Anda di halaman 1dari 24

PERTEMUAN KE 2

SJELLY HANIZA, MT
TA 2022/2023
Aliran permukaan bebas dpt diklasifikasikan
menjadi berbagai tipe tergantung kriteria
yang digunakan. Berdasarkan perubahan
kedalaman dan atau kecepatan mengikuti
fungsi waktu, maka aliran dibedakan menjadi
aliran permanen (Steady Flow)) dan tidak
permanen (unsteady Flow). Jika berdasarkan
fungsi ruang, aliran dibedakan menjadi aliran
seragam (Uniform Flow) dan tidak seragam
(non-Uniform Flow)

2
Aliran
(Flow)

Aliran Permanen Aliran tidak


(Steady Flow)) Permanen Fungsi Waktu
(Unsteady Flow))

Seragam Berubah Seragam Berubah Fungsi Ruang


(Uniform) (Varied) (Uniform) (Varied)

Berubah Berubah Berubah Berubah


Lambat Laun tiba-tiba Lambat Laun tiba-tiba
(Gradually) (Rapidly) (Gradually) (Rapidly)

Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka


3
Ad. Aliran Permanen
Terbagi atas:
1. Aliran seragam (uniform flow), terjadi jika
kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu
tidak berubah sepanjang saluran yg ditinjau.
2. Aliran Berubah (varied flow), terjadi jika
kecepatan aliran pada saat tertentu berubah
terhadap jarak. Aliran jenis ini dibedakan
atas:
a. Aliran berubah tiba-tiba ( rapidly varied)
b. Aliran berubah lambat laun (gradually
varied)

4
(a) Aliran Seragam dan (b) Aliran Berubah
5
Ad. Aliran tidak tetap
Terbagi atas:
a. Aliran seragam (jarang terjadi)
b. Aliran berobah tidak tetap
* Aliran tidak tetap berobah tiba-tiba
* Aliran tidak tetap berobah lambat laun

6
Klasifikasi Berdasarkan Efek Kekentalan
(viscositas)
Terdiri atas:
1. Aliran Laminar (laminar flow),
jika partikel zat cair yang bergerak
mengikuti alur tertentu dan aliran tampak
seperti gerakan serat-serat atau lapisan-
lapisan tipis yang paralel.
Atau
Terjadi bila gaya kekentalan relatif sangat
besar dibandingkan dengan gaya inersia,
sehingga kekentalan berpengaruh besar
terhadap perilaku aliran.

7
2. Aliran turbulen (turbulen flow)
jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur
yang tidak beraturan, baik ditinjau terhadap
ruang maupun waktu.
Atau
terjadi jika gaya kekentalan relatif lemah
dibandingkan dengan gaya kelembabannya
3. Aliran transisi (peralihan)
Merupakan aliran peralihan antara laminer
dan transisi.

8
(a) Aliran Laminer (b) Aliran Transisi ( c ) Aliran Turbulen

9
Nisbah antara gaya kekentalan dan inersia
dinyatakan dalam bilangan Reynold (Re) :

V.L
Re 

dimana
V = kecepatan aliran (m/det),
L = panjang karakteristik (m), pada
saluran muka air bebas L = R,
R = Jari-jari hidraulik saluran
 = kekentalan kinematik (m2/det).

10
 Pada aliran bebas dipakai jari-jari hidraulik
sebagai panjang karakteristik. Jari-jari
hidraulik didefinisikan sebagai luas
penampang basah dibagi keliling basah.
 Aliran laminer terjadi apabila Re < 500.
 Aliran turbulen terjadi apabila Re > 1000.
 Dalam kehidupan sehari-hari, aliran laminer
pada saluran terbuka sangat jarang ditemui.
Aliran jenis ini mungkin dapat terjadi pada
aliran dengan kedalaman sangat tipis di atas
permukaan gelas yang sangat halus dengan
kecepatan yang sangat kecil.

11
Kalisifikasi Keadaan Gravitasi
Efek dari gaya gravitasi pada suatu aliran
ditunjukkan dalam perbandingan atau rasio
antara gaya inersia dan gaya gravitasi.
Rasio antara gaya‐gaya tersebut dinyatakan
Sebagai bilangan Froude

12
V
FR  A
L 
Luas Basah
gxL T Lebar Permukaan Bebas

dimana
FR = angka Froude (tidak berdimensi/ tidak
mempunyai satuan)
V = kecepatan rata‐rata aliran (ft/s atau m/s)
L = panjang karakteristik (ft atau m)
Pada aliran saluran terbuka panjang karakteris-
tik disamakan dengan kedalaman hydraulik (D)
Dengan demikian untuk aliran saluran terbuka
angka Froude adalah:
13
V
FR 
gxD

Jika F=1 maka V  g x D


Dimana
g x D = kecepatan rambat gelombang
(celerity), dari gelombang gravitasi
yang terjadi dalam aliran dangkal.

14
 Aliran dikatakan subkritis (mengalir) apabila
suatu gangguan (misalnya batu dilemparkan ke
dalam aliran sehingga menimbulkan gelombang)
yang terjadi di suatu titik pada aliran dapat
menjalar ke arah hulu. Aliran subkritis
dipengaruhi oleh kondisi hilir, dengan kata lain
keadaan di hilir akan mempengaruhi aliran di
sebelah hulu.
 Apabila kecepatan aliran cukup besar sehingga
gangguan yang terjadi tidak menjalar ke hulu
maka aliran adalah superkritis. Dalam hal ini
kondisi di hulu akan mempengaruhi aliran di
sebelah hilir.
 Aliran kritis merupakan tipe aliran di antara
aliran subkritis dan superkritis.

15
Pola Penjalaran Gelombang di Saluran terbuka
16
Aliran dikatakan
1. Kritis (critical flow) jika F=1
2. Sub-kritis (subcritical flow) jika F < 1
3. Super-kritis (supercritical flow) jika F>1
Regime Aliran (regime of flow)
Suatu kombinasi dari efek viskositas dan
gravitasi menghasilkan salah satu dari empat
regime aliran, sebagai berikut
1. Subkritis‐laminer (subcritical‐laminer),
apabila FR lebih kecil daripada satu dan Re
berada dalam rentang laminer

17
2. Superkritis‐laminer (supercritical‐laminer),
apabila FR lebih besar daripada satu dan Re
berada dalam rentang laminer.
3. Superkritis‐turbulent(supercritical‐turbulent),
apabila FR lebih besar daripada satu dan Re
berada dalam rentang turbulen.
4. Subkritis‐turbulen (subcritical‐turbulent),
apabila FR lebih kecil daripada satu dan Re
berada dalam rentang turbulen.

18
Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan
konsistensi bentuk penampang dan
Kemiringan Dasar:
1. Saluran Prismatik (prismatic channel)
adalah saluran yang bentuk penampang
melintang dan kemiringan dasar tetap
sepanjang saluran. Contoh: Saluran
drainase, saluran irigasi
2. Saluran non prismatik (non prismatic
channel)
adalah saluran yang bentuk penampang
melintang dan kemiringan dasarnya tidak
sama sepanjang saluran.
19
ELEMEN GEOMETRIK SALURAN

1. Luas Penampang (A)


2. Lebar Permukaan (T)
3. Keliling Basah (P)
4. Jari-jari Hidraulik (R)

a. Penampang trapesium
b  ( b  2.z, y)
A xy
2
y 1
z
P  b  2 ( y 1 z2 )
b

20
b. Penampang Persegi

y
Abx y
P  b  2.y
b

Besaran yang sering digunakan


1. Radius hidrolik
A
R
P

21
2. Kedalaman Hidrolik
A
D
T
3. Faktor Penampang Aliran Kritis

zA x D

4. Faktor Penampang Aliran Seragam


2/3
AxR

22
Dimana:
A = Luas Penampang
b = Lebar Saluran
P = Keliling Basah
T = Lebar Permukaan
z = Kemiringan Tebing

contoh soal
1. Sebuah penampang persegi mengalirkan
air dgn viscositas (kekentalan) 1,3 x 10⁻⁴
m²/dt. Jika debit aliran yg terjadi 6 m³/dt,
lebar dasar saluran 2,5 m dan tinggi air 1 m.
Tentukan jenis aliran berdasarkan teori
reynold.

23
2. Air mengalir pada saluran trapesium dengan
lebar dasar 4 m, kemiringan tebing 1:1,5
kedalaman 1 m. jika debit aliran yg dihasil
kan 7 m³/dt. Tentukan jenis aliran berdasar
kan teori fround.
3. Jika diketahui sebuah penampang persegi
dgn lebar dasar 3,5 m, tinggi air disaluran
1,5 m & debit yg dihasilkan sebesar 5 m³/dt.
Tentukan jenis aliran berdasarkan teori
fround.

24

Anda mungkin juga menyukai