D
( 2,518 ) (0,017)
= 52211,97
8,198.107
: f?
Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
0,316
f = 0,25
0,316
( 52211,97 )0,25
2,090.102
h. Menentukan Head loss (hv)
Dik
: = 2,090.10-2
Dit
L
= 0,17 m
D
= 0,017 m
V
= 2,518 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
301
Penye
:
hv=
. L v
D 2g
0,017
2 . 9,81
6,5004 m
Dit
Peny
L
= 0,17 m
D
= 0,017 m
= 1000 kg/m
V
= 2,518 m/s
: Pv?
:
. L
Pv=
. v2
2D
2
2,090. 10 . 0.17
1000 .2,5182
2 . 0,017
662,632 Pa
C
C
C
m/s
m/s
302
=
Peny
e
T (C)
29
29,2
30
x=C 0
(m/s)
8,180.10-7
x
8,020.10-7
C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0
x=8,180. 107
8,020. 10 8,180. 10
( 29,229)
3029
7 2
= 8,148.10 m /s
: t
t
t
Dit
= 25,50 s
= 26,25 s
= 26,25 s
t = ?
:
Peny
:
t = 1 ( t +t +t )
3
1
( 25,50+26,25+26,25 )
3
26,000 s
: Q?
303
Peny
:
Q=
v
t
0,015
26,000
5,769.104 m3/s
D
= 0.017 m
: v?
Peny
:
V=
m3/s
Q
A
Q
2
.D
4
5,769. 104
3,14
.(0,017)
4
2,543 m/s
304
= 0,0050 m
e. Menentukan Hhitung
Dik
: hsebelum
= 0,0200 m
Hsesudah
= 0.0150 m
K
= 0,49
g
= 9,81 m/s
Dit
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
Penye
:
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0200
0,49
= 0,895 m/s
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0,895 )
2 . 9,81
``
H sesudah=k
v
2g
Hhitung sesudah
`= 0,0200 m
305
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0150
0,49
= 0,775 m/s
Hhitung sesudah
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0,775 )
2 . 9,81
=0,0150 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,543 m/s
D
= 0,017 m
= 8,148.10-7 m2/s
Dit
: Re?
Penye
:
Re =
=
v .D
( 2,543 )(0,017)
= 53057,6869
8,148.107
: f?
Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
306
f=
0,316
0,25
0,316
( 53057,6869 )0,25
2,082.102
Dit
Penye
L
= 0,17 m
D
= 0,017 m
V
= 2,543 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
:
hv=
. L v
D 2g
0,017
2 . 9,81
6,6045 m
Dit
Peny
L
= 0,17 m
D
= 0,017 m
= 1000 kg/m
V
= 2,543 m/s
: Pv?
:
. L
Pv=
. v2
2D
307
673,241 Pa
3.
Peny
e
T (C)
29
29,4
30
x=C 0
C
C
C
m/s
m/s
(m/s)
8,180.10-7
x
8,020.10-7
C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0
x=8,180. 107
7 2
= 8,116. 10 m /s
308
Dit
: t
= 34,00 s
t
= 33,50 s
t
= 34,50 s
t = ?
:
Peny
:
t = 1 ( t +t +t )
3
1
( 34,00+33,50+34,50 )
3
34,00 s
: Q?
:
Q=
v
t
0,02
34,00
5,882.104 m3/s
D
= 0.017 m
: v?
Peny
:
V=
Q
A
m3/s
309
Q
2
.D
4
5,882. 104
3,14
.(0,017)
4
2,593 m/s
e. Menentukan Hhitung
Dik
: h sebelum
= 0,0198 m
H sesudah
=0.0154 m
K
= 0,49
g
= 9,81 m/s
Dit
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
Penye
:
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0198
0,49
310
= 0,890 m/s
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0,890 )
2 . 9,81
= 0,0198 m
H sesudah=k
Hhitung sesudah
v
2g
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0154
0,49
= 0,785 m/s
Hhitung sesudah
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0,785 )
2 . 9,81
=0,0154 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,593 m/s
D
= 0,017 m
= 8,116.10-7 m2/s
311
Dit
: Re?
Penye
Re =
=
v .D
( 2,518 ) (0,017)
7
= 54311,3330
8,116.10
: f?
Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
0,316
f = 0,25
0,316
( 54311,3330 )0,25
2,070.102
h. Menentukan Head loss (hv)
2
Dik
: = 2,070.10
Dit
Penye
L
= 0,17 m
D
= 0,017 m
V
= 2,593 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
:
hv=
. L v
D 2g
2
2,070. 10 . 0,17 ( 2,593 )
0,017
2 . 9,81
312
6,8261 m
Dit
Peny
L
= 0,17 m
D
= 0,017 m
= 1000 kg/m
V
= 2,593 m/s
: Pv?
:
. L
Pv=
. v2
2D
2
2,070. 10 . 0.17
1000 .2,5932
2 . 0,017
662,632 Pa
.2.2
1
Perhitungan pipa 90
Untuk Volume 10 liter
B .
Dik. 0 = 30
.
B = 30,6
B .
1 = 31
C .
0 = 8,020.10-7
C .
1 = 7,890.10-7
.
Dit
x = ?
Peny
e
C
C
C
m/s
m/s
313
T (C)
30
30,6
31
x=C 0
(m/s)
8,020.10-7
x
7,890.10-7
C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0
x=8,020. 107
7,890.10 8,020.10
(30,630)
3130
7
= 7,942.10 m /s
: t
t
t
Dit
= 18,50 s
= 19,50 s
= 19,00 s
t = ?
:
Peny
:
t = 1 ( t +t +t )
3
1
( 18,50+19,50+19,00 )
3
19,000 s s
: Q?
:
Q=
v
t
314
0,01
19,000
5,263.104 m3/s
D
= 0.017 m
: v?
Peny
:
V=
m3/s
Q
A
Q
2
.D
4
5,263. 104
3,14
.(0,017)
4
2,320 m/s
= 0,0220 m
= 0.0140 m
= 0,98
315
Dit
g
= 9,81 m/s
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
:
Penye
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0220
0,98
= 0,664 m/s
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0664 )
2 . 9,81
= 0,0220 m
H sesudah=k
v
2g
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0140
0,98
Hhitung sesudah
316
= 0,529 m/s
Hhitung sesudah
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0,775 )
2 . 9,81
=0,0140 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,320 m/s
D
= 0,017 m
= 7,942.10-7 m2/s
Dit
: Re?
Penye
:
Re =
=
v .D
( 2,320 ) (0,017)
7
= 49659,9964
7,942. 10
: f?
Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
0,316
f = 0,25
0,316
( 49659,9964 )0,25
0,0212
h. Menentukan Head loss (hv)
317
= 0,0212
Dik
Dit
Penye
L
= 0,145 m
D
= 0,017 m
V
= 2,320 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
:
hv=
. L v
D 2g
0,0212 . 0,145 ( 2,320 )
0,017
2. 9,81
4,7665 m
Dit
Peny
L
= 0,145 m
D
= 0,017 m
= 1000 kg/m
V
= 2,320 m/s
: Pv?
:
. L
Pv=
. v2
2D
0,0212 . 0.145
1000 . 2,3202
2 . 0,017
485,886 Pa
2
C
C
C
318
C
0
C
1
.
=
.
=
.
=
Dit
x
Penye
T (C)
29
29,6
30
x=C 0
8,180.10-7
m/s
8,020.10-7
m/s
?
(m/s)
8,180.10-7
x
8,020.10-7
C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0
x=8,180. 107
= 8,084.10 m /s
: t
t
t
Dit
= 27,75 s
= 26,25 s
= 27,00 s
t = ?
:
Peny
:
t = 1 ( t +t +t )
3
1
( 27,75+26,25+27,00 )
3
27,000 s
319
t
Dit
Peny
= 27,000 s
: Q?
:
Q=
v
t
0,015
27,000
4
5,556.10
m3/s
m3/s
D
= 0.017 m
: v?
:
V=
Q
A
Q
2
.D
4
5,556. 104
3,14
.(0,017)
4
2,449 m/s
320
= 0,0075 m
e. Menentukan Hhitung
Dik
: h sebelum
= 0,0225 m
H sesudah
=0.0150 m
K
= 0,98
g
= 9,81 m/s
Dit
: Hhitung sebelum ......?
Hhitung sesudah ?
Penye
:
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0225
0,98
= 0,671 m/s
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0671 )
2 . 9,81
= 0,0225 m
H sesudah=k
v
2g
Hhitung sesudah
321
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0150
0,98
= 0,548 m/s
Hhitung sesudah
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0,548 )
2 . 9,81
=0,0150 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,4488 m/s
D
= 0,017 m
= 8,084.10-7 m2/s
Dit
: Re?
Penye
:
Re =
=
v .D
( 2,4488 ) (0,017)
7
= 51497,0809
8,084. 10
: f?
Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
0,316
f = 0,25
322
0,316
( 51497,0809 )0,25
0,0210
h. Menentukan Head loss (hv)
Dik
: = 0,0210
Dit
Penye
L
= 0,145 m
D
= 0,017 m
V
= 2,4488 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
:
hv=
. L v
D 2g
0,0210 . 0,145 ( 2,4488 )
0,017
2 .9,81
6,6045 m
Dit
Peny
L
= 0,145 m
D
= 0,017 m
= 1000 kg/m
V
= 2,4488 m/s
: Pv?
:
. L
2
Pv=
.v
2D
0,0210 . 0.145
2
1000 . 2,4488
2 . 0,017
536,476 Pa
323
C
C
C
m/s
m/s
C 1C 0
( BB 0)
B 1B 0
x=8,360. 107
8,0180.1078,360. 107
( 28,928)
2928
7
= 8,198.10 m /s
: t
t
t
Dit
= 34,50 s
= 35,50 s
= 35,00 s
t = ?
:
Peny
:
t = 1 ( t +t +t )
3
324
1
( 34,50+35,50+35,00 )
3
35,000 s s
: Q?
:
Q=
v
t
0,020
35,000
5,714.104 m3/s
D
= 0.017 m
: v?
Peny
:
V=
Q
A
Q
2
.D
4
5,714. 104
3,14
.(0,017)
4
m3/s
325
2,5188 m/s
v
2g
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0230
0,98
= 0,679 m/s
Hhitung sebelum
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0679 )
2 . 9,81
326
= 0,0230 m
H sesudah=k
Hhitung sesudah
v
2g
v=
2 . g . H sesudah
k
2 . 9,81. 0,0154
0,98
= 0,555 m/s
Hhitung sesudah
H sesudah=k
v
2g
0,49
( 0,555 )
2 . 9,81
=0,0154 m
f. Menentukan bilangan Reynolds
Dik
:v
= 2,5188 m/s
D
= 0,017 m
= 8,198.10-7 m2/s
Dit
Penye
Re =
=
: Re?
:
v .D
( 2,5188 ) (0,017)
= 52231,8561
8,198. 107
327
Dik
: Re
= 52231,8561
Dit
: f?
Peny
:
Karena aliran turbulen, maka rumus yang dipakai:
0,316
f = 0,25
0,316
( 52231,8561 )0,25
2,090.10
Dit
Penye
L
= 0,145 m
D
= 0,017 m
V
= 2,5188 m/s
g
= 9,81 m/s
: hv?
:
hv=
. L v
D 2g
2,090. 102 . 0,145 ( 2,5188 )
0,017
2 . 9,81
5,5482 m
Dit
Peny
L
= 0,145 m
D
= 0,017 m
= 1000 kg/m
V
= 2,5188 m/s
: Pv?
:
328
Pv=
. L
. v2
2D
2,090. 102 . 0.145
1000. 2,51882
2 .0,017
565,563 Pa
329
N
o
1.
volum
eV
(liter)
t (s)
10
16.6
7
17.6
3
18.2
2
t
rerata
(s)
17.506
7
25.5
2.
15
26.2
5
26.2
5
26.000
0
34
3.
20
33.5
34.000
0
34.5
Sumber: (Analisa perhitungan pipa 30)
Pembacaan
Manometer
H2
H2O
O
No.1
No.2
(mm
(mm
)
)
20
15.8
20
15.8
20
15.8
20
15
20
15
20
15
19.8
15.4
19.8
15.4
19.8
15.4
V hitung
Suh
u
(C)
Debit
(Q)
H ukur
(m)
v
(m/s
)
28.9
5.712.
E-04
0.0042
29.2
5.769.
E-04
29.4
5.882.
E-04
v
sebelu
m
(m/s)
v
sesuda
h (m/s)
2.51
8
0.895
0.0050
2.54
3
0.0044
2.59
3
Re
hv
(m)
pv
(Pa)
0.795
52211.9
7
2.09E
-02
6.500
4
662.63
2
0.895
0.775
53057.6
9
2.08E
-02
6.604
5
673.24
1
0.890
0.785
54311.3
3
2.07E
-02
6.826
1
695.82
8
330
.3 Analisa Grafik
4.3.1 Grafik Hubungan Antara kecepatan (v) dan Head Loss (hv) pada pipa 30
v (m/s)
2.5178
2.5430
2.5929
hv (m)
6.5004
6.6045
6.8261
331
Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) dan Head Loss (hv) Pada Pipa 30
6.9000
6.8000
6.7000
Kecepatan (m/s)
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Kecepatan (V) Dan Head Loss (Hv) Pada Pipa 30
Pada analisa grafik diatas diketahui bahwa hubungan antara kecepatan dan head loss pada pipa 30 berbanding lurus. Dimana
semakin besar kecepatan maka semakin besar pula head lossnya, sebaliknya semakin kecil kecepatan maka semakin kecil pula head
lossnya.
4.3.2 Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) dan Pressure Loss (pv) pada pipa 30
v (m/s)
Pv (Pa)
332
2.5178
2.5430
2.5929
662.632
673.241
695.828
Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) dan Pressure Loss (pv) Pada Pipa 30
700.000
690.000
680.000
Kecepatan (m/s)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antar Kecepatan (V) Dan Pressure Loss (Hv) Pada Pipa 30
Pada analisa grafik diatas diketahui bahwa hubungan antara kecepatan dan head loss pada pipa 30 berbanding lurus. Dimana
semakin besar kecepatan maka semakin besar pula pressure lossnya, sebaliknya semakin kecil kecepatan maka semakin kecil pula
Pressure lossnya.
333
4.3.3 Grafik Hubungan Antara kecepatan (v) dan Head Loss (hv) pada pipa 90
v (m/s)
2.3200
2.4488
2.5188
hv (m)
4.7665
5.2628
5.5482
Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) Dan Head Loss (hv) Pada Pipa 90
5.8000
5.6000
5.4000
5.2000
Kecepatan (m/s)
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Kecepatan (V) Dan Head Loss (Hv) Pada Pipa 90
334
Pada analisa grafik diatas diketahui bahwa hubungan antara kecepatan dan head loss pada pipa 90 berbanding lurus. Dimana
semakin besar kecepatan maka semakin besar pula head lossnya, sebaliknya semakin kecil kecepatan maka semakin kecil pula head
lossnya.
4.3.4 Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) dan Pressure Loss (pv) pada pipa 90
v (m/s)
2.3200
2.4488
2.5188
pv (Pa)
485.8861
536.4763
565.5633
335
Grafik Hubungan Antara Kecepatan (v) Dan Pressure Loss (pv) Pada Pipa 90
580
560
540
520
2.35
2.4
2.45
2.5
2.55
Kecepatan (m/s)
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antar Kecepatan (V) Dan Head Loss (Hv) Pada Pipa 90
Pada analisa grafik diatas diketahui bahwa hubungan antara kecepatan dan head loss pada pipa 90 berbanding lurus. Dimana
semakin besar kecepatan maka semakin besar pula pressure lossnya, sebaliknya semakin kecil kecepatan maka semakin kecil pula
pressure lossnya.
336
.4 Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami melakukan system tata pipa dengan alat bernama fluid friction apparatus dengan tijuan menganalisa
kehilangan energy akibat belokan 30 dan belokan 90.
Pada pipa belokan 30 memiliki diameter 0,017 m. perhitungan dilakukan pada tiga volume berbeda yaitu 0,01 m 3 , 0,015 m3, 0,020 m3.
Pada volume 0,01 m3 dengan waktu aliran rata-rata 17,5067 s menunjukkan pembacaan manometer H2O No.1 = 0,0200 dan H2O No.2 = 0,0158
dengan suhu 28,9C sehingga debit aliran dihasilkan 5,712.10-4 m3/s dengan kecepatan aliran 2,518 m/s, beda tinggi 0,0042 m serta kehilangan
energy sebelum dan seseudah masing-masing sebesar 52211,9658 dengan koefisien geser 2,090.10 -2. Head loss dan pressure loss masing-masing
6,5004 m3 dan 0,020 m3 dapat dilihat pada table rekapitulasi analisa data pipa belokan 30.
Pada pipa belokan 90 dengan volume 0,01 m, 0.015 m dan 0,020 m juga dapat dilihat dari hasil perhitungan pada table rekapitulasi
analisa data pada pipa belokan 90.
Pada pipa belokan 90 juga dilakukan analisa untuk memperoleh elemen-elemen seperti waktu rata-rata debit aliran, kecepatan, beda tinggi
(Hukur), Hhitung, Bilangan Reynolds, Head loss dan Pressure Loss yang masing-masing nilainya 19 detik; 5,263.10 -4; 2,32 m/s ; 0,0080 m,
0,664 m/s dan 0,529 m/s ; 49659,00 ; 4,7665 m dan 485,886 Pa.Dengan nilai Re > 400 berada dalam kategori aliran turbulen untuk volume
0,010 m3 dan begitu pula volume-volume lainnya dengan perhitungan yang sama.
BAB V
PENUTUP
337
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum tata pipa adalah sebagai berikut :
1. Nilai atau besar head loss (hv) dan pressure loss (pv) dipengaruhi oleh factor gerakan, bentuk, belokan atau pengaruh local yang sama
tersebut dapat mempengaruhi atau menyebabkan perubahan kecepatan aliran di perpanjang pipa. Olehnya itu besar kecepatan mempengaruhi
nilai Head loss dengan hubungan berbanding lurus. Berikut ini adalah antara ketiga indicator tersebut :
a. Jika kecepatan (v) besar, maka Head loss (Hv) akan bertambah besar. Sebaliknya, jika kecepatan kecil maka Head loss (Hv) juga akan
kecil pula.
b. Jika kecepatan (v) besar, maka Pressure Loss (pv) akan semakin besar, sebaliknya jika kecepatan (v) kecil maka pressure loss (pv) akan
semakin kecil pula.
c. Jika head loss (hv) besar maka pressure loss juga akan besar, sebaliknya jika pressure loss (pv) kecil maka head loss (hv) juga akan kecil.
2. Pengaliran yang terjadi pada dua jenis pipa yang diteliti, menunjukkan bentuk aliran turbulen, hal ini dikarenakan besar blangan Reynolds
yang diperoleh lebih besar dari 4000.
3. Hubungan antara Hukur dan Hhitung adalah pada perbedaan tinggi H2O No.2 dan H20 No.1 sedangkan Hhitung dipengaruhi oleh konstanta,
kecepatan dan gravitasi.
5.2 Saran
Saran setelah melakukan percobaan ini adalah agar waktu pengerjaan laporan ini adalah agar waktu pengajaran laporan diperpanjang
agar praktikum tidak hanya mampu menulis laporan tetapi juga mampu memahami isi laporan.
DAFTAR PUSTAKA
338
339
340
L
A
M
P
I
R
A
341
N
TATA PIPA
342