Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Jurnal 1 : “Distribusi Spasial Salinitas Air Tanah Dangkal di DAS Ciujung dan
Cidurian, Kabupaten Serang, Provinsi Banten”

Jurnal 2 : “Pendekatan Sanitasi untuk Pemulihan Kondisi Air Tanah di Perkotaan


Studi Kasus : Kota Cimahi, Jawa Barat”

Oleh :

Nama : Arnold Hamonangan Situmorang

NIM : 5173550013

Kelas : S-1 Teknik Sipil 2017 Reguler A

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Rumilla Harahap, M.T.

: Sarra Rahmadani, S.T., M.Eng.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan cbr ini Dan saya berterima kasih kepada Ibu Dr. Ir.
Rumilla Harahap, M.T. dan Ibu Sarra Rahmadani, S.T., M.Eng. selaku Dosen mata kuliah
Pengembangan Sumber Daya Air yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap cjr ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Pengembangan Sumber Daya Air. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam cjr ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan cjr yang telah saya
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga cjr sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
cjr ini di waktu yang akan datang.

Medan, Mei 2020

Penulis

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1. Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review (CJR) ........................................... 1
1.2. Tujuan dan manfaat ..................................................................................................... 1
1.3. Identitas Jurnal ............................................................................................................ 1
BAB II RINGKASAN JURNAL............................................................................................. 3
2.1. Ringkasan Jurnal 1 ...................................................................................................... 3
2.2. Ringkasan Jurnal 2 ...................................................................................................... 7
BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN............................................................................ 12
3.1. Elemen Penelitian...................................................................................................... 12
3.2. Orisinalitas Temuan .................................................................................................. 12
3.3. Kemutakhiran Penelitian ........................................................................................... 12
3.4. Kohesi dan Koherensi Penelitian .............................................................................. 13
BAB IV KELEMAHAN PENELITIAN .............................................................................. 14
4.1. Elemen Penelitian...................................................................................................... 14
4.2. Originalitas temuan ................................................................................................... 14
4.3. Kemutakhiran masalah .............................................................................................. 14
4.4. Kohesi dan koherensi isi penelitian........................................................................... 15
BAB V IMPLIKASI ............................................................................................................... 16
5.1. Teori .......................................................................................................................... 16
5.2. Program Pembangunan di Indonesia ......................................................................... 16
5.3. Analisis Mahasiswa ................................................................................................... 16
BAB VI PENUTUP ................................................................................................................ 17
6.1. Kesimpulan................................................................................................................ 17
6.2. Saran .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | ii


BAB I PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review (CJR)


Critical jurnal review adalah kegiatan mengkritik jurnal dan mendeskripsikan bagian isi
jurnal dan mengevaluasi bagian isi jurnal tersebut mengenai kelebihan dan kekurangan isi
jurnal, dan bagaimana isi jurnal tersebut dapat memengaruhi pola fikir dan pola
pemahaman kita terhadap suatu kajian atau masalah tertentu. Dan dengan adanya kegiatan
review ini mahasiswa dapat membandingkan suatu pernyataan dalam jurnal tersebut
dengan beberapa pernyataan menurut ahli dalam beberapa buku dan jurnal lainnya.

1.2. Tujuan dan manfaat


Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penulisan critical jurnal review ini
adalah untuk mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai identitas
jurnal, ringkasan jurnal, kelebihan dan kekurangan jurnal.

1.3. Identitas Jurnal


1. Jurnal 1
a. Judul Artikel : Distribusi Spasial Salinitas Air Tanah Dangkal di DAS Ciujung dan
Cidurian, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
b. Nama Jurnal : Jurnal Teknologi Lingkungan BPPT
c. Edisi Terbit : 2017
d. Pengarang Artikel : Prihartanto, Heru Sri Naryanto & Deliyanti Ganesha
e. Kota terbit : Banten
f. Volume : Vol. 18, No 2, 216-223
g. DOI : https://doi.org/10.29122/jtl.v18i2.959

2. Jurnal 2
a. Judul Artikel : Pendekatan Sanitasi untuk Pemulihan Kondisi Air Tanah di
Perkotaan Studi Kasus : Kota Cimahi, Jawa Barat
b. Nama Jurnal : Jurnal Teknologi Lingkungan BPPT
c. Edisi Terbit : 2017

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 1


d. Pengarang Artikel : Elis Hastuti, Reni Nuraeni
e. Kota terbit : Cimahi
f. Volume : Vol. 18, No 1, 70-79
g. DOI : https://doi.org/10.29122/jtl.v18i1.1664

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 2


BAB II RINGKASAN JURNAL

2.1. Ringkasan Jurnal 1


1. PENDAHULUAN
Untuk memenuhi kebutuhan air minum, sebagian besar masyarakat di Kabupaten
Serang masih banyak yang menggunakan air minum kemasan dan hanya sebagian kecil
yang telah mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM. Rencana cakupan pelayanan air
PDAM Kabupaten Serang untuk kebutuhan domestik direncanakan hanya sebesar 40% dari
jumlah penduduk di Kabupaten Serang dan Cilegon pada tahun 2020.
Air tanah dangkal atau preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan
tanah serta berada di atas lapisan kedap air. Pada umumnya air tanah dangkal hanya
digunakan masyarakat Kabupaten Serang untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK).
Masyarakat tidak menggunakan air tanah dangkal sebagai air minum karena secara
organoleptic air terasa payau.
Kondisi air tanah di Kabupaten Serang umumnya dangkal dan cenderung mengikuti
pola permukaan tanah. Pada umumnya air tanah bebas di daerah dataran mempunyai
kedalaman antara 0,5 m – 3,0 m.
Intrusi air laut ke daratan telah terjadi di beberapa kota di pesisir utara P. Jawa
diantaranya di Kota Jakarta dimana komposisi air laut pada air payau berkisar antara 10-
21% terdapat di Cakung dan Pulau Gadung.
Beberapa penelitian terdahulu menjelaskan bahwa terjadinya intrusi air laut salah
satunya dipicu oleh perubahan pola aliran air tanah yang semula merupakan daerah resapan
berubah menjadi daerah lepasan, sehingga terjadi penurunan muka air tanah dan perubahan
tekanan hidrostatis yang kemudian mengakibatkan intrusi air laut.
Jenis dan karakteristik intrusi air laut di Kabupaten Serang merupakan topik yang
belum banyak diteliti. Intrusi air laut dapat diidentifikasi dengan air tanah yang terasa asin
akibat pengaruh laut.
Makalah ini menguraikan tentang distribusi spasial salinitas air tanah di DAS Ciujung
Cidurian baik yang diakibatkan oleh intrusi air asin ke dalam tanah maupun akibat air
connate.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kondisi salinitas air
tanah dangkal di DAS Ciujung dan Cidurian bagian hilir serta dapat menjadi bahan rujukan

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 3


dalam pengelolaan sistem penyediaan air minum yang memanfaatkan air tanah dangkal
sebagai air baku air minum di Kabupaten Serang.

2. BAHAN DAN METODE


2.1. WAKTU DAN TEMPAT
Area studi dan titik-titik sampel termasuk ke dalam DAS Ciujung dan Cidurian
bagian tengah hingga hilir. Periode waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari
hingga Mei 2016. Pengukuran salinitas air secara in-situ dilaksanakan pada tanggal 8 –
14 Maret 2016.

2.2. PENGUKURAN SALINITAS IN-SITU

Nilai salinitas air tanah


diukur secara in-situ di setiap
lokasi-lokasi sumur gali yang
digunakan oleh masyarakat di
wilayah studi. Titik sampel
berjumlah 16 buah yang
merupakan bagian tengah dan
hilir DAS Ciujung dan
Cidurian. Koordinat titik-titik
sampling ditunjukkan pada
Gambar.

Pengukuran dilaksanakan pada rentang waktu pukul 09.00 s.d 17.00 yang dilakukan
secara in-situ sebanyak 3 kali untuk setiap titik sample, masing-masing pada kedalam
0m, 5m dan 10m. Kedalaman pengukuran ditetapkan berdasarkan kemampuan

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 4


maksimal peralatan pengukur yang hanya dapat mencapai 10 m. Hasil pengukuran
kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan nilai salinitas. Pengukuran salinitas air
dilakukan secara in-situ dengan menggunakan multiparameter water quality checker
merek DKK TOA model WQC-24 dengan rentang pengukuran antara 0 – 40 o/oo.

2.3. PENGOLAHAN DATA


Pengolahan data dalam penentuan titik sampel dilakukan dengan mengolah data
DEM SRTM dan shapefile DAS Ciujung, DAS Cidurian serta batas administrasi
Kabupaten Serang dengan menggunakan software ArcGIS 10.2 dan Watershed
Modelling System. Hasil pengolahan data akan menghasilkan deliniasi subdas-subdas
yang masuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Serang sebagai batasan wilayah
studi.
Analisis data spasial dilakukan pada nilai salinitas air sumur di setiap titik
pengukuran. Dengan menggunakan interpolasi nilai salinitas dari hasil pengukuran,
maka dengan menggunakan software ArcGIS extension 3D Analyst dapat dihasilkan
wilayah salinitas di DAS Ciujung dan Cidurian di wilayah studi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. DELINIASI DAS
Hasil pengolahan data DEM SRTM dan shapefile menghasilkan deliniasi subdas-
subdas yang berada di dalam DAS Ciujung dan Cidurian bagian tengah hingga hulu.
Subdas-subdas tersebut terbagi menjadi 3 kategori segmen yaitu hulu, tengah dan hilir.

3.2. HASIL PENGUKURAN SALINITAS


Berdasarkan hasil pengukuran salinitas pada 16 lokasi sumur gali yang digunakan
oleh masyarakat diperoleh data salinitas.

3.3. MODEL JARAK INSTRUSI AIR LAUT


Berdasarkan jarak terdekat terhadap pantai dan nilai salinitasnya. Nilai koefisien
determinasi yang diperoleh berdasarkan persamaan eksponensial tersebu adalah R2 =
0,68 yang menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara jarak dari pantai terhadap
salinitas.

3.4. REKOMENDASI PENGOLAHAN AIR

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 5


Air tanah dangkal di bagian Utara DAS Ciujung dan Cidurian tidak dapat
dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat. Bila akan digunakan sebagai air minum
atau air baku air minum dibutuhkan pengolahan air terlebih dahulu. Berdasarkan
pertimbangan kondisi salinitas air tanah di wilayah studi, maka konsep pengolahan air
tanah dangkal sebagai air baku air minum perlu mempertimbangkan penggunaan
teknologi desalinasi untuk mengurangi kadar garam dalam air tanah agar sesuai dengan
baku mutu air minum.

4. KESIMPULAN
a. Nilai salinitas air tanah di bagian Utara DAS Ciujung dan Cidurian menurun secara
eksponensial ke arah Selatan.
b. Pengolahan air tanah di untuk air baku air minum di wilayah studi membutuhkan
teknologi desalinasi.
c. Hasil penelitian yang diperoleh masih merupakan penelitian awal sehingga belum dapat
menjelaskan proses detil terjadinya intrusi, keterkaitan dan variabilitas kadar garam
terhadap musim, keterkaitan dengan salinitas pada akuifer air tanah dalam, keterkaitan
dengan perubahan tata guna lahan di DAS Ciujung dan kawasan mangrove maupun
faktor-faktor dominan penyebab intrusi di pesisir utara Kabupaten Serang.
d. Penelitian-penelitian lebih lanjut secara komprehensif terkait upaya pencegahan
terhadap intrusi air laut perlu juga dilakukan di kawasan ini seperti halnya pengelolaan
hulu-hilir kawasan pesisir terpadu sebagai bagian dari pengelolaan DAS Ciujung,
pengaturan dan pembatasan pemanfaatan air tanah maupun penataan ruang di DAS
Ciujung.
2.1. S

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 6


2.2. Ringkasan Jurnal 2
1. PENDAHULUAN
Meningkatnya aktivitas perkotaan dan industrialisasi memiliki efek mendalam pada
sumberdaya air, khususnya pada air tanah. Hal tersebut terkait erat dengan pemakaian air
tanah untuk mencukupi kebutuhan hidup serta untuk proses produksi. Dampak aktivitas
perkotaan dan berkembangnya sarana sanitasi yang tidak layak di permukiman padat
terhadap sistem air tanah dapat merubah sistem imbuhan air tanah dan siklus imbuhan air
tanah, dengan perubahan sumber-sumber imbuhan.
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air tanah berkaitan dengan kurangnya akses
ketersediaan infrastruktur air bersih dan sanitasi. Sementara itu pemanfaatan air tanah terus
meningkat dari tahun ke tahun dan apabila tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan
terjadi penurunan muka air tanah yang diikuti oleh krisis air tanah, penurunan muka tanah
dan pencemaran air tanah. Untuk mengantisipasi dampak pembangunan permukiman di
kawasan cekungan air tanah, maka upaya pelestarian lingkungan dapat dilakukan dengan
pendekatan pengelolaan sanitasi yang berkelanjutan atau pendekatan berbasis
purifikasi/daur ulang alam.
Isu utama masalah air tanah pada perkembangan suatu kota di Indonesia adalah
interaksi antara urbanisasi dengan sistem air tanah di bawahnya, apalagi jika kota tersebut
terletak di atas suatu sistem akuifer bebas. Interaksi ini sangat tergantung pada pola dan
tahapan perkembangan kota.
Pendekatan perlindungan dan pelestarian air tanah dapat dilakukan melalui
keberlanjutan sanitasi, diantaranya dengan menjaga daya dukung dan fungsi daerah
imbuhan air tanah, dengan cara pemeliharaan kelangsungan fungsi air dan daerah
tangkapan air dan pengisian air pada sumber air. Imbuhan air tanah merupakan air yang
terinfiltrasi dan mampu menambah cadangan air tanah.
Pengisian air tanah diantaranya dapat dilakukan dengan penambahan resapan air
hujan/air permukaan atau air olahan dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Tujuan penelitian pendekatan sanitasi untuk pemulihan kondisi air tanah di perkotaan
adalah untuk memperoleh karakteristik pemanfaatan air tanah dan pengembangan
pengelolaan air imbuhan di zona-zona air tanah di Cekungan Air Tanah (CAT) Bandung,
khususnya di Kota Cimahi, Jawa Barat.

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 7


2. BAHAN DAN METODE
2.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Cekungan Air Tanah (CAT) Bandung khususnya di Kota
Cimahi, Jawa Barat yang terletak diantara 107°30’30’’-107°34’30’’ Bujur Timur dan
6°50’00’’-6°56’00’’ Lintang Selatan, luas wilayah Kota Cimahi adalah 40,23 km²
(4.023,73 Ha).

2.2. Cara Penelitian


Identifikasi tingkat pemakaian air dilakukan melalui pendekatan komunikasi dan
observasi data terstruktur melalui pertemuan/diskusi dengan masyarakat. Penentuan
responden dilakukan dengan metoda sampling yaitu proporsional random sampling.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemanfaatan air tanah yang dilakukan secara efisien dan efektif perlu disertai upaya
pemeliharaan kuantitas dan pengendalian kerusakan kualitas air tanah. Pengelolaan
imbuhan air tanah dengan resapan dan pengendalian pencemaran air limbah domestik dapat
berdampak pada kawasan cekungan airtanah dengan struktur perkotaan diatasnya. Adanya
perubahan alih fungsi lahan, infrastruktur pengelolaan air yang tidak memadai di kawasan
perkotaan menyebabkan imbuhan air hujan dan kualitas air tanah semakin menurun.
3.1. Tingkat pemakaian air
Di lokasi studi, kedudukan geografis Kota Cimahi yang sangat strategis dan memiliki
potensi sebagai sentra kegiatan pelayanan jasa, terutama industri, pendidikan, pariwisata
dan perdagangan, menyebabkan peningkatan pengambilan sumber daya air tanah.
Berdasarkan data potensi air di Kota Cimahi, diketahui bahwa sumber air potensial di Kota
Cimahi terdiri dari air tanah (mata air, air tanah dangkal dan air tanah dalam) dan air
permukaan (danau/kolam dan Sungai Cimahi).
Tingkat pemakaian air domestik mencakup pemakaian air untuk aktivitas di lingkungan
rumah tangga. Berdasarkan data RTRW Kota Cimahi tahun 2012-2032, kebutuhan air
domestik di lokasi studi sekitar 115 L/o/hari. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
besaran tingkat pemakaian air tersebut, diantaranya tingkat sosial ekonomi, aktivitas
penduduk, dan lain-lain.
Adapun berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk Kota Cimahi dengan metoda
eksponensial, pada tahun 2030 mencapai 1.224.883 orang dan kebutuhan air tanah yang
harus tersedia sekitar 57,98 juta m3 per tahun. Pemenuhan kebutuhan air tersebut dari

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 8


sumber air permukaan dan air tanah diperkirakan berdasarkan perencanaan peningkatan
pelayanan perpipaan oleh PDAM dengan proporsi sumber air bakunya 40 % dari air
permukaan dan 60 % dari air tanah. Sedangkan pelayanan non perpipaan umumnya dari
sumur dangkal/dalam pribadi dan pemerintah juga melakukan pemboran air tanah.

3.2. Pengaruh imbuhan terhadap kualitas air tanah


Pengendalian pemanfaatan air tanah perlu dilakukan untuk menghindari pengambilan
air tanah secara berlebihan yang dapat mengakibatkan berbagai dampak negative. Sumber
imbuhan air tanah di CAT Bandung tidak hanya berasal dari air hujan namun berasal dari
sumber lainnya yaitu imbuhan air tanah dari kawasan pemukiman dan pesawahan, air
permukaan dan dari transfer antar akifer.
Pada lapisan tanah dangkal kualitas dan kuantitas air tanah lebih bersifat fluktuatif,
dipengaruhi oleh air permukaan, sementara kontinuitasnya tergantung infiltrasi. Kualitas
air tanah yang digunakan sebagai sumber air minum harus memenuhi persyaratan fisik,
kimiawi, bakteriologis dan radioaktifitas. Diperkirakan kualitas air tanah dengan batasan
kedalaman hingga 20 - 40 m bagian atas dari sistem akuifer, sangat terancam oleh
pencemaran dari daerah padat penduduk. Sedangkan pada air tanah dalam, umumnya
memiliki kuantitas relatif cukup, kualitas cukup baik namun kontinuitas tidak terjamin. Air
tanah dari akuifer dalam dapat mempunyai resiko pencemaran tinggi, jika terjadi bocoran
dari akuifer dangkal.
Di lokasi studi tersebut dapat terjadi pengaruh negatif dari berkembangnya sanitasi on
site sistem cubluk terhadap kontaminasi bakteri pada air tanah. Penelitian kualitas air tanah
yang aman dari kontaminasi bakteri terjadi pada jarak horizontal lebih dari 5,5 m dan
jarak vertikal ≥ 3–4,5 m dari dasar cubluk ke muka air tanah pada kondisi basah dan
kering.
Kualitas air tanah dengan kekeruhan lebih dari 5 NTU, memiliki kandungan warna yang
tinggi pula namun tidak berkorelasi positif dengan kekeruhan, karena warna air disebabkan
selain bahan tersuspensi juga dapat bahan terlarut seperti oksida logam besi atau mangan.
Pengelolaan air tanah melalui pengelolaan air imbuhan perlu terus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas air tanah sehingga klasifikasi zona air tanah di Kota Cimahi yang
berada pada zona aman dapat berkelanjutan. Apabila klasifikasi zona berdasarkan kualitas
air tanah tersebut mengalami penurunan, maka pencegahan dan penanganan di sumber-
sumber potensial imbuhan atau pencemaran perlu segera dilakukan.

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 9


3.3. Pengelolaan sanitasi berkelanjutan
Peningkatan aktivitas penduduk di permukiman diiringi dengan peningkatan kebutuhan
air baik domestik maupun non domestik. Sumber daya air yang memadai harus dikelola
untuk dapat memenuhi kebutuhan air secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
Berdasarkan hasil kajian penelitian “Simulasi Numerik dalam Hidrologi”, zona
kritispenurunan muka air tanah di Cekungan Bandung pada tahun 2013 diprediksi
meningkat 116% dari tahun 2000, dan zona rusak meningkat 570%.
Metode pemulihan kondisi muka air tanah sedekat mungkin ke kondisi alamiah, dapat
dilakukan dengan melakukan peresapan curah hujan buatan (artificial recharge). Peresapan
buatan untuk memperbesar tampungan air tanah dari limpasan permukaan, antara lain
seperti sumur resapan, reservoir permukaan, parit resapan, sumur injeksi atau taman
resapan air hujan.
Peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan industri, pengambilan air tanah akan
terus meningkat dengan dampak-dampak negatif. Kondisi eksisting pengelolaan air limbah
di lokasi studi pada umumnya dilakukan secara individual dengan menggunakan cubluk
atau dibuang langsung ke saluran/sungai, dan sebagian kawasan juga telah menerapkan
IPAL komunal. Mengingat bahwa air tanah di Kota Cimahi adalah sumber daya yang perlu
dipelihara kelestariannya, maka bukan hanya penurunan muka air tanah (MAT) lebih lanjut
yang perlu dicegah, tetapi diperlukan juga tindakan untuk memulihkan kondisi MAT
sedekat mungkin ke kondisi alamiah. Upaya konservasi air tanah dengan cara teknis
konstruktif dapat juga dilakukan dengan meresapkan air hasil olahan pengolahan air limbah
skala komunal/ lingkungan.
Air limbah yang dapat diresapkan ke tanah harus dapat memenuhi baku mutu Permen
KLHK no 68 tahun 2016 atau air daur ulang USEPA 2014 untuk recharge air tanah (pH 6-
9, BOD ≤ 10 mg/L, TSS ≤ 30 mg/L, kekeruhan ≤ 2 NTU, E.Coli tidak ada). Salah satu
rencana implementasi daur ulang air, berada di kawasan Cibabat yang menerapkan dua tipe
unit IPAL komunal kapasitas masing masing 100 KK.
Di salah satu kawasan di Kelurahan Cibabat, sebagian besar masyarakat membuang air
limbah ke saluran drainase, hasil pemeriksaan kualitas air di saluran drainasemempunyai
nilai BOD lebih dari 100 mg/L. Kondisi saluran drainase yang ada, sebagian memiliki
konstruksi yang sudah retak dan dangkal sehingga air limbah dapat mencemari air tanah
dan menimbulkan kondisi septik di lingkungan sekitar.
Pengisian air tanah dari air olahan IPAL skala lingkungan membutuhkan pengolahan
lanjutan setelah pengolahan primer atau sekunder dan tergantung pada sumber air limbah

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 10


dan metoda pengisian air tanah. Pengolahan beberapa tahap diperlukan untuk daur ulang
air limbah dengan mempertimbangkan perhatian terhadap kista protozoa, virus enterik and
trace organikdidalam air minum.

4. KESIMPULAN
Pemenuhan kebutuhan air yang sebagianbesar dari sumber daya air tanah di Kota
Cimahi, apabila tidak diiringi upaya pengelolaan air tanah dapat menimbulkan dampak
negatif berupa penurunan muka air tanah maupun kualitas air tanah.Tingkat pemakaian air
domestik di Kota Cimahi berbeda-beda di setiap kawasan, yang menunjukkan pemakaian
air di Cimahi Utara sekitar 72,1-91,5 L/o/h, di Cimahi Tengah sekitar 79,5-122 L/o/h dan
di Cimahi Selatan sekitar 58,5 -66,9 L/o/h. Pada sektor non domestik, tingkatpemakaian air
tanah dipengaruhi oleh peruntukkan lahan, jenis atau proses produksi.Pengelolaan imbuhan
air tanah melalui resapan dan pengendalian pencemaran air limbah domestik dapat
berdampak terutama pada kawasan cekungan air tanah dengan struktur perkotaan di
atasnya.Melalui pengaturan dan konservasi air tanah, diantaranya peresapan buatan
diperlukan untuk meminimasi zona rawan, kritis dan rusak dimana zona rawan
pemanfaatan air tanah kemungkinan bertambah di Kecamatan Cimahi Utara. Pengisian air
tanah dari air olahan instalasi pengolahan air limbah skala lingkungan penting untuk
mempertimbangkan ketersediaan lahan, kemudahan pengelolaan dan kesehatan
masyarakat, diantaranya dapat menerapkan beberapa tahap pengolahan dengan sistem
biofilm, lahan basah buatan sistem aliran dibawah permukaan kemudian pengisian air tanah
melalui filtrasi granular.

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 11


BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN

3.1. Elemen Penelitian


Jurnal 1 Jurnal 2
Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar Hubungan antar elemen pada jurnal ini,
elemen yang benar adanya karena diteliti penulis mampu menyajikan materi secara
dan diuji secara benar dan mengikuti berurutan dan sistematis sehingga mudah
standar-standar yang telah diakui secara dipahami. Jurnal ini menjelaskan materi
nasional sehingga karena memang benar dalam merancang Pendekatan Sanitasi
adanya yang dijelaskan dalam jurnal. untuk Pemulihan Kondisi Air Tanah.

3.2. Orisinalitas Temuan


Jurnal 1 Jurnal 2
Pada jurnal Distribusi Spasial Salinitas Air Pemulihan Kondisi Air Tanah ini untuk
Tanah Dangkal di DAS Ciujung dan memperoleh tingkat pemakaian air dan
Cidurian, Kabupaten Serang, Provinsi pengembangan pengelolaan air dapat
Banten ini, terlampir data-data yang akurat dilihan keasliannya dengan dipaparkannya
yang dibarengi dengan referensi buku materi dan referensi yang mendukung
sehingga keorisinalitas penelitian bisa dalam penelitian jurnal ini.
dikatakan baik dan mencukupi standar
untuk melakukan penelitian seperti pada
gambar dan tabel yang didukung dengan
sumber.

3.3. Kemutakhiran Penelitian


Jurnal 1 Jurnal 2
Pada jurnal Distribusi Spasial Salinitas Air Pada jurnal ini dijelaskan tentang cara atau
Tanah Dangkal di DAS Ciujung dan rancangan bagaimana Pemulihan Kondisi
Cidurian, Kabupaten Serang, Provinsi Air Tanah yang baik teori ini sangat
Banten ini, Hasil yang diperoleh dapat dibutuhkan pada zaman sekarang yang
menjadi bahan pertimbangan dalam menunjukkan pertumbuhan atau peningkatan
pengelolaan air tanah dangkal sebagai air penduduk semakin tinggi.
baku air minum di Kabupaten Serang.

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 12


Jurnal ini berguna pada zaman sekarang
yang menunjukan pertumbuhan dan
peningkatan penduduk yang semakin
tinggi.

3.4. Kohesi dan Koherensi Penelitian


Pada jurnal 1 dan jurnal 2 ini tidak ditemukan satupun kalimat yang menyimpang dari
pembahasan dan gagasan utama atau loncatan-loncatan materi yang membingungkan
pembaca, penulis mampu menghubungkan antar paragpraf dan penulis dapat
menyajikannya dengan baik dengan menggunakan kata-kata yang mudah sehingga dapat
dipahami dan menjadikan jurnal ini sangat bagus. Koherensi nya yaitu faktanya jurnal ini
juga memang benar adanya, karenateori memang di dapat langsung di lapangan dari hasil
penelitian sesuai denganstandar nasional.

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 13


BAB IV KELEMAHAN PENELITIAN

4.1. Elemen Penelitian


Jurnal 1 Jurnal 2
Pada jurnal ini, kelemahan hubungan antar Pada jurnal ini dari elemen kita bisa
elemen yang terdapat pada jurnal ini tidak menemukan kelemahannya sedikit saja,
dapat kami jumpai. dimana elemen-elemen di dalam jurnal
tersebut hanya sebagai contoh dalam
menghubungkan satu elemen dengan
elemen yang lain yang berkaitan.

4.2. Originalitas temuan


Jurnal 1 Jurnal 2
Pada jurnal ini, tidak terlampir data-data Pada jurnal tersebut terlampir data-data
hasil penelitian karena masih bergantung yang akurat sehingga keoriginalitas
pada teori-teori yang ada. Sehingga penelitian bisa dikatakan baik dan
pembaca kurang memahami atau kurang mencukupi standar untuk melakukan
yakin dengan teori yang dijelaskan karena penelitian.
tidak didukung dengan hasil penelitian
yang jelas.

4.3. Kemutakhiran masalah


Jurnal 1 Jurnal 2
Penjelasan dalam abstrak tidak di paparkan Pada jurnal ini, sebaiknya penulis juga
secara jelas ada point yang kurang memberikan permasalahan yang akan
berkaitan dengan isi dari jurnal cara dihadapi dimasa yang akan datang
penyampaiannya sedikit membingungkan sehingga dimasa yang akan datang akan
bagi pembaca yang awam dalam membaca diuji oleh peneliti lain sehingga penelitian
jurnal ini penulisan kurang jelas dan padat. dapat dikembangkan.

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 14


4.4. Kohesi dan koherensi isi penelitian
Pada jurnal 1 dan jurnal 2 bagian kohesi dan koherensi jurnal ini tidak dapat ditemukan
kelemahannya hal ini dikarenakan penulis sudah sangat bagus dalam memaparkan materi
dan tidak ada satupun pembahasan yang menyimpang maupun loncat-loncat sehingga para
pembaca tidak dibinggungkan.

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 15


BAB V IMPLIKASI

5.1. Teori
Implikasi dari penelitian ini berperan dalam mematangkan berbagai konsep/ teori yang
ada tentang pengembangan sumber daya air tanah dan dikarenakan ada penelitiannya
pembaca lebih mengerti dan teori semakin kuat keberadaannya.

5.2. Program Pembangunan di Indonesia


Program pembangunan di Indonesia dari beberapa penjelasan dalam jurnal tersebut
sangatlah jelas bagus dalam memberikan pengetahuan yang lebih lagi mengenai air tanah.
Pada jurnal ini merupakan suatu hal yang bagus dalam pembangunan di dalam maupun di
luar negeri khususnya Indonesia.

5.3. Analisis Mahasiswa


Jurnal “Distribusi Spasial Salinitas Air Tanah Dangkal di DAS Ciujung dan Cidurian,
Kabupaten Serang, Provinsi Banten” dan “Pendekatan Sanitasi untuk Pemulihan Kondisi
Air Tanah di Perkotaan Studi Kasus : Kota Cimahi, Jawa Barat” ini sangat bermanfaat
untuk mengetahui tentang air tanah. Sangat diharapkan juga setelah membaca jurnal ini kita
mampu memahami tentang air tanah lebih dalam serta pengaplikasian nya dalam kehidupan
sehari-hari.

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 16


BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Pada jurnal Distribusi Spasial Salinitas Air Tanah Dangkal di DAS Ciujung dan
Cidurian, Kabupaten Serang, Provinsi Banten dari hasil penelitian yang diperoleh yaitu
dapat diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan air tanah dangkal
sebagai air baku air minum di Kabupaten Serang.

Pada jurnal Pendekatan Sanitasi untuk Pemulihan Kondisi Air Tanah di Perkotaan Studi
Kasus : Kota Cimahi, Jawa Barat dari hasil penelitian yang diperoleh yaitu disimpulkan
Pengisian air tanah dari air olahan instalasi pengolahan air limbah skala lingkungan penting
untuk mempertimbangkan ketersediaan lahan, kemudahan pengelolaan dan kesehatan
masyarakat. Beberapa cara diantaranya dapat menerapkan beberapa tahap pengolahan
dengan sistem biofilm, lahan basah buatan sistem aliran di bawah permukaan kemudian
pengisian air tanah melalui filtrasi granular.

6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu agar makalah ini dapat menjadi refrensi atau rujukan
bagi mahasiswa lainnya. Dan hasil analisa atau review jurnal ini dapat menjadi penilaian
untuk menciptakan artikel yang lebih baik lagi agar memudahkan pembaca untuk
memahaminya. Saran dan kritik juga kami harapkan dari para pembaca guna mencapai
kesempurnaan dalam makalah critical joural review ini.

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 17


DAFTAR PUSTAKA

Prihartanto, dkk. 2017. Distribusi Spasial Salinitas Air Tanah Dangkal di DAS Ciujung dan
Cidurian, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18,
No 2, Juli 2017, 216-223.

Hastuti, Elis &Nuraeni, Reni. 2017. Pendekatan Sanitasi untuk Pemulihan Kondisi Air Tanah
di Perkotaan Studi Kasus : Kota Cimahi, Jawa Barat. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol.
18, No 1, Januari 2017, 70-79.

CRITICAL JOURNAL REVIEW PSDA | 18

Anda mungkin juga menyukai